menunjukkan bahwa jumlah individu kecambah tidak dipengaruhi oleh kedalaman tanah melainkan dipengaruhi oleh ketinggian tempat Tabel 8.
Tabel 8. Hasil Uji ANOVA RAL Faktorial untuk Jumlah Individu
yang Berkecambah
Source Type III Sum
of Squares df
Mean Square
F Sig.
Corrected Model 2330,592
23
a
101,330 2,065
0,008 Intercept
11194,008 1
11194,008 228,139 0,000
Faktor_A 1581,925
7 225,989
4,606 0,000
Faktor_B 230,867
2 115,433
2,353 0,101
Faktor_A Faktor_B 517,800
14 36,986
0,754 0,715
Error 4710,400
96 49,067
Total 18235,000
120 Corrected Total
7040,992 119
Keterangan: R Squared = ,331 Adjusted R Squared = 0,171 A = Ketinggian Tempat
B = Kedalaman Tanah
Tabel 8 menunjukkan signifikansi ketinggian tempat terhadap jumlah individu yang berkecambah menunjukkan angka 0,000 pada taraf 5 yang berarti
berbeda nyata Sig 0,05 , sedangkan pada kedalaman tanah angka signifikansi menunjukan 0,101 pada taraf 5 yang berarti tidak berbeda nyata
Sig 0,05. Hasil ini menunjukan jumlah individu kecambah sangat dipengaruhi oleh ketinggian tempat, karena semakin tinggi suatu tempat maka akan semakin
sedikit jumlah individu kecambah. Selain itu, Jumlah biji di dalam tanah sangat dipengaruh pada sumber biji yang ada di atasnya. Menurut Rochadi 2004
kerapatan biji yang tersimpan di dalam tanah dan sumber biji menurun dengan bertambahnya ketinggian, garis lintang dan semakin bertambahnya usia proses
suksesi dan menurunya intensistas gangguan dari lingkungan. Selain itu, Rendahnya kesamaan komposisi jenis pada cadangan biji dan vegetasi dapat
disebabkan oleh kondisi hutan sudah dalam keadaan terganggu dan dipengaruhi oleh penyebaran tumbuhan pendatang.
4.6 Indeks Keanekaragaman H’ dan Indeks Keseragaman E
Nilai Indeks Keanekaragaman tertinggi terdapat pada ketinggian 1700-1800 mdpl dengan nilai 2,475. Nilai Indeks Keseragaman tertinggi juga terdapat pada
ketinggian 1700-1800 mdpl dengan 0,813 Tabel 9.
Tabel 9. Nilai Indeks Keanekaragaman dan Keseragaman Kecambah yang Tumbuh pada Bak-bak penelitian pada Setiap ketinggian.
Ketinggian mdpl H’
E 1700 - 1800
2,475 0,813
1800 - 1900 1,569
0,612 1900 - 2000
0,979 0,471
2000 - 2100 0,800
0,411 2100 - 2200
0,555 0,400
2200 - 2300 1,052
0,541 2300 - 2400
0,872 0,542
2400 - 2450 0,446
0,406
Secara keseluruhan dapat dilihat bahwa nilai Indeks Keanekaragaman pada kecambah pada bak-bak penelitian untuk kedelapan ketinggian tergolong
rendah, kecuali pada ketinggian 1700-1800 mdpl, 1800-1900 mdpl dan 2200-2300 mdpl cenderung sedang. Menurut Fachrul 2007 jika nilai H’ 1 menunjukkan
bahwa keanekaragaman spesies pada suatu transek adalah sedikit atau rendah. jika H’ 1
≤ H’ ≤ 3 keanekaragaman adalah melimpah sedang dan jika nilai H’ 3 maka keanekaragaman spesies adalah melimpah tinggi. Selanjutnya Odum 1994
menyatakan bahwa semakin tinggi jumlah spesies maka semakin tinggi keanekaragamannya, sebaliknya apabila nilainya kecil maka komunitas tersebut
dindominasi oleh satu atau sedikit jenis.
Fachrul 2007 mengemukakan bahwa indeks keanekaragaman merupakan parameter vegetasi yang sangat berguna untuk
membandingkan berbagai komunitas tumbuhan, terutama untuk
mempelajari pengaruh gangguan faktor-faktor lingkungan atau abiotik terhadap komunitas atau
untuk mengetahui keadaan suksesi atau stabilitas komunitas. Pada umumnya dalam suatu komunitas terdapat berbagai jenis tumbuhan, maka makin tua atau
semakin stabil keadaan suatu komunitas, makin tinggi keanekaragaman jenis tumbuhannya.
Dari Tabel 9 menunjukan bahwa nilai Indeks Keseragaman biji juga terlihat pada ketinggian 1700-1800 mdpl juga memiliki nilai Indeks Keseragaman
yang paling tinggi sebesar 0,813. Menurut Krebs 1985 keseragaman rendah apabila E bernilai 0-0.5 dan keseragaman tinggi apabila E bernilai 0.5-1. Dapat
disimpulkan bahwa penyebaran biji pada ketinggian 1700-1800 mdpl relatif tinggi, sedangkan penyebaran biji terendah terdapat pada ketinggian 2400-2450
mdpl. Penyebaran biji sangat dipengaruhi oleh faktor alam melalui aliran air dan hewan pemakan biji.
4.7 Indeks Similaritas IS