Waktu dan Tempat Penelitian Deskripsi Area Analisis Data Jumlah jenis, diamati dengan menghitung jumlah jenis kecambah yang tumbuh Jumlah individu, dari setiap jenis diamati dengan menghitung jumlah individu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Secara keseluruhan penelitian dilakukan selama 5 bulan yaitu dari bulan Desember 2012 sampai dengan bulan Mei 2013, di kawasan hutan Gunung Sinabung jalur pendakian Sigarang-garang dan rumah kasa di Depaertemen Biologi FMIPA Universitas Sumatera Utara.

3.2 Deskripsi Area

Hutan Gunung Sinabung secara administratif termasuk Desa Lau Kawar, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo dengan luas areal 13.844 ha. Dari Berastagi berjarak lebih kurang 27 km atau berjarak 86 km dari kota Medan. Secara geografis, hutan Gunung Sinabung jalur Sigarang-garang terletak pada N 03 10’49,3” dan E 098 24’11,1”. Curah hujan di Kabupaten Karo tertinggi pada bulan Nopember sebesar 265 mm dan terendah pada bulan Pebruari sebesar 63 mm, sedangkan jumlah hari hujan tertinggi pada bulan Nopember sebanyak 22 hari dan terendah pada bulan Juni sebanyak 6 hari dengan suhu udara rata-rata berkisar antara 15,8 ºC sampai dengan 23,9 ºC dengan kelembaban udara rata-rata setinggi 87,38 Statistik Daerah Kabupaten Karo, 2012. 3.3 Metode Penelitian 3.3.1 Di Lapangan Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive sampling dengan memperhatikan faktor topografi dan kemiringan. Tempat pengambilan sampel tanah menggunakan metode jalur Kusmana, 1995. Pada jalur pengamatan diambil cuplikan sampel tanah sesuai dengan kondisi dan ketinggian lokasi penelitian yang dibagi menjadi 8 titik berdasarkan ketinggian yaitu : A 1700- 1800 mdpl, B 1800-1900 mdpl, C 1900-2000 mdpl, D 2000-2100 mdpl, E 2100-2200 mdpl, F 2200-2300 mdpl, G 2300-2400 mdpl, dan H 2400-2460 mdpl. Menurut Gerold 2008 dengan meningkatnya ketinggian tempat dan penurunan tekanan udara maka akan mempengaruhi jumlah pohon. Kemudian masing-masing ketinggian diambil sampel tanah secara random sebanyak 5 kali ulangan dengan menggunakan kotak besi berukuran 25 x 25 cm sedalam: i 0-5 cm, ii 5-10 cm, iii 10-15 cm. Pada umumnya kepadatan biji tertinggi terdapat pada permukaan tanah dan akan menurun seiring dengan meningkatnya kedalaman tanah Espinar et al., 2005; Forella et al., 2000. Tanah kemudian dimasukkan kedalam kantong plastik dengan menggunakan cangkul kemudian diberi label sesuai kondisi hutan dan ketinggian lokasi tempat sampel tanah diambil. Bersamaan dengan itu dilakukan pengukuran faktor fisik yang meliputi ketinggian tempat dengan altimeter, suhu udara dengan termometer udara, suhu tanah dengan soil termometer, kelembaban udara dengan higrometer, pH tanah dengan soil pH meter dan intensitas cahaya dengan lux meter. Untuk pengukuran faktor kimia tanah yang diamati adalah kandungan hara berupa N Nitrogen, P Posfor, K Kalium, C Organik, Mg Magnesium, Al Almunium dan S Sulfur. Tekstur tanah yang diamati dihomogenkan kemudian diambil cuplikan tanah sebanyak 1 kg untuk dianalisis di laboratorium Riset Fakultas Pertanian USU.

3.3.2 Di Dalam Rumah Kasa dan Laboratorium

Untuk analisis bank biji, teknik pengambilan data dilakukan dengan dua cara, yaitu: a. Cara langsung, yaitu dengan mengidentifikasi dan menghitung langsung biji yang ada dalam sampel tanah, untuk biji-biji berukuran besar yang mudah diidentifikasi dan sudah dikenal jenisnya. b. Cara tidak langsung, yaitu untuk biji yang berukuran mikroskopis, karena tidak semua biji berukuran makroskopis maka dilakukan analisis seed bank secara tak langsung dengan prosedur sebagai berikut: Sampel tanah dari hutan gunung Sinabung ditempatkan dalam bak-bak plastik berukuran 30 x 25 cm setebal 7 cm dan diberi label sesuai Tabel 1, sampel tanah kemudian disimpan di dalam rumah kasa untuk selanjutnya dilakukan uji perkecambahan Forella et al., 2000. Selama empat bulan biji dibiarkan berkecambah. Biji yang berkecambah kemudian dicabut setiap dua minggu dan diidentifikasi nama jenis, jumlah jenis, jumlah individu serta golongan tumbuhan apakah sebagai pohon atau herba sampai semua biji yang berkecambah berhasil diidentifikasi Zuhri, 2011. Tanah dibalik untuk memberikan peluang tumbuhnya biji yang mungkin terpendam. Kecambah kemudian diidentifikasi di herbarium Meda Universitas Sumatera Utara. Kemudian di analisis dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap RAL Faktorial dengan bantuan SPSS Versi 20. Tabel 1. Pemberian Label Kotak Berdasarkan Kelompok Perlakuan Perlakuan Ulangan Nomor Kotak Ketinggian mdpl Kedalaman Tanah A 1700-1800 0 – 5 cm 1 A15 2 A25 3 A35 4 A45 5 A55 5 – 10 cm 1 A110 2 A210 3 A310 4 A410 5 A510 10 – 15 cm 1 A115 2 A215 3 A315 4 A415 5 A515 B 1800-1900 0 – 5 cm 1 B15 2 B25 3 B35 4 B45 5 B55 5 – 10 cm 1 B110 2 B210 3 B310 4 B410 5 B510 10 – 15 cm 1 B115 2 B215 3 B315 4 B415 5 B515 C 1900-2000 0 – 5 cm 1 C15 2 C25 3 C35 4 C45 5 C55 5 – 10 cm 1 C110 2 C210 3 C310 4 C410 5 C510 10 – 15 cm 1 C115 2 C215 3 C315 4 C415 5 C515 D 2000-2100 0 – 5 cm 1 D15 2 D25 3 D35 4 D45 5 D55 5 – 10 cm 1 D110 2 D210 3 D310 4 D410 5 D510 10 – 15 cm 1 D115 2 D215 3 D315 4 D415 5 D515 E 2100-2200 0 – 5 cm 1 E15 2 E25 3 E35 4 E45 5 E55 5 – 10 cm 1 E110 2 E210 3 E310 4 E410 5 E510 10 – 15 cm 1 E115 2 E215 3 E315 4 E415 5 E515 F 2200-2300 0 – 5 cm 1 F15 2 F25 3 F35 4 F45 5 F595 5 – 10 cm 1 F110 2 F210 3 F310 4 F410 5 F510 10 – 15 cm 1 F115 2 F215 3 F315 4 F415 5 F515 G 2300-2400 0 – 5 cm 1 G15 2 G25 3 G35 4 G45 5 G510 5 – 10 cm 1 G110 2 G210 3 G310 4 G410 5 G510 10 – 15 cm 1 G115 2 G215 3 G315 4 G415 5 G515 H 2400-2450 0 – 5 cm 1 H15 2 H25 3 H35 4 H45 5 H55 5 – 10 cm 1 H110 2 H210 3 H310 4 H410 5 H510 10 – 15 cm 1 H115 2 H215 3 H315 4 H415 5 H515

3.3 Analisis Data

Jenis dan jumlah biji viabel yang terdapat dalam seed bank tanah diestimasi melalui identifikasi kecambah yang muncul pada bak-bak pengamatan di rumah kasa. Jumlah biji yang tumbuh selanjutnya diasumsikan mewakili jumlah biji viabel yang ada dalam tanah Utomo, 2006a. Biji dan kecambah yang telah teridentifikasi selanjutnya dianalisis untuk menentukan:

a. Jumlah jenis, diamati dengan menghitung jumlah jenis kecambah yang tumbuh

pada bak-bak penelitian, selama 3 bulan.

b. Jumlah individu, dari setiap jenis diamati dengan menghitung jumlah individu

yang tumbuh pada bak-bak penelitian selama 3 bulan. c. Golongan tumbuhan, sebagai tumbuhan bawah atau pohon. d. Kerapatan, jumlah rata-rata biji yang tumbuh pada bak pengamatan. Jumlah individu suatu jenis Kerapatan Mutlak KM = Luas plot contoh plot pengamatan Kerapatan mutlak suatu jenis Kerapatan Relatif KR = x 100 Jumlah total kerapatan seluruh jenis

e. Frekuensi