Menurut Sutarno 1997 menyatakan bahwa keadaan benih terbagi menjadi 2 yaitu:
a. Ortodoks Ortodoks adalah benih yang pada masak panen fisiologi memiliki kandungan
kadar air yang relatif rendah. Biji kelompok ortodoks dicirikan oleh sifatnya yang bisa dikeringkan tanpa menglami kerusakan. Viabilitas biji ortodoks tidak
mengalami penurunan yang berarti dengan penurunan kadar air hingga di bawah 20, sehingga biji tipe ini bisa disimpan dalam kadar air yang rendah.
Benih ortodok tidak mati walaupun dikeringkan sampai kadar air yang relatif sangat rendah dengan cara pengeringan cepat dan juga tidak mati kalau benih
itu disimpan dalam keadaan suhu yang relatif rendah. b.
Rekalsitran adalah benih yang sangat peka terhadap pengeringan dan akan mengalami kemunduran pada kadar air dan suhu yang rendah. Pada saat masa
panen fisiologi memiliki kandungan air yang relatif tinggi. Biji tipe ini memiliki ciri-ciri antara lain hanya mampu hidup dalam kadar air tinggi 36-90
. Penurunan kadar air bada biji tipe ini akan berakibat penurunan viabilitas biji hingga kematian, sehingga biji tipe ini tidak bisa disimpan dalam kadar air
rendah. Benih yang bersifat rekalsitran, akan mati kalau kadar airnya diturunkan sebelum mencapai kering dan tidak tahan di tempat yang bersuhu
rendah. Rekalsitran
2.9 Kondisi Komunitas Tumbuhan
Komunitas tumbuhan hutan memiliki dinamika atau perubahan, baik yang disebabkan oleh adanya aktifitas alam maupun manusia. Aktifitas manusia yang
berkaitan dengan upaya memanfaatkan hutan sebagai salah satu faktor penyebab terjadinya perubahan kondisi komunitas tumbuhan yang ada di dalamnya.
Aktifitas manusia di dalam hutan dapat bersifat merusak, juga berifat memperbaiki kondisi komunitas tumbuhan hutan, yang bersifat merusak
komunitas tumbuhan misalnya penebangan pohon, pencurian hasil hutan,
peladangan liar, pengembalaan liar, pembakaran hutan dan perambahan dalam kawasan hutan. Indriyanto, 2009.
Kemampuan regenerasi alam yang ada dalam bentuk coppice, tunas-tunas akar dan biji-biji benih yang berada di tanah sangat mempengaruhi jalannya
suksesi. Bila potensi regenerasi yang ada habis atau rusak, maka permudaan alam menjadi sangat penting. Dalam hal ini jarak, struktur dan keanekaragaman jenis
dari hutan-hutan primer dan sekunder yang lebih tua yang letaknya berdekatan meminkan peranan yang sangat penting. Selain itu, fauna yang masih ada sebagai
media terpenting dalam penyebaran benih-benih dari jenis-jenis pohon klimaks juga memiliki peranan yang sangat penting. Jika biji benih tidak dapat disebarkan
melalui binatang-binatang, maka permudaan dari jenis-jenis klimaks yang memiliki biji-biji yang berat hanya dapat berlangsung disekitar pohon-pohon
induk Irwanto, 2006
Anakan spesies pohon yang tumbuh di hutan, dapat diduga berasal dari biji-bijian atau buah-buahan. Keberadaan anakan spesies pohon dalam hutan akan
mencerminkan kemampuan hutan untuk beregenerasi, sedangkan banyaknya spesies pohon akan mencerminakan potensi keanekaragaman hayati sekaligus
potensi plasma nutfah dalam kawasan hutan Indriyanto, 2005. Selanjutnya untuk mengetahui kondisi komunitas hutan harus dilakukan pemantauan vegetasi
dengan menggunakan salah satu dari beberapa metode pengambilan contoh untuk analisis komunitas tumbuhan. Kemudian, kondisi komunitas tumbuhan hutan
dapat dideskripsikan berdasarkan parameter yang diperlukan dan dianalisis untuk menginterpretasikan perubahan yang terjadi Indriyanto, 2009.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian