Kesamaan Hak Keseimbangan Hak dan Kewajiban

Hal ini juga sesuai dengan observasi peneliti dilapangan, yaitu dengan adanya papan pengumuman di tiap-tiap kantor kepala desa. Hasil-hasil musyawarah tadi ditempelkan pada papan pengumuma tersebut. Seperti halnya pada saat diadakan Pilpres Juli 2009, tentang penetapan jumlah TPS dan Tata Cara Mengikuti Pemilu dijelaskan kembali oleh Kepala Desa melalui pengumuman menggunakan mikrofon dan toa dari mesjid masing-masing desa, sehingga masyarakat secara keseluruhan dapat mendengarkan pengumuman tersebut. Dengan demikian, dapat dilihat bahwasanya pemerintah kecamatan sudah berusaha untuk menyelenggarakan pelayanan dengan memperhatikan aspirasi masyarakat sebagai pengguna pelayanan tersebut.

IV.3.2.5. Kesamaan Hak

Yaitu pelayanan yang tidak melakukan tindakan diskriminasi, dilihat dari aspek apapun dalam arti tidak membedakan suku, ras, agama, gender, status ekonomi ataupun hal-hal lainnya. Tabel 4.21 Tindak Diskriminasi Yang Dilakukan Oleh Pihak Kecamatan Kepada Masyarakat Yang Hendak Berurusan Dengan Pihak Kecamatan No Karakteristik Frekuensi Persentase 1 Tidak pernah 85 86,735 2 Kadang-kadang 7 7,143 3 Selalu 6 6,122 Total 98 100 Sumber: Kuisioner Penelitian 2009 Dari tabel diatas dapat dilhat bahwa 86,735 responden memilih jawaban pertama. Artinya responden menyatakan tidak pernah merasakan tindakan diskriminasi yang dilakukan oleh pihak kecamatan ketika berurusan dengan pihak kecamatan. Nilai untuk pertanyaan ini adalah 2,81 yang termasuk dalam kategori tinggi. Artinya masyarakat tidak pernah dibeda- bedakan, semuanya dianggap sama, tidak peduli apakah kaya atau miskin serta tidak memandang Universitas Sumatera Utara berasal dari suku, agama, ataupun ras tertentu. Namun sisanya ada yangn menyatakan kadang- kadang hal tersebut bisa terjadi dan ada juga yang menyatakan hal tersebut selalu terjadi ketika mereka berusan ke kantor kecamatan.

IV.3.2.6. Keseimbangan Hak dan Kewajiban

Yaitu pelayanan yang mempertimbangkan aspek keadilan antara pemberi dan penerima pelayanan publik. Tabel 4.22 Pemenuhan Persyaratan Administrasi Oleh Masyarakat Yang Ditetapakan Pihak Kecamatan No Karakteristik Frekuensi Persentase 1 Selalu 84 85,714 2 Kadang-kadang 11 11,224 3 Tidak pernah 3 3,062 Total 98 100 Sumber: Kuisioner Penelitian 2009 Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa masyarakat pada umumnya ketika hendak berurusan kekantor camat mengurus keperluan administrasi surat-menyurat selalu memenuhi atau melengkapi syarat yang ditetapkan oleh pihak kecamatan Pernyataan ini bernilai 2,83 dan termasuk kategori tinggi. Namun ada juga beberapa responden yang menyatakan kadang-kadang dan tidak pernah memenuhi persyaratan adminsitratif yang ditetapkan pemerintah kecamatan. Berdasarkan observasi dilapangan hal ini dikarenakan sewaktu datang kekantor kecamatan masyarakat tidak mengetahui dengan jelas apa saja persyaratan yang harus dilengkapi dan ada yang benar-benar tidak tahu apa syarat yang harus dilengkapi. Namun setelah diberi tahu oleh pihak kecamatan masyarakat akan melengkapi persyaratan tersebut. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.23 Pendapat Masyarakat Mengenai Kemampuan Pihak Kecamatan Dalam Memenuhi Kebutuhan Masyarakat, Misalnya Dalam Penyaluran ASKESKIN, RASKIN dll. No Karakteristik Frekuensi Persentase 1 Sudah mampu 89 90,816 2 Kurang mampu 7 7,143 3 Tidak mampu 2 2,041 Total 98 100 Sumber: Kuisioner Penelitian 2009 Bernilai 2,99 termasuk dalam kategori tinggi. Artinya pihak kecamatan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat, misalnya dalam hal penyaluran ASKESKIN atau RASKIN. Pelayanan publik yang diberikan oleh aparat kecamatan sudah sesuai dengan apa yang masyarakat inginkan. Namun 7 respon menyatakan kurang mampu dan 2 reponden menyatakan aparat tidak mampu memenuhi kebutuhan masyarakat. Hal ini hendaknya menjadi masukan bagi aparat kecamatan agar melakukan perbaikan untuk kedepannya. Untuk mengukur pemberian pelayanan publik kepada masyarakat, dapat juga digunakan indeks kepuasan masyarakat. Indeks Kepuasan Masyarakat IKM adalah data dan informasi tentang tingkat kepuasan masyarakat yang diperoleh dari hasil pengukuran secara kuantitatif dan kualitatif atas pendapat masyarakat dalam memperoleh pelayanan dari aparatur penyelenggara pelayanan publik dengan membandingkan antara harapan dan kebutuhannya.. Untuk mengetahui indeks kepuasan masyarakat, dapat digunakan teknik skala Likert. Skala Likert adalah suatu skala psikometrik yang umum digunakan dalam kuesioner, dan merupakan skala yang paling banyak digunakan dalam riset berupa survei. http:wikipedia.org.id 9-9-2009 12.30 Wib. Universitas Sumatera Utara Pada penelitian ini, peneliti menggunakan tiga pilihan skala dengan format sebagai berikut: 1. Baik 2. Kurang baik 3. Tidak baik Tabel 4.24 Indeks Kepuasan Masyarakat Nilai persepsi, nilai Interval, Mutu Pelayanan, dan Kinerja unit pelayanan Nilai Persepsi Nilai Interval Mutu Pelayanan Kinerja Unit Pelayanan 1 1,00 – 1,66 Tidak baik C 2 1,67 – 2,33 Kurang baik B 3 2,34 – 3,00 Baik A Menurut Kep.25M.PAN22004 terdapat 14 unsur yang “relevan, valid dan reliable”, sebagai unsur yang harus ada sebagai dasar pengukuran indeks kepuasan masyarakat, yaitu: 1. Prosedur Pelayanan, yaitu kemudahan tahapan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat dilihat dari sisi kesederhanaan alur pelayanan. Untuk unsur prosedur pelayanan dapat dilihat pada pertanyaan rantai birokras setelah adanya pemekaran kecamatan. 2. Persyaratan Pelayanan, yaitu persyaratan teknis dan administratif yang diperlukan untuk mendapatkan pelayanan sesuai dengan jenis pelayanannya. Untuk unsur persyaratan pelayanan dapat dilihat pada pertanyaan persyaratan yang diberikan pihak kecamatan untuk mengurus keperluan administrasi. 3. Kejelasan petugas pelayanan, yaitu keberadaan dan kepastian petugas yang memberikan pelayanan. Universitas Sumatera Utara 4. Kedislipinan petugas pelayanan, yaitu kesungguhan petugas dalam memberikan pelayanan terutama terhadap konsistensi waktu kerja sesuai ketentuan yang berlaku. 5. Tanggung jawab petugas pelayanan, yaitu kejelasan wewenang dan tanggungjawab petugas dalam penyelenggaraan dan penyelesaian pelayanan. 6. Kemampuan petugas pelayanan, yaitu tingkat keahlian dan ketrampilan yang dimiliki petugas dalam memberikan atau menyelesaiakan pelayanan kepada masyarakat. 7. Kecepatan pelayanan, yaitu target waktu pelayanan dapat diselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan oleh unit penyelenggaraan pelayanan. Untuk unsur kecepatan pelayanan, dapat dilihat pada pertanyaan mengenai penguluran waktu yang dilakukan oleh pihak kecamatan dalam menyelesesaikan tugas pelayanana publik. 8. Keadilan mendapatkan pelayanan, yaitu pelaksanaan pelayanan dengan tidak membedakan golonganstatus masyarakat yang dilayani. Untuk unsur keadilan pelayanan, dapat dilihat pada pertanyaan mengenai tindak diskriminasi yang dilakukan oleh pihak kecamatan kepada masyarakat yang hendak berurusan dengan pihak kecamatan. 9. Kesopanan dan keramahan petugas, yaitu sikap dan perilaku petugas dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat secara sopan dan ramah serta saling menghargai dan menghormati. Untuk unsur kesopanan dan keramahan petugas dapat dilihat pada pertanyaan sikap pihak kecamatan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. 10. Kewajaran biaya pelayanan, yaitu keterjangkauan masyarakat terhadap besarnya biaya yang yang telah ditetapkan oleh unit pelayanan. 11. Kepastian biaya pelayanan, yaitu kesesuaian antara biaya yang dibayarkan dengan biaya yang telah ditetapkan. Untuk unsur biaya pelayanan dapat dilihat pada pertanyaan mengenai kejelasan rincian tarifbiaya yang diberikan pihak kecamatan kepada masyarakat yang berurusan ke kantor kecamatan. Universitas Sumatera Utara 12. Kepastian jadwal pelayanan, yaitu pelaksanaan waktu pelayanan, sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. 13. Kenyamanan lingkungan, yaitu kondisi sarana dan prasarana pelayanan yang bersih, rapi dan teratur sehingga dapat memberikan rasa nyaman kepeda penerima pelayanan. 14. Keamanan pelayanan, yaitu terjaminnya tingkat keamanan lingkungan unit pelayanan ataupun sarana yang digunakan sehingga masyarakat merasa tenang untuk mendapatkan pelayanan terhadap resiko-resiko yang diakibatkan dari pelaksanaan pelayanan. Berdasarkan penjelasan diatas, dapat diketahui bahwa hanya beberapa unsur yang peneliti gunakan untuk menentukan hasil dari indeks kepuasan masyarakat terhadap efektifitas pelayanan publik. Hal ini dikarena tidak semua unsur relevan, valid dan reliabel termasuk dalam defenisi operasional yang peneliti gunakan untuk mengetahui Pengaruh Pemekaran Kecamatan Terhadap Efektifitas Pelayanan Publik. Hasil dari indeks kepuasan masyarakat terhadap efektifitas pelayanan publik ini dapat dilihat dari tabel dibawah ini: Tabel 4.25 Hasil Indeks Kepuasan Masyarakat Terhadap Efektifitas Pelayanan Publik No Unsur pelayanan Nilai rata-rata Mutu pelayanan Kinerja unit pelayanan 1 Prosedur Pelayanan 2,48 Baik A 2 Persyaratan Pelayanan 2,94 Baik A 3 Kecepatan pelayanan 2,78 Baik A 4 Keadilan mendapatkan pelayanan 2,81 Baik A 5 Kesopanan dan keramahan petugas 2,91 Baik A 6 Kepastian biaya pelayanan, 2,49 Baik A Universitas Sumatera Utara

BAB V ANALISA DATA

Pada bab ini disajikan pembahasan mengeni data-data yang sudah tersedia pada bab sebelumnya BAB IV. Pembahasan tersebut meliputi data yang diperoleh dari kedua variabel melalui kuisioner pada saat penelitian dilaksanakan, yaitu variabel pemekaran kelurahan X dan varabel pelayanan publik Y, serta pengaruh yang diberikan oleh varibel pemekaran kelurahan X terhadap kualitas pelayanan publik Y di Kecamatan Depati VII dengan menggunakan rumus product moment, determinan, dan analisa regresi linear sederhana, sehingga mampu menjawab permasalahan penelitian.

V.1. Pemekaran Kecamatan

Berdasarkan variabel indikator yang digunakan untuk meneliti permasalahan penelitian dapat dijelaskan bahwasanya proses pemekaran yang dilaksanakan oleh pemerintah Kecamatan Depati VII memang sudah sesuai dengan urgensi dan relevansinya, yaitu untuk penuntasan masalah yang dimiliki oleh wilayah tersebut. Hal ini dapat dilihat dari sejumlah pertanyaan yang diberikan kepada responden melalui kuisioner dan hasil jawabannya sangat positif, yaitu masyarakat mendukung atas kebijakan pemekaran kecamatan ini karena dianggap sangat berguna sebagai solusi atas permasalahan pelayanan publik yang ada di Kecamatan Depati VII yang sebelumnya bergabung dengan Kecamatan Air Hangat, serta pemekaran ini dianggap sebagai suatu kebutuhan yang harus segera dipenuhi. Dengan dilaksanakannya pemekaran berarti Kecamatan Depati sudah melakukan usaha untuk memecahkan persolan pelayanan publik yang terjadi diwilayahnya, yaitu adanya tuntutan dari masyarakat untuk berpisah dari Kecamatan Air Hangat untuk mendapatkan pelayanan yang lebih baik lagi baik dibidang pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan, karena sebelumnya masayarakat merasa pelayanan yang diberikan sudah tidak efektif dan efisien lagi, Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

DAMPAK PEMEKARAN WILAYAH KECAMATAN TERHADAP PELAYANAN PUBLIK (Kecamatan Pesanggrahan sebagai Kecamatan Induk dan Kecamatan Siliragung sebagai Pemekaran Wilayah di Kabupaten Banyuwangi)

0 5 2

DAMPAK PEMEKARAN KECAMATAN TERHADAP PELAYANAN PUBLIK (Studi Pada Kecamatan Kangayan, Sebagai Hasil Pemekaran Dari Kecamatan Arjasa Kabupaten Sumenep)

0 6 3

DAMPAK PEMEKARAN WILAYAH PADA PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN BINAKAL KABUPATEN BONDOWOSO

2 18 63

KUALITAS PELAYANAN PUBLIK PASCA PEMEKARAN KECAMATAN (Studi di Kecamatan Sukarame Kota Bandar Lampung)

5 36 94

PENGARUH PEMEKARAN KECAMATAN TERHADAP PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PELAYANAN PUBLIK DAN KESEJAHTERAAN Pengaruh Pemekaran Kecamatan Terhadap Persepsi Masyarakat Tentang Pelayanan Publik dan Kesejahteraan Masyarakat : Studi di Kecamatan Ngusikan Kabupaten J

0 4 19

PENGARUH PEMEKARAN KECAMATAN TERHADAP PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PELAYANAN PUBLIK Pengaruh Pemekaran Kecamatan Terhadap Persepsi Masyarakat Tentang Pelayanan Publik dan Kesejahteraan Masyarakat : Studi di Kecamatan Ngusikan Kabupaten Jombang Jawa Timur.

0 2 13

PENDAHULUAN Pengaruh Pemekaran Kecamatan Terhadap Persepsi Masyarakat Tentang Pelayanan Publik dan Kesejahteraan Masyarakat : Studi di Kecamatan Ngusikan Kabupaten Jombang Jawa Timur.

0 2 30

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA TENTANG PENENGANAN DIARE DI DESA KUBANG KECAMATAN DEPATI VII KABUPATEN KERINCI.

0 0 11

DAMPAK PEMEKARAN WILAYAH KECAMATAN TERHADAP PELAYANAN PUBLIK : STUDI KASUS PEMEKARAN KECAMATAN KRANGGAN KOTA MOJOKERTO Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 12

Telaah Hukum Kelayakan Pemekaran Kecamatan (Studi Kasus: Pemekaran Calon Kecamatan Danau Kerinci Barat Kabupaten Kerinci) - Repository Unja

0 0 21