4.6.2 Bahan penelitian
• Lautan kitosan blangkas molekul tinggi • Larutan NaOCl 2,5 Bayclin, Indonesia
• Gigi premolar mandibular • Aquadest
• Larutan saline • Larutan Asam asetat 1
• Carboxymethyl Cellulose
4.7 Prosedur Penelitian
4.7.1 Persiapan sampel
Sampel sebanyak 30 buah premolar mandibula yang dicabut untuk keperluan perawatan ortodonti dan direndamkan di larutan saline sebelum diberi perlakuan.
Sampel dibagi menjadi 6 kelompok dan masing-masing kelompok berjumlah 5 sampel.
4.7.2 Pengenceran larutan NaOCl
Pada penelitian ini, jumlah NaOCl yang diberikan tergantung masing-masing kelompok perlakuan. Maka total larutan NaOCl 2,5 yang dibutuhkan adalah 310
ml. Larutan NaOCl 2,5 disediakan dengan mengencerkan larutan NaOCl 5,25 karena hanya terdapat larutan NaOCl 5,25 di pasaran. Pengenceran dilakukan
dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan :
C
1
= Konsentrasi sebelum diencerkan C
2
=Konsentrasi sesudah diencerkan V
1
= Volume larutan sebelum diencerkan V
2
= Volume larutan sesudah diencerkan C
1
V
1
= C
2
V
2
Universitas Sumatera Utara
Gambar 16. Bubuk kitosan dan asam asetat diaduk dengan magnetic stirrer
Dengan diketahuinya C
1
, C
2
dan V
1
, yaitu 5,25, 2,5 dan 310 ml, volume larutan sebelum diencerkan dapat dihitung, yaitu 147,6 ml. Maka, 162,4 ml aquadest
yang harus ditambahkan ke 147,6 ml larutan NaOCl 5,25 untuk diencerkan menjadi larutan NaOCl 2,5.
4.7.3 Pembuatan larutan kitosan
Larutan kitosan molekul tinggi dengan konsentrasi 0,1 dibuat dengan melarutkan bubuk kitosan blangkas DD 84,20 dan berat molekul 893.000 Mv
sebanyak 0,1 gram dalam 100ml asam asetat dan diaduk hingga homogen dengan magnetic stirrer selama 2 jam, lalu setelah homogen diberikan penambahan bahan
pengemulsi Carboxymetil Celulose CMC. Kemudian lautan disaring agar tidak ada residu pengadukan yang tertinggal. Proses pembuatan larutan kitosan molekul tinggi
dengan konsentrasi 0,1 dan 0,2 dibuat dengan proses yang sama. Pembuatan larutan kitosan 0,1 dan 0,2 masing-masing menggunakan bubuk kitosan 0,1 gram dan
0,2 gram dalam 100ml asam asetat 1.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 17. File S1 untuk preparasi saluran akar
4.7.4 Perlakuan Sampel
Gigi yang telah direndam pada larutan saline, terlebih dahulu diukur panjang gigi dari setiap sampel sebelum melakukan preparasi. Setelah itu maka gigi tersebut
diletakkan didalam botol agar dapat dipreparasi. Lalu setiap gigi tentukan outline form untuk preparasi kavitas agar mendapatkan akses ke orifisi saluran akar dengan
menggunakan endo accses. Setelah itu irigasi dengan larutan aquadest agar mendapatkan akses yang jelas.
Lalu ekstirpasi jaringan pulpa dengan nerve broaches. Setiap kelompok terdiri atas 5 sampel, maka dari setiap kelompok diwakili oleh 1 sampel akan dilakukan
ronsen foto terlebih dahulu untuk melihat panjang kerja, dengan cara memasukkan k- file 20 ke dalam saluran akar. Irigasi awal sebanyak 5 ml dengan larutan irigasi
sesuai kelompok perlakuan, untuk membersihkan saluran akar. Preparasi saluran akar menggunakan teknik standardize, menggunakan
Protaper rotary instrument dentsplay, USA. Dengan menggunakan endomotor masukkan S1 purple ring sesuai dengan panjang kerja yang telah ditentukan.
Kemudian setelah gigi dipreparasi, diberikan larutan irigasi sesuai dengan kelompok perlakuan sebanyak 3 ml selama 1 menit. Lalu di lanjutkan dengan S2
white ring sesuai dengan panjang kerja. Setelah itu, dilanjutan dengan F1 yellow
Universitas Sumatera Utara
Gambar 18. File F3 untuk finishing dalam preparasi saluran
akar
Gambar 19. Sampel yang telah di belah dan disimpan pada botol
kecil ring dengan tapering 7, F2 red ring dengan tapering 8 dan F3 blue ring
dengan tapering 9. Disetiap pergantian file akan diberikan larutan irigasi sebanyak 3 ml selama 1 menit sesuai dengan kelompok perlakuan. Sedangkan untuk irigasi
akhir final irigation diberikan 5 ml larutan irigasi sesuai dengan kelompok perlakuan. Panjang penetrasi jarung yang direkomendasikan adalah 2mm dari
panjang kerja.
4.7.5 Pengamatan pada sampel