Kerangka Analisis Teknik Analisis Data

Hipnoterpis dipilih sebagai informan karena dalam komunikasi intrapersonal hipnoterapi, hipnoterapis memegang peranan penting dalam mengetahui komunikasi intrapersonal hipnoterapi dan juga proses pengolahan pesan yang terjadi di dalam diri klien. Hipnoterapis dapat mengetahui bagaimana pikiran bawah sadar seseorang mengolah informasi – stimulus penyebab fobia – hingga menjadi sebuah respon perilaku fobia.

3.4 Kerangka Analisis

Menurut Spradly unit analisis dalam penelitian ini meliputi tiga komponen yaitu: 1. Tempat, tempat dimana penelitian berlangsung. Tempat dalam penelitian ini adalah Klinik Tranzcare Jakarta. 2. Pelaku, yaitu pelaku atau orang yang sesuai dengan objek penelitian. Pelaku penilitian ini adalah seseorang yang menjadi hipnoterapis dan seseorang yang menjadi klien hipnoterapi. 3. kegiatan, kegiatan yang dilakukan pelaku berkaitan dengan objek penelitian. Yang menjadi kegiatan dalam penelitian ini adalah proses hipnoterapi yang dilakukan guna mengubah perilaku fobia sugiyono, 2007 Dalam penelitian ini, data yang dikumpulkan dari informan di lapangan akan dilakukan dengan proses pengumpulan data yang dilakukan terus menerus hingga data jenuh. Dan teknik analisis data selama dilapangan berdasarkan model Miles dan Huberman. Langkah-langkah dalam analisis data adalah sebagai berikut: Peneliti akan melakukan reduksi data. Data yang diproleh dari lapangan yang sangat banyak, sehingga perlu dilakukan analisis data melalui reduksi data. Meruduksi berarti merangkum dan memilih hal-hal apa saja yang pokok, dan berfokus pada hal-hal penting saja. Data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan Sugiyono, 2005:92.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Universitas Sumatera Utara Dalam penelitian kualitatif, sumber data utama ialah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Sumber data utama dicatat melalui perekaman videoaudio tapes, pengambilan foto atau film Moleong, 2009 Teknik pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan periset dalam mengumpulkan data Kriyanyono, 2006 : 91.

3.5.1 Penentuan informan

Penentuan informan dalam penelitian ini dilakukan secara sengaja purposive sampling . Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu Sugiyono, 2005 : 96 . Adapun kriteria yang harus dimiliki oleh informan: 1. Informan adalah orang-orang yang terlibat dalam sesi hipnoterapi. 2. Informan adalah hipnoterapis di Klinik Tranzcare yang telah memberikan terapi penyembuhan kepada klien yang memiliki perilaku fobia dan informan tambahan adalah klien yang baru akan menjalani proses penyembuhan perilaku fobianya. 3. Hipnoterapis di Klinik Tranzcare adalah hipnoterapis yang sudah memiliki pengalaman minimal 5 kali dalam menerapi klien yang memiliki perilaku fobia sehingga peneliti dapat memperoleh data mengenai karakteristik hipnoterapis, alasan informan menjadi hipnoterapis, serta proses komunikasi intrapersonal hipnoterapi dalam mengubah perilaku fobia. 3.5.2 Keabsahan Data Penelitian ini menggunakan teknik triangulasi data untuk mengecek keabsahan data penelitian. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain dalam membandingkan hasil wawancara terhadap objek penelitian. Dezin dalam moleong, membedakan empat macam triangulasi data diantaranya dengan memanfaatkan sumber, metode, penyidik, dan teori. Dari Universitas Sumatera Utara keempat macam triangulasi data tersebut, peneliti hanya menggunakan teknik pemeriksaan dengan memanfaatkan sumber Moleong 2009. Triangulasi data sumber adalah teknik pemeriksaan data dengan cara membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif Patton, 1987. Dalam mencapai kepercayaan tersebut, maka diambil langkah sebagai berikut: 1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara. 2. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi. 3. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu. 4. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan masyarakat dari berbagai kelas. 5. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan moleong, 2009.

3.5.3 Metode pengumpulan data

Penelitian ini menggunakan dua metode pengumpulan data, yaitu: 1. Data primer Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber data pertama dan tangan pertama di lapangan Kriyantono, 2006: 43. Adapun data untuk mendapatkan data primer, yaitu: a. Wawancara mendalam Tipe wawancara mendalam adalah wawancara tidak berstruktur, yaitu tidak memiliki setting wawancara yang baku. Penyampaian dan peruntunan pertanyaan akan berbeda dari wawancara ke wawancara. Tetap, Peneliti tetap membuat interview guide agar memiliki panduan dalam mewawancarai informan. wawancara dilakukan secara langsung Universitas Sumatera Utara bertatap muka untuk mendapatkan data lengkap dan mendalam Kriyantono, 2006. b. Observasi Kegiatan observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara langsung di lapangan oleh peneliti. Dengan demikian peneliti dapat mendokumentasikan kegiatan informan sebagai data pendukung. 2. Data sekunder Pada umumnya data sekunder berbentuk catatan atau laporan dokumentasi oleh lembaga tertentu ruslan 2003: 138 pengumpulan data dilakukan dengan cara studi kepustakaan, yaitu mencari, melihat dan membuka dokumen, situs-situs atau buku-buku ilmiah yang berhubungan dengan penelitian.

3.6 Teknik Analisis Data

Menurut Bogdan dan Biklen, Analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilih-milihnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mendeteksinya, mencari, dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain Moleong, 2009: 248. Methew B. Milles dan Michael Huberman membagi tiga alur dalam proses analisis data kualitatif, yaitu: 1. Reduksi data, proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data yang muncul dari catatan-catatan di lapangan 2. Penyajian data, yaitu sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengamatan tindakan 3. Penarikan kesimpulan, kesimpulan tergantung pada besarnya kumpulan catatan lapangan Patilima, 2005 Kegiatan analisis data ini, akan dimulai pengumpulan data-data, kemudian menelaah semua data yang terkumpul baik data primer maupun data sekunder. Hasil Universitas Sumatera Utara data yang diperoleh melalui teknik pengumpulan data kemudian akan disusun membentuk laporan yang sistematis. Selanjutnya data yang disusun akan dibagi menjadi data yang utama dan data penjelas. Hasil penelitian kemudian disajikan didalam pembahasan secara deskripsi yang didukung dengan teori dan kemudian akan dianalisis untuk mengetahui “Bagaimanakah proses komunikasi intrapersonal hipnoterapi dalam mengubah perilaku fobia di klinik Tranzcare Jakarta?” serta selanjutnya akan ditarik beberapa kesimpulan hasil penelitian. Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Diskripsi Lokasi penelitian

4.1.1 Sejarah Singkat

Tranzcare , merupakan sentra pemberdayaan diri dan merupakan salah satu Authorized Hypnotherapy Clinic dari The Indonesian Board of Hypnotherapy IBH di wilayah Jakarta, yang menggunakan metode Hypnotherapy, NLP Teknik-teknik lainnya. Tranzcare didirikan dari tahun 2002 oleh Bpk Yan Nurindra sebagai salah satu pelopor perkembangan hypnosis di Indonesia. Bertempat di Plaza Basmar Lt.3, Jl. Mampang Prapatan 106, Jakarta Selatan, Tranzcare termasuk sebagai salah satu Pelopor klinik hypnotherapy di Jakarta. Tranzcare dibentuk sebagai sebuah sentra transformasi pengembangan diri, yang menangani berbagai masalah mental, seperti Phobia, Kecemasan, Insomia, Penyakit dari psikosomatis, dan lainnya. Tranzcare juga menyediakan program untuk Weight Contol, Managament stress, dan Motivasi. Sekarang Tranzcare ditangani langsung oleh berbagai Hypnotherapist Senior dari IBH The Indonesia Board of Hypnotherapy http:tranzcare.com. Klinik Tranzcare adalah tempat praktek bersama para hypnotherapist yang merupakan alumni dari Indonesian Board of Hypnotherapy IBH. Tidak ada pemimpinkepemilikan pada klinik Tranzcare, setiap hypnotherapist bertanggung jawab secara pribadi kepada klien yang ditanganinya. Pengelolaan klinik Tranzcare dibantu oleh PT. Magna Integra, sehingga para Hypnotherapist yang berpraktik di klinik Tranzcare memberikan profit sharing sebagai bentuk sewa tempat kepada PT. Magna Integra. Namun demikian tidak semua Hypnotherapist dapat berpraktik di klinik Tranzcare begitu saja. Hypnotherapist yang ingin berpraktik harus lebih dahulu memenuhi syarat-syarat tertentu seperti kode etik dan kepemilikan pribadi Surat Tanda Pengobat Tradisional STPT dari Dinas Kesehatan Jakarta Selatan. Universitas Sumatera Utara