Frekuensi Indeks Nilai Penting Indeks Keanekaragaman Shannon-Wiener H’ Indeks Keseragaman Indeks Similaritas Jumlah Jenis dan Individu

Biji dan kecambah yang telah teridentifikasi selanjutnya dianalisis untuk menentukan:

a. Jumlah jenis, diamati dengan menghitung jumlah jenis kecambah yang tumbuh

pada bak-bak penelitian, selama 3 bulan.

b. Jumlah individu, dari setiap jenis diamati dengan menghitung jumlah individu

yang tumbuh pada bak-bak penelitian selama 3 bulan. c. Golongan tumbuhan, sebagai tumbuhan bawah atau pohon. d. Kerapatan, jumlah rata-rata biji yang tumbuh pada bak pengamatan. Jumlah individu suatu jenis Kerapatan Mutlak KM = Luas plot contoh plot pengamatan Kerapatan mutlak suatu jenis Kerapatan Relatif KR = x 100 Jumlah total kerapatan seluruh jenis

e. Frekuensi

Jumlah plot yang ditempati suatu jenis Frekuensi Mutlak FM = Jumlah seluruh plot pengamatan Frekuensi suatu jenis Frekuensi Relatif KR = x 100 Frekuensi total seluruh jenis

f. Indeks Nilai Penting

INP = KR + FR Kusmana, 1996

g. Indeks Keanekaragaman Shannon-Wiener H’

s H’ = - ∑ pi ln pi I=1 Dengan : H’ = Indeks keanekaragaman Shannon-Wiener Pi = niN perbandingan jumlah individu suatu jenis dengan seluruh jenis Ln = Logaritma natural Suin, 2002 Menurut Mason 1980 jika nilai indeks keanekaragaman, H’ 1 : keanekaragaman jenis rendah 1H’3 : kenakeragaman jenis sedang H’3 : Keanekaragaman jenis tinggi.

h. Indeks Keseragaman

H’ E = H max Keterangan : E = Indeks keseragaman ; H’= indeks keragaman H maks = Indeks keragaman maksimum, sebesar Ln S H’ = Indeks keanekaragaman Shannon-Wiener HI S = Jumlah Genus jenis Suin, 2002.

i. Indeks Similaritas

2C IS= X 100 A + B Keterangan: IS = Indeks Similaritas A = Jumlah jenis yang terdapat pada lokasi A B = Jumlah jenis yang terdapat pada lokasi B C = Jumlah jenis yang terdapat pada kedua lokasi yang dibandingkan Ceska, 1966 Menurut Suin 2002 pengelompokan nilai indeks similaritas adalah sebagai berikut: Kesamaan ≤ 25 : Sangat tidak mirip Kesamaan 25–50 : Tidak mirip Kesamaan 50-75 : Mirip Kesamaan ≥ 75 : Sangat mirip BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Jumlah Jenis dan Individu

Dari hasil penelitian di rumah kasa selama 4 bulan didapatkan jenis biji yang tumbuh pada bak-bak penelitian seperti Tabel 2 di bawah ini : Tabel 2. Jumlah dan Jenis Biji yang Berkecambah pada Bak Pengamatan NO Famili Jenis Golongan Jumlah PH TB 1 Achantaceae Asystasia intrusa √ 115 Strobilanthes paniculata √ 18 2 Amaranthaceae Amaranthus sp √ 37 3 Araceae Scheflera sp √ 3 Scindapsus sp √ 1 4 Araliaceae Aralia sp √ 5 5 Asteraceae Ageratum sp √ 26 Mikania micrantha √ 64 Wedelia sp √ 3 6 Caesalpiniaceae Cassia sp √ 1 7 Cyperaceae Cyperus sp √ 31 8 Euphorbiaceae Homalanthus sp √ 2 Macaranga tanaria √ 8 9 Ericaceae Vaccinium ovatum √ 2 Vaccinium sp √ 37 10 Celastraceae Perottetia alpestris √ 4 11 Melastomaceae Melastoma malabathricum √ 735 12 Melastomataceae Mediniela sp √ 3 13 Menispermaceae Cocculus hirsutus √ 3 14 Piperaceae Peperomia sp √ 2 15 Poaceae Axonophus sp √ 6 16 Urticaceae Boehmeria sp √ 3 Urtica Urens √ 1 17 Verbenaceae Clerodendrum sp √ 5 Stachytarpheta mutabilis √ 1 Vitex coriacea √ 44 JUMLAH 10 16 1160 Ket: PH= Pohon, TB= Tumbuhan Bawah, = Ditemukan untuk vegetasi di atasnya Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa jenis tumbuhan bawah sangat mendominasi. Dari 26 jenis terdapat 16 jenis tumbuhan bawah dan 10 jenis pohon dengan jumlah invidu secara keseluruhan adalah 1160 individu. Keanekaragaman tumbuhan bawah sangat dipengaruhi oleh sinar matahari yang masuk ke lantai hutan. Hutan dengan tutupan tajuk yang tidak rapat biasanya memberikan peluang masuknya sinar matahari lebih banyak yang memungkinkan tumbuhan bawah untuk dapat menerima sinar matahari. Hutan Gunung Sinabung jalur Sigarang- Garang merupakan hutan dengan tutupan tajuk yang tidak rapat atau jarang, hal ini terjadi akibat letusan gunung Sinabung yang terjadi pada tahun 2010 mengakibatkan rusaknya sebagian besar pohon akibat erupsi abu vulkanik yang menjadikan sinar matahari lebih banyak masuk ke lantai hutan. Hasil pengamatan pada penelitian di rumah kasa menunjukkan untuk jumlah kecambah tertinggi terdapat pada jenis Melastoma malabathricum yang masuk kedalam golongan tumbuhan bawah dengan jumlah 735 jenis dan untuk jumlah kecambah terendah terdapat pada jenis Scindapsus sp, Urtica Urens dan Stachytarpheta mutabilis masuk kedalam golongan tumbuhan bawah, serta Cassia sp yang masuk kedalam golongan pohon dengan jumlah masing-masing 1 jenis. Melastoma malabathricum memiliki sifat khusus karena banyak tumbuh di tempat-tempat yang terbuka yang memiliki struktur tanah lebih keras dan sedikit ternaungi oleh tumbuhan di atasnya. Ini berbanding terbalik untuk jenis Scindapsus sp, urtica urens dan Stachytarpheta mutabilis merupakan tanaman yang dapat tumbuh baik di bawah naungan. Menurut Polunin 1994 di bagian- bagian hutan dengan lapisan pohon yang tidak begitu lebat, sehingga cukup cahaya matahari yang dapat menembus ke dasar hutan. Oleh karena itu di hutan tropik basah umumnya vegetasi tanah yang tumbuh subur terutama ditemukan di hutan terbuka dan dekat aliran-aliran air . Menurut Hutasuhut 2011 jika penetrasi cahaya tidak cukup maka tumbuhan bawah tidak dapat berkembang dengan baik, sehingga tumbuhan ini lebih subur di tempat hutan terbuka atau di tempat lain yang tanahnya lebih banyak mendapat cahaya. Hal ini juga sesuai dengan hasil penelitian Sawaliyah 2011 yang menunjukan bahwa tumbuhan bawah lebih mendominasi dengan 11 jenis dan pohon dengan 9 jenis. Selain itu menurut Utomo, 2006b tumbuhan bawah juga mempunyai karakter khusus yang menyebabkan mampu mendominasi tempat tumbuhnya seperti pertumbuhannya yang cepat, cepat mengalamai fase dewasa sehingga cepat menghasilkan biji, memiliki biji yang lebih ringan sehingga mudah terbawa angin dan air serta mampu menggunakan penyerbukan lokal sehingga dapat memproduksi biji lebih cepat. Dari Tabel 2 menunjukkan dari 26 jenis biji yang berkecambah di rumah kasa hanya biji dari jenis Aralia sp dan Melastoma malabathricum yang kehadirannya juga ditemukan dalam bentuk vegetasi yang tumbuh di atasnya dalam lokasi penelitian dengan jumlah 61 jenis Lampiran 4. Salah satu faktor yang menghambat perkembangan biji menjadi suatu vegetasi di atasnya adalah predator atau pemangsa biji-bijian. Seperti dikatakan Viera Aldicir 2006 di dalam hutan tropis banyak biji yang dimangsa oleh predator seperti tikus setelah biji tersebut tersebar di dalam hutan. Pada umumnya biji yang dimangsa adalah biji yang berukuran 0,2 – 4 gram karena biji tersebut berukuran cukup besar untuk dapat dilihat oleh pemangsa dari pada biji yang berukuran kecil seperti jenis Aralia sp dan Melastoma malabathricum yang memiliki ukuran biji 0,2 gram. Menurut Elliot et al., 2006 jenis tumbuhan dengan biji yang berukuran kecil seperti Melastoma malabathricum, Eurya acuminata, Aralia sp, Debregeasia longifolia dan Saurauia roxburghii memiliki jumlah lebih banyak tersebar karena memiliki tingkat pemangsaan yang rendah. Tingginya jenis herba atau tumbuhan bawah juga mempengaruhi regenerasi jenis pohon di sekitarnya. Hal ini yang menyebabkan jumlah herba pada lokasi penelitian lebih mendominasi dari pada jenis pohon Tabel 2. Menurut Elliot et al., 2006 herba yang sangat membutuhkan cahaya dapat secara cepat mengeksploitasi tanah dan membentuk kanopi yang rapat dan menyerap hampir semua cahaya yang tersedia untuk fotosintesis. Diantara jenis herba, anakan pohon yang kecil akan mengalami kekurangan cahaya, kelembaban dan nutrisi. Akibatnya, anakan pohon tidak dapat menjadi pohon dewasa dan akan mati karena mereka tidak dapat energi dan karbon untuk memproduksi bahan kayu serta lignin untuk mendukung ukuran mereka agar menjadi pohon dewasa.

4.2 Kekayaan Jenis Kecambah yang Tumbuh Pada Setiap Ketinggian