NERACA DAERAH

3.1.2 NERACA DAERAH

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 11 tahun 2001, Neraca Daerah adalah neraca yang disusun berdasarkan standar akuntansi pemerintah secara bertahap sesuai dengan kondisi masing- masing pemerintah. Neraca Daerah memberikan informasi mengenai posisi keuangan berupa aset, kewajiban (utang), dan ekuitas dana pada tanggal neraca tersebut dikeluarkan. Aset, kewajiban, dan ekuitas dana merupakan rekening utama yang masih dapat dirinci lagi menjadi sub rekening sampai level rincian obyek.

Sesuai dengan ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntasi Pemerintah, Neraca Daerah merupakan salah satu laporan keuangan yang harus dibuat oleh Pemerintah Daerah. Laporan ini sangat penting bagi manajemen pemerintah daerah, tidak hanya dalam rangka memenuhi kewajiban peraturan perundang-undangan yang berlaku, tetapi juga sebagai dasar untuk pengambilan keputusan yang terarah dalam rangka pengelolaan sumber-sumber daya ekonomi yang dimiliki oleh daerah secara efisien dan efektif.

Aset daerah merupakan aset yang memberikan informasi tentang sumber daya ekonomi yang dimiliki dan dikuasai pemerintah daerah, memberikan manfaat ekonomi dan sosial bagi pemerintah daerah maupun masyarakat pada masa mendatang sebagai akibat dari peristiwa masa lalu, serta dapat diukur dalam uang.

Kinerja Neraca Daerah Pemerintah Kabupaten Malang selama kurun waktu 2010-2015 seperti terlihat pada Tabel 3.6 dan dapat dijelaskan secara rinci, sebagai berikut:

TABEL 3.7 Perkembangan Neraca Daerah Kabupaten Malang Tahun Anggaran 2010-2015

Rata-rata

Uraian Pertumbuhan 2010 2011 2012 2013 2014 2015

per tahun

ASET

6,772,090,222,108.91 5,827,288,102,955.98 4.85 ASET LANCAR

82,623,058,976.60 48.86 Investasi jangka Pendek

INVESTASI JANGKA PANJANG

5,749,495,571.24 5,761,928,316.68 0,35 Investasi Permanen

Investasi non Permanen

ASET TETAP

1,999,365,964,570.38 4.57 Peralatan dan mesin

757,054,473,121.94 22.94 Gedung dan bangunan

1,446,837,193,440.44 13.18 Jalan, irigasi, dan jaringan

2,380,750,581,202.39 15.90 Aset tetap lainnya

47,599,226,005.55 51.29 Kontruksi dalam Pengerjaan

DANA CADANGAN

Dana Cadangan

ASET LAINNYA

Tagihan penjualan angsuran

0,00 0,00 Tagihan tuntutan ganti kerugian

0,00 0,00 Kemitraan dengan pihak ke III

34,496,023,500.00 34,496,023,500.00 0,17 Aset tak berwujud

1,695,790,050.00 1,695,790,050.00 41.73 Aset lainnya

III-19

Rata-rata

Uraian Pertumbuhan 2010 2011 2012 2013 2014 2015

per tahun

KEWAJIBAN JANGKA PENDEK

Utang Perhitungan Pihak Ke III

0,00 (28.30) Utang Bunga

0,00 0,00 Utang Pajak

0,00 0,00 Bagian Lancar Utang Jangka

Panjang Dalam Negeri

1,000,000,000.00 1,000,000,000.00 Pendapatan Diterima Dimuka

0,00 Utang Jangka Pendek Lainnya

KEWAJIBAN JANGKA PANJANG

Utang Dalam Negeri

6,735,192,012.65 (13.71) Utang luar negeri

0,00 Utang jangka panjang lainnya

EKUITAS DANA

5,440,397,882,597.35 4.50 EKUITAS DANA LANCAR

Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA)

0,00 15.39 Pendapatan yg ditangguhkan

29,251,586.22 Cadangan Piutang

62,279,846,909.41 43.45 Cadangan Persediaan

18,130,358,994.16 (0.96) Dana yang harus disediakan untuk

pembiayaan utang jangka pendek

6,265,415,672,486.77 5,346,894,609,177.27 3.65 EKUITAS DANA CADANGAN

EKUITAS DANA INVESTASI

34,688,501,772.71 19.70 JUMLAH KEWAJIBAN DAN

EKUITAS DANA

Sumber : DPPKA Kabupaten Malang

III-20

Selama kurun waktu 2010-2015 jumlah aset mengalami perkembangan, dengan pertumbuhan rata-rata per tahun sebesar 4,85 persen. Aset tersebut terdiri atas: Aset lancar (kas, piutang dan persediaan), investasi jangka panjang (investasi non permanen dan investasi permanen); Aset tetap (tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi dan jaringan, aset tetap lainnya, kontruksi dalam pengerjaan); Dana cadangan; Aset lainnya (tagihan penjualan angsuran, tuntutan perbendaharaan, tagihan tuntutan ganti kerugian daerah, kemitraan dengan pihak kedua, aset tak berwujud, aset lainnya). Semuanya dipergunakan untuk menunjang kelancaran tugas pemerintahan.

Kewajiban, baik Jangka Pendek maupun Jangka Panjang, memberikan informasi tentang hutang pemerintah daerah kepada pihak ketiga atau klaim pihak ketiga terhadap arus kas pemerintah daerah. Kewajiban Pemerintah Kabupaten Malang dalam kurun waktu 2010-2015 dengan rata-rata pertahun 13,76 persen.

Selanjutnya, tingkat kualitas pengelolaan keuangan daerah dapat diketahui berdasarkan analisis rasio atau perbandingan antara kelompok/elemen laporan keuangan yang satu dengan kelompok yang lain. Jenis rasio yang umum diterapkan pada sektor publik yaitu rasio likuiditas dan rasio solvabilitas. Rasio likuiditas terdiri rasio lancar (current ratio), rasio kas (cash ratio) dan rasio cepat (quick ratio). Rasio lancar (current ratio) merupakan rasio standar yang dipakai untuk menilai likuiditas keuangan organisasi. Fungsi rasio lancar dalam hal berfungsi untuk menunjukkan bahwa pemerintah daerah memiliki aset yang cukup untuk melunasi kewajiban yang jatuh tempo. Rasio kas (cash ratio) bermanfaat untuk mengetahui kemampuan pemerintah daerah dalam membayar utang yang harus dipenuhi dengan kas dan efek yang dimiliki oleh pemerintah daerah. Adapun rasio lancar sama halnya dengan rasio kas tetapi memperhitungkan persedian sebagai pengurang. Kualitas pengelolaan keuangan daerah dikategorikan baik apabila nilai rasio lebih dari satu.

Rasio solvabilitas terdiri atas perhitungan rasio total hutang terhadap total aset, rasio utang terhadap ekuitas dan rasio utang terhadap aset modal. Rasio solvabilitas digunakan untuk melihat kemampuan pemerintah daerah dalam rangka memenuhi seluruh Rasio solvabilitas terdiri atas perhitungan rasio total hutang terhadap total aset, rasio utang terhadap ekuitas dan rasio utang terhadap aset modal. Rasio solvabilitas digunakan untuk melihat kemampuan pemerintah daerah dalam rangka memenuhi seluruh

Rata-rata pertumbuhan rasio keuangan Pemerintah Kabupaten Malang Tahun Anggaran 2010-2015 dapat dilihat pada Tabel 3.8 berikut:

Tabel 3.8 Rasio Keuangan Kabupaten Malang Tahun Anggaran 2010-2015

rata-rata per tahun (%)

Rasio Likuiditas

22,61 14,86 ratio) - Rasio quick (quick

- Rasio lancar (current

Rasio Solvabilitas

- Rasio total hutang

0,0049 0,0040 terhadap total aset

- Rasio

0,0050 0,0040 terhadap equitas - Rasio

hutang

1,1210 1,0938 terhadap modal Sumber : DPPKA Kabupaten Malang

hutang

Berdasarkan Tabel 3.8 terlihat selama tahun 2010-2015 rasio lancar (current ratio) mengalami peningkatan yang signifikan. Hal ini menunjukan bahwa tingkat likuiditas Pemerintah Kabupaten Malang cukup baik karena kemampuan membayar utangnya relatif tinggi. Adapun trend quick ratio hampir sama polanya dengan current ratio, rata-rata quick ratio Kabupaten Malang sebesar 13,88 persen. Tingginya rasio lancar dan rasio cepat, dimana keduanya diatas angka aktual 1 memberikan jaminan bahwa kemampuan Pemerintah Kabupaten Malang dalam melunasi utang jangka pendek cukup tinggi.

Rasio utang terhadap aset serta utang terhadap total modal menunjukan tingkat leverage Pemerintah Kabupaten Malang. Nilai leverage menunjukan kisaran angka dibawah 3 persen. Hal ini menunjukan bahwa pembayaran utang Pemerintah Kabupaten Malang didanai dari modal sendiri. Rendahnya tingkat leverage juga menunjukkan mengindikasikan bahwa Pemerintah Kabupaten Malang pada kondisi yang kuat.

Secara umum, kondisi keuangan yang dicerminkan melalui rasio neraca dan APBD diikhtisarkan dengan rasio kemandirian keuangan daerah. Rasio kemandirian keuangan daerah menunjukkan kemampuan pemerintah kabupaten dalam membiayai sendiri kegiatan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat yang telah membayar pajak dan restribusi sebagai sumber pendapatan yang diperlukan pemerintah kabupaten.

Tabel 3.9 Rasio Kemandirian Keuangan

Pemerintah Kabupaten Malang Tahun 2010-2015

Rasio Tahun

Bantuan Pemerintah

(Dana Perimbangan)

24,30 Sumber : DPPKA Kabupaten Malang

Berdasarkan tabel 3.9 di atas, menunjukkan bahwa rasio kemandirian keuangan Kabupaten Malang cukup rendah. Komponen pembentuk struktur keuangan masih didominasi oleh dana perimbangan atau bantuan dari pemerintah pusat maupun provinsi. Walaupun demikian, dari tahun ke tahun besaran rasio kemandirian keuangan semakin meningkat.