2.4.2 Aplikasi Klinis Kitosan Aplikasi kitosan banyak dimanfaatkan di berbagai bidang, diantaranya bidang
pangan, mikrobiologi, kesehatan, dan pertanian. Aplikasi kitosan dalam bidang pangan salah satunya sebagai makanan berserat sehingga dapat meningkatkan massa
feses, menurunkan respon glisemik dari makanan, dan menurunkan kadar kolesterol Brine et al. Dalam bidang kesehatan kitosan dapat berperan sebagai antibakteri,
antikoagulan dalam darah, pengganti tulang rawan, pengganti saluran darah, antitumor penggumpal sel-sel leukimia Brine et al.
28
Dalam bidang kesehatan, kitosan relatif banyak digunakan karena dapat berinteraksi dengan zat-zat organik lainnya seperti protein. Dalam kedokteran gigi,
Kitosan telah diteliti oleh Sapeli et al dan Muzzarelli et al pada perawatan jaringan periodontal baik dengan pemakaian kitosan bubuk maupun kitosan membran. Chung
et al menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara aktivitas antibakterial kitosan yang menghambat permukaan dinding sel bakteri. Kitosan dan derivatnya 75 DD
dan 95 terbukti lebih efektif untuk bakteri gram negatif daripada bakteri gram positif.
28
Silvia et al meneliti tentang kitosan 0,2 dan EDTA 17. Dari peneitian tersebut diketahui bahwa kitosan 0,2 sudah dapat mengangkat smear layer dan
memiliki kemampuan yang sama dengan EDTA 17 .
16
Serta Flamini et al telah meneliti kitosan arcos organic terhadap lama waktu pengaplikasiannya saat
digunakan sebagai bahan irigasi. Dari penelitian tersebut mendapatkan hasil bahwa kitosan 0,2 sudah dapat mengangkat smear layer dan kemampuannya hampir sama
dengan EDTA 15.
29
Pimenta et al juga meneliti tentang pengaruh kitosan 0,2 dengan terhadap keuatan dentin. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa kitosan
memiliki sifat chelating jika digunakan sebagai bahan irigasi, tetapi dapat menyebabkan erosi dentin walaupun tidak mengenai intertubular dentin.
18
2.5 Teknik Irigasi
Penggunaan bahan irigasi yang efektif dan efisien pada perawatan akar tidak terlepas dari jenis teknik irigasi dengan agitasi apa yang digunakan oleh dokter gigi.
Universitas Sumatera Utara
Teknik agitasi dapat menggunakan manual atau mesin. Penggunaan teknik tersebut memiliki keunggulan dalam menghantarkan bahan irigasi hingga ke struktur anatomi
saluran akar yang kompleks dan sulit. Teknik irigasi dengan agitasi manual adalah teknik pemberian larutan irigasi ke saluran akar menggunakan tangan tanpa
menggunakan mesin. Contoh teknik irigasi tersebut adalah irigasi syringe dengan jarumkanula, brushes, dan irigasi manual-dinamik. Sedangkan irigasi dengan agitasi
mesin adalah teknik irigasi menggunakan rotary brushes, getaran sonik, getaran ultrasonik, dan alternasi tekanan.
24,41
2.5.1 Teknik Irigasi Manual Teknik irigasi manual secara pasif jarumkanula merupakan teknik irigasi
konvensional yang menggunakan syringe dan telah banyak dianjurkan sebagai metode yang efisien dalam pemberian bahan irigasi sebelum ditemukan aktivasi
ultrasonic pasif. Teknik ini masih digunakan secara luas baik oleh dokter gigi umum dan dokter gigi spesialis endodontik. Teknik tersebut dilakukan dengan pemberian
bahan irigasi ke saluran akar melalui jarumkanula dengan diameter yang bervariasi baik secara pasif atau dengan agitasi. Teknik terbaru dilakukan dengan menggerakkan
jarum masuk dan keluar saluran akar. Desain jarum terbaru dikembangkan untuk meningkatkan aktivasi hidrodinamik bahan irigasi dan menurunkan ekstrusi
apeks.
30,31
Jarum yang digunakan dalam teknik ini ada 2 tipe, yaitu jarum ujung terbuka open-ended dan jarum ujung tertutup close-ended.
32-4
Setiap tipe desain jarum memiliki keuntungan dan kerugian masing-masing. Jarum ujung terbuka dapat
menghasilkan tekanan shear dinding yang tinggi sehingga dapat meningkatkan kemampuan membersihkan debris dentin pada dinding saluran akar.
33
Jarum ujung terbuka juga dapat memasukkan bahan irigasi ke jarak yang lebih dalam dan jauh dari
ujung jarum sehingga penggantian bahan irigasi dalam saluran akar lebih efisien jika dibandingkan dengan jarum ujung tertutup.
34
Akan tetapi, jarum ujung terbuka dapat meningkatkan tekanan pada apikal sehingga menyebabkan ekstrusi bahan irigasi ke
jaringan periapikal sedangkan jarum ujung tertutup dapat menghindari ekstrusi bahan
Universitas Sumatera Utara
Gambar 9. Irigasi manual dengan menggunakan jarum
two side vented irigasi ke jaringan periapikal karena lubang jarum berada di lateral sehingga tekanan
tidak menuju ke arah apikal, tetapi ke arah dinding saluran akar.
33-5
Selain itu, penetrasi ujung jarum dalam saluran akar yang lebih dekat ke ujung apikal, jumlah bahan irigasi yang lebih banyak, dan ukuran jarum irigasi yang lebih
kecil juga dapat meningkatkan efisiensi teknik tersebut.
33-4
Akan tetapi, dengan penetrasi jarum dalam saluran akar yang lebih dalam, kemungkinan terjadinya
ekstrusi bahan irigasi ikut meningkat. Hal ini disebabkan jumlah vortex yang terbentuk dalam saluran akar akan berkurang. Vortex merupakan aliran berpola siklus
yang dapat meningkatkan tekanan shear dinding dan kadar penggantian bahan irigasi. Kecepatan aliran akan berkurang dengan setiap vortex ke arah apikal sehingga dengan
bertambah banyaknya vortex yang terbentuk, kecepatan aliran pada foramen apikal berkurang, kemungkinan ekstrusi bahan irigasi dan debris ikut berkurang.
33
Ukuran jarum irigasi juga berperan dalam mempengaruhi ekstrusi bahan irigasi dan debris sewaktu irigasi. Menurut penelitian Boutsioukis et al, dengan
ukuran jarum yang semakin kecil, kecepatan aliran bahan irigasi akan semakin berkurang. Kecepatan aliran yang dihasilkan pada jarum 30G lebih rendah
dibandingkan dengan jarum 27G dan 25G, yaitu 0,22mldetik, 0,29mldetik dan
Universitas Sumatera Utara
0,39mldetik. Maka dari itu, dengan berkurangnya kecepatan aliran bahan irigasi, kemungkinan terjadi ekstrusi juga akan berkurang.
35
Teknik lain dari teknik irigasi manual adalah teknik secara manual-dinamik dan brushes. Teknik irigasi secara manual dinamik bertujuan agar larutan irigasi
dapat berkontak dengan daerah apeks saluran akar, karena adanya efek vapor lock. Oleh Machtou dan Caron menunjukkan bahwa pergerakan kon utama gutaperca
secara lembut naik dan turun 2 hingga 3 mm irigasi manual-dinamik sepanjang saluran akar dapat menghasilkan efek hidrodinamik. Hal ini efektif dan secara
signifikan meningkatkan perpindahan dan pertukaran cairan irigasi. Walaupun penggunaan irigasi manual-dinamik telah disarankan sebagai metode irigasi saluran
akar yang sederhana dan cost-effective, prosedur penelitian secara in vitro tersebut sulit diterapkan pada praktik klinis.
30,31
Teknik irigasi manual dengan brushes tidak secara langsung mengeluarkan cairan irigasi ke dalam saluran akar. Penggunaan teknik ini adalah sebagai pelengkap
untuk debridement dinding saluran akar atau agitasi cairan irigasi. Pengginaan alat ini secara tidak langsung mempengaruhi perpindahan cairan irigasi didalam saluran akar.
Contohnya adalah jarum irigasi ukuran 30G yang dilapisi dengan brushes NaviTip FX
®
.
30,31
2.5.2 Teknik Irigasi Machine-assisted Teknik irigasi dengan agitasi machine-assisted adalah teknik pemberian bahan
irigasi ke saluran akar menggunakan mesin. Contoh teknik irigasi tersebut adalah teknik irigasi menggunakan rotary brushes, getaran sonik, getaran ultrasonik, dan
alternasi tekanan.
30,31
Teknik irigasi dengan rotary brushes terdiri dari lengan dan bagian brush yang meruncing. Brush terbaru memiliki bulu yang meluas secara radial dari pusat
kawat inti. Pada fase debridement, microbrush berotasi sekitar 300rpm, menyebabkan perubahan bentuk pada iregularitas saluran akar. Hal tersebut menyebabkan
perpindahan debris. Salah satu contohnya adalah canalbrush
®
.
30,31
Universitas Sumatera Utara
Teknik irigasi sonik berbeda dengan irigasi ultrasonik karena digunakan dengan frekuensi yang lebih rendah 1-6 kHz dan menghasilkan shear stress lebih
rendah. Energy sonic juga menghasilkan amlitudo yang lebih baik secara signifikan atau pergerakan unjung instrument back-and-forth yang lebih baik. Terdapat satu
nodus pada perlekatan file dan satu antinodus pada ujung tip file. Model getaran seperti ini terbukti efisien untuk debridement saluran akar, karena teknik ini tidak
terpengaruhi oleh beban dan menunjukkan amplitude yang besar. Contoh alat irigasi ini adalah system Endoactivator
®
.
30,31
Teknik irigasi ultrasonik jika dibandingkan dengan energi sonik, bahwa energi ultrasonik menghasilkan frekuensi tinggi tetapi amplitudo yang rendah. File tersebut
didesain untuk osilasi dengan frekuensi ultrasonic antara 25-30 kHz, yang berada pada rentang diluar persepsi pendengaran manusia. Alat tesebut dioprasikan dengan
getaran transversal dengan karakteristik pola nodus dan antinodus sepanjang tip. Terdapat dua tipe irigasi ultrasonik yaitu kombinasi instrumentasi ultrasonik dan
irigasi yang simultan Ultrasonic Instrumentation UI dan irigasi ulrtasonik pasif tanpa menggunakan instrumentasi simultan Passive Ultrasonic Instrumentation
PUI. Penggunaan teknik irigasi ultrasonik merupakan salah satu teknik irigasi menggunakan mesin yang telah lama digunakan untuk meningkatkan bahan irigasi
didalam anatomi saluran akar.
30,31
Teknik irigasi dengan alternasi tekanan merupakan teknik yang tidak melebarkan saluran akar karena tidak menyebabkan instrumentasi mekanis pada
dinding saluran akar. Pada teknik ini pembersihan saluran akar dan pelarut debri organic termasuk matriks predentin kolagen, dapat dicapai dengan penggunaan
larutan irigasi yang dimasukkan dan dikeluarkan ke dalam saluran akar menggunakan alternasi tekanan. Teknik tersebut menghasilkan bubble implosion dan turbulensi
hidrodinamik yang memfasilitasi penetrasi larutan irigasi kedalam ramifikasi saluran akar. Walaupun teknik tersebut cenderung aman pada studi in vivo di binatang, teknik
tersebut tidak dilanjutkan pada mausia karena teknik tersebut lebih sulit dilakukan di lingkungan rongga mulut.
30,31
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESA
3.1 Kerangka Konsep
Perawatan Saluran Akar PSA
Desinfeksi Cleaning and Shaping
Obturasi Saluran Akar
Teknik Preparasi Saluran Akar Larutan Irigasi
ethylenediaminetetraaceticacid EDTA Sodium Hipoklorit
Kitosan Molekul Tinggi