2. Perusahaan asuransi kerugianumum: perusahaan asuransi yang bidang usahanya
menanggulangi resiko keuangan sebagai akibat kerugian karena terjadinya peril yang menimpa barang-barang atau kepentingan yang dipertanggungkan.
3. Perusahaan Re-Asuransi Umum: perusahaan asuransi yang bidang usahanya
menanggunag resiko yang benar-benar dari pertanggungan yang telah ditutup oleh perusahaan asuransi jiwa maupun kerugian. Perusahaan asuransi ini
mempertanggungkan kembali sejumlah risiko oleh sebuah perusahaan asuransi kepada perusahaan asuransi lainnya.
4. Perusahaan Asuransi Sosial: perusahaan asuransi yang bidang usahanya
menanggung risiko finansial masyarakat kecil yang kurang mampu. Penelitian ini menganalisis pengaruh kinerja keuangan yang diukur dengan
menggunakan rasio keuangan terhadap return saham perusahaan asuransi go public di Indonesia. Besarnya kebutuhan perusahaan asuransi akan tenaga kerja dan nasabah
yang menginvestasikan dananya pada perusahaan asuransi akan berpengaruh pada kinerja perusahaan tersebut yang akan menjadi nilai tambah di mata investor untuk
menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut, dengan harapan bahwa perusahaan tersebut dapat memberikan return yang menguntungkan bagi investor.
Berikut adalah tabel Price Earning Ratio PER dan return saham perusahaan asuransi selama periode 2004 sampai 2009.
Tabel 1.1 Perkembangan Price Earning Ratio PER dan return saham perusahaan asuransi tahun
2006 – 2008
Emiten AHAP
ASDM ASRM
LPGI Periode
PER Ret.
PER Ret.
PER Ret.
PER Ret.
2006 13.25
12.49 -0.26
3.76 0.09
30.96 -0.15
2007 54.40
1.09 15.36
0.2 4.76
0.30 5.57
0.4
Universitas Sumatera Utara
2008 23.68
-0.47 6.48
-0.3 3.99
-0.16 4.49
-0.37
Sumber: www.idx.co.id
diolah
Dari tabel 1.1 dapat dilihat bahwa kinerja keuangan yg diukur dengan PER yang cenderung meningkat tidak selalu mengindikasikan peningkatan return saham
suatu perusahaan. dan sebaliknya, penurunan yang cenderung menurun tidak selalu mengindikasikan penurunan return saham suatu perusahaan. Hal ini dapat dilihat pada
emiten LPGI, dimana pada periode 2006 sampai 2007, PER mengalami penurunan dari 30,96 menjadi 5,57, tetapi pada periode yang sama, return sahamnya mengalami
kenaikan dari -0,15 menjadi 0,4. Pada emiten PNLF, dimana pada periode 2007 samapi 2008, PER mengalami kenaikan dari 8,27 menjadi 10,15, tetapi pada periode
yang sama, return saham perusahaan mengalami penurunan dari 0,22 menjadi -0,21. Begitu juga halnya dengan emiten ASRM, LPGI, MREI, PNIN, dan PNLF, dimana
rasio PER-nya tidak selalu berbanding lurus dengan perubahan return saham perusahaan. Melihat fenomena return saham diatas, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian apakah ada variabel lain yang diangkat dalam penelitian ini yang dapat mempengaruhi return saham perusahaan asuransi yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia dengan menggunakan data keuangan tahun 2004-2009. Variabel lain
Emiten MREI
PNIN PNLF
Periode PER
Ret. PER
Ret. PER
Ret. 2006
4.54 -0.33
3.50 -0.05
11.77 -0.19
2007 4.98
0.44 3.80
-0.03 8.27
0.22 2008
3.2 0.08
3.22 0.01
10.15 -0.21
Universitas Sumatera Utara
yang diangkat dalam penelitian ini antara lain Cash ratio, Earning Per Share, Price Earning Ratio, Debt to Equity Ratio, Return on Investment, dan Return on Equity.
Cash ratio adalah rasio alat likuid terhadap pihak ketiga yang dihimpun bank yang harus segera dibayar. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan asuransi dalam membayar kembali kepada nasabah pada saat terjadi musibah atau kecelakaan yang merugikan nasabahnya dengan menggunakan alat
likuid yang dimilikinya. Semakin tinggi rasio ini semakin tinggi pula kemampuan likuiditas perusahaan asuransi yang bersangkutan Dendawijaya, 2001:117.
Earning Per Share menunjukkan laba yang tersedia bagi pemegang saham dari setiap lembar saham. Rasio ini memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga
pasar saham, yang juga berpengaruh terhadap return saham yang akan diterima investor. Laba per lembar saham Earning Per Share merupakan perbandingan
antara laba setelah pajak dengan jumlah saham beredar earning per share Walsh, 2003: 148.
Price Earning Ratio merupakan menunjukkan hubungan antara harga saham biasa dan earning per share. Rasio hargalaba Price Earning Ratio rasio yang
mengukur seberapa banyak para investor bersedia membayar untuk rupiah dari laba yang dilaporkan. Rasio ini didasarkan pada perhitungan pada angka-angka yang
diperoleh di masa lalau, namun nilainya ditentukan oleh investor yang berfokus pada masa depan. Para investor terutama berkepentingan dengan prospek pertumbuhan
laba. Rasio hargalaba merupakan perbandingan antara harga per lembar saham dengan pendapatan per lembar saham Brigham dan Houston, 2006:110.
Debt to Equity Ratio menggambarkan sampai sejauh mana modal pemilik dapat menutupi kewajiban- kewajibannya dengan pihak luar. Rasio hutang Debt to
Equity Ratio merupakan rasio utang terhadap total aktiva, yang mengukur persentase
Universitas Sumatera Utara
dari dana yang diberikan oleh para kreditor. Perusahaan harus memperhatikan nilai rasio ini, karena jika perusahaan tidak bisa menyeimbangkan antara kemampuan kas
perusahaan dengan utang yang dimilikinya, maka dapat mengakibatkan kebangkrutan. Investor tentu akan sangat mempertimbangkan untuk berinvestasi di perusahaan yang
memiliki utang yang tinggi, karena akan berisiko bagi investor dan pengembalian yang diterima oleh investor. Jika nilai rasio ini semakin besar, maka akan semakin
tidak menguntungkan karena akan semakin besar resiko yang ditanggung atas kegagalan yang mungkin terjadi di perusahaan Brigham dan Houston, 2006: 103.
Return on Investment digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan menggunakan aset- aset yang dimilikinya.
Semakin besar variabel ini semakin baik, karena rasio ini digunakan untuk mengukur efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan. Perolehan atas investasi Return on
Investment merupakan rasio yang mengukur tingkat pengembalian total aktiva setelah beban bunga dan pajak Brigham dan Houston, 2006: 109.
Return on Common Equity mengukur mengukur tingkat pengembalian atas investasi dari pemegang saham biasa. Semakin tinggi rasio ini akan semakin baik,
karena menunjukkan posisi pemilik perusahaan yang semakin kuat. Return on Common Equity merupakan rasio laba bersih terhadap ekuitas saham biasa Brigham
dan Houston, 2006: 109. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Perusahaan Asuransi Go Public Di Bursa Efek Indonesia”.
Universitas Sumatera Utara
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
“Apakah kinerja keuangan yang terdiri dari Cash Ratio, Earning Per Share, Price Earning Ratio, Debt to Equity Ratio, Return On Investment, dan Return On Common
Equity berpengaruh terhadap return saham perusahaan asuransi go public di Bursa
Efek Indonesia?”
C.
Return saham merupakan hasil yang diperoleh dari investasi saham. Return dapat berupa return realisasi realized return yang sudah terjadi atau return
ekspektasi expected return yang belum terjadi tetapi yang diharapkan akan terjadi di masa mendatang.
Kerangka Konseptual
Analisa terhadap laporan keuangan membantu investor untuk menilai dan mengidentifikasi kinerja keuangan suatu perusahaan. Kinerja keuangan suatu
perusahaan dapat diukur dengan menggunakan rasio- rasio keuangan,yang terdiri dari antara lain Cash Ratio, Earning Per Share, Price Earning Ratio, Debt to Equity Ratio,
Return on Investment, dan Return on Common Equity. Cash Ratio digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan asuransi
dalam membayar kembali kewajiban kepada nasabahnya dengan menggunakan alat likuid yang dimilikinya. Dengan semakin meningkatnya cash ratio juga dapat
meningkatkan keyakinan para investor untuk membayar deviden tunai cash deviden yang diharapkan oleh investor. Earning Per Share menunjukkan laba yang tersedia
bagi pemegang saham dari setiap lembar saham. Semakin besar EPS suatu perusahaan, semakin besar return yang diterima oleh pemegang saham. Price
Universitas Sumatera Utara