HASIL PENELITIAN Pengaruh Tindakan Irigasi Dengan Kitosan Blangkas (Tachypleus Gigas), Sodium Hipoklorit Dan Edta Terhadap Penyingkiran Smear Layer (Penelitian In Vitro)

Gambar 23. Hasil SEM dengan pembesaran 1000x dan skor yang diberikan oleh pengamat. Kelompok larutan kitosan 0,1

BAB 5 HASIL PENELITIAN

Pada penelitian ini ada 30 sampel gigi yang diberi perlakuan yang dibagi menjadi 6 kelompok. Kelompok pertama adalah sampel gigi yang diirigasi dengan larutan kitosan 0,1, kelompok kedua adalah sampel gigi yang diirigasi dengan larutan kitosan 0,2, kelompok ketiga adalah sampel yang diisi dengan larutan NaOCl 2,5 disetiap pergantian file dan larutan kitosan 0,1 sebagai final rinse, kelompok keempat adalah sampel yang diirigasi dengan larutan NaOCl 2,5 disetiap pergantian file dan larutan kitosan 0,2 sebagai final rinse, kelompok kelima adalah sampel yang diirigasi dengan larutan EDTA 17 disetiap pergantian file dan NaOCl 2,5 sebagai final rinse, dan kelompok keenam adalah sampel yang diirigasi dengan larutan saline. Masing-masing kelompok tersebut akan dilihat pada scanning electron microscope SEM, sesuai dengan pembesar yang disarankan yaitu 1000x. 1 2 2 1 1 1 2 2 1 Universitas Sumatera Utara Gambar 25. Hasil SEM dengan pembesaran 1000x serta skor yang diberikan oleh pengamat. Kelompok larutan NaOCl 2,5 + kitosan 0,1 Gambar 24. Hasil SEM dengan pembesaran 1000x serta skor yang diberikan oleh pengamat. Kelompok larutan kitosan 0,2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 3 1 1 3 2 2 Universitas Sumatera Utara Gambar 27. Hasil SEM dengan pembesaran 1000x serta skor yang diberikan oleh pengamat. Kelompok larutan EDTA 17 + NaOCl 2,5 Gambar 26. Hasil SEM dengan pembesaran 1000x serta skor yang diberikan oleh pengamat. Kelompok larutan NaOCl 2,5 + kitosan 0,2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 Universitas Sumatera Utara Gambar 28. Hasil SEM dengan pembesaran 1000x serta skor yang diberikan oleh pengamat. Kelompok larutan salin 3 3 3 3 3 3 3 3 3 Hasil dari SEM akan diberikan skor oleh dua pengamat, yaitu pengamat A dan pengamat B. Lalu hasil dari pengamatannya akan diuji perbedaan dari pengamatan keduanya. Dengan menggunakan kappa test, maka dapat diketahui jika terdapat perbedaan yang bermakna. Hasil dari kappa test ditunjukkan pada tabel 1. Tabel 1. Hasil kappa test melihat perbedaan pendapat antara Pengamat A dengan Pengamat B Value Asymp. Std. Error a Approx. T b Approx. Sig. Measure of Agreement Kappa 1.000 .000 20.805 .000 N of Valid Cases 270 Nilai kappa = 1 yang menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan pengamatan diantara pengamat A dan B, sehingga dapat mengambil hasil skor dari pengamat A atau B. Universitas Sumatera Utara Pada hasil dari kappa-test, skor yang akan diambil berasal dari pengamat 1. Hasil skor tersebut akan diambil mediannya, dan diperlihatkan pada grafik dibawah. Grafik 1. Hasil skor dari setiap sampel yang diambil mediannya Dari hasil scoring oleh pengamat A, maka diuji menggunakan uji Kruskal- Wallis Test dan diperoleh hasil sesuai tabel 2. Tabel 2. Hasil uji Kurskal- Wallis α=0,05 Kebersihan Permukaan Saluran akar Chi-Square 12,993 Df 5 Asymp. Sig. .023 Keterangan : = signifikan bila P 0,05 Dari hasil tabel 2, diketahui bahwa terdapat perbedaan kemampuan larutan irigasi dalam mengangkat smear layer P = 0,023. Hal ini menunjukkan bahwa adanya perbedaan yang signifikan diantara kelompok perlakuan. Maka untuk melihat masing-masing perbedaan yang signifikan digunakan uji Mann-whitney. Tabel 3 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 Kelompok 1 Larutan Kitosan 0,1 Kelompok 2 Larutan Kitosan 0,2 Kelompok 3 Larutan NaOCl 2,5 + Kitosan 0,1 Kelompok 4 Larutan NaOCl 2,5 + Kitosan 0,2 Kelompok 5 Larutan EDTA 17 + NaOCl 2,5 Kelompok 6 Larutan Salin Sa m p el Kelompok perlakuan Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3 Sampel 4 Sampel 5 Universitas Sumatera Utara Tabel 3. Hasil Uji Mann-Whitney Kelompok Kit 0,1 Kit 0,2 NaOCl 2,5 + Kit 0,1 NaOCl 2,5 + Kit 0,2 EDTA 17 + NaOCl 2,5 Saline Kit 0,1 - .823 .439 .120 .212 .050 Kit 0,2 .823 - .180 .015 .042 .004 NaOCl 2,5 + Kit 0,1 .439 .180 - .072 .221 .014 NaOCl 2,5 + Kit 0,2 .120 .015 .072 - .513 .317 EDTA 17 + NaOCl 2,5 .212 .042 .221 .513 - .134 Saline .050 .004 .014 .317 .314 - Keterangan : = signifikan bila α 0,05 Tabel 3 menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan mengangkat smear layer pada larutan kitosan 0,1 dengan NaOCl 2,5 + Kitosan 0,1, EDTA 17 + NaOCl 2,5 dan Kitosan 0,2 dengan p 0.05. Tetapi terdapat perbedaan kemampuan mengangkat smear layer pada larutan kitosan 0,2 dengan NaOCl 2,5 + Kitosan 0,1 dan EDTA 17 + NaOCl 2,5 dengan p 0,05. Kelompok kitosan 0,2 jika dibandingkan dengan kombinasi EDTA 17 dan NaOCl 2,5 terdapat perbedaan kemampuan bahan irigasi dalam mengangkat smear layer p 0,05. Larutan lain jika dibandingkan dengan kombinasi EDTA 17 dan NaOCl 2,5 tidak terdapat perbedaan yang signifikan p 0,05. Pada kitosan 0,1 jika dibandingkan dengan kombinasi EDTA 17 dengan NaOCl 2,5 tidak berbeda dengan p=0,212. Terlihat pada SEM kemampuan kitosan 0,1 hampir sama dengan kombinasi EDTA 17 dan NaOCl 2,5 dalam mengangkat smear layer. Pada kitosan 0,2 terlihat pada SEM memiliki kemampuan yang lebih baik dalam mengangkat smear layer. Tetapi pada saat pengkombinasian kitosan 0,1 dan kitosan 0,2 dengan NaOCl 2,5 hasilnya tidak lebih baik jika dibandingkan dengan kombinasi EDTA 17 dan NaOCl 2,5. Universitas Sumatera Utara

BAB 6 PEMBAHASAN

Dokumen yang terkait

Pengaruh Bahan Irigasi Antara Ekstrak Etanol Buah Lerak (Sapindus rarak DC) dengan Sodium Hipoklorit dan EDTA terhadap Smear Layer Saluran Akar Gigi (Studi SEM)

13 65 131

Perbandingan Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi Linn.), Sodium Hipoklorit, dan EDTA Sebagai Bahan Irigasi Terhadap Kebersihan Smear Layer (Studi Scanning Electron Microscopic).

0 1 18

Perbedaan Jumlah Ekstrusi Debris Antara Kitosan Blangkas Molekul Tinggi Dengan Sodium Hipoklorit Pada TindakanIrigasi Saluran Akar (Penelitian In Vitro)

0 8 13

Perbedaan Jumlah Ekstrusi Debris Antara Kitosan Blangkas Molekul Tinggi Dengan Sodium Hipoklorit Pada TindakanIrigasi Saluran Akar (Penelitian In Vitro)

0 0 2

Perbedaan Jumlah Ekstrusi Debris Antara Kitosan Blangkas Molekul Tinggi Dengan Sodium Hipoklorit Pada TindakanIrigasi Saluran Akar (Penelitian In Vitro)

0 0 6

Perbedaan Jumlah Ekstrusi Debris Antara Kitosan Blangkas Molekul Tinggi Dengan Sodium Hipoklorit Pada TindakanIrigasi Saluran Akar (Penelitian In Vitro)

0 0 26

Perbedaan Jumlah Ekstrusi Debris Antara Kitosan Blangkas Molekul Tinggi Dengan Sodium Hipoklorit Pada TindakanIrigasi Saluran Akar (Penelitian In Vitro)

0 0 4

Perbedaan Jumlah Ekstrusi Debris Antara Kitosan Blangkas Molekul Tinggi Dengan Sodium Hipoklorit Pada TindakanIrigasi Saluran Akar (Penelitian In Vitro)

0 0 12

2.1 Smear Layer dalam Endodontik - Pengaruh Tindakan Irigasi Dengan Kitosan Blangkas (Tachypleus Gigas), Sodium Hipoklorit Dan Edta Terhadap Penyingkiran Smear Layer (Penelitian In Vitro)

0 1 18

PENGARUH TINDAKAN IRIGASI DENGAN KITOSAN BLANGKAS (Tachypleus gigas), SODIUM HIPOKLORIT DAN EDTA TERHADAP PENYINGKIRAN

0 0 15