dalam bentuk gas belerang SO2 diserap melalui daun dari atmosfer. Bentuk kedua ini dalam jumlah yang sedikit berlebihan telah menjadi racun bagi tanaman.
Sumber S bagi tanaman berasal dari pelapukan mineral tanah, gas belerang atmosfer dan dekomposisi bahan organik Hanafiah, 2004.
Selanjutnya Zuhri 2011 ketiadaan sebagian besar jenis tumbuhan dalam bentuk cadangan biji kemungkinan disebabkan 1 kegagalan biji untuk tumbuh
menjadi tanaman baru pada saat uji perkecambahan; 2 merupakan jenis biji yang tidak bisa bertahan lama di dalam tanah; dan 3 merupakan jenis biji yang
pemencarannya melalui angin.
4.4 Kekayaan Jenis Kecambah yang Tumbuh Pada Setiap Kedalaman Tanah
Kekayaan jenis kecambah yang tumbuh berdasarkan kedalaman tanah terlihat berbeda. Untuk jumlah kecambah tertinggi terdapat pada kedalaman 0-5
cm dengan jumlah 445 jenis, kemudian kedalaman 5-10 cm dengan jumlah 402 jenis dan jumlah terendah terdapat pada kedalaman tanah 10-15 cm dengan
jumlah 313 jenis Tabel 6. Pada permukaan tanah, jumlah biji akan lebih banyak dibandingkan dengan lapisan tanah di bawahnya dan jumlah biji akan menurun
seiring dengan naiknya kedalaman tanah.
Banyaknya jumlah bank biji di dalam hutan juga tidak terlepas dengan keadaan yang tersusun dari biji-biji dorman dan tidak mampu memecahkan
dormansinya pada kondisi lingkungan mikro di bawah kanopi. Menurut Rochadi 2004 keberadaan semai di lantai hutan bergantung pada ketersediaan biji, baik
yang disimpan di dalam tanah sebagai bank biji maupun yang baru dipancarkan sebagai seed rain yang segera berkecambah. Namun, dari beberapa penelitian
memperlihatkan bahwa kesamaan antara jenis-jenis yang ada di bank biji dan yang hadir sebagai semai di hutan hujan sangatlah rendah hanya sebesar 21 .
Tabel 6. Kekayaan Jenis Kecambah yang Tumbuh
Jenis I
II III
IV V
VI VII
VIII
Jumlah
5 10
15 5
10 15
5 10
15 5
10 15
5 10
15 5
10 15
5 10
15 5
10 15
Asystasia intrusa 4
3 9
11 2
3 11
4 4
4 5
6 4
8 5
7 4
6 1
6 3
3 2
115
Strobilanthes paniculata 11
6 1
18
Amaranthus sp 7
2 25
2 1
37
Scheflera sp 1
2 3
Scindapsus sp 1
1
Aralia sp 1
3 1
5
Ageratum sp 17
1 3
1 4
26
Mikania micrantha 3
2 3
2 2
2 1
1 5
1 1
3 1
13 8
16
64
Wedelia sp 3
3
Cassia sp 1
1
Cyperus sp 2
2 2
5 2
5 11
1 1
31
Homalanthus sp 2
2
Macaranga tanaria 3
3 1
1 8
Vaccinium ovatum 1
1
2
Vaccinium sp 1
3 2
1 2
5 9
5 2
4 1
1 1
37
Perottetia alpestris 4
4
Melastoma malabathricum 2
6 7
22 22
19 37
47 46
60 54
34 64
60 28
72 32
29 16
9 12
9 37
11 735
Mediniela sp 1
1 1
3
Cocculus hirsutus 1
1 1
3
Peperomia sp 2
2
Axonophus sp 6
6
Boehmeria sp 3
3
Urtica Urens 1
1
Clerodendrum sp 4
1
5
Stachytarpheta mutabilis 1
1
Vitex coriacea 16
16 6
3 1
1 1
44 Jumlah
75 48
58 36
43 36
52 68
59 79
65 40
73 70
36 94
58 50
24 10
20 12
40 14
1160
Keterangan: I
= 1700-1800 mdpl IV = 2000-2100 mdpl
VII = 2300-2400 mdpl
5 = 0-5 cm
II = 1800-1900 mdpl V
= 2100-2200 mdpl VIII
= 2400-2450 mdpl 10
= 5-10 cm III
= 1900-2000 mdpl VI = 2200-2300 mdpl
15 = 10-15 cm
Melastoma malabathricum juga mendominasi pada setiap kedalaman tanah 0-5 cm, 5-10 cm dan 10-15 cm. Melastoma malabathricum tersebar merata
pada setiap kedalaman tanah, ini disebabkan karena Melastoma malabathricum dapat mudah tumbuh di berbagai tipe habitat. Hal ini didukung oleh penelitian
yang dilakukan Brearly 2004 yang menemukan jenis dari Melastoma malabathricum menempati jumlah terbanyak kecambah yang tumbuh pada hutan
sekunder di kalimantan dengan jumlah 194 jenis dari total jenis sebesar 573 jenis. Menurut Indriyanto 2009 suatu jenis dapat tumbuh baik dan memiliki
penyebaran yang luas apabila telah mengalami penyesuaian dengan lingkungan.
Sifat dari Melastoma malabathricum adalah dapat tumbuh dan mendominasi pada setiap kedalaman tanah dan menyebar secara merata pada
setiap ketinggian. Melastoma merupakan tumbuhan perdu yang tegak dengan tinggi antara 0,5 m sampai 4 m. Daun melastoma merupakan daun tunggal,
bertangkai, letak berhadapan dan jarang berkarang, bentuk daun lancet, ujung runcing, pangkal membulat, tepi rata dan permukaan bersisik. Bunga melastoma
merupakan bunga majemuk berupa malai rata dengan jumlah 5-12 kuntum bunga, kelopak bunga kaliks dengan 5 sepal, mahkota korola dengan 5 petal tersusun
secara menyirap imbricate. Hipantium tertutup dan agak muncul. Bentuk mahkota membulat dengan warna ungu cerah. Benang sari lurus dan panjangnya
tidak sama. Bakal buah terdiri atas 5 ruang yang dihubungkan oleh tabung kelopak, buah buni berbentuk periuk. Biji berukuran sangat kecil dan keras
berwarna coklat muda. Berkembang biak dengan biji. Dapat tumbuh hingga ketinggian 2400 mdpl di tempat agak terbuka Nasution, 1986.
Dari Tabel 6 di atas jenis Melastoma malabathricum ditemukan pada setiap kedalaman tanah dan ketinggian tempat. Hal ini sesuai dengan Lampiran 4
yang menunjukkan jenis Melastoma malabathricum hadir di setiap ketinggian untuk vegetasi di atasnya. Faktor inilah yang menyebabkan Melastoma
malabathricum memiliki jumlah yang banyak di lokasi penelitian. Selain itu, Melastoma malabathricum adalah tumbuhan herba yang sangat menyukai tempat
terbuka dan banyak cahaya. Berdasarkan hasil penelitian Maycock Robert 2000 Melastoma malabathricum adalah salah satu jenis herba yang tumbuh
subur pada daerah yang banyak cahaya. Selain itu, jenis ini tumbuh subur pada daerah punggungan gunung dari pada daerah lembah yang mimiliki kelembaban
yang tinggi. 4.5 Pengaruh Kedalaman Tanah dan Ketinggian Terhadap Ketersedian
Kecambah
Hasil pengamatan pada bak-bak penelitian di rumah kasa selama 4 bulan, diperoleh jumlah biji yang berkecambah cenderung menurun seiring dengan
meningkatnya kedalaman tanah. Jumlah biji pada masing-masing ketinggian cenderung menurun meskipun pada ketinggian 2200-2300 mdpl terjadi
peningkatan yang tidak terlalu besar Tabel 7.
Tabel 7. Jumlah Biji yang Berkecambah pada Bak Penelitian Ketinggian mdpl
Biji yang Berkecambah Jumlah
0 - 5 cm 5 - 10 cm
10 - 15 cm
1700 - 1800 75
48 58
181
1800 - 1900 36
43 36
115
1900 - 2000 52
68 59
179
2000 - 2100 79
65 40
184
2100 - 2200 73
70 36
179
2200 - 2300 94
58 50
202
2300 - 2400 24
10 20
54
2400 - 2450 12
40 14
66 Jumlah
445 402
313 1160
Pada Tabel 7 dapat dilihat bahwa untuk jumlah biji yang berkecambah pada setiap kedalaman tanah terbanyak pada kedalaman 0-5 cm dengan jumlah
445 biji, sedangkan untuk jumlah biji paling sedikit pada kedalaman tanah 10-15 cm dengan jumlah 313 biji. Faktor yang mempengaruhi jumlah biji yang
berkecambah dalam tanah adalah curah hujan yang dapat menimbun biji dalam tanah yang mengakibatkan jumlah biji berada pada setiap ketinggian. Menurut
Moles et al., 2003 curah hujan memiliki pengaruh besar terhadap biji yang berkecambah dalam tanah. Curah hujan akan meningkatkan perkecambahan di
atas permukaan tanah, sementara biji yang terkubur jauh di dalam tanah akan mengalami pembusukan karena terlalu lama tertimbun di dalam tanah. Menurut
Zuhri 2011 kepadatan biji yang terkubur di dalam tanah akan menurun seiring dengan meningkatnya ketinggian, garis lintang dan umur suksesi. Perbedaan
jumlah biji pada setiap ketinggian dipengaruhi oleh kemampuan biji untuk dapat tumbuh pada lingkungannya serta vegetasi yang ada di atasnya.
Menurut Li et al., 2011 penurunan jumlah biji akan menurun seiring dengan naiknya kedalaman tanah dan ketinggian tempat. Hal ini disebabkan
karena perbedaan suhu udara, kelembaban tanah dan faktor kesuburan tanah serta mikroorganisme yang ada di dalam tanah. Selanjutnya, dari hasil penelitian yang
dilakukan Li et al., 2011 menunjukkan bahwa pada kedalaman tanah 0-5 cm terdapat 4187 biji yang berkecambah dan menurun pada kedalaman 5-10 cm
sebanyak 654 biji. Untuk setiap ketinggian, pada ketinggian 2700-2850 mdpl jumlah biji sebesar 66 biji dan cenderung menurun pada ketinggian 2870-3005
mdpl dengan 26 biji. Menurut Maycock Robert 2000 faktor yang mempengaruhi jumlah biji pada setiap kedalaman tanah dan ketinggian tempat
adalah jumlah sinar matahari yang menembus permukaan tanah. Kebutuhan biji akan cahaya matahari sangat sensitif. Jumlah sinar matahari yang dibutuhkan biji
untuk berkecambah adalah sekitar 20, karena jika kelebihan sinar matahari maka biji akan mengalami kehilangan viabilitas. Untuk biji yang terkubur jauh di
dalam tanah maka biji juga akan mati dikarenakan kurangnya intensitas cahaya matahari yang diterima.
Jumlah biji yang berkecambah pada setiap ketinggian cenderung menurun, meskipun pada ketinggian 2200-2300 mdpl mengalamai peningkatan. Dapat
dilihat pada tabel di atas jumlah biji tertinggi terdapat pada ketinggian 2200-2300 mdpl dengan jumlah 202 biji dan jumlah biji terendah terdapat pada ketinggian
2300-2400 mdpl dengan jumlah 54 biji. Kepadatan biji akan cenderung menurun seiring dengan meningkatnya kedalaman tanah. Semakin tinggi suatu tempat
maka akan terjadi penurunan suhu yang mengakibatkan biji menjadi dorman dan terjadinya penurunan vegetasi. Pada hasil uji ANOVA RAL Faktorial
menunjukkan bahwa jumlah individu kecambah tidak dipengaruhi oleh kedalaman tanah melainkan dipengaruhi oleh ketinggian tempat Tabel 8.
Tabel 8. Hasil Uji ANOVA RAL Faktorial untuk Jumlah Individu
yang Berkecambah
Source Type III Sum
of Squares df
Mean Square
F Sig.
Corrected Model 2330,592
23
a
101,330 2,065
0,008 Intercept
11194,008 1
11194,008 228,139 0,000
Faktor_A 1581,925
7 225,989
4,606 0,000
Faktor_B 230,867
2 115,433
2,353 0,101
Faktor_A Faktor_B 517,800
14 36,986
0,754 0,715
Error 4710,400
96 49,067
Total 18235,000
120 Corrected Total
7040,992 119
Keterangan: R Squared = ,331 Adjusted R Squared = 0,171 A = Ketinggian Tempat
B = Kedalaman Tanah
Tabel 8 menunjukkan signifikansi ketinggian tempat terhadap jumlah individu yang berkecambah menunjukkan angka 0,000 pada taraf 5 yang berarti
berbeda nyata Sig 0,05 , sedangkan pada kedalaman tanah angka signifikansi menunjukan 0,101 pada taraf 5 yang berarti tidak berbeda nyata
Sig 0,05. Hasil ini menunjukan jumlah individu kecambah sangat dipengaruhi oleh ketinggian tempat, karena semakin tinggi suatu tempat maka akan semakin
sedikit jumlah individu kecambah. Selain itu, Jumlah biji di dalam tanah sangat dipengaruh pada sumber biji yang ada di atasnya. Menurut Rochadi 2004
kerapatan biji yang tersimpan di dalam tanah dan sumber biji menurun dengan bertambahnya ketinggian, garis lintang dan semakin bertambahnya usia proses
suksesi dan menurunya intensistas gangguan dari lingkungan. Selain itu, Rendahnya kesamaan komposisi jenis pada cadangan biji dan vegetasi dapat
disebabkan oleh kondisi hutan sudah dalam keadaan terganggu dan dipengaruhi oleh penyebaran tumbuhan pendatang.
4.6 Indeks Keanekaragaman H’ dan Indeks Keseragaman E