Hasil Penelitian

B. Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil analisis dokumen dan arsip didapatkan bahwa segala persiapan dalam proses belajar mengajar adalah: (1) silabus, (2) RPP (Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran), (3) bank soal, (4) kalender akademik, (5) media pembelajaran, dan (6) hasil penilaian mahasiswa

Analisis dokumen dan arsip dengan cara memperlihatkan dokumen dan arsip berupa: silabus, RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), bank soal, kalender akademik, dan media pembelajaran ini dilaksanakan sebelum proses pengambilan data melalui wawancara. Temuan dilapangan semua dosen

menunjukan silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, bank soal, kalender akademik, dan media pembelajaran dalam persiapan pelaksanaan proses pembelajaran.

1. Kompetensi profesional dosen dalam proses belajar mengajar Komponan kompetensi profesionalitas dosen dalam proses belajar

mengajar adalah (1) menguasai landasan kependidikan, (2) menguasai bahan pembelajaran, (3) menyusun program pengajaran, (4) melaksanakan program pengajaran, dan (5) menilai hasil dan proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan.

Dalam pelaksanaanya pengambilan data melalui wawancara dengan partisipan yang selengkapnya terdapat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 4.3. Data dosen partisipan penelitian.

No CL

Nama Partisipan

Lulusan Perguruan

Tinggi

Jabatan Struktural

1 Rusni Masnina. Skp

Univ. Indonesia

Ketua P rogram Studi S-1 Ilmu Keperawatan

2 Joanggi W H. Ns, S.Kep

Univ. Unair

Sekretaris Program Studi S-1 Ilmu Keperawatan

3 Maridi M Dirdjo. Ns, S.Kep, M.Kep

Univ. Indonesia

Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M)

4 Yannie Isworo. SKM

Univ. Widiya Gama

Wakil Ketua I bidang Akademik 5 Dwi Rahmah Fitria. Ns, S.Kep

Univ. Hasanuddin

Sekretaris Lembaga Penjamin Mutu (LPM) 6 Ramdhany Iswahmudi. Ns, S.Kep

Univ. Gadjah Mada

Wakil Ketua III bidang Kemahasiswaan

7 Sri Sunarti. SKM

Univ. Diponegoro

Ketua P rogram Studi S-1 Kesehatan Masyarakat

8 Marjan Wahyuni. SKM

Univ. Hasanuddin

Ketua P rogram Studi D-3 Kesehatan Lingkungan

9 Rini Ernawati. M.Kes

Univ. Hasanuddin

Ketua Program Studi D-3 Keperawatan Sumber: Kepala Bagian Administrasi Umum Stikes Muhammadiyah Samarinda

a. Menguasai landasan kependidikan

1) Mengetahui tujuan pendidikan nasional dalam proses belajar mengajar di Stikes Muhammadiyah Samarinda sesuai dengan hasil wawancara: Rusni M: (tersenyum dan geleng-geleng kepala). (CL 1.1)

Joanggi W H: Yang jelas mencerdaskan anak bangsa dan yang pastinya kita

makeknya (memakai) ilmu, kebetulan saya tidak hanya mengajar satu mata kuliah, mata kuliah seperti mungkin anfis (anatomi fisiologi) mungkin dari tahun ketahun tidak akan banyak berubah kasarnya hanya melengkapi dengan ilmu baru tapi kalau ilmu-ilmu baru seperti yang menyangkut penyakit dan lain sebagainya, tehnologi sekarang udah canggih kita pasti update ilmunya dan itu juga yang kita sampaikan ke mahasiswa, oh saya dapat ilmunya tahun 2003, mahasiswa tidak mungkin saya kasih ilmu tahun 2003, ilmu itu tetap tapi di perbaharui ilmu sekarang. (CL2: 1)

Maridi M D: Iya dalam proses memberikan pengajaran itu selalu berdasarkan

undang- undang yang berlaku karena acuan kita adalah undang- undang SISDIKNAS (sistem pendidikan nasional) tentu semua tindakan pendidikan yang dilakukan oleh dosen semestinya mengacu pada undang-undang tersebut. Jadi kita harus membentuk karakter bangsa yang tentunya berbeda dengan bangsa lain. (CL3: 1)

Yannie I: Tahu, secara umum yaitu untuk mencerdaskan manusia atau masyarakat Indonesia. (CL4: 1)

Dwi R F: Ya saya kira tujuan pendidikan nasional adalah sesuai dengan undang-

undang SISDIKNAS yaitu mengembangkan peserta didik menjadi manusia yang beradab, yang berahlak mulia dan berketuhanan Yang Maha Esa. (CL5: 1)

Sri S: Ya mengetahui, tujuan pendidikan nasional adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. (CL7: 1)

Marjan W: Ya sebagai pendidik harus tetap mengacu pada peraturan pemerintah,

tujuan pendidikan nasional kita secara garis besar adalah tujuan pendidikan nasional kita secara garis besar adalah

Rini R: Jelas sekali karena tujuan pendidikan nasional adalah mencerdaskan

kehidupan bangsa kalau dibidang kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dengan mencetak tenaga kesehatan yang profesional. (CL9: 1)

Tujuan pendidikan nasional sesuai dengan pernyataan dari dosen di Stikes Muhammadiyah Samarinda dapat disimpulkan adalah mencerdaskan manusia Indonesia sehingga membentuk karakter bangsa yang beradab, yang berahlak mulia dan berketuhanan Yang Maha Esa.

2) Mengenal peranan Perguruan Tinggi Stikes Muhammadiyah Samarinda sesuai dengan hasil wawancara: Rusni M: Yang pasti kalau sepengetahuan saya, kita kan (dosen) biasanya

Stikes Muhammadiyah itu caturdarma , jadi selain mendidik mengabdi dan meneliti kita sebagai kader Muhammadiyah melakukan pengabdian dalam bentuk Kemuhammadiyahan dan Islam. (CL1: 2)

Maridi M D: Iya disamping kita melaksanakan peraturan-peraturan SISDIKNAS

kaidah-kaidah Perguruan

T inggi Muhammadiyah yang berlaku secara nasional sehingga apa yang ada di kaidah Perguruan Tinggi Muhammadiyah itu tidak jauh berbeda dengan peraturan yang ada di pemerintah yang berlaku secara nasional. Disamping itu kita kadang-kadang juga harus menggali kearifan-kearifan lokal. (C L3: 2)

Ramdhani I: Yaitu sesuai dengan visi dan misi kita untuk menjadikan Perguruan

Tinggi yang terkemuka, modern dan Islami dimana dari kata terkemuka itu kita mampu menjadi Perguruan Tinggi yang terdepan dalam bidang IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Tehnologi) kemudian modern itu kita mampu mengaplikasikan ke-modernitas yang ada di masyarakat kebutuhan masyarakan baik melalui update ilmu dan lain sebagainya kemudian Islami itu menerapkan nilai-nilai Islami dalam proses pembelajaran. (CL6: 2)

Peranan Perguruan Tinggi Stikes Muhammadiyah Samarinda sesuai dengan pernyataan dari dosen dapat disimpulkan peranan dari Perguruan Tinggi Stikes Muhammadiyah Samarinda adalah sebagai pendidikan, penelitian, pengabdian masyarakat dan siar serta dakwah dalam bentuk

Kemuhammadiyahan dan Islam yang tidak meninggalkan kearifan-kearifan lokal.

3) Mengenal dan menerapkan psikologi pendidikan dalam kegiatan pembelajaran di Stikes Muhammadiyah Samarinda sesuai dengan hasil wawancara: Rusni M: Ya saya mengetahuinya dan dalam penerapkannya saya lebih ke

student centered learning jadi belajarnya kepada mahasiswa diharapkan mahasiswa yang lebih aktif dalam mencari sumber belajar sehingga motivasi dan keaktifan mereka dituntut untuk memecahkan masalah. (CL1: 3)

Joanggi W H: Ya saya mengenal dan saya melaksanakannya dalam proses

belajar mengajar dengan memberikan tugas-tugas agar mereka lebih kreatif dalam memecahkan masalah serta dengan pengulangan isi materi diharapkan mahasiswa lebih ingat dan tidak muda lupa. (CL2: 3)

Maridi M D: Pada saat pelaksanaan pembelajaran ya dengan cara memberikan

pendahuluan tentang materi yang akan diajarkan agar mahasiswa tahu apa yang akan dipelajari sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar mahasiswa, dengan mo tivasi yang tinggi mereka akan lebih berkonsentrasi. Serta dengan memberikan tugas-tugas baik yang sifatnya mandiri atau kelompok agar mereka lebih terpacu semangat belajarnya. (CL3: 3)

Yannie I: Psikologi ya, pasti karena yang kita ajar adalah manusia yang memiliki

perbedaan satu dengan yang lain. Kalau dalam pengajaran saya biasanya saya melaksanakan bimbingan per individu setelah melaksanakan perkuliahan pada mahasiswa yang belum paham diharapkan mahasiswa paham pada materi yang telah disampaikan. (CL4: 3)

Dwi R F: Ya, Bahwa seorang dosen hendaknya memperhatikan juga kondisi

peserta didik secara psikologi dalam pembelajaran dan memfokuskan pada peserta didik. Biasanya saya sering melakukan diskusi agar dapat mengembangkan pola pikir mahasiswa untuk lebih kreatif. (CL5: 3)

Ramdhany I: Ya saya tahu, dan saya menerapkannya dalam proses belajar

mengajar. Dengan meningkatkan daya tangkap mahasiswa diharapkan dapat menerima materi dengan baik. Pada saat perkuliahan berlangsung saya memberikan feedback kepada mahasiswa yang saya lihat atau rasa kurang konsentrasi dengan memberikan pertanyaan tentang materinya, dan juga kita telah memiliki nilai anak-anak ini jadi kita tahu mana yang kurang itu yang kita fokuskan dalam proses pembelajaran. (CL6: 3)

Sri S: Ya tahu, yaitu mengenai hubungan antara pendidik dan peserta didik.

Kalau dalam pelaksanaannya proses belajar mengajar memberikan pertanyaan pada mahasiswa pada setiap akhir pembelajaran dengan harapan mahasiswa ingat dengan materi yang telah diajarkan. (CL7: 3)

Marjan W: Ya saya tahu itu, dalam proses belajar mengajar saya biasa lakukan

dengan meningkatkan perhatian mahasiswa agar lebih berkonsentrasi dan diharapkan mahasiswa lebih bisa memahami isi materi. Dengan menyelipkan humor segar dalam penyampaian materi dengan harapan mereka lebih enjoy dan memberikan pertanyaan yang membimbing mahasiswa agar lebih pemahami materi. (CL8: 3)

Rini E: Ya pasti saya tahu tentang psikologi pendidikan, biasanya saya dalam

pelaksanaan proses belajar mengajar lebih senang dangan memberikan contoh nyata dan peragaan baik dengan alat peraga maupun langsung dengan manusia karena menurut saya mahasiswa akan lebih memahami materi bila dilihatkan contoh secara langsung. (CL9: 3)

Mengenal dan menerapkan psikologi pendidikan dalam kegiatan pembelajaran di Stikes Muhammadiyah Samarinda sesuai dengan pernyataan dari dosen dapat disimpulkan adalah berupa meningkatkan motivasi dengan memberikan pendahuluan serta humor segar pada saat penyampaiannya agar mahasiswa lebih menikmati, meningkatkan keaktifan dengan memberi tugas, diskusi guna meningkatkan kreatifitas, pengulangan materi yang telah disampaikan dalam bentuk pertanyaan yang membimbing diharapkan mahasiswa dapat ingat dengan materinya, dalam penyampaian materinya dengan menggunakan media audio-visual dan membimbing secara individu setiap mahasiswa.

b. Menguasai bahan pembelajaran

1) Menguasai bahan pengajaran sesuai dengan panduan kurikulum sesuai hasil wawancara: Rusni M: Ya harus menguasainya karena kurikulum merupakan pedoman dari

pusat yang harus dilaksanakan dalam proses pembalajaran. Kalau program studi S-1 keperawatan kita mengacu ke AIPNI asosiasi nes kan. (CL1: 4)

Joanggi W H: Iya harus menguasainya karena itu merupakan pedoman dalam

pelaksanaan pengajaran, disini kita semua mengacu pada kurikulum AIPNI (asosiasi pendidikan nurse indonesia) 2010, kita mengikuti yang sudah dibuat. Di kurikulum tersebut sudah jelas penjabarannya, apa yang harus kita sampaikan, apa yang disinggung kecuali memang pelaksanaan pengajaran, disini kita semua mengacu pada kurikulum AIPNI (asosiasi pendidikan nurse indonesia) 2010, kita mengikuti yang sudah dibuat. Di kurikulum tersebut sudah jelas penjabarannya, apa yang harus kita sampaikan, apa yang disinggung kecuali memang

Maridi M D: Ya sebagai pengajar hasus menguasainya karena kurikulum

nasional yang dibuat oleh AIPNI (Asosiasi Pendidikan Nurse Indonesia) nah AIPNI ini secara periodik melakukan kajian-kajian tentang kurikulum dan secara nasional sebagai bahan acuan perguruan tinggi kita, hanya dalam prosesnya ada pengembangan-pengembangan yang sifatnya muatan pelengkap nah dalam muatan pelengkap itu yang saya masukkan ada menggali kearifan-kearifan lokal. Tentu di Perguruan Tinggi kita memiliki keunggulan - keunggulan disamping berkaitan dengan misi Kemuhammadiyahan juga ada keunggulan yang ingin kita capai dari lulusan, kita harap lulusan kita cakap dalam hal emergensi sehingga dari panduan AIPNI ditambah dengan muatan lokal dan ditambah lagi kekhususan maka jadilah kurikurum institusi yang tidak bertentangan dengan kurikulum nasional dan mempunyai keunggulan-keunggulan. (CL3: 4)

Yannie I: Ya, oleh karena itu di Stikes Muhammadiyah diadakan pengkajian atau

disebut lokakarya tentang kurikulum agar semua dosen memahami isi kurikulum tersebut. (CL4: 4)

Ramdhany I: Ya itu harus dan diinstitusi ini yang saya gunakan adalah

kurikulum terbaru dan sudah di lokakaryakan di tingkat institusi. (CL6: 4)

Marjan W: Ya harus menguasainya karena merupakan pegangan kita dalam

melaksanakan pembelajaran kepada anak-anak (mahasiswa). (CL8: 4) Rini E: Ya menguasainya karena panduan kurikulum tersebut merupakan

pegangan kita dalam melasanaka proses pembelajaran, saat ini kami menggunakan kurikulum di SISDIKNAKES, karena D-3 keperawatan masih mengacuh ke SISDIKNAKES. (CL9: 4)

Menguasai bahan pengajaran sesuai dengan panduan kurikulum sesuai dengan pernyataan dari dosen di Stikes Muhammadiyah Samarinda dapat disimpulkan adalah menguasai bagan pengajaran merupakan suatu kewajiban serta harus sesuai dengan panduan kurikulum yang berlaku dan kurikulum tersebu ditetapkan melalui lokakarya ditingkat institusi dengan kurikulum di Program Studi D-3 keperawatan dan Program Studi D-3 Kesehatan Lingkungan menggunakan kurikulum sesuai SISDIKNAKES sedangkan untuk Program Studi S-1 Ilmu Keperawatan menggunakan

kurikulum AIPNI dan untuk Program Studi S-1 Kesehatan Masyarakat menggunakan kurikulum IAKMI.

2) Menggunakan bahan penunjang yang relevan dengan bidang studi atau mata pelajaran sesuai hasil wawancara: Joanggi W H: Ya harus sesuai dan relevan dengan bidang studi dan juga isi

materinya harus mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan. Itu tadi seperti yang saya bilang ada beberapa mata kuliah yang kasarnya saklek (harus) seperti anatomi-fisiologi, anatomi-fisiologi dari tubuh manusia itu dari tahun ke tahun perubahannya nyaris tidak ada perubahan, dalam tubuh manusia tidak ada penambahan organ, untuk bahan penunjang diperbaharui iya pastinya, mungkin kemarin saya menyampaikan dengan 40 slide tidak bisa satu kali pertemuan jadi harus ada yang disingkat supaya mahasiswa paham tapi untuk mata kuliah manajemen, riset atau tatacara penulisan penelitian dan sebagainya ikut perkembangan yang terbaru. (CL2: 5)

Maridi M D: Bahan penunjang harus sesuai dengan mata kuliah yang akan

diajarkan sesuai dengan kurikulum yang dipergunakan dalam institusi tersebut adapun materinya harus terus mengikuti perkembangan jaman. Jadi materi-materi kuliah saya akan saya tinjau kembali sebelum perkuliahan karena ada perkembangan-perkembangan terbaru baik yang mungkin sudah berlaku umum maupun baru saya baca dari literatur, kebetulan saya mempunyai perpustakaan sendiri dirumah jadi berdasarkan literatur terbaru itulah bahan penunjang yang saya gunakan untuk pembelajaran, karena sekarang bentuknya dalam bentuk powerpoint jadi berbeda dengan dulu yang menggunakan OHP (overhead projector) sehingga mudah untuk dilakukan update terutama pengkembangan penelitian terbaru dan lagi sekarang termudahkan dengan adanya internet sehingga kita dapat men- searching materi-meteri yang up to date yang mana. (CL3: 5)

Yannie I: Ya kalau sudah sesuai dengan kurikulum pastinya sudah relevan

dengan program studi jadi kita tinggal mengembangkan materinya. Ya saya perbaharui sesuai perkembangan dengan cara mencari materi di internet sehingga mendapatkan bahan yang update sekarang kan tidak harus dengan buku cetak, jurnal-jurnal dari internet pun dapat digunakan. (CL4: 5)

Sri S: Kita Ya sesuai dengan kurilulum yang berlaku dan harus relevan dengan

program studi. Untuk materi pembelajan kita meng-update yang kita ambil dari internet untuk jurnal-jurnal baik nasional maupun internasional, buku-buku literatur baik dari dalam maupun luar negeri kebetulan kita baru pesan lagi. Disamping mengikuti seminar-seminar dan rakerrnasnya IAKMI. (CL7: 5)

Rini E: Ya harus semua indikasi tersebut sudah terdapat pada kurikulum yang

kita gunakan sebagai acuan dan saya selalu melihat perkembangan ilmu pengetahuan yang baru, selalu mencari literatur terbaru untuk memperbaharui bahan penunjang saya agar sesuai dengan tujuan kita gunakan sebagai acuan dan saya selalu melihat perkembangan ilmu pengetahuan yang baru, selalu mencari literatur terbaru untuk memperbaharui bahan penunjang saya agar sesuai dengan tujuan

Menggunakan bahan penunjang yang relevan dengan bidang studi atau mata pelajaran sesuai dengan pernyataan dari dosen di Stikes Muhammadiyah Samarinda dapat disimpulkan adalah bahan penunjang harus sesuai dengan program studi yang sesuai dengan kurikulum berlaku dan mengembangkan materi dengan menggunakan literatur dan dengan menggunakan jurnal- jurnal baik cetak maupun elektonik yang terbaru.

c. Menyusun program pengajaran

1) Menetapkan dan mencapai tujuan pembelajaran dalam proses pembelajaran sesuai dengan hasil wawancara: Joanggi W H: Untuk mengetahui tujuan pembelajaran tercapai pada saat selesai

ujian, seberapa banyak tingkat kelulusannya, itu tadi yang saya bilang karena ada beberapa mata kuliah yang kasarnya sudah menjadi momok dari tahun

ketahun

mungkin sulit tercapai, bukan berarti mahasiswanya tidak mampu karena memang mungkin materinya berat seperti farmakologi yang mungkin bahasanya 180 0 mereka ngak paham dan mereka harus mempelajari itu dengan mata kuliah lain, kalau untuk mata kuliah lain yang saya ampu dalam katagori aman. (CL2: 6)

Maridi M D: Jadi tujuan pembelajaran adalah apa yang ingin kita capai tentu

perkuliahan kita arahkan untuk pencapaian itu karena tujuan pembelajaran mendukung pencapaian ko mpetensi jadi kita harus berusaha untuk tercapainya tujuan agar kompetensinya juga tercapai. (CL3: 6)

Dwi R F: Ya semua proses belajar mengajar selalu berupaya untuk mencapai

tujuan pembelajaran karena tujuan pembelajaran merupakan goal untuk dapat mencapai kompetensi mahasiswa. (CL5: 6)

Sri S: Seperti yang saya bilang tadi untuk pencapaian seratus persen tidak ya

karena masalah sarana dan prasarana misal untuk Epidemologi kita butuh laboratorium Mikro Parasitologi. Tapi secara umum tujuan itu tercapai sih walaupun dengan sarana yang minimal. (CL7: 6)

Marjan W: Tujuan pembelajarannya tidak semuanya tercapai tapi kalau di kelas

InsyaALLAH tercapai tapi yang di praktik itu tidak semuanya tercapai kita batasi dan disesuaikan dengan kondisi. (CL8: 6)

Rini E: Ya penetapan tujuan pembelajaran sesuai dengan kurikulum yang

berlaku dan Alhamdulillah semua sudah tercapai untuk tujuan pembelajaran tersebut. (CL9: 6)

Menetapkan dan mencapai tujuan pembelajaran dalam proses pembelajaran sesuai dengan pernyataan dari dosen di Stikes Muhammadiyah Samarinda dapat disimpulkan adalah penetapan tujuan pendidikan sesuai dengan kurikulum dan diusahakan dapat dicapai yang pada akhirnya dapat tercapainya kompetensi mahasiswa sehingga kita batasi dan disesuaikan dengan kondisi.

2) Memilih dan mengembangkan bahan pembelajaran sesuai dengan hasil wawancara:

Maridi M D: Ya seperti yang saya katakan tadi yaitu mulai dengan pemilihan

bahan penunjang yang selalu up date dan kemudian dikembangkan menjadi bahan pembelajaran yang akan disampaikan dalam pembelajaran ke mahasiswa sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. (CL3: 7)

Yannie I: Dalam pelaksanaannya bahan pembelajaran kita sesuaikan dengan

tujuan pembelajaran karena ditujuan pembelajaran itu target yang kita ingin capai. (CL4: 7)

Dwi R F: Dalam memilih bahan pengajaran selalu berfokus pada tujuan

pengajaran, sedangkan untuk pengembangannya selalu meng-update materi yang akan diajarkan. (CL5: 7)

Ramdhani I: Saya usahakan untuk mengembangkan bahan pembelajaran dengan

meng-update materi dan mengikuti pelatihan-pelatihan, jadi bahan pembelajaran sudah sesuai dengan tujuan pembelajaran. (CL6: 7)

Memilih dan mengembangkan bahan pembelajaran sesuai dengan pernyataan dari dosen di Stikes Muhammadiyah Samarinda dapat disimpulkan adalah pemilihan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran dan pengembangannya selalu meng-update materi dan mengikuti pelatihan-pelatihan.

3) Memilih dan mengembangkan strategi belajar mengajar sesuai dengan hasil wawancara: Joanggi W H: Kalau yang kebetulan saat ini menggunakan masih yang

konvensional ditambah dengan modifikasi agar mahasiswa tidak jenuh konvensional ditambah dengan modifikasi agar mahasiswa tidak jenuh

Maridi M D: Tergantung pada situasinya kalau di Perguruan Tinggi kita sudah

menganut pembelajaran orang dewasa, ada kalanya kita ceramah jika terkait dengan konsep-konsep, ada juga penugasan bisa tugas baca tugas analisa karena waktu di kampus tidak mencukupi unuk mencapai derajat ahli maka kita lakukan penugasan, ada lagi penugasan jurnaling dari apa sudah kita bahas dicari di internet dalam bentuk jurnal yang tujuanya untuk memperkaya pengetahuan mahasiswa disamping itu juga mereka biasanya di keperawatan praktik nyata di rumah sakit disitulah mahasiswa belajar mendalami apa yang sudah diajarkan di kampus dan bagaimana operasionalnya dilapangan. (CL3: 8)

Dwi R F: Ya itu tadi seperti yang sudah saya katakan bahwa lebih terfokus pada

mahasiswa selaku peserta didik sehingga peserta didiklah yang harus aktif dalam pengembangan diri sendiri. (CL5: 8)

Rini E: Ya saya biasa padukan antara SCL (Student Centered Leaning) dengan

TCL (Teaching Centered Leaning) kalau menyampaikan konsep ya tepatnya dengan TCL karena mereka belum tahu sama sekali tentang konsep tapi bila mereka sedang berdiskusi ya dengan SCL agar kreatifitas mereka lebih terasah baik kognitif, afektif dan psikomotor. (CL9: 8)

Memilih dan mengembangkan strategi belajar mengajar sesuai dengan pernyataan dari dosen di Stikes Muhammadiyah Samarinda dapat disimpulkan adalah dengan menggunakan pembelajaran orang dewasa dengan memadukan antara TCL (Teaching Centered Leaning) untuk penyampaikan konsep-konsep sedangkan SCL (Student Centered Leaning) bisa berupa SGD (small group discussion), role play, presentasi, seven jump atau penugasan jurnaling agar kreatifitas mereka lebih terasah baik kognitif, afektif dan psikomotor.

4) Memilih dan mengembangkan media pembelajaran sesuai dengan hasil wawancara: Rusni M: Ada modifikasi baru misal kalau IKD (ilmu keperawatan dasar) anak-

anak penyuluhan kesehatan udah mulai terjunkan anak untuk pengabdian kemasyarakat kemudian juga kalau memang harus ada terapi bermain ini kebetulan dibawa (sambil menunjukan hasil karya mahasiswa berupa kuda lumping) nanti ada gosok gigi membuat anak penyuluhan kesehatan udah mulai terjunkan anak untuk pengabdian kemasyarakat kemudian juga kalau memang harus ada terapi bermain ini kebetulan dibawa (sambil menunjukan hasil karya mahasiswa berupa kuda lumping) nanti ada gosok gigi membuat

Joanggi W H: Ya seperti pada umumnya menggunakan media laptop, LCD,

whiteboard, spidol pastinya, itu berguna sangat berguna disaat keadaan lampu mati jadi kita menerangkan mahasiswanya yang aktif sendiri mereka mencatat dan mendangarkan. (CL2: 9)

Maridi M D: Dalam awal kontrak pembelajaran sudah dilakukan mana yang

ceramah, mana yang diskusi, nama yang tugas mandiri, mana yang tugas kelompok , mana yang tugas jurnaling, mana yang tugas baca dan seterusnya itu sudah dilakukan jadi setiap pokok bahasan akan berbeda-beda media belajar yang digunakannya sesuai kontrak pembelajaran. Ada yang pake LCD dan laptop, ada yang langsung pada praktik di laboratorium kampus. Jadi didalam keperawatan itu ada tiga ranah yang harus dicapai yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotor. (CL3: 9)

Sri S: Jadi media tergantung mata kuliah misal jika kita mengajar komunikasi

yang jadi media adalah hasil rekaman mereka dalam melaksanakan komunikasi di masyarakat itu yang kita jadikan bahan diskusi, tidak hanya hasil rekaman audio tapi bisa juga berupa audio-visual disamping media pembelajaran yang umum seperti powerpoint. (CL7: 9)

Rini E: Dimulai dengan pemilihan media yang sesuai dengan tujuan

pembelajaran dan mengadakan pengembangan media pembelajaran. Untuk media dikelas menggunakan LCD, laptop, whiteboard dan spidol jika dalam pembelajaran membutuhkan alat peraga ya ada. (CL9: 9)

Memilih dan mengembangkan media pembelajaran sesuai dengan pernyataan dari dosen di Stikes Muhammadiyah Samarinda dapat disimpulkan adalah memilih dan mengembangkan media pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran dan berbeda-beda setiap pokok bahasan. Media pembelajaran dapat berupa LCD, laptop, whiteboard, spidol, alat bermain, poster, audio, audio-visual, dan alat peraga (pantom) semua media pembelajaran tersebut disosialisasikan pada saat kontrak pembelajaran.

5) Memilih dan memanfaatkan sumber belajar yang digunakan mahasiswa sesuai dengan hasil wawancara: Rusni M: Kalau perpustakaan sering dipakai, internet mereka mulai

ketergantungan yang jarang mereka memanfaatkan dosen, merasa ketergantungan yang jarang mereka memanfaatkan dosen, merasa

Joanggi W H: Kalau sumber belajar bagi mahasiswa saya rasa mahasiswa sudah

lebih canggih mereka lebih senang dengan e-book jadi kalau kita minta ayo searching ini, jurnal ini, meraka rata-rata telah dikenalkan dengan telaah jurnal, jadi kalau kita hanya terpaku yang perpustakaan itu susah karena literatur diperustakaan yang terbatas, jika ada tugas atau yang baru mereka langsung diskusikan dan searching sendiri. (CL2: 10)

Maridi M D: Sumber belajar kan tidak hanya dari teks book baik elektronik

maupun cetak tetapi lingkungan juga dapat menjadi sumber belajar juga misalnya sewaktu mahasiswa berkomunikasi dan berdiskusi dengan teman sejawat juga termasuk sumber belajar dan seperti yang tadi saya katakan bahwa keperawatan terdiri dari tiga ranah tersebut. (CL3: 10)

Dwi R F: Mereka sudah sangat paham dan mengerti tentang tehnologi jadi selain

internet mereka juga menggunakan teks book yang ada di perpustakaan kampus maupun di perpustakaan daerah yang ada di seberang jalan itu. (CL5: 10)

Ramdhani I: Kalau saya menganggap sekarang dosen hanya sebagai fasilitator

jadi waktu proses pembelajaran kita memberi umpan biar mahasiswa itu sendiri yang harus aktif mengembangkan ilmunya. (CL6: 10)

Sri S: Sebenarnya tepat tapi untuk buku-buku cetak di Kalimantan Timur ini sulit

diakses yang terdapat di perpustakaan kampus maupun di perpustakaan daerah. (CL7: 10)

Marjan W: Menurut saya sudah tepat sebagai indikatornya mereka adalah

penyelesaian tugas sesuai dengan perkembangan ilmu yang terbaru. (CL8: 10)

Memilih dan memanfaatkan sumber belajar yang digunakan mahasiswa sesuai dengan pernyataan dari dosen di Stikes Muhammadiyah Samarinda dapat disimpulkan adalah sudah tepat sebagai indikator mereka adalah penyelesaian tugas sesuai dengan perkembangan ilmu yang terbaru. Mereka menggunakan tidak hanya literatur cetak yang ada di perpustakaan kampus maupun daerah juga literatur elektronik yang berupa e-book dan jurnal- jurnal yang didapat di internet. Sumber belajar tidak hanya berupa literatur, Memilih dan memanfaatkan sumber belajar yang digunakan mahasiswa sesuai dengan pernyataan dari dosen di Stikes Muhammadiyah Samarinda dapat disimpulkan adalah sudah tepat sebagai indikator mereka adalah penyelesaian tugas sesuai dengan perkembangan ilmu yang terbaru. Mereka menggunakan tidak hanya literatur cetak yang ada di perpustakaan kampus maupun daerah juga literatur elektronik yang berupa e-book dan jurnal- jurnal yang didapat di internet. Sumber belajar tidak hanya berupa literatur,

d. Melaksanakan program pengajaran

1) Menciptakan suasana belajar mengajar sesuai dengan hasil wawancara: Joanggi W H: Alhamdulillah sudah banyak di tunjang dan kita juga banyak di

support, misalnya AC mati kita bisa langsung telpon kebagian perlengkapan, tidak lama dari itu sudah akan diperbaiki, kenyaman mahasiswa sudah sangat diperhatikan. Alhamdulillah sudah banyak perubahan. (CL2: 11)

Maridi M D: Kalau menurut saya suasananya sih, suasana akademik sudah mulai

tumbuh tapi belum se-intens mahasiswa di Jawa yang mahasiswanya sangat aktif dalam mendapatkan ilmu pengetahuan mungkin karena faktor kompetisi di Jawa lebih tinggi daripada disini, sehingga para mahasiswa disini kurang berkompetisi, posisi kita masih dalam tahap menengah, tinggi tidak, rendah pun tidak dalam hal suasana akademiknya. (CL3: 11)

Dwi R F: Kondusif saya kira karena waktu kontrak pendidikan saya selalu

menekankan bahwa HP (Handphone) mahasiswa diletakkan di tas dan saya larang untuk menggunakan laptop di kelas saat proses pembelajaran karena dapat memecah konsentrasi belajar, saya juga harus tidak membawa HP saat mengajar. Saya lakukan agar suasana belajar kondusif. (CL5: 11)

Sri S: Bisa kondusif bisa ngak. Kondusifnya karena sudah memiliki ruangan

kelas dan kalau mati lampu genset bisa membantu, tetapi kami nengajar dikelas yang besar satu kelas itu sekitar 60an mahasiswa jadi bila lampu mati genset hanya dapat mengalirkan listrik ke seluruhannya kecuali ke AC sehingga mahasiswa ribut karena kepanasan, kalau dikelas yang kecil kebetulan saya ngajar pas waktu hujan jadi kelas tersebut banjir itu kan tidak kondusif. (CL7: 11)

Rini E: Sudah kondusif karena kita memiliki ruangan yang permanen, fasilitas memadai dan lagi terpasang AC. (CL9: 11)

Menciptakan suasana belajar mengajar sesuai dengan pernyataan dari dosen di Stikes Muhammadiyah Samarinda dapat disimpulkan adalah sudah kondusif ruangan permanen, fasilitas memadai dan terpasang AC. Ditambah dengan pengertian antara dosen dan mahasiswa. Tetapi suasana akademik masih lebih rendah dari pada Perguruan Tinggi di Jawa. Kondisi tertentu Menciptakan suasana belajar mengajar sesuai dengan pernyataan dari dosen di Stikes Muhammadiyah Samarinda dapat disimpulkan adalah sudah kondusif ruangan permanen, fasilitas memadai dan terpasang AC. Ditambah dengan pengertian antara dosen dan mahasiswa. Tetapi suasana akademik masih lebih rendah dari pada Perguruan Tinggi di Jawa. Kondisi tertentu

2) Penggunaan sarana dan prasarana dalam proses belajar mengajar sesuai dengan hasil wawancara: Rusni M: Iya, semua sudah sesuai keperluan proses pembelajaran saya,

menggunakan semua sarana prasarana yang ada di kelas, kalau lampu mati lcd mati saya pake tradisional papantulis karena sudah terbiasa jadi saya tidak terganggu apapun saya bisa gunakan allhamdulillah. (CL1: 12)

Joanggi W H: Saya kira sudah sangat cukup mas, dalam proses belajar mengajar

yang kita butuhkan seperti whiteboard, LCD dan spidol, alhamdulillah sudah terpenuhi semua. (CL2: 12)

Maridi M D: Kalau yang standar itu sudah terpenuhi tapi diharapkan adanya

pengembangan dalam hal tehnologi misalnya sarana webside kita harus ada e-library atau tehnologi multimedia dengan e-leaning. (CL3: 12)

Yannie I: Ruangan ada sarana penunjang seperti pengeras suara, LCD, whiteboard , spidol dan laptop sudah memadai semua. (CL4: 12)

Marjan W: Menurut saya sarana dan prasarana pembelajaran dikelas sudah

memadai. Tapi itu tadi di laboratorium tersebut yang belum memadai. Peralatan laboratorium dan SDM (Sumber Daya Manusia)nya. (CL8: 12)

Pengguanaan sarana dan prasarana dalam proses belajar mengajar sesuai dengan pernyataan dari dosen di Stikes Muhammadiyah Samarinda dapat disimpulkan adalah untuk yang standar di kelas seperti pengeras suara, LCD, whiteboard, spidol dan laptop sudah memadai tetapi untuk di laboratorium yang belum memadai seperti peralatan dan SDMnya dan juga diharapkan adanya pengembangan tehnologi berupa e-library kampus atau berupa e-leaning.

3) Pengaturan ruangan sesuai dengan hasil wawancara: Joanggi W H: Sekarang mahasiswa sudah sangat dewasa mereka istilahnya haus

ilmu jadi bila saya mengajar dan waktunya presentasi kelompok maka mahasiswa dengan aktif menyusun bangku untuk presentasi demikian juga bila mereka lagi melaksanakan small group discussion meraka ilmu jadi bila saya mengajar dan waktunya presentasi kelompok maka mahasiswa dengan aktif menyusun bangku untuk presentasi demikian juga bila mereka lagi melaksanakan small group discussion meraka

Maridi M D: Pengaturan ruangan di Stikes Muhammadiyah ini masih tradisional

maksudnya masih meja dosen dan mahasiswa saling berhadapan mungkin karena mainset mahasiswanya masih terpaku bahwa sumber belajar hanya dari dosen padahal sumber belajar bisa dari mahasiswa itu sendiri. (CL3: 13)

Yannie I: Perubahan atau penataan itu lakukan oleh mahasiswa atas instruksi kita misalnya dibikin melingkar atau dibikin grup. (CL4: 13)

Dwi R F: Ya sebelum memulai pembelajaran saya berusaha memberi instruksi

kepada mahasiswa untuk mengatur posisi duduk mahasiswa yangdapat memungkin dengan mudah membuat kondisi ribut misalnya mahasiswa yang paling belakang saya suruh untuk maju kedepan atau memberi ruang antara bangku mereka. (CL5: 13)

Sri S: Ya saya sering instruksikan kepada mahasiswa untuk mengatur bangku

kelas guna meningkatkan kelancaran proses belajar mengajar misal di kelas yang besar kita sering memberi ruang agar masih ada tempat untuk jalan jadi saya masih bisa mendatangi mahasiswa yang berada di paling belakang. Bila kita ingin merubah metode pembelajaran misal dengan role play maka kita akan instruksikan kemahasiswa agar mengatur setting kelas agar sesuai apa yang kita inginkan.(CL7: 13)

Rini E: Biasanya saya menyuruh mahasiswa dalam pelaksanaannya misal pada

saat akan diadakan proses belajar mengajar kebetulan waktunya diskusi maka perwakilan kelas menghadap saya, saya beri instruksi untuk penataan ruanganya lalu tunggu berapa menit ruangan telah siap. (CL9: 13)

Pengaturan ruangan sesuai dengan pernyataan dari dosen di Stikes Muhammadiyah Samarinda dapat disimpulkan adalah mahasiswa sudah sangat dewasa, memberikan instruksi kepada mahasiswa untuk mengatur ruangan guna kelancaran proses belajar mengajar.

4) Menciptakan interaksi yang menyenangkan dalam proses belajar mengajar sesuai dengan hasil wawancara: Rusni M: Yaitu dengan tidak hanya duduk di depan meja dosen tapi berkeliling

ke mahasiswa guna menambah kedekatan dengan mahasiswa. (CL1: 14)

Joanggi W H: Kalau saya mengajar saya berkeliling tidak hanya duduk diam dan

juga meningkatkan volume suara sehingga mereka lebih fokus. (CL2: 14)

Maridi M D: Dengan membumbui materi dengan joke-joke guna mencairkan

suasana agar tidak tegang, berkeliling di dalam kelas agar lebih dekat dengan mahasiswa. (CL3: 14)

Dwi R F: Biasanya saya mengajarnya tidak hanya duduk di belakang meja dosen

tapi saya berkeliling ke setiap sudut kelas, jika ada mahasiswa yang bertanya saya menghampirinya dan melempar kembali ke mahasiswa lainya untuk merangsang agar lebih kreatif. (CL5: 14)

Rini E: Saya mengajarnya tidak hanya duduk didepan saja tetapi sambil jalan-

jalan dan juga saya kalau menghapal nama mahasiswa itu mudah ingat jadi saya panggil secara pribadi nama mereka sewaktu pembelajaran agar mereka merasa senang dan diperhatikan. (CL9: 14)

Menciptakan interaksi yang menyenangkan dalam proses belajar mengajar sesuai dengan pernyataan dari dosen di Stikes Muhammadiyah Samarinda

dapat disimpulkan adalah mengajar tidak hanya duduk didepan tetapi berkeliling agar kedekatan dengan mahasiswa tercipta, meningkatkan volume suara agar mahasiswa lebih fokus, menambahkan humor yang menyegarkan agar tidak tegang, melempar ke mahasiswa kembali bila ada pertanyaan dari mahasiswa agar lebih kreatif dan memanggil secara pribadi nama mahasiswa agar merasa senang dan diperhatikan.

e. Menilai hasil dan proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan

1) Membuat instrumen penilaian dan melaksanakan penilaian pencapaian mahasiswa sesuai dengan hasil wawancara: Rusni M: Ya pasti lah, untuk apa lagi kalau ngak, misal untuk persentasi

kelompok mahasiswa dapat tugas untuk bikin makalah kemudian mereka presentasi sebelumnya

disosialisasikan inilah format penilaiannya, yang nilai bukan hanya saya tapi juga ada dari kelompok, jadi antar group dan juga nanti tentunya ada ujian tulisnya jadi disetiap proses ada nilainya misal yang maju kelompok 1 ada lima kelompok, 4 kelompok akan kita beri kesempatan menyampaikan hasil observasi itu sangat bermanfaat kelebihan dan kekurangan mereka, mereka sadar untuk kelompok lebih baik. (CL1: 15)

Joanggi W H: Ya kita buat jauh-jauh hari sebelum proses pembelajaran dimulai

mas, kita sudah ceklist apa aja yang kata nilai dan penetapan instrumen penilaian juga harus ada dasarnya, ada literaturnya jadi tidak semau kita dan pada pertemuan pertama waktu kontrak silabus kita jelaskan tentang masalah penilaian ini sehingga mereka bisa mengira-ngira nilai mereka. Sesudah semua dilakukan ya kita tinggal ngikut aja. (CL2: 15)

Yannie I: Ya saya bikin sebelum pembelajaran dimulai kan waktu kontrak

pembelajaran kan udah dijelaskan, biasanya saya dilaksanakan pada waktu proses dan di akhir semester. (CL4: 15)

Dwi R F: Instrumen penilaian dibuat sebelum perkuliahan atau proses belajar

mengajar baik dikelas, laboratorium dan di klinik, penilaian ini menilai setiap kegiatan pembelajaran mahasiswa. (CL5: 15)

Ramdhany I: Saya membuat instrumen penilaian sebelum pelaksanaan proses

pembelajaran jadi dimulai dengan GBPP (Garis Besar Pelaksanaan Pembelajaran) dan SAP (Satuan Acara Pembelajaran) itu instrumen penilaian harus sudah jadi. Untuk pelaksanaannya ya yang pertama harus di sosialisasikan dulu dengan mahasiswa. (CL6: 15)

Rini E: Untuk instrumennya saya membuatnya bersamaan dengan pembuatan

silabus, dan sewaktu kontrak pembelajaran saya sosialisasikan ke mahasiswa. Untuk pelaksanaannya saya biasanya menggunakan instrumen penilaian berupa tugas, UTS (Ujian Tengah Semester), UAS (ujian Akhir Semester) dan kehadiran itu untuk yang dikelas kalau yang praktik laboratorium pemilaiannya menggunakan OSCE (Objective Strukture Clinik Examination). (CL9: 15)

Membuat instrumen penilaian dan melaksanakan penilaian pencapaian mahasiswa sesuai dengan pernyataan dari dosen di Stikes Muhammadiyah Samarinda dapat disimpulkan adalah instrumen penilaian dibuat sebelum pelaksanaan proses belajar mengajar di kelas, laboratorium dan di klinik. Pelaksanaannya dapat berupa tugas, observasi mahasiswa, UTS, UAS,

kehadiaran dan OSCE (Objective Strukture Clinik Examination) bila praktik laboratorium.

2) Melaksanakan penilaian proses belajar mengajar dalam upaya perbaikan proses pelajar mengajar sesuai dengan hasil wawancara: Joanggi W H: Penilaian proses pembelajaran ….. saya biasa lakukan langsung

tanya atau diadakan sewaktu-waktu ke mahasiswa setelah saya mengadakan perkuliahan tentang pemahaman tentang materi dan proses belajar mengajar, itu yang menjadi bahan pertimbangan saya apakah saya telah menjelaskannya kurang atau mahasiswanya salah paham, jika itu terjadi harus disamakan dulu persepsinya. (CL2: 16)

Maridi M D: Penilaian proses itu kan dilakukan dari mata kuliah yang kita

ajarkan pada bagian akhir pembelajaran, tapi mata kuliah di keperawatan tidak hanya kognitif aja, dan dilanjutkan di laboratorium dan kemudian kita lakukan penilaian dan ada di akhir sebelum terjun ke lapangan ada uji OSCE (Objective Strukture Clinik Examination) ajarkan pada bagian akhir pembelajaran, tapi mata kuliah di keperawatan tidak hanya kognitif aja, dan dilanjutkan di laboratorium dan kemudian kita lakukan penilaian dan ada di akhir sebelum terjun ke lapangan ada uji OSCE (Objective Strukture Clinik Examination)

Yannie I: Ya saya serahkan pada Program Studi yang merupakan kaki tangan dari penjamin mutu. (CL4: 16)

Dwi R F: Kalau prosesnya sih saya selalu meminta masukan ke mahasiswa

diakhir proses belajar tentang materi maupun terhadap tata cara penyampaian materi dan berkoordinasi dengan Program Studi yang menyebarkan kuisioner kepada peseta didik dalam memberi evaluasi terhadap dosen. (CL5: 16)

Ramdhany I: Salama ini saya tidak menilainya karena wewenang untuk menilai

adalah Program Studi jadi saya jarang untuk menilai secara individu, yang saya lakukan hanya menari kesimpulan bersama dengan mahasiswa tentang topik pembelajaran. (CL6: 16)

Marjan M: Saya menanyakan kembali tentang materi yang sudah diajarkan

kepada mahasiswa apabila mahasiswa tidak dapat menjawab atau jawaban kurang lengkap maka saya harus mengulang kembali materi dari poin yang kurang di mengerti oleh mahasiswa tersebut, bisa saja ini terjadi pada waktu saya menjelaskannya terlalu cepat atau terlewatkan. (CL8: 16)

Rini E: Saya sudah terbiasa untuk selalu apersepsi ke mahasiswa jadi penilaian

proses tersebut sudah otomatis terlaksana misal saya mengajar tentang tumbuh kembang anak, saya menyampaikan materi tentang tumbuh kembang setelah itu saya kembali menanyakan kepada mahasiswa tentang materi tadi sesuai dengan bahasa mereka, lalu jika sudah dilanjutkan ke materi berikutnya dan setelah itu saya apersepsi lagi begitu seterusnya. (CL9: 16)

Melaksanakan penilaian proses belajar mengajar dalam upaya perbaikan sesuai dengan pernyataan dari dosen di Stikes Muhammadiyah Samarinda dapat disimpulkan adalah pelaksanaannya dapat dilakukan pada waktu setelah subpokok bahasan atau setelah pokok bahasan. Untuk penilaian pelaksanaan proses pembelajaran dilakukan di akhir pembelajaran.

Proses belajar mengajar yang dilakukan oleh dosen di Stikes Muhammadiyah Samarinda dapat digambarkan dalam gambar 4.2. sebagai berikut:

Gambar 4.2.

Proses Belajar Mengajar

2. Standar proses pembelajaran Standar proses pembelajaran merupakan standar yang ditetapkan oleh

pemerintah melalui PERMENDIKNAS (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional) nomor 41 tahun 2007. Standar proses pembelajaran meliputi perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran dan pengawasan proses pembelajaran dilakukan agar proses pembelajaran berjalan

dengan efektif dan efisien.

Standar Proses Pembelajaran meliputi: (1) perencanaan proses pembelajaran, (2) pelaksanaan proses pembelajaran, (3) penilaian hasil pembelajaran, dan (4) pengawasan proses pembelajaran.

a. Perencanaan Proses Pembelajaran

1) Dosen membuat silabus sesuai dengan hasil wawancara: Joanggi W H: Iya saya bikin silabus sebelumnya mas apa lagi kalau kita

melibatkan dosen luar sebagai tim maka silabus harus jauh hari dikirim bersamaan dengan permohonan kesediaan mengajar dan jadwal nya. (CL2: 17)

Maridi M D: Iya saya membuat silabus, kami mengajarnya dalam tim jadi

sebelum pembelajaran dimulai kita mengadakan rapat tim kecil untuk membahas silabus tersebut. (CL3: 17)

Dwi R F: Ya pasti karena silabus itu merupakan salah satu panduan yang diturunkan dari kurikulum inti. (CL5: 17)

Ramdhany I: Ya seperti yang saya katakan tadi GBPP, SAP, SILABUS dan

instrumen penilaian itu dibuat sebelum perkuliahan dimulai, dan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan. (CL6: 17)

Rini E: Ya pastinya saya membuat karena semua silabus merupakan panduan

dalam proses belajar mengajar yang merupakan turunan langsung dari kurikulum. (CL9: 17)

Membuat silabus sesuai dengan pernyataan dari dosen di Stikes Muhammadiyah Samarinda dapat disimpulkan adalah pembuatan silabus dilakukan pada awal sebelum proses pembelajaran dimulai dan diadakan rapat kecil untuk membahas silabus tersebut.

2) Dosen menjalankan indikasi yang terpada silabus kedalam RPP sesuai dengan hasil wawancara: Joanggi W H: Sejauh ini kita mengusahan untuk melaksanakan nya, indikator itu

per standar kompetensi dan larinya lagi-lagi ke tujuan pembelajaran. Jadi kita harus melaksanakannya mas. (CL2: 18)

Dwi R F: Ya semua target kompetensi yang dijabarkan dalam silabus,

diupayakan dapat dipenuhi semua dengan melakukan monitoring materi terhadap tim yang terlibat bila proses belajar mengajar dalam bentuk tim. (CL5: 18)

Marjan W: Ya pastinya saya ikuti karena hal itu sebagai acuan. (CL8: 18)

Rini E: Ya seharusnya karena seperti yang saya bilang tadi silabus merupakan

penjabaran dari kurikulum sehingga indikasi tersebut harus dijalankan dan terpenuhi. (CL9: 18)

Menjalankan indikasi yang terpada silabus kedalam RPP sesuai dengan pernyataan dari dosen di Stikes Muhammadiyah Samarinda dapat disimpulkan adalah melaksanakannya indikator tersebut karena merupakan kompetensi mahasiswa dan sebagai bahan acuan proses belajar mangajar.

3) Dosen membuat RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) sesuai dengan hasil wawancara: Rusni M: Iya, kebanyakan karena udah tinggal jalan ngak terlalu sulit untuk yang

selanjutnya itu. (CL1: 19) Joanggi W H: Iya setiap tatap muka, tapi ada beberapa yang misalnya kalau saya

menyampaikan beberapa materi dan pertemuan berurutan jadi bisa saya satukan tapi tetap dalam RPP tersebut per pertemuan. (CL2: 19)

Maridi M D: Iya karena di R PP tersebut merupakan guide jadi mestinya harus

dilaksanakan semua tapi dalam pelaksanaannya bahasanya tidak sekaku di RPP. (CL3: 19)

Dwi R F : Ya saya membuatnya dan mengusahakan setiap yang kita tulis kita

laksanakan agar tujuan pembelajaran terpenuhi sehingga kompetensi mahasiswa juga terpenuhi. (CL5: 19)

Membuat RPP sesuai dengan pernyataan dari dosen dapat disimpukan adalah membuat RPP sebagai panduan agar kompetensinya terpenuhi.

b. Pelaksanaan Proses Pembelajaran Pelaksanaan proses pembelajaran meliputi penerapan RPP yang terdiri dari

tiga bagian yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Sesuai dengan hasil wawancara dengan dosen di Stikes Muhammadiyah Samarinda menyatakan bahwa semua dosen melaksanakan setiap bagian tersebut secara berurutan, beberapa dosen melakukan modifikasi sesuai dengan yang

diungkapkan oleh dosen bapak Maridi M D yaitu:

Seperti yang saya bilang tadi semua fase kita laksanakan tapi bahasanya tidak sekaku RPP misal pada fase pendahuluan ada fase apersepsi yang di RPP cuma satu contoh tapi di kelas tidak hanya satu bisa lebih dan memberikan contoh yang up to date sehingga mahasiswa merasa menarik karena ada relevansinya, Seperti yang saya bilang tadi semua fase kita laksanakan tapi bahasanya tidak sekaku RPP misal pada fase pendahuluan ada fase apersepsi yang di RPP cuma satu contoh tapi di kelas tidak hanya satu bisa lebih dan memberikan contoh yang up to date sehingga mahasiswa merasa menarik karena ada relevansinya,

Para dosen juga berusaha untuk memberi inovasi-inovasi yang positif dalam proses belajar mengajar yang dilakukann ya seperti yang dikemukakan oleh dosen ibu Sri S bahwa:

Untuk penutup di kita Program Studi Kesehatan Masyarakat kita sepakat untuk disetiap penutup menjelaskan visi dan misi Program Studi ke mahasiswa yang gunanya tidak hanya untuk mahasiswa yang tahu tapi para pendidik jadi mengerti dan paham tentang visi misi tersebut diharapkan setiap tindak tanduk

dosen tersebut selalu berusaha melaksanakan visi misi tersebut. (CL7: 20)

Sejalan dan sesuai dengan pelaksanaan proses pembelajaran peneliti melaksanakan pengamatan pada saat pelaksanaan proses belajar mengajar yang dilakukan oleh dosen. Pengamatan atau observasi proses belajar mengajar dilakukan dengan menggunakan ceklist yang sesuai dengan permendiknas no. 41 tahun 2007 tentang standar proses, pada aitem pelaksanaan proses pembelajaran yang terdapat dalam RPP terbagi menjadi tiga bagian yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Dalam setiap kegiatan terdiri dari beberapa aitem-aitem yang dilakukan oleh dosen.

Adapun aitem-aitem tersebut adalah pada kegiatan pendahuluan terdiri dari (1) dosen menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran, (2) dosen mengajukan pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari, (3) dosen menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai, dan (4) dosen menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.

Pada kegiatan inti terdiri dari eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Pada eksplorasi, yang dilakukan seorang dosen adalah (1) melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik atau tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber, (2) menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media

pembelajaran, dan sumber belajar lain, (3) memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya, dan (4) melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran. Pada bagian elaborasi dosen dengan peserta didik adalah (1) membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas tertentu yang bermakna, (2) memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis, (3) memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut, (4) memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif, (5) memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar, dan (6) memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok. Untuk bagian kolaborasi, dosen dapat (1) memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun reward terhadap keberhasilan peserta didik, (2) memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan, dan (3) memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar (a) berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengar menggunakan bahasa yang baku dan benar, (b) membantu menyelesaikan masalah, dan (c) memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif.

Kegiatan yang terakhir adalah kegiatan penutup, dalam kegiatan penutup ini dosen (1) bersama dengan peserta didik dan atau sendiri membuat rangkuman atau simpulan pelajaran, (2) melakukan penilaian dan atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram, (3) memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran, (4) merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan atau memberikan tugas baik tugas individual Kegiatan yang terakhir adalah kegiatan penutup, dalam kegiatan penutup ini dosen (1) bersama dengan peserta didik dan atau sendiri membuat rangkuman atau simpulan pelajaran, (2) melakukan penilaian dan atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram, (3) memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran, (4) merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan atau memberikan tugas baik tugas individual

Hasil pengamatan didapatkan bahwa semua dosen melaksanakan kegiatan- kegiatan dalam proses belajar mengajar yang terdiri dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Secara rinci dapat dijabarkan sebagai berikut.

Kegiatan pendahuluan, dosen menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran tersebut semua dosen melaksanakan seperti dimulai dengan berdoa, dan menanyakan kabar peserta didik dan mengajukan pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari. Semua dosen melaksanakan dengan me-review ulang materi sebelumnya berkaitan dengan materi yang akan dipelajari. Sesuai dengan ungkapan dosen ibu Rusni M yaitu:

Pasti selalu diawali dengan doa, me-review materi. (CL1: 20) Senada dengan hasil wawancara oleh mahasiswa Dedi S yaitu: Pelaksanaan proses belajar mengajar yang dilakukan oleh dosen selalu diawali

dengan salam, doa dan mengulang materi terdahulu yang ada hubungannya dengan materi yang akan diajarkan. (CL15: 11)

Dosen menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai. Hasil pengamatan terdapat 6 dosen dari 9 dosen yang diamati tidak menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar materi yang akan diajarkan seharusnya para dosen menjelaskan tujuan kompetensi yang akan di capai sehingga mahasiswa tahu target dalam proses belajar mengajar dan berusaha untuk mencapainya. Sesuai dengan yang dikemukakan oleh ibu Joanggi W H yaitu:

Diawal pembelajaran disosialisasikan tentang tujuan pembelajarannya. (CL2: 20)

Sejalan dengan yang diutarakan dalam hasil wawancara dengan mahasiswa Beni yaitu:

Dosen diawali dengan doa, menanyakan kabar, membacakan tujuan pembelajaran pada materi yang akan diajarkan. (CL13: 11)

Dosen menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus. 5 dosen dari 9 dosen yang diobservasi menyampaikan cakupan materi yang akan diajarkan. Sesuai dengan standar proses pembelajaran harus disampaikan cakupan meteri sesuai yang telah ditetapkan pada silabus agar mahasiswa mengetahui apa saya yang akan diajarkan. Sesuai dengan yang dikatakan oleh ibu Sri S yaitu:

Mencapaikan cakupan materi yang akan di ajarkan. (CL7: 20) Senada dengan yang dikatakan oleh mahasiswa Muh. Fathir M bahwa: Diawal selalu dimulai dengan doa, menjelaskan pokok materi yang akan

diajarkan. (CL14: 11) Pada kegiatan inti terdiri dari eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Pada

eksplorasi, yang dilakukan adalah dosen melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik atau tema materi yang akan dipelajari

dengan menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber. Ditemukan dalam hasil observasi 5 dosen dari 9 dosen melibatkan mahasiswa untuk memberikan contoh nyata atau peristiwa up to date yang terdapat dalam lingkungan sekitar. Sesuai dengan yang disampaikan oleh ibu dwi R F yaitu:

Kemudian melaksanakan kegiatan inti yaitu penyampaian materi dengan

memanfaatkan lingkungan sekitar dalam proses pembelajaran. (CL5: 20) Sejalan dengan yang dikemukakan oleh mahasiswa Beni yaitu: Kemudian dilanjutkan dengan penyampaian materi inti dengan memberikan

contoh dalam kehidupan nyata. (CL13: 11) Dosen menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media

pembelajaran, dan sumber belajar lain. Dengan menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran dan sumber belajar lain oleh dosen diharapkan dapat meningkatkan motivasi dan minat belajar mahasiswa. Dari hasil pembelajaran, dan sumber belajar lain. Dengan menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran dan sumber belajar lain oleh dosen diharapkan dapat meningkatkan motivasi dan minat belajar mahasiswa. Dari hasil

Saya sering membuat humor segar agar mahasiswa tidak tegang dan dengan

berkeliling didalam kelas agar mahasiswa merasa diperhatikan. (CL8: 14) Senada dengan hasil wawancara dari mahasiswa Ulfatun M bahwa: Saat ini dosen telah lebih santai dalam pelaksanaan proses belajar mengajar

dan di ikuti oleh humor-humor yang menyegarkan sehingga kami lebih enak dalam menerima materi. (CL11: 12)

Dosen melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran dengan menggunakan mahasiswa dalam hal bermain peran sebagai salah satu sarana proses pembelajaran dan memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk berfikir kreatif pada saat dosen menerima partanyaan dari mahasiswa dan menanyakan kembali pertanyaan tersebut kepada mahasiswa yang lain. Pada bagian elaborasi dosen membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas tertentu yang bermakna dengan memberikan tugas secara mandiri kepada mahasiswa dapat secara tidak langsung melatih mahasiswa untuk selamanya sepanjang hayat. Dosen memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis serta dosen memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut. Pelaksanaan SCL (Student Centered Leaning ) sangat sesuai untuk mengembangkan proses pikir mahasiswa dengan menganalisa, menyelesaikan masalah dan mengutarakannya gagasan atau idenya tanpa rasa takut. Sejalan dengan hasil wawancara dengan mahasiswa Muh. Fathir M yaitu:

kemudian menyampaikan materi biasanya disertai dengan pemberian tugas

guna pengayaan ilmu. (CL14: 11)

Dosen memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif serta menciptakan kompetisi secara sehat bagi mahasiswa untuk meningkatkan prestasi belajarnya. Dan dosen memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok. Berupa SGD (Small Group Dicussion ) dan tugas jurnaling yang dilakukan dengan bentuk penyajian data secara individu dan kelompok. Untuk bagian kolaborasi dalam kegiatan inti dosen dapat memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun reward terhadap keberhasilan peserta didik. Bentuk penguatan, umpan balik positif dan reward merupakan bagian dari keterampilan dasar mengajar yang wajib dimiliki seorang dosen sebagai seorang pendidik. dosen memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan, dengan mengadakan diskusi tentang pengalaman belajar mahasiswa dan memberikan solusi terbaik guna peningkatan prestasi belajar mahasiswa. Dan dosen memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar antara lain berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang baku dan benar, dan membantu menyelesaikan masalah, serta memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif.

Pelaksanaan proses pembelajaran yang terdapat dalam standar proses pembelajaran, kegiatan yang terakhir adalah kegiatan penutup. Pada saat pelaksanaan pengamatan berlangsung bahwa semua dosen melasanakan kegiatan penutup, dalam kegiatan penutup yang dilakukan dosen bersama dengan peserta didik dan atau sendiri membuat rangkuman atau simpulan pelajaran. Senada dengan yang diutarakan oleh mahasiswa Nova E bahwa:

Diakhiri dengan melakukan simpulan dengan mahasiswa serta berdoa. (CL16: 11)

Dosen melakukan penilaian dan atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram. Sesuai yang diungkapkan oleh mahasiswa Eko D N yaitu:

Diakhiri dengan pertanyaan ulang oleh dosen tentang materi yang telah

diajarkan dan doa. (CL10: 11) Dosen memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.

Dosen merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik. Senada dengan hasil wawancara pada mahasiswa Ulfatun M bahwa:

Diakhiri dengan pemberian tugas dan doa. (CL11: 11) Dosen menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya,

kemudian diakhiri dengan doa. Sejalan dangan hasil wawancara pada mahasiswa Dedi S yaitu:

Diakhiri dengan menyampaikan pokok bahasan materi yang akan datang dan

berdoa. (CL15: 11)

c. Penilaian Hasil dan Proses Pembelajaran Penilaian hasil dan proses pembelajaran merupakan bagian dari tugas

seorang pendidikan dalam hal ini seorang dosen. Penilaian hasil belajar dilakukan secara tersetruktur sedangkan penilaian proses pembelajaran dilakukan di setiap pelaksanaan proses belajar mengajar yang berguna untuk mengukur kemampuan mahasiswa dalam mencapai tujuan belajar mengajar. Penggunaan penilaian hasil dan proses pembelajaran untuk semestinya digunakan dalam perbaikan proses belajar mengajar yang dilakukan oleh dosen di kemudian hari. Senada dengan yang diungkapkan oleh dosen bapak Maridi M D bahwa:

Jadi biasanya kita lakukan bentuk evaluasi yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah dibuat dan semua bentuk evaluasi merupakan digunakan untuk perbaikan proses belajar mengajar. (CL3: 21)

Perubahan tersebut selalu mengarah keperbaikan baik dari isi materi pembelajaran maupun dari segi tingkat pemahaman mahasiswa, sejalan dengan yang diutarakan oleh ibu Joanggi W H yaitu:

Iya, pasti selalu kita evaluasi poin mana yang banyak kurangnya itu yang kita perbaiki, misalnya baru -baru ini mengajarkan mata kuliah fisiologi, saya sudah Iya, pasti selalu kita evaluasi poin mana yang banyak kurangnya itu yang kita perbaiki, misalnya baru -baru ini mengajarkan mata kuliah fisiologi, saya sudah

Perbaikan tersebut dapat berupa perubahan metode, sesuai yang dikemukakan oleh dosen ibu Rusni M bahwa:

Ya anak-anak dengan metode saya seperti ini mereka suka, oh dengan metode ceramah diawal mereka intens masuk 90 menit mereka udah kurang sehingga tadi ada metode yang saya bilang lebih baik mereka yang aktif, mereka presentasi diakhir kita simpulkan tidak selalu metode diskusi saya bilang kadang-kadang dosen juga sebagai center teaching. (CL1: 21)

d. Pengawasan Proses Pembelajaran Bagian terakhir dari standar proses pembelajaran adalah pengawasan proses pembelajaran. Pada pengawasan proses pembelajaran ini dilakukan oleh Wakil Ketua I bidang Akademik, LPM (Lembaga Penjamin Mutu) dan Kapala Program Studi. Di Stikes Muhammadiyah Samarinda selaku Wakil Ketua I bidang Akademik adalah bapak Yannie Isworo, selaku Sekretaris Penjaminan Mutu adalah ibu Dwi Rahmah F, selaku Ketua Program Studi S-1 Ilmu Keperawatan adalah Ibu Rusni Masnina, selaku Ketua Program Studi S-1 Kesehatan Masyarakat adalah ibu Sri Sunarti, selaku Ketua Program Studi D-3 Keperawatan adalah ibu Rini Ernawati dan selaku Ketua Program Studi D-3 Kesehatan Lingkungan adalah ibu Marjan Wahyuni. Pengawasan proses pembelajaran terdiri dari beberapa bagian antara lain pemantauan, supervisi, evaluasi, pelaporan dan tindak lanjut.

Bagian pertama dari pengawasan proses pembelajaran adalah pemantauan, di Stikes Muhammadiyah Samarinda pemantauan yang dilakukan oleh Ketua Program Studi sesuai yang diutarakan oleh bapak Yannie I yaitu:

Itu sudah kita lakukan pemantauan berkaitan pelaksanaan proses belajar mengajar, berkaitan dangan beban dan tugas dosen, kaitannya dengan pembagiannya. Untuk pemantauannya saya meminta laporan dan rekapan proses belajar mengajar dari setiap Program Studi. Misal dosen si A ini gimana implementasinya. (CL4: 22)

Implikasi dari pelaksanaan pemantauan yang dilakukan oleh Ketua Program Studi seharusnya telah terdapat standar operasional prosedurnya yang dibuat oleh LPM (Lembaga Penjamin Mutu) tetapi karena LPM tersebut baru terbentuk maka diserahkan sepenuhnya oleh Ketua Program Studi sejalan yang diungkapkan oleh Dwi R F bahwa:

Karena LPM masih baru dibentuk sehingga masih melakukan beberapa kajian. (CL5: 22)

Pada pelaksanaannya di Program Studi menggunakan buku monitoring yang ada di mahasiswa dan di dosen. Ketua Program Studi S-1 Kesehatan Masyarakat dibantu oleh Sekretaris Program Studi telah memiliki silabus dan RPP setiap dosen sehingga dapat mengvalidasi ulang sewaktu-waktu dari proses belajar mengajar yang dilakukan oleh dosen selaras dengan yang diungkapkan oleh ibu Sri S yaitu:

Pamantauan untuk proses belajar mengajar, saya telah memiliki silabus dan RPP setiap dosen sehingga saya dengan mudah untuk menvalidasi mana materi yang belum tersebut, disamp ing sekretaris Program Studi sudah mempunyai buku sendiri tentang monitoring proses pembelajaran tapi waktu validasi tidak saya tentukan. (CL7: 22)

Ketua Program Studi S-1 Ilmu Keperawatan melaksanakan pemantauan sesuai rencana oprasional sebulan sekali dengan menggunakan buku monitoring baik dari mahasiswa dan dari absensi dosen tersebut senada dengan yang dikatakan oleh ibu Rusni M bahwa:

Ya jadi sesuai dengan program ren ops (rencana operasional) sebulan itu, saya punya koordinator untuk mengevaluasi jumlah pertemuan dosen, kemudian juga untuk dosen luar kita rekap sesuai ngak dengan alokasi, kemudian monitoring nya selama proses pembelajaran anak-anak kita tanyakan bagaimana cara mengajar bapak ini kalian suka, ada masukan atau ngak. (CL1: 22)

Pemantauan yang dilakukan oleh Program Studi D-3 Kesehatan Lingkungan dengan menggunakan buku monitoring yang terdapat dalam absensi dosen sesuai yang dikemukakan oleh ibu Marjan W yaitu:

Biasanya kita hanya melihat di buku monitoring saja. (CL8: 22)

Sedangkan pemantauan yang dilakukan oleh Program Studi D-3 Keperawatan memberikan tugas tersebut pada koordinator akademik dan sewaktu- waktu bila ada kelas yang tidak terdapat dosennya maka Ketua Program Studi dapat menanyakan langsung ke koordinator akademik dan kemudian diberi solusinya selaras yang diungkapkan oleh ibu Rini E bahwa:

Kalau selama ini InsyaALLAH iya saya lakukan, biar pun ada job description dari staf saya tapi tetap setiap hari saya tanya “ini kok kosong, siapa yang masuk” itu sebagai tanggung jawab tugas saya sebagai Ka Program Studi. (CL9: 22)

Supervisi dilaksanankan di Stikes Muhammadiyah Samarinda dengan oleh Wakil Ketua I bidang Akademik dengan memberikan masukan dan konsultasi pada waktu penerimaan karyawan khususnya dosen dengan mengadakan microteaching dalam salah satu tahap penyeleksian dosen baru di Stikes Muhammadiyah Samarinda dan selanjutnya mendelegasikan supervisi kepada Ketua Program Studi tempat dosen baru tersebut ditempatkan selaras dengan yang diungkapkan oleh bapak Yannie I yaitu:

Kalau waktu proses pembelajaran di kelas belum tapi di laboratorium pernah, tapi kalau melihat gaya dan ke mampuan dosen dalam mengajar saya pernah melihatnya sewaktu penerimaan karyawan khususnya dosen jadi setiap dosen baru melakukan micro teaching. Dengan mendelegasikan kepada Program Studi untuk supervisinya. (CL4: 23)

Supervisi yang dilaksanakan seharusnya telah ditentukan standar operasional prosedurnya yang telah ditetapkan oleh LPM sebagai lembaga yang berkompeten dalam urusan penjaminan mutu pendidikan di Stikes Muhammadiyah Samarinda tetapi karena kekurangan personil dalam pelaksanaan supervisi maka belum dapat dilaksanakan sehingga dalam pelaksanaannya di serahkan kepada kepada Program Studi senada dengan ucapan ibu Dwi R F yaitu:

Kedalanya yaitu jumlah personil yang ada di LPM cuma dua dan kami masih diberikan jam untuk mengajar yang banyak dan kesibukan intern LPM dalam menyiapkan dokumen. masih berkoordinasi dengan Program Studi. (CL5: 23)

Di Stikes Muhammadiyah Samarinda supervisi diselenggarakan dengan cara pemberian contoh, diskusi, pelatihan dan konsultasi pada dosen baru. Untuk Di Stikes Muhammadiyah Samarinda supervisi diselenggarakan dengan cara pemberian contoh, diskusi, pelatihan dan konsultasi pada dosen baru. Untuk

Kalau secara terprogram belum tapi biasanya saya men-supervisi dengan pembelajaran berupa tim misal saya satu tim Promosi Kesehatan dengan dosen luar maka saya setting untuk mengajar bersama jadi beliau pengajar saya second opinion . Dan sekarang sudah banyak diterapkan proses belajar mengajar dengan tim yang secara tidak langsung juga melaksanakan supervisi. Biasanya bila dalam tim mengajar ada dosen yang salah dalam memberikan materi langsung saya menambahkan tapi tidak dengan menyalahkannya. Dan diadakan pembinaan dosen untuk pembinaan tersebut misalnya ada dosen baru saya beri pengarahan tentang tugas dan kewajiban dosen dan memberikan kesempatan ikut pelatihan dan seminar. (CL7: 23)

Program Studi S-1 Ilmu Keperawatan melaksanakan supervisi dengan mengadakan pembinaan dengan cara mengikutsertakan dalam pelatihan-pelatihan sesuai yang dikemukakan oleh ibu Rusni M bahwa:

Diadakan pembinaan bagi dosen baru. Dikasih pelatihan-pelatihan. (CL1: 23)

Pada Program Studi D-3 Kesehatan Lingkungan supervisi belum dilaksanakan karena terkendala SDM (Sumber Daya Manusia) sesuai yang diungkapkan oleh ibu Marjan W yaitu:

Untuk supervisi langsung belum kami lakukan, kita hanya melihat dari buku monitoring saja, karena keterbatasan waktu dan SDM karena saya juga menjalankan tugas manajemen, tugas mengajar dan kebetulan saya juga masih kuliah. Jumlah dosen tetap untuk Program Studi D-3 Kesehatan Lingkungan itu sangat terbatas. (CL8: 23)

Sedangkan pada Program Studi D-3 Keperawatan supervisi dilaksanakan dengan memberikan contoh dan diskusi pada saat pembelajaran tim tetapi pelaksanaannya tidak terstruktur dan terencana sejalan yang diungkapkan oleh ibu Rini E bahwa:

Untuk continue tidak ya tapi sekali-sekali pernah dan itu juga tidak terstruktur atau terencana karena kita juga mempunyai kegiatan yang lain. Biasanya untuk supervisi yang saya lakukan bila ada pembelajaran di lab oratorium dengan menggunakan metode pembelajaran tim. (CL9: 23)

Evaluasi proses pembelajaran bertujuan untuk mengukur kinerja dosen dalam proses pembelajaran. Pelaksanaan evaluasi proses pembelajaran di Stikes Muhammadiyah Samarinda diserahkan kepada Program Studi masing-masing tempat dosen tersebut mengabdi selaras dengan yang dikemukakan oleh bapak Yannie I yaitu:

Evaluasi dosen dilakukan oleh Program Studi karena mereka yang tahu banyak tentang dosennya. Ya ada yang baik ada yang kurang untuk harapannya ya semua dosen tetap dalam pelakukan proses belajar mengajar adalah baik tapi jika ada yang kurang ya kami beri semacam teguran dan sama-sama kita cari tahu penyebabnya. (CL4: 24)

Senada dengan yang diungkapkan oleh ibu Dwi R F yaitu: Untuk evaluasi dosen kita serahkan langsung kepada Program Studi masing-

masing karena mereka yang sangat mengenal dan memahami dosennya. (CL5: 24)

Pelaksanaan evaluasi di Program Studi Stikes Muhammadiyah Samarinda menggunakan buku monitoring, hasil belajar mahasiswa dan evaluasi dalam

bentuk kuisioner kepada mahasiswa sejalan dengan yang dikatakan oleh para Ketua Program Studi antara lain ibu Sri S mengatakan bahwa:

Evaluasi dosen dilaksanakan diakhir semester dengan bentuk tertulis biasanya kita evaluasi dari buku monitoring, hasil belajar dan dari kuisioner mahasiswa. (CL7: 24)

Senada dengan itu ibu Rini E selaku mengungkapkan bahwa: Evaluasi dosen dilakukan dengan mengecek jumlah kehadiran yang ada di

buku monitoring, hasil evaluasi dari mahasiswa dan hasil prestasi belajar mahasiswa. Dari beberapa instrumen tersebut kita dapat mengevaluasi kinerja dosen. (CL9: 24)

Pada mekanisme pelaporan dosen proses pembelajaran di Stikes Muhammadiyah Samarinda, secara berurutan dari dosen melaporkan kepada penanggung jawab bidang akademik bisa berupa koordinator bidang akademik maupun langsung pada Ketua Program Studi, sesuai dengan yang diutarakan oleh ibu Rusni M yaitu:

Jadi kalau pelaporan itu dalam satu semester itu yang kita rencanakan per tiga bulan ya tapi setiap rapat kita bisa tanya ada kendala misalnya, kemudian ada masukan yang bagus untuk strategi pembelajaran, biasanya dilaporkan setiap rapat, pelaporan dalam bentuk lisan biar sekretaris yang mencatat dari hasil berita acara bisa ketahuan kita butuh ini misalnya dari level Prodi tidak bisa dipecahkan koordinasi ke level Stikes. (CL1: 25)

Berkas pelaporan tersebut terdiri dari silabus, RPP, buku monitoring, hasil belajar mahasiswa sejalan dengan yang dikemukakan oleh ibu Sri S yaitu:

Ya untuk pelaporan dosen ini sudah dilakukan biasanya kita berupa silabus, RPP, dan instrumen penilaian sekaligus hasil penilaiannya. (CL7: 25)

Penyerahan berkas tersebut setiap akhir semester sesuai yang diungkapkan oleh ibu Rini E bahwa:

Dilakukan tiap akhir semester untuk pelaporan tersebut. (CL9: 25)

Setelah berkas terkumpul dan dibuat laporan secara keseluruhan tentang kinerja dosen maka para Ketua Program Studi menyerahkan ke LPM (Lembaga Penjamin Mutu) dan ke Wakil Ketua I bidang Akademik senada dengan yang diutarakan oleh yaitu:

Laporan tertulis disampaikan oleh Program Studi. (CL5: 25)

Pelaporan yang diserahkan berupa keseluruhan dari proses pembelajaran sesuai dengan yang dikatakan oleh bapak Yannie I bahwa:

Setiap awal semester kita adakan pertemuan dengan para ketua dan sekretaris Program Studi untuk membahas tentang apapun sampai proses belajar mengajar dosen, bagaimana pemantauannya, bagaimana evaluasinya, dan bagaimana proses pelaporannya, jadi saya menerima pelaporan tersebut dari Program Studi dan di akhir semester juga mengadakan rapat juga yang membahas tentang hasil dari pelaksanaanya. (CL4: 25)

Tahap terakhir dari pengawasan proses pembelajaran adalah pelaksanaan tindak lanjut. Tindak lanjut biasanya berisi tindakan baik punishment dan reward. Pada pelaksanaanya di Stikes Muhammadiyah Samarinda dilakukan oleh Wakil Ketua I bidang Akademik setelah menerima laporan dari Program Studi senada dengan yang diutarakan oleh bapak Yannie I yaitu:

Tindak lanjut yang kami lakukan adalah bentuk peringatan baik lisan, tertulis, sampai teguran 1, teguran 2, teguran 3 sampai pemutusan hubungan kerja. Itu bentuk punishment tapi reward juga ada. (CL4: 26)

Dari Wakil Ketua I bidang Akademik tindak lanjut tersebut di teruskan oleh Ketua Program Studi sejalan dengan yang diungkapkan oleh Ketua Program Studi D-3 Kesehatan Lingkungan ibu Marjan W bahwa:

Ya kita melaksanakan per semester dan untuk semester ini kami udah siap kan bentuk tindak lanjut dari dosen dalam yang jarang masuk ini merupakan hasil dari evaluasi mahasiswa. Hasil tersebut akan kami koordinasikan ke level pimpinan Stikes Muhammadiyah. (CL8: 26)

Standar proses pembelajaran secara keseluruhan yang dilakukan oleh dosen di Stikes Muhammadiyah Samarinda dapat digambarkan dalam gambar 4.3. sebagai berikut:

Gambar 4.3.

Standar Proses Pembelajaran

Mahasiswa sebagai pengguna jasa pelayanan pendidikan merupakan salah satu dari bagian sebuah Perguruan Tinggi atau Universitas yang tidak dapat dipisahkan sehingga evaluasi proses belajar mengajar dari mahasiswa sangat dibutuhkan untuk perkembangan proses belajar mengajar. Dalam penelitian ini mempergunakan analisa dari mahasiswa tentang jalannya proses belajar mengajar dengan indikator yang digunakan ialah (1) dosen menggenakan pakaian yang layak sebagai seorang pendidik, (2) dosen sebelum pelaksanaan proses belajar mengajar melakukan persiapan terhadap peserta didik dengan memberikan materi yang akan diajarkan, (3) dosen menggunakan media pembelajar yang menarik, (4) dosen mennggunakan intonasi suara atau gaya bicara yang jelas sehingga dapat dimengerti oleh mahasiswa, (5) dosen menguasai kelas dengan baik, (6) dosen menguasai dan menyampaikan materi dengan baik, (7) dosen memilih metode pembelajaran yang tepat, (8) sumber belajar di Stikes Muhammadiyah Samarinda, (9) dosen menciptakan suasana belajar mengaja yang kondusif, (10) sarana dan prasarana di Stikes Muhammadiyah Samarinda, (11) dosen melaksanakan proses belajar mengajar dari awal sampai akhir, dan (12) dosen dapat berinteraksi dengan baik dalam proses belajar mengajar.

Wawancara dengan melibatkan 7 mahasiswa. Data mahasiswa tersebut antara lain:

Tabel 4.4.

Data mahasiswa partisipan penelitian

No CL

Nama Mahasiswa

Semester

Jurusan

10 Eko Deddy Novianto 4 Program Studi D-3 Keperawatan 11 Ulfatul Muflihah

4 Program Studi S-1 Ilmu Keperawatan 12 Nor Faridah Ariyani

6 Program Studi S-1 Ilmu Keperawatan

13 Beni 2 Program Studi S-1 Kesehatan Masyarakat 14 Muh. Fathir Mugni

4 Program Studi D-3 Keperawatan 15 Dedi Setiawan

6 Program Studi S-1 Ilmu Keperawatan 16 Nova Elviana

4 Program Studi S-1 Ilmu Keperawatan Sumber: data penelitian

Adapun hasil wawancara dengan beberapa mahasiswa sebagai berikut:

a. Dosen mengenakan pakaian yang layak sebagai seorang pendidik di Stikes Muhammadiyah Samarinda sesuai dengan hasil wawancara: Eko D N: Kalau menurut saya ada sebagian dosen yang waktu mengajar

menggunakan pakaian yang rapi tapi tidak sesuai mencerminkan sebagai pendidik yang dapat ditiru misalnya pada waktu mengajar menggunakan celana jeans dengan baju kaos berkerah dan dimasukkan, lebih baiknya menggunakan celana kain dan baju batik. (CL10: 1)

Ulfatun M: Menurut saya sebagian besar sudah menggunakan pakaian yang sesuai

tetapi ada sebagian kecil dosen lebih gaul misal untuk sepatu mereka menggunakan sepatu yang lebih pasnya kalau dibilang sepatu ke mall bukan untuk nengajar karena mengajar pakaian harus formal dan rapi. (CL11: 1)

Norfaridah A: Ya saya kira dalam berpakaian sudah mencerminkan seorang dosen.

(CL12: 1) Beni: Kalau menurut saya, selama saya melaksanakan belajar di kampus ini tidak

didapatkan dosen yang berpakaian kurang pantas saat masuk pembelajaran di kelas. Semua dosen yang saya temui dikelas selalu memakai pakaian hem dan bawahan celana kain untuk yang dosen prianya semikian juga wanitanya. (CL13: 1)

Muh.Fatir M: Ya kalau menurut saya di kampus kita ini masih ada dosen yang

mengunakan sandal walaupun dengan alasan kakinya sakit masuk ke kelas untuk mengajar sehingga kami sebagai mahasiswa sangat kecewa dengan hal tersebut. (CL14: 1)

Dedi S: Kalau menurut saya sudah berpakaian sudah formal dan rapi sebagai dosen. (CL15: 1)

Nova E: Ya sebagian besar dosen disini telah menggunakan pakaian yang layak

tapi kadang-kadang juga dosen menggunakan pakaian yang menurut saya tidak layak misalnya menggunakan dosen wanitanya menggunakan tapi kadang-kadang juga dosen menggunakan pakaian yang menurut saya tidak layak misalnya menggunakan dosen wanitanya menggunakan

b. Dosen diawal pembelajaran memberikan penjelasan tentang materi yang akan diajarkan di Stikes Muhammadiyah Samarinda sesuai dengan hasil wawancara: Eko D N: Dosen ada yang menjelaskan materi sebelum pelaksanaan proses

pembelajaran ada juga yang tidak tetapi kebanyakan dosen menjelaskan materi sebelum pelaksanaan pembelajaran, tapi karena ada dosen yang yang tidak masuk sehinga materinya berloncat-loncat sehingga kami selaku mahasiswa agak kesulitan untuk menggabungkan materi tersebut. (CL10: 2)

Ulfatul M: Ya setiap awal pembelajaran dosen menjelaskan materi apa yang akan

diajarkan kemudian menggali pengetahuan kami terntang materi tersebut, yang jadi kendala adalah jadwal dosen yang sering berganti- ganti tidak sesuai dengan jadwal silabus sehingga seharusnya dapat diawal malah dapat diakhir jadinya tidak sistematis. (CL11: 2)

Norfaridah A: Sebagaian besar dosen menjelaskan materi apa, tujuan pembelajaran

dan bagaimana cara penilaiannya sebelum pembelajaran dimulai, tapi adakalanya dederapa dosen tidak sesuai dengan waktu yang ada di silabus. (CL12: 2)

Beni: Iya pak setiap kali dosen masuk mereka memberikan pengarahan tentang apa

aja yang akan diajarkan. Tapi yang jadi masalah jadwal dosen yang tidak tepat waktu misalnya hari ini jadwalnya dosen A ternyata dosen tersebut berhalangan hadir sehingga ditunda, untuk kelas yang kosong diisi dengan dosen B dengan mata kuliah sama tapi beda pokok bahasannya. (CL13: 2)

Muh. Fatir M: Untuk selama kami menjalani belajar mengajar di Stikes

Muhammadiyah ini setiap dosen sebelum pembelajaran memberikan pendahuluan tentang apa yang akan diajarkan, tetapi ada beberapa materi yang disilabus tidak diajarkan untuk persentasenya sangat kecil pak. (CL14: 2)

Dedi S: Selama ini selalu para dosen memberikan kontrak dengan mahasiswa

terdiri apa saja materi yang diajarkan dan tujuan pembelajarannya sebelum pembelajaran dimulai, dosen sering tidak masuk sesuai dengan waktunya tetapi menggati dilain hari. (CL15: 2)

Nova E: Ya menjelaskan kebanyakan dosen menjelaskan materi dan tujuan

pembelajaran sebelum kegiatan pembelajaran dimulai, tetapi ada jadwal dari dosen yang tidak sesuai dengan jad wal dari silabus sehingga mencari hari lain untuk menggantinya. (CL16: 2) pembelajaran sebelum kegiatan pembelajaran dimulai, tetapi ada jadwal dari dosen yang tidak sesuai dengan jad wal dari silabus sehingga mencari hari lain untuk menggantinya. (CL16: 2)

mulai bervariasi. (CL10: 3) Ulfatul M: Kalau menurut kebanyakan samua dosen menggunakan LCD dan

laptop untuk media pembelajarannya dengan bentuk powerpoint, ya kalau saya boleh usul mungkin medianya agak di modifikasi sehingga tidak monoton hanya powerpoint. (CL11: 3)

Norfaridah A: Kalau media pembelajaran di Stikes Muhammadiyah Samarinda

saya rasa sudah sangat bagus karena segala fasilitas pembelajaran sudah memadai belum tentu di tempat lain mendapat fasilitas kelas yang baik seperti disini. (CL12: 3)

Beni: Ya saya pikir sudah sesuai tapi harus ditingkatkan untuk segi

pemeriharaanya karena sering dalam pengguanannya LCD tidak menyala atau laptop tidak menyala pak. (CL13: 3)

Muh. Fatir M: Sudah cukup tapi ada memerapa media seperti LCD yang mulai

pudar warnanya, laptop yang mulai sering rusak, jadi pihak kampus harus sering memperhatikan alat-alat beberapa media tersebut. (CL14: 3)

Dedi S: Kalau menurut saya penggunaan media pembelajaran dosen sudah bagus,

mereka menggunakan LCD, laptop dan papan tulis, saya harapkan agar lebih bagus lagi karena perkembangan tehnologi sudah sedemikian pesatnya jadi harus ada inovasi-inovasi terbaru dalam pembelajaran. (CL15: 3)

Nova E: Menarik tapi menurut saya dosen tersebut tidak mau memberikan

softcopy

kata beliau takutnya flashdicsnya bervirus jadi mereka memberikan hardcopy saja, padahal kita kadang-kadang hardcopy itu hilang sedangkan teman ngak punya. (CL16: 3)

d. Dosen memiliki intonasi suara/gaya bicara yang jelas sehingga dapat mengerti mahasiswa di Stikes Muhammadiyah Samarinda sesuai dengan hasil wawancara: Eko D N: Kalau menurut saya intonasi atau gaya bicara dosen tidak jadi kendala

karena sudah banyak dosen yang memiliki intonasi atau gaya bicara yang menarik. (CL10: 4)

Ulfatul M: Ya ada beberapa yang bervariasi misalnya mengajar sambil berkeliling

sehingga lebih tertarik daripada duduk di depan dan hanya berfokus pada depan saja, kebanyakan dosen di Stikes Muhammadiyah ini untuk sehingga lebih tertarik daripada duduk di depan dan hanya berfokus pada depan saja, kebanyakan dosen di Stikes Muhammadiyah ini untuk

Norfaridah A: Sebagai besar dosen sudah bagus intonasi dan gaya bicaranya sehingga kami dapat menerima materi dengan baik. (CL12: 4)

Beni: Ada beberapa dosen yang mengajarnya dengan intonasi yang baik sehingga

kami dapat mudah mengerti ada yang hanya cuma menjelaskan tanpa memandang apakah kita mengerti atau tidak. (CL13: 4)

Muh. Fatir M: Setiap manusia mempunyai gaya sendiri untuk melaksanakan

proses pembelajaran untuk di Stikes Muhammadiyah ini sudah banyak dosen yang sangat menarik gaya bicaranya sehingga kami dapat dengan mudah mengerti. (CL14: 4)

Dedi S: Intonasi dan gaya bicara hanya beberapa dosen yang sudah bagus tapi

beberapa yang lain tidak respect pada mahasiswa misalnya hanya bicara terus tanpa memperdulikan mahasiswanya paham atau tidak terhadap materi yang disampaikannya. (CL15: 4)

Nova E: Untuk gaya bicara sudah jelas, diawal-awal ada dosen baru yang masuk

juga berbeda intonasi dengan dosen-dosen senior, jadi kalau ini dosen A mahasiswanya kondusif kalau dosen B mahasiswanya sering ribut bahkan ada yang hingga tidur. (CL16: 4)

e. Dosen menguasai kelas dengan baik di Stikes Muhammadiyah Samarinda sesuai dengan hasil wawancara: Eko D N: Menurut saya sudah banyak dosen yang dapat menguasai kelas misalnya

menjaga mahasiswa tetap berkonsentrasi dan menjadi penengah bila terjadi diskusi. (CL10: 5)

Ulfatul M: Ya kalau menurut saya sudah baik karena dosen telah dapat menguasai

kelas tidak hanya duduk di depan saja, kalau dosen yang dapat menguasai kelas selalu berinteraksi dengan para mahasiswa sehingga mahasiswa lebih diperhatikan. (CL11: 5)

Norfaridah A: Ada beberapa dosen yang sudah baik dalam penguasaan kelas tetapi

ada beberapa dosen yang kurang dalam penguasaan kelas sehingaa mahasiswa ada yang ribut dan bahkan ada yang tidur saat perkuliahan karena kurangnya penguasaan kelas dari dosen. (CL12: 5)

Beni: Mungkin sebagian besar dosen menguasai kelas, mereka kemana saja setiap

sudut kelas tapi ada beberapa dosen yang mengajarnya cuma mahasiswa yang paling depan saja. (CL13: 5)

Muh. Fatir M: Menurut saya penguasan kelas adalah sangat sulit karena dosen

dituntut untuk memahami per individu mahasiswa, tetapi ada beberapa dosen yang belum bisa untuk menguasai kelas jadi proses dituntut untuk memahami per individu mahasiswa, tetapi ada beberapa dosen yang belum bisa untuk menguasai kelas jadi proses

Dedi S: Sebagian besar dosen sudah dapat menguasai kelas dengan baik dan memandu proses pembelaran. (CL15: 5)

Nova E: Ya selama ini dosen sudah baik dalam penguasaan kelas, para dosen

sudah mulai interaksi dengan mahasiswanya pada saat pembelajaran dikelas mereka berkeliling kesetiap sudut kelas bercanda dan bertanya dengan mahasiswa jadi kalau penguasaannya kelas enak materi yang disampaikan juga mudah masuk. (CL16: 5)

f. Dosen menguasai materi dengan baik di Stikes Muhammadiyah Samarinda sesuai dengan hasil wawancara: Eko D N: Itu tergantung kecerdasan masing-masing dosen, menurut saya sudah

semua dosen menguasai materi yang diajarkan, tetapi harus ada pengembangan lagi tentang cara-cara penyampaian tidak hanya membaca slide saja harus ada variasi. (CL10: 6)

Ulfatul M: Ya tergantung pengalam dosen dalam proses pembelajaran kalau dosen

senior sudah dapat menguasai materi dengan baik dan luas pemikirannya sedangkan dosen yang baru mereka hanya terfokus pada materinya saja. (CL11: 6)

Norfaridah A: Menurut saya dari dosen yang senior atau dosen yang

berpengalaman lebih dapat menguasai materi daripada dosen yang baru dengan kata lain materi pembelajaran tersebut sangat luas disampaikan dan detail demikian pun cara penyampaiannya. (CL12: 6)

Beni: Selama kuliah ini, mereka sangat bagus untuk penguasaan materi sudah

sangat bagus, tapi ada beberapa dosen luar yang pada waktu ada pertanyaan jawabanya ditunda untuk minggu depan, dengan enak cara penyampaian materinya dan sangat detail sehingga kami dapat mengerti materinya. (CL13: 6)

Muh. Fatir M: Alhamdulillah yang saya lihat dalam proses pembelajaran

sepertinya mereka paham betul terhadap materinya, sehingga setiap pertanyaan mahasiswa selalu dijawab. Dalam penyampaianya cukup baik dan detail sehingga mahasiswa dengan mudah untuk mengerti. (CL14: 6)

Dedi S: Sebagaian besar sudah menguasai materi dan menggunakan cara dalam

menyampaikan materi tersebut juga sudah baik menurut saya. (CL15: 6) Nova E: Kalau dosen sekarang sudah mulai jelas dalam menjelaskannya materi

dan ditambah lagi dosennya juga memberikan contoh dan bentuk real dan ditambah lagi dosennya juga memberikan contoh dan bentuk real

g. Dosen memilihan metode pembelajaran yang tepat dalam proses pembelajarannya di Stikes Muhammadiyah Samarinda sesuai dengan hasil wawancara: Eko D N: Ya sudah tepat sesuai dengan cakupan tujuan dalam pembelajaran yang

dibacakan sebelum pembelajaran dimulai. (CL10: 7) Ulfatul M: Menurut saya dosen di Stikes Muhammadiyah Samarinda ini sudah

mengkombinasikan beberapa metode pembelajaran misal diawal dengan metode ceramah tanya-jawab kemudian dilanjutkan dengan diskusi dan ada lagi metode SCL yang dapat meningkatkan kemandirian mahasiswa. (CL11: 7)

Norfaridah A: Kalau menurut saya selama ini dosen sudah menggunakan beberapa

metode seperti metode caramah tanya-jawab itu tidak bisa dilepaskan karena metode tersebut sangat sesuai bila dengan untuk menerangkan konsep atau dasar ilmu sedangkan untuk SCL itu lebih ke pembelajaran mandiri mahasiswa agar lebih tanggung jawab dan kreatif. (CL12: 7)

Beni: Ya selama saya menerima proses belajar mengajar itu sesuai dengan tujuan

pembelajaran yang dibacakan sebelum perkuliahan jadi sesuai menurut saya. (CL13: 7)

Muh. Fatir M: Ya menurut saya dalam metode pembelajarannya sudah sesuai

dengan tujuan pembelaran yang disampaikan pada waktu awal materi. (CL14: 7)

Dedi S: Kalau metode pembelajaran di Stikes ini diawal-awal semester masih

dengan ceramah tanya-jawab kemudian dilakukan diskusi kelompok dengan bimbingan dan akhirnya dengan metode SC L bisa denga problem base leaning bisa lolakarya mini. (CL15: 7)

Nova E: Untuk diawal perkuliahan kebanyakan dosen menggunakan metode

ceramah dan tanya-jawab, tapi di setelah menjelaskan dasar-dasar nya baru mengubah metode dengan SCL, metode ini dapat merangsang mahasiswa untuk dapat mencari dan belajar secara mandiri tentang topik-topik yang materi secara luas. (CL16: 7)

h. Sumber belajar di Stikes Muhammadiyah Samarinda apa sudah memadai sesuai dengan hasil wawancara:

Eko D N: Menurut saya di Stikes ini sudah baik untuk sumber belajarnya ada perpustakaan dan ada laboratorium. (C L10: 8)

Ulfatul M: Menurut saya memadai karena kita dapat belajar dari sumber berupa

sarana online, perpustakaan dan laboratorium, ditambah lahi sekarang fasilitas untuk mahasiswa berkump ul-kumpul dan berdiskusi telah disediakan oleh pihak kampus. (CL11: 8)

Norfaridah A: Ya sudah cukup menurut saya, sudah memadai ada perpustakaan dan wifi. (CL12: 8)

Beni: Selama ini saya rasakan sudah cukup memadai. Disamping ada perpustakaan juga ada laboratoriumnya. (CL13: 8)

Muh. Fatir M: Kalau selama ini sudah memadai ya karena semua sudah ada, misal

butuh buku tinggal baca di perpustakaan kampus kalau kurang tinggal menyeberang jalan ke perpustakaan daerah. (CL14: 8)

Dedi S: Menurut saya sudah cukup memadai tapi sumber belajar dari internet yang dari kampus agak lemot. (CL15: 8)

Nova E: Sudah memadai ya, cukup menurut saya. (CL16: 8)

i. Dosen menciptakan suasana belajar mengajar yang kondusif sesuai dengan hasil wawancara: Eko D N: Suasana belajar mengajar berjalan kondusif menurut saya. (CL10: 9)

Ulfatul M: Kompetisi antar mahasiswa sudah tumbuh dan berkembang dengan baik sehingga menciptakan suasana akademik yang baik. (CL11: 9)

Norfaridah A: Sekarang suasana pembelajaran sudah cukup kondusif. (CL12: 9) Beni: Sudah memadai dan cukup menurut saya. (CL13: 9) Muh. Fatir M: Sudah ko ndusif dan nyaman berada dikelas. (CL14: 9) Dedi S: Di kelas suasananya sangat kondusif banyak yang bertanya dan teman-

teman mahasiswa pada aktif. Kompetisi antar mahasiswa juga sudah mulai tumbuh. (CL15: 9)

Nova E: Menurut saya sudah bagus karena semua yang fasilitas sudah mencukupi jadi suasana juga menjadi kondusif. (CL16: 9)

j. Sarana dan prasarana di Stikes Muhammadiyah Samarinda sesuai dengan

hasil wawancara: Eko D N: Sarana prasarana di Stikes Muhammadiya sudah mencukupi hanya perlu

diadakan perbaikan-perbaikan. (CL10: 10)

Ulfatul M: Sarana prasarana sudah memadai dan cukup hanya saja harus ada

perbaikan-perbaikan dan pengembangan dari yang sudah ada. (CL11: 10)

Norfaridah A: Oya menurut saya kelengkapan dan kemajuaan tehnologi harus

diterapkan dalam kelengkapan sarana prasarana laboratorium agar tidak ketinggalan jaman. (CL12: 10)

Beni: Menurut saya sarana dan prasarana sudah cukup baik dalam menunjang kelancaran proses belajar mengajar. (CL13: 10)

Muh. Fatir M: Sarana prasarana di kelas sudah cukup. Hanya perlu diadakan perawatan yang intensif dan berkelanjutan. (CL14: 10)

Dedi S: Dalam pelaksanaan belajar mengajar yang dilaksanakan di kelas telah

sangat cukup. Di kelas sudah terpasang LCD, layar, pengeras suara, AC, tempat duduk yang sesuai dan papan tulis sehingga proses belajar mengajar tidak terganggu. (CL15: 10)

Nova E: Alhamdulillah sarana prasarana telah memadai di Stikes Muhammadiyah Samarinda. (CL16: 10)

k. Dosen melaksanakan proses belajar mengajar dari awal sampai akhir sesuai

dengan hasil wawancara: Eko D N: Kalau menurut saya dosen di Stikes Muhammadiyah Samarinda

biasanya diawali dengan salam, berdoa, mengulang materi yang telah diajarkan dengan memberikan pertanyaan kemudian dilanjutkan dengan penyampaian materi inti dan diakhiri dengan pertanyaan ulang oleh dosen tentang materi yang telah diajarkan dan doa. (CL10: 11)

Ulfatul M: Menurut saya dosen di Stikes Muhammadiyah ini kebanyakan dimulai

dengan salam, doa, menanyakan kabar, menanyakan kembali materi yang telah diajarkan dilanjutkan dengan menyampaian materi pembelajarannya diikuti dengan tanya jawab dan diakhiri dengan pemberian tugas dan doa. (CL11: 11)

Norfaridah A: Biasanya dimulai dengan doa, mengabsen mahasiswa, mengulang

dengan penyampaian materi diakhiri membuat simpulan dan doa. (CL12: 11)

Beni: Menurut saya dosen diawali dengan doa, menanyakan kabar, membacakan

tujuan pembelajaran pada materi yang akan diajarkan. Kemudian dilanjutkan dengan penyampaian materi inti dengan memberikan contoh dalam kehidupan nyata dan diakhiri dengan dosen menanyakan kembali materi yang telah diajarkan terus doa. (CL13: 11)

Muh. Fatir M: Diawal selalu dimulai dengan doa, menjelaskan pokok materi yang

akan diajarkan kemudian menyampaikan materi biasanya disertai akan diajarkan kemudian menyampaikan materi biasanya disertai

Dedi S: Menurut saya pelaksanaan proses belajar mengajar yang dilakukan oleh

dosen selalu diawali dengan salam, doa dan mengulang materi terdahulu yang ada hubungannya dengan materi yang akan diajarkan. Kemudian mengisi materi inti di sertai dengan sesi tanya-jawab dan diakhiri dengan menyampaikan pokok bahasan materi yang akan datang dan berdoa. (CL15: 11)

Nova E: Ya menurut saya dosen dalam melaksanakan proses belajar mengajar

selalu diawali dengan doa, absensi dan menerangkan tujuan pembelajaran kemudian menyampaikan materi dan diakhiri dengan melakukan simpulan dengan mahasiswa serta berdoa. (CL16: 11)

l. Dosen berinteraksi dengan baik dalam proses belajar mengajar sesuai dengan

hasil wawancara: Eko D N: Dosen dalam pelaksanaan proses belajar mengajar selalu berjalan ke

sekeliling kelas jadi tidak hanya duduk di depan meja dosen aja, dan juga dalam kelas dosen juga sering memanggil nama mahasiswa sehingga kami merasa nyaman. (CL10: 12)

Ulfatul M: Saat ini dosen telah lebih santai dalam pelaksanaan proses belajar

mengajar dan di ikuti oleh humor-humor yang menyegarkan sehingga kami lebih enak dalam menerima materi. (CL11: 12)

Norfaridah A: Dosen dalam mengajar selalu berkeliling ke sudut-sudut kelas tidak monoton di depan aja. (CL12: 12)

Beni: Sudah bagus kerena dosensudah sering berkeliling didalam kelas dan

menggunakan humor-humor agar tidak tegang. (CL13: 12) Muh. Fatir M: Ya saat ini banyak dosen sudah melakukan keliling dalam kelas dan

menambahkan dengan joke-joke yang menyegarkan sehingga kami merasa lebih santai dan lebih enak dalam menerima materi. (CL14: 12)

Dedi S: Interaksi dosen saat proses belajar mengajar menurut saya sudah lebih

positif karena kedekatan mahasiswa dengan dosennya lebih baik, dan disamping itu juga dosen sering memberikan humor saat pelaksanaan pembelajaran sehingga kami lebih santai dan lebih enak dalam menerima materi. (CL15: 12)

Nova E: Menurut saya interaksi dosen pada saat proses belajar mengajar sudah

bagus mereka tidak hanya duduk di depan tetapi berkeliling ke penjuru sudut kelas sehingga kami lebih diperhatiakan. (CL16: 12)

3. Kendala yang dihadapi oleh para dosen dan cara mengatasi sebagai tenaga pengajar profesional

a. Kompetensi profesional dosen dalam proses belajar mengajar.

1) Menguasai landasan kependidikan

a) Kendala untuk mengetahui tujuan pendidikan nasional dalam proses belajar mengajar di Stikes Muhammadiyah Samarinda sesuai dengan hasil wawancara:

Dwi R F: Untuk kendalanya ya karena mahasiswa sudah terpapar dengan tehnologi yang akhirnya mempengaruhi perilaku di kampus itu

yang saya rasakan. (CL5: 1) Sri S: Kendala banyak, karena Program Studi S-1 Kesehatan Masyarakat ini

baru berdiri dan dari tiga Perguruan Tinggi di Kalimantan Timur hanya kita yang mempunyai program peminatan. Sehingga untuk mencapai kompetensi yang belum maksimal karena laboratorium untuk khusus K esehatan Masyarakat belum tersedia. (CL7: 1)

Cara mengatasi untuk mengetahui tujuan pendidikan nasional dalam proses belajar mengajar di Stikes Muhammadiyah Samarinda sesuai

dengan hasil wawancara:

Dwi R F: Ya kita sebagai pendidik yang tidak hanya mentransfer ilmu tapi juga berupaya mengembangkan dan menjabarkan kurikulum dalam metode pembelajaran sebagai pendampingan membina perilaku mahasiswa. (CL5: 1)

Sri S: Kami berupaya untuk membangun laboratorium tersebut tetapi sebelumnya kami hanya melakukan modifikasi dari laboratorium yang telah ada dan memanfaatkan laboratorium daerah. (CL7: 1)

b) Kendala untuk mengenal peranan Perguruan Tinggi Stikes Muhammadiyah Samarinda sesuai dengan hasil wawancara tidak ditemukan.

c) Kendala untuk prinsip psikologi pendidikan yang dapat di manfaatkan dalam proses belajar mengajar penerapan dalam kegiatan pembelajaran di Stikes Muhammadiyah Samarinda sesuai dengan hasil wawancara:

Rusni M: Kendala… untuk ruangan saya kira karena SCL butuh banyak

ruang yang lebih kecil. (CL1: 3) Joanggi W H: Kendala ruangan pastinya. (CL2: 3)

Maridi M D: Kendalanya karena ini termasuk mata kuliah baru, tapi kebetulan yang saya ajar adalah mahasiswa yang sudah bekerja jadi bukan mahasiswa yang dari SMA tapi tugas belajar atau ijin belajar sehingga mereka telah memiliki pengalaman dalam hal pelayanan kesehatan nah justru saya yang belum punya pengalaman adalah ketika ini kita masukan pada mereka yang dari lulusan SMA apakah nanti proses dan output sama dengan yang ini itu yang belum tahu. (CL3: 3)

Ramdhany I: Kalau perbedaan kemampuan kognitif itu biasa dalam Perguruan Tinggi, karena input nya beragam, tidak ada pengelompokan kelas jadi hanya beberapa mahasiswa saja yang mengerti dan memahami materinya. (CL6: 3)

Cara mengatasi untuk prinsip psikologi pendidikan yang dapat di manfaatkan dalam proses belajar mengajar penerapan dalam kegiatan pembelajaran di Stikes Muhammadiyah Samarinda sesuai dengan hasil wawancara:

Rusni M: Menggunakan tidak hanya kelas tapi laboratorium juga

digunakan. (CL1: 3) Joanggi W H: Mendaya-gunakan semua fasilitas misal ruang rapat,

laboratorium dan lainnya. (CL2: 3) Maridi M D: Saya rasa jika kita dipersiapkan dengan baik apa yang mau

kita ajarkan, silabusnya kita perkenalkan, kemudian dengan melakukan kontrak belajar yang baik InsyaALLAH itu akan bisa terjembatani. (CL3: 3)

Ramdhany I: Pada saat perkuliahan berlangsung saya memberikan feedback kepada mahasiswa yang saya lihat atau rasa kurang konsentrasi dengan memberikan pertanyaan tentang materinya, dan juga kita telah memiliki nilai anak-anak ini jadi kita tahu mana yang kurang itu yang kita fokuskan dalam proses pembelajaran. (CL6: 3)

2) Menguasai bahan pembelajaran

a) Kendala untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan kurikulum sesuai hasil wawancara:

Rusni M: Kendala…. Kayaknya, cuman masalah ini untuk jurnal kan didalam kompetensinya anak-anak selalu harus menggunakan hasil penelitian untuk memecahkan masalah baik dalam mata kuliah system, mata kuliah yang kebutuhan dasar, ilmu sosial Rusni M: Kendala…. Kayaknya, cuman masalah ini untuk jurnal kan didalam kompetensinya anak-anak selalu harus menggunakan hasil penelitian untuk memecahkan masalah baik dalam mata kuliah system, mata kuliah yang kebutuhan dasar, ilmu sosial

Joanggi W H: Kendala sih cuma ada perbedaan kurikulum antara angkatan lama dan angkatan yang baru jika angkatan yang baru menggunakan

kurikulum AIPNI 2010 tapi yang lama

menggunakan AIPNI 2008. (CL2: 4) Dwi R F: Ya karena kurikulum yang kita pake termasuk kurikulum baru

sehingga dalam penerapannya masih perlu banyak bimbingan. (CL5: 4)

Ramdhany I: Ada beberapa kendala sehingga itu saya sedikit melakukan modifikasi karena mungkin orang yang membuat kurikulum ini tidak memahami kondisi secara khusus misalnya dalam perawatan komunitas itu saya harus update dengan community as patners disana kan sudah link mulai pengkajian sampai implementasi sehingga pada lokakarya di tingkat institusi itu kita sampaikan. (CL6: 4)

Sri S: Ya karena belum ada kurikulum baku tapi masih berupa draf kesepakatan dan kendalanya lagi terdapat dua draf kurikulum antara yang ada program peminatan dan tidak. (CL7: 4)

Cara mengatasi untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan kurikulum di Stikes Muhammadiyah Samarinda sesuai hasil wawancara:

Rusni M: Ya itu tadi jadi kita mulai dari dosen-dosen dulu untuk kita kirim pelatihan analisis jurnal, kemudian anak-anak kita kasih tugas critical appraisal jurnal. (CL1: 4)

Joanggi W H: Ya kita harus menyesuaikan dengan kurikulum yang berbeda

tersebut. (CL2: 4) Dwi R F: Ya harus sering -sering melakukan koordinasi dengan pihak

Program Studi yang lebih tahu banyak tentang aplikasi kurikulum tersebut. (CL5: 4)

Ramdhany I: Ya itu tadi kita harus update terus ilmu pengetahuan yang

terbaru. (CL6: 4) Sri S: Jadi kami memodifikasi kurikulum tersebut dengan menggabungkan

dua kurikulum tersebut dengan adanya muatan inti sebanyak 127 SKS itu yang harus dijalani dan 22 SKS peminatan di kami terdapat 8 pilihan peminatan. (CL7: 4) dua kurikulum tersebut dengan adanya muatan inti sebanyak 127 SKS itu yang harus dijalani dan 22 SKS peminatan di kami terdapat 8 pilihan peminatan. (CL7: 4)

Joanggi W H: Pastinya ada kalau kita ambil materi dari buku harus punya

pengangan sendiri misalnya ambil buku riset karangan Arikunto harus ditampilkan dalam slide biar mahasiswa jelas, disini terkendala kalau mau update sarananya, sekarang aja di Jawa buku 2010 keatas, yang beredar disini buku 2008. (CL2: 5)

Dwi R F: Untuk di Samarinda literatur masih sedikit dan terbatas. (CL5: 5) Marjan W: Kendala banyak antara lain literatur untuk di Kalimantan Timur

kurang sekali untuk buku–buku Kesehatan Lingkungan yang baru adanya buku-buku jadul dan lagi akses internetnya di Stikes Muhammadiyah ini cukup lelet itu juga merupakan keluhan dari kebanyakan dosen disini, untuk jurnalnya sendiri ada tapi jarang juga. (CL8: 5)

Rini E: Kendala biasanya waktu untuk memperbaharui bahan penunjang, karena kita sudah disibukkan dengan tugas manajemen dan tugas sebagai pendidik. (CL9: 5)

Cara mengatasi untuk mendapatkan bahan penunjang dalam proses pembelajaran yang terbaru update di Stikes Muhammadiyah Samarinda sesuai hasil wawancara:

Joanggi W H: mau tidak mau harus mendatangkan sendiri kalau mau cepat tapi untuk mahasiswa, kita menuntut ya kasihan juga, untung sekarang ada internet dan e-book itu aja yang bisa membantu. (CL2: 5)

Dwi R F: Ya sering mengikuti pelatihan dan berusaha untuk mencari sendiri materi yang terbaru. Untung sekarang telah ada internet jadi kita dapat mencari jurnal-jurnal guna mencari materi terbaru. (CF5: 5)

Marjan W: Ya meminta ke pimpinan untuk pengadaan buku-buku literatur dan jika terpaksa harus cari buku literatur secara pribadi dan membeli modem kalau ngak gitu sulit untuk memperbaharui bahan penunjang. (CL8: 5)

Rini E: Biasanya kita bawa urusan ini kerumah jadi mengerjakannya dirumah, mau tidak mau harus gitu karena waktu dikantor yang sangat terbatas. (CL9: 5)

3) Menyusun program pengajaran 3) Menyusun program pengajaran

Rusni M: eeh misalnya saya jatah untuk ibu Dwi ngajar di jiwa 7 kali pertemuan alhamdulillah memenuhi tugasnya. SKS dosen 12 dia memenuhi tugasnya walaupun kadang-kadang jadwal nya tidak tepat. Ya itu dosen kan membimbing, dosen nguji, masuk kepanitiaan. (CL1: 6)

Maridi M D: Kalau di keperawatan itu kendalanya berkaitan dengan

literatur tehnologinya sudah maju dibandingkan dengan keadaan di laboratorium kampus maupun tempat praktik. (CL3: 6)

Yannie I: Ya kendala ada karena kita maunya seratus persen tapi juga harus didukung oleh fasilitas penunjang seperti alat dan bahan di laboratorium yang saya rasa masih kurang. (CL4: 6)

Sri S: Iya sarana dan prasarana laboratorium masih minimal yang kami

miliki. (CL7: 6) Marjan W: Sarana praktik nya kurang praktik laboratorium dan di lapangan,

untuk di laboratorium masalah ruangannya dan masalah kekurang alat misal VEKTOR itu kan ada identifikasi jentik itu tidak bisa dilaksanakan karena tidak punya alat, kalau praktik lapangannya kita misal tentang pengukuran kualitas lingkungan itu juga kendalanya alatnya tidak ada. Jadi tujuan pembelajaran yang dibatasi. (CL8: 6)

Cara mengatasi untuk menetapkan dan mencapai tujuan pembelajaran dalam proses pembelajaran di Stikes Muhammadiyah Samarinda sesuai dengan hasil wawancara:

Rusni M: Ya fleksibel dalam waktu pelaksanaannya. (CL1: 6) Maridi M D: Dapat diatasi dengan adanya internet artinya walaupun kita

tidak dapat menggunakan atau mempraktikkan tehnologi tersebut secara langsung karena

memang tidak ada kita bisa memperkenalkan secara visual, sehingga tujuan pembelajaran tidak bisa tercapai seratus persen minimal mahasiswa mengenal alat itu, bagaimana cara kerjanya, kapan digunakan, dan bagaimana prosedur penggunaannya. (CL3: 6)

Yannie I: Ya kita sebagai dosen cuma bisa mengusulkan atau permintaan untuk pengadaanya ke pimpinan dan semua kebijakan ada pada pimpinan. (CL4: 6)

Sri S: Ya selain yang saya bilang tadi kita juga memodifikasinya dengan

menggunakan ide-ide baru seperti waktu milad Muhammadiyah kita adakan lomba promkes (promosi kesehatan) sehingga ada ide tambahan dari mahasiswa itu sendiri. (CL7: 6)

Marjan W: Ya sebagai bawahan hanya bisa menyarankan ke pimpinan untuk pengadaannya dan jika memungkinkan untuk dimodifikasi misal untuk identifikasi jentik hanya memakai lup aja. (CL8: 6)

b) Kendala untuk memilih dan mengembangkan bahan pembelajaran sesuai dengan hasil wawancara:

Rusni M: Pengadaan literaturnya sih. (CL1: 7) Marjan W: Ya seperti yang udah saya katakan tadi bahwa literatur jadul

dan koneksi internet lelet. (CL8: 7)

Cara mengatasi untuk memilih dan mengembangkan bahan pembelajaran di Stikes Muhammadiyah Samarinda sesuai dengan hasil wawancara:

Rusni M: buku-buku setiap tahun kita minta ke pimpinan untuk ada yang terbaru diadakan, anggarannya kan ada jadi setiap teks book kebutuhannya setiap mahasiswa bertambah kebutuhan buku juga bertambah kemudian kita juga kepingin ada langganan e-book. (CL1: 7)

Marjan W: Iya harus mengadakan sendiri semua baik buku literatur dan

modem untuk koneksi internet. (CL8: 7)

c) Kendala untuk memilih dan mengembangkan strategi belajar mengajar sesuai dengan hasil wawancara tidak ditemukan.

d) Kendala untuk memilih dan mengembangkan media pembelajaran sesuai dengan hasil wawancara:

Joanggi W H: Waktu mas, kendalanya karena berbenturan dengan beban kerja dosen tambah tugas administrasi dan tugas lainnya dan itu bersamaan. (CL2: 9)

Cara mengatasi untuk memilih dan mengembangkan media pembelajaran di Stikes Muhammadiyah Samarinda sesuai dengan hasil wawancara:

Joanggi W H: Ya harus mengerjakan tugas tepat waktu jangan ditunda- tunda, itu yang saya lakukan untuk mengatasinya mas. (CL2: 9) Joanggi W H: Ya harus mengerjakan tugas tepat waktu jangan ditunda- tunda, itu yang saya lakukan untuk mengatasinya mas. (CL2: 9)

Joanggi W H: mereka berdiskusi dengan kita rata-rata membawa jurnal yang telah dipublikasikan itu kan biasanya jarang salah tapi tetap mereka dituntut untuk melakukan telaah jurnal, untuk kendala biasanya mereka kurang pemahamannya tentang isi dari jurnal sehingga kurang tepat dengan yang mereka inginkan misal mereka ingin mengambil penelitian murni tentang hipertensi tapi yang mereka dapatkan jurnal tentang akibat hipertensi seperti stroke, nah disinilah peran kita untuk membimbing mereka. (CL2: 10)

Maridi M D: Kalau kendala yang pertama dari jurnal apalagi jurnal-jurnal keperawatan di dalam negeri ini sangat terbatas berbeda dengan jurnal-jurnal di luar negeri itu banyak tapi kita hanya dapat mengakses yang free saja, yang membayar biasanya kan tidak, kendala yang kedua adalah bahasa yang berbeda dimana mahasiswa mulai merasa kesulitan dan ada keengganan untuk menggunakan bahasa Inggris yang terdapat pada jurnal internasional. (CL3: 10)

Yannie I: Iya karena mahasiswa sangat kesulitan kalau untuk mencari buku

di perpustakaan kita. (CL4: 10) Ramdhany I: Ya ada mahasiswa yang aktif ada yang tidak itu normal saja.

(CL6: 10) Sri S: Iya pengadaan buku-buku cetak sebagai bahan literatur tersebut.

(CL7: 10)

Cara mengatasi untuk memilih dan memanfaatkan sumber belajar yang digunakan mahasiswa di Stikes Muhammadiyah Samarinda sesuai

dengan hasil wawancara:

Joanggi W H: Ya jangan bosan-bosan membimbing dan mengarahkan mereka disamping itu juga kita harus terus meningkatkan pengetahuan secara pribadi. (CL2: 10)

Maridi M D: Saya sempat mengusulkan pada pimpinan disini untuk bergandengan dengan e-library supaya kita punya link agar dapat mengakses jurnal-jurnal internasional tanpa harus membayar tapi udah dibayar institusi. Untuk yang kendala bahasa saya sudah mulai antisipasi pada waktu mengajar dalam slide saya tidak murni bahasa Indonesia tetapi saya campur dengan bahasa Inggris sehingga keinginan mereka untuk belajar bahasa Inggris muncul. (CL3: 10)

Yannie I: Ya mencari sumber online lainya tidak hanya dari dalam kampus

misal pencarian jurnal-jurnal nasional maupun internasional gitu. (CL4: 10)

Ramdhany I: Memberikan reward dan punishment sehingga mahasiswa itu

semakin terpacu untuk hasil yang lebih baik. (CL6: 10) Sri S: Pertama dengan pengadaan buku-buku cetak secara institusi dengan

memesan buku cetak baik dalam negeri maupun luar negeri dan juga memanfaatkan internet dalam mencari literatur berupa jurnal. (CL7: 10)

4) Melaksanakan program pengajaran

a) Kendala untuk menciptakan iklim belajar yang tepat sesuai dengan hasil wawancara:

Joanggi W H: Ya mas kelas yang berdampingan itu menggangu sekali mas apalagi ditambah dengan mahasiswa yang ribut tambah ngak dengar, untungnya suara saya keras tapi ya tidak terus kita balapan kenceng sama kelas sebelah. (CL2: 11)

Ramdhany I: Ya itu benar kelas yang berdampingan, tapi tidak terlalu berpengaruh pada saya karena memang suara saya besar sehingga saya tidak perlu menggunakan pengeras suara. (CL6: 11)

Sri S: kalau mati lampu genset bisa membantu, tetapi kami nengajar dikelas yang besar satu kelas itu sekitar 60an mahasiswa jadi bila lampu mati genset hanya dapat mengalirkan listrik ke seluruhannya kecuali ke AC sehingga mahasiswa ribut karena kepanasan, kalau dikelas yang kecil kebetulan saya ngajar pas waktu hujan jadi kelas tersebut banjir itu kan tidak kondusif. (CL7: 11)

Marjan W: Iya itu lampu mati yang mengakibatkan suasana kelas dalam proses pembelajaran tidak kondusif. Disamping itu juga kelas yang berhimpitan sehingga bila di sebelah ribut maka kita terganggu. (CL8: 11)

Rini E: Ya dengan kelas yang berdampingan, saya terganggu juga karena sekarang setiap dosen menggunakan pengeras suara. (CL9: 11)

Cara mengatasi untuk menciptakan iklim belajar yang tepat di Stikes Muhammadiyah Samarinda sesuai dengan hasil wawancara:

Joanggi W H: Ya saya minta pada mahasiswa untuk tidak ribut dan

duduknya

lebih kedepan sehingga lebih

fokus

dalam

mendengarkan. (CL2: 11)

Ramdhany I: Ya kita harus pandai-pandainya menfokuskan mahasiswa.

(CL6: 11) Sri S: Saya biasa yang saya lakukan adalah pada saat lampu mati, bila di

pertengahan proses saya mengajak mahasiswa untuk tetap tenang dan berusaha menyelesaikan proses belajar mengajar dengan cepat. Bila diawal proses pembelajaran saya mengganti metode pembelajaran dengan penugasan dan dipersentasikan pada saat waktu lain. Untuk kelas yang kebanjiran ya saya hanya bisa mengusulkan ke pimpinan untuk diadakan perbaikan. (CL7: 11)

Marjan W: Ya kalau waktu lampu mati seperti itu pinter-pinternya kita jadi pembelajaran yang dilakukan ngak serius-serius amat jadi ngajarnya sambil bergurau kalau ngak gitu mahasiswa akan tambah stress. Untuk kelas yang berhimpitan ya kita suruh anak- anak untuk posisi duduknya lebih maju kedepan agar lebih konsentrasi. (CL8: 11)

Rini E: Kita koordinasi sesama dosen agar dalam mengajar itu mengecilkan

pengeras suaranya. (CL9: 11)

b) Kendala untuk penggunaan sarana dan prasarana dalam proses belajar mengajar sesuai dengan hasil wawancara:

Marjan W: di laboratorium tersebut yang belum memadai. Peralatan laboratorium dan SDM (Sumber Daya Manusia)nya. (CL8: 12)

Cara mengatasi untuk penggunaan sarana dan prasarana dalam proses belajar mengajar di Stikes Muhammadiyah Samarinda sesuai dengan hasil wawancara:

Marjan W: Ya itu kita sebagai bawahan hanya bisa mengusulkan saja ke

pimpinan. (CL8: 12)

c) Kendala untuk pengaturan ruangan sesuai dengan hasil wawancara:

Maridi M D: Merubah mainset mahasiswa bahwa sumber belajar tidak

hanya dosen. (CL3: 13)

Cara mengatasi untuk pengaturan ruangan di Stikes Muhammadiyah Samarinda sesuai dengan hasil wawancara:

Maridi M D: Dengan memberi pengarahan dan melakukan perubahan posisi duduk mahasiswa misalnya saling berhadapan bila presentasi, melingkar waktu berdiskusi. (CL3: 13) Maridi M D: Dengan memberi pengarahan dan melakukan perubahan posisi duduk mahasiswa misalnya saling berhadapan bila presentasi, melingkar waktu berdiskusi. (CL3: 13)

5) Menilai hasil dan proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan

a) Kendala untuk membuat instrumen penilaian dan melaksanakan penilaian pencapaian mahasiswa sesuai dengan hasil wawancara:

Sri S: Ada, mungkin waktu karena saya di manajemen dan saat ini saya lagi melaksanakan kuliah jadi kadang untuk perbaikan dan perbaharuan soal jarang saya laksanakan. (CL7: 15)

Cara mengatasi untuk membuat instrumen penilaian dan melaksanakan penilaian pencapaian mahasiswa di Stikes Muhammadiyah Samarinda sesuai dengan hasil wawancara:

Sri S: Saya lakukan perbaikan dan perbaharui soal tersebut sewaktu saya

memeriksa hasil ujian mahasiswa dan Alhamdulillahnya karena saya sudah mempunyai bank soal jadi saya akan memilih soal yang sesuai dengan kebutuhan SAP. (CL7: 15)

b) Kendala untuk melaksanakan penilaian proses belajar mengajar dalam upaya perbaikan proses pelajar mengajar sesuai dengan hasil wawancara:

Rusni M: Kendala sih mungkin butuh waktu aja misal saat saya harus butuh SCL kelas karena SCL kelasnya kecil-kecil sementara kelas saya cuman ada empat butuh tambahan tiga. (CL1: 16)

Cara mengatasi untuk melaksanakan penilaian proses belajar mengajar dalam upaya perbaikan proses pelajar mengajar di Stikes Muhammadiyah Samarinda sesuai dengan hasil wawancara:

Rusni M: Jadi harus jauh-jauh hari saya harus sudah berkoordinasi dengan

bagian ruangan. (CL1: 16)

b. Standar proses pembelajaran

1) Perencanaan proses pembelajaran

a) Kendala untuk membuat silabus sesuai dengan hasil wawancara tidak ditemukan.

b) Kendala untuk menjalankan indikasi pada silabus kedalam RPP sesuai dengan hasil wawancara tidak ditemukan.

c) Kendala untuk membuat RPP sesuai dengan hasil wawancara tidak ditemukan.

2) Pelaksanaan proses pembelajaran

a) Kendala untuk melaksanakan aitem dalam RPP sesuai dengan hasil wawancara:

Joanggi W H: Ya itu tadi karena tergantung pada situasi kelas sehingga

modifikasi pada pelaksanaannya pun dibutuhkan. (CL2: 20) Yannie I: Ya seperti waktu pelaksanaanya yang tidak sesuai dengan jadwal

karena kesibukan yang tidak hanya mengajar tapi juga sebagai pejabat struktural. Misal pertemuannya 12 kali tapi yang terlaksana sesuai jadwal cuma 10 kali. (CL4: 20)

Ramdhany I: Ada kendala mungkin pada saat kita terburu-buru dalam

proses belajar mengajar kadang -kadang ada fase yang terbolak- balik malahan ada yang tertinggal itu terjadi di bagian isi materi. (CL6: 20)

Sri S: Saya rasa kendala itu waktu pelaksanaannya yang tidak sesuai, karena saya sibuk di manajemen sibuk kuliah jadi pengajaran yang kena imbasnya. (CL7: 20)

Cara mengatasi untuk melaksanakan aitem dalam RPP di Stikes Muhammadiyah Samarinda sesuai dengan hasil wawancara:

Joanggi W H: Kita harus mengerti dan memahami betul apa tujuan

pembelajarannya sehingga modifikasi tersebut tidak membuat malah bikin tujuannya tidak tercapai. (CL2: 20)

Yannie I: Ya kita berusaha mencari ganti nya diwaktu yang lain misalnya

hari sabtu atau minggu. (CL4: 20) Ramdhany I: Ya dengan selalu menyiapkan materi yang sesuai dengan RPP

tersebut. (CL6: 20) Sri S: Ya saya mengganti waktu pertemuan di lain hari yang terpenting jika

saya diberi tugas untuk 14 kali pertemuan saya selesaikan juga dengan 14 kali pertemuan. (CL7: 20)

3) Penilaian hasil pembelajaran

a) Kendala untuk memanfaatkan penilaian hasil dan proses untuk perbaikan sesuai dengan hasil wawancara tidak ditemukan.

4) Pengawasan proses pembelajaran 4) Pengawasan proses pembelajaran

Dwi R F: Karena LPM masih baru dibentuk sehingga masih melakukan beberapa kajian. (CL5: 22)

Sri S: Untuk pemantauan sih ngak ada kendala tapi yang susah dipantau itu dosen luar jadi kami hanya terfokus pada buku monitoring saja. Kalau dosen dalam mudah sekali memantaunya bisa dengan lisan dan dari buku. (CL7: 22)

Rini E: Iya kendala biasanya bila ada kelas kosong dan kebetulan yang

masuk dosen luar dan dosen tersebut dihubungi tidak bisa untuk meminta klarifikasi itu yang menjadi kendala. (CL9: 22)

Cara mengatasi untuk melaksanakan pemantauan pada dosen dalam proses pembelajaran di Stikes Muhammadiyah Samarinda sesuai dengan hasil wawancara:

Dwi R F: Kegiatan tersebut masih berkoordinasi dengan Program Studi karena sebelumnya memang sudah dilaksanakan di tingkat Program Studi masing-masing. (CL5: 22)

Sri S: Saya biasanya suruh mahasiswanya yang aktif karena sebelum

perkuliahan ada kontrak silabus jadi mahasiswa harusnya paham dan tahu mana materi yang sudah dan mana yang belum, lah itu biasanya saya lakukan di hari jum’at yang kita setting hari itu tidak ada perkuliahan murni untuk diskusi dengan mahasiswa karena jam 8 itu pengajian jadi mulai jam 10an sampai jam 11an itu waktu kita dan setiap tingkat ada penanggung jawabnya masing-masing seperti saya tingkat 3, pak Ainur itu tingkat 2 dan bu Lia itu tingkat 1 jadi mereka ngobrol-ngobrol santai tentang apa saja ya seperti curhat lah. Nah disitu kita meminta untuk mahasiswa selalu mengejar materi dosen khususnya dosen luar. Dan juga misalnya dalam tim Promosi Kesehatan saya dengan dosen luar sabagai tim maka saya yang inisiatif untuk menegur “pak maaf materi ini belum diberikan ya saya masuk mahasiswa masih bingung” misalnya cara menegurnya. Tidak berupa teguran tertulis itu tidak enak banget. (CL7: 22)

Rini E: Ya terpaksa jam yang kosong tersebut digunakan oleh dosen lain yang kebetulan sama mata ajarnya tetapi beda pokok bahasannya. (CL9: 22)

b) Kendala untuk melakukan supervisi kepada dosen dalam proses pembelajaran sesuai dengan hasil wawancara:

Yannie I: Kendala mungkin waktu ya karena saya masih dikenakan tugas mengajar, belum lagi tugas di struktural jadi saya kira waktu itu kendalanya. (CL4: 23)

Dwi R F: Kedalanya yaitu jumlah personil yang ada di LPM cuma dua dan kami masih diberikan jam untuk mengajar yang banyak dan kesibukan intern LPM dalam menyiapkan dokumen. (CL5: 23)

Marjan W: Ya kendalanya karena keterbatasan waktu dan SD M karena saya juga menjalankan tugas manajemen, tugas mengajar dan kebetulan saya juga masih kuliah. Jumlah dosen tetap untuk Program Studi D-3 Kesehatan Lingkungan itu sangat terbatas. (CL8: 23)

Cara mengatasi untuk melakukan supervisi kepada dosen dalam proses pembelajaran di Stikes Muhammadiyah Samarinda sesuai dengan hasil

wawancara:

Yannie I: Dengan mendelegasikan kepada Program Studi untuk

supervisinya. (CL4: 23) Dwi R F: Ya seperti tadi yang saya katakan masih berkoordinasi dengan

Program Studi. (CL5: 23) Marjan W: Ya kita hanya bisa berharap kebesaran jiwa seorang pengajar

untuk memberikan yang terbaik bagi anak didiknya. (CL8: 23)

c) Kendala untuk melakukan evaluasi kepada dosesn dalam proses pembelajaran sesuai dengan hasil wawancara:

Yannie I: Ya kendala itu aja jika mengevaluasi dosen tetap yang memang tugasnya dan ke wajibannya mengajar saya kira hanya waktu proses belajar mengajarnya yang biasanya tidak tepat waktu karena beban kerja dosen yang tinggi tapi untuk targetnya semua sudah terlaksana secara keseluruhan. (CL4: 24)

Cara mengatasi untuk melakukan evaluasi kepada dosen dalam proses pembelajaran di Stikes Muhammadiyah Samarinda sesuai dengan hasil wawancara:

Yannie I: Ya Program Studi harus fleksibel dalam penempatan waktu pembelajarannya. (CL4: 24)

d) Kendala untuk mekanisme pelaporan dari dosen setelah proses pembelajaran sesuai dengan hasil wawancara:

Dwi R F: Ya karena masih baru LPM ini dibentuk. (CL5: 25) Sri S: Kendala untuk dosen dalam semua udah bikin tapi untuk dosen luar

biasanya kita yang bikin kita buatkan karena beberapa dosen luar yang kita minta beberapa kali tidak ada respons jadi kita buatkan aja. (CL7: 25)

Rini E: Kendala ada ya, karena tidak semua dosen menyerahkan berkas

pelaporannya tepat waktu. Khususnya dosen luar. (CL9: 25)

Cara mengatasi untuk mekanisme pelaporan dari dosen setelah proses pembelajaran di Stikes Muhammadiyah Samarinda sesuai dengan hasil wawancara:

Dwi R F: Ya kita berusaha menyiapkan draf untuk pelaksanaanya dan

standar operasionalnya. (CL5: 25) Sri S: Iya tapi itu hanya beberapa saja yang lain membuat. (CL7: 25) Rini E: Ya kita turut membantu misal untuk dosen luar RPP nya tersendat

kita hubungi dulu kalau masih kesulitan menyerahkannya baru kemudian kita yang bikinkan RPP tersebut karena harus ada sebagai syarat akreditasi Perguruan Tinggi. (CL9: 25)

e) Kendala untuk melaksanakan tindak lanjut dari hasil pelaporan proses pembelajaran sesuai dengan hasil wawancara:

Sri S: Untuk kendala mungkin SDM (Sumber Daya Manusia) nya yang kurang, kelas semakin besar, materi semakin banyak, tapi SDM nya tetap. (CL7: 26)

Cara mengatasi untuk melaksanakan tindak lanjut dari hasil pelaporan proses pembelajaran di Stikes Muhammadiyah Samarinda sesuai dengan hasil wawancara:

Sri S: Memaksimalkan dosen dalam dan memanfaatkan dosen luar. (C L7: