Smear Layer dalam Endodontik

Gambar 1. Scanning Electron Microscope SEM, dengan pembesaran 20x. Menunjukkan bahwa terdapat smear layer pada permukaaan saluran akar yang terinstrumentasi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Kesuksesan perawatan endodontik dari pulpa gigi yang tidak sehat tergantung pada beberapa faktor seperti cleaning dan shaping yang baik, desinfeksi dan obturasi yang adekuat pada saluran akar. Tetapi preparasi saluran akar cleaning and shaping dengan instrumen endodonti akan menyebabkan terbentuknya lapisan mikro pada dinding saluran akar, yang dikenal sebagai smear layer yang mana telah menjadi perdebatan oleh para endodontis. 5

2.1 Smear Layer dalam Endodontik

Endodonti smear layer telah dikenal sebagai lapisan material yang menutupimelapisi dinding saluran akar yang dipreparasi. Material tersebut selalu dihasilkan ketika permukaan dentin dipreparasi. Menurut Madder et al serta Safer dan Zapke bahwa smear layer ditemukan hanya pada bagian yang terinstrumentasi dari dinding saluran akar, dan tidak ditemukan pada daerah yang tidak terinstrumentasi. 19 Universitas Sumatera Utara Sejak smear layer dideskripsikan untuk pertama kali, maka smear layer menjadi kontroversi dan terus didiskusikan. Alasan utamanya adalah karena morfologi, komposisi dan karakter biologisnya yang masih belum diketahui. Tetapi banyak kontroversi pada para peneliti bahwa apakah smear layer harus dihilangkan atau tidak tersebut dari permukaan saluran akar. Argumen utama dari para ilmuan untuk penyingkiran smear layer, bahwa kenyataannya lapisan ini mengisi tubulus dentin pada saluran akar dan mengakibatkan medikasi saluran akar terhambat dan menurunkan efek desinfektan selama perawatan endodonti. 5 Smear layer mengandung sejumlah besar bahan organik yang dapat bertindak sebagai pemicu untuk faktor iritasi pada saluran akar dan dapat mempengaruhi penyakit lebih parah pada struktur periapeks dari gigi. Ketika lapisan smear layer diangkat dari dinding saluran akar sebelum obturasi, maka adaptasi serta adhesi dari material akan menjadi meningkat, sehingga dapat mencegah terjadinya mikrolekage. Pada saat saluran akar dipreparsi manualmekanik, struktur spesifik langsung terbentuk pada permukaan dentin, yang mana melapisi tekstur dentin dan menutup tubulus dentin. Lapisan ini merupakan konsekuensi dari instrumentasi yang terdiri dari partikel organik dan anorganik dari dentin yang dipreparasi, fragmen-fragmen pulpa yang vital ataupun nekrotik, sel-sel odontoblas, mikroorganisme dan sel-sel darah. 5 Hasil analisis dengan scanning electron microscope SEM, smear layer pada saluran akar terlihat tidak beraturan dengan permukaan yang berbutir-butir. Smear layer terdiri atas dua bagian, yaitu : a superfisial, lapisan tipis dan melekat pada dinding dentin dan b underlying, yang mana melekat pada dentin di tubulus dentinnya. 5,19 Secara kimia, smear layer punya dua komponen yaitu organik dan anorganik. Organik terdiri dari fiber-fiber kolagen dentin dan glycosaminoglycane yang berasal dari matriks ekstraseluler. Beberapa yang didominasi oleh anorganik adalah hidroksiapatit, bakteri saluran akar yang terkontaminasi dengan instrumen yang tidak steril. 5 Universitas Sumatera Utara Gambar 2. Penentuan skor Torabinejad dengan menggunakan SEM pada pembesaran 1000x. 1 = tidak ada smear layer pada permukaan saluran akar; seluruh tubulus bersih dan terbuka.; 2 = moderate smear layer. Tidak ada smear layer yang terlihat pada permukaan saluran akar, tetapi tubulus dentin terdapat smear layer; 3 = heavy smear layer. Smear layer melapisi permukaan saluran akar dan tubulus dentin. Variasi dari ketebalan dan komposisi smear layer pada permukaan saluran akar disebabkan oleh anatomi saluran akar, sifat jaringan dentin usia pasien, nektrotikvitalnya jaringan pulpa, teknik preparasi manual, mekanik, kuantitas dan tipe bahan irigasi contohnya teknik irigasi ukuran jarum, blunt perforated needle. 5 Ketebalan dari smear layer juga tergantung pada keadaan dentin, apakah dentin terpreparasi dalam keadaan kering atau basah. 6 Ahlquist et al mengatakan bahwa saluran akar yang dipreparasi secara manual menghasilkan smear layer yang lebih sedikit dibandingkan dengan rotary instrumen. 19 Ketebalan lapisan smear layer tergantung pada instrumentasi. Kedalaman superfisial adalah 1-2 µm, walaupun kedalaman lapisan yang masuk kedalam tubulus Universitas Sumatera Utara dentin dapat mencapai 40 µm. 5,6 Branstrom dan Johnson serta Mader et al menyimpulkan bahwa fenomena dapat masuknya smear layer ke dalam tubulus dentin merupakan aksi dari burinstrument. Cengiz et al memperkirakan bahwa penetrasi smear layer kedalam tubulus dentin terjadi karena adanya aksi kapiler yang menghasilkan gaya adhesive antara tubulus dentin dan material smear layer. 6 Banyak bakteri yang dapat terdeteksi pada smear layer yang ada pada dinding saluran akar. Mengingat bahwa kompleksnya morfologi saluran akar dan beberapa permukaan saluran akar yang tidak dapat dicapai instrumentasi endodontik. Maka sangat mungkin beberapa jumlah bakteri tertinggal dalam saluran akar. Itu berarti bahwa bakteri pada seluruh permukaan saluran akar dan di tubulus dentin dari saluran akar dapat terinfeksi. Bakteri tersebut kemungkinan dapat berkembang pada smear layer ini. 5 Banyak hal yang dapat mempengaruhi terbentuknya smear layer. Beberapa hal diantaranya sesuatu yang dapat tidak dapat dimodifikasi seperti morfologi saluran akar, kurva saluran akar dan beberapa hal yang dapat dimodifikasi adalah pemilihan instrumentasi, teknik preparasi step-back , crown-down dan lainnya. 5

2.2 Irigasi dalam Perawatan Endodonti

Dokumen yang terkait

Pengaruh Bahan Irigasi Antara Ekstrak Etanol Buah Lerak (Sapindus rarak DC) dengan Sodium Hipoklorit dan EDTA terhadap Smear Layer Saluran Akar Gigi (Studi SEM)

13 65 131

Perbandingan Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi Linn.), Sodium Hipoklorit, dan EDTA Sebagai Bahan Irigasi Terhadap Kebersihan Smear Layer (Studi Scanning Electron Microscopic).

0 1 18

Perbedaan Jumlah Ekstrusi Debris Antara Kitosan Blangkas Molekul Tinggi Dengan Sodium Hipoklorit Pada TindakanIrigasi Saluran Akar (Penelitian In Vitro)

0 8 13

Perbedaan Jumlah Ekstrusi Debris Antara Kitosan Blangkas Molekul Tinggi Dengan Sodium Hipoklorit Pada TindakanIrigasi Saluran Akar (Penelitian In Vitro)

0 0 2

Perbedaan Jumlah Ekstrusi Debris Antara Kitosan Blangkas Molekul Tinggi Dengan Sodium Hipoklorit Pada TindakanIrigasi Saluran Akar (Penelitian In Vitro)

0 0 6

Perbedaan Jumlah Ekstrusi Debris Antara Kitosan Blangkas Molekul Tinggi Dengan Sodium Hipoklorit Pada TindakanIrigasi Saluran Akar (Penelitian In Vitro)

0 0 26

Perbedaan Jumlah Ekstrusi Debris Antara Kitosan Blangkas Molekul Tinggi Dengan Sodium Hipoklorit Pada TindakanIrigasi Saluran Akar (Penelitian In Vitro)

0 0 4

Perbedaan Jumlah Ekstrusi Debris Antara Kitosan Blangkas Molekul Tinggi Dengan Sodium Hipoklorit Pada TindakanIrigasi Saluran Akar (Penelitian In Vitro)

0 0 12

2.1 Smear Layer dalam Endodontik - Pengaruh Tindakan Irigasi Dengan Kitosan Blangkas (Tachypleus Gigas), Sodium Hipoklorit Dan Edta Terhadap Penyingkiran Smear Layer (Penelitian In Vitro)

0 1 18

PENGARUH TINDAKAN IRIGASI DENGAN KITOSAN BLANGKAS (Tachypleus gigas), SODIUM HIPOKLORIT DAN EDTA TERHADAP PENYINGKIRAN

0 0 15