kecil pun akan menjadi pusat perhatian, karena memang luas wilayahnya menjadi semakin kecil, sehingga kalau ada yang rusak sedikit pasti akan kelihatan dengan jelas.
V.2. Efektifitas Pelayanan Publik
Menurut Handayaningrat 1984:16 efektifitas adalah pengukuran dalam arti tercapainya tujuan yang ditentukan sebelumnya.tingkat pelayanan dan derajat kepuasan masyarakat
merupakan salah satu ukuran efektifitas. Ukuran ini tidak mempertimbangkan berapa biaya, tenaga dan waktu yang digunakan dalam memberikan pelayanan, tetapi lebih menitik beratkan
pada tercapainya tujuan organisasi pelayanan publik. Senada dengan pendapat tersebut Sters dan Etzioni dalam Kasim, 1993:11 mengatakan bahwa efektifitas suatu organisasi tergantung pada
seberapa jauh organisasi tersebut berhasil dalam pencapaian tujuannya. Selanjutnya pendapat Sarwito 1987:45 menyatakan bahwa efektifitas sebagai suatu
yang berhasil guna yaitu pelayanan bercorak maupun mutu dan kegunannya benar-benar sesuai dengan kebutuhan.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat dilihat 3 hal yang menonojol dalam unsur efektifitas, yakni:
1. Pencapai tujuan, yaitu suatu kegiatan dikatakan efektif apabila dapat mencapai tujuan
sasaran yang telah ditentukan sebelumnya. 2.
Ketetapan waktu, suatu kegiatan dikatakan efektif apabila penyelesaian atau tercapai tujuan sesuai atau bertepatan dengan waktu yang telah ditentukan.
3. Manfaat, suatu kegiatan dikatakan efektif apabila kegiatan itu memberi hasil
Seperti yang diketahui, bahwa salah satu alasan ataupun tujuan adanya pemekaran kecamatan ini adalah sebagai solusi atas permasalahan yang terjadi di masyarakat yakni kuatnya
keinginan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan publik yang lebih baik dari pemerintah kecamatan yang baru. Masyarakat merasa pelayanan yang diberikan oleh pemerintah kecamatan
Universitas Sumatera Utara
sebelum di mekarkan sudah tidak efektif lagi. Karena wilayah pemerintahnya yang sangat luas, aparat kecamatan sebelumnya menjadi kurang fokus memberikan pelayanan sehingga ketepatan
waktu dalam memberikan pelayanan menjadi terabaikan dan tujuan kecamatan untuk memberikan pelayanan dengan baik tidak dapat tercapai.
Apabila dilihat dari indikator yang digunakan untuk menilai efektifitas pelayanan publik yang meliputi transparasnsi, akuntabilitas, kondisional, partisipatif, kesamaan hak serta
keseimbangan hak dan kewajiban, maka efektifitas pelayana publik di Kecamatan Depati VII sudah termasuk baik. Hal ini terbukti dari hasil kuisioner yang diperoleh dari para responden
yang menunjukan kategori tinggi.
Apabila dilihat dari indikator transparansi, maka pelayanan yang diberikan oleh pemerintah kecamatan di Kecamatan Depati VII sudah tergolong baik, yaitu dapat dilihat dengan
terbukanya pihak pemerintahan kecamatan dalam menyampaikan prosedur urusan di kecamatan baik secara lisan maupun melalui papan publikasi di kantor kecamatan dan di setiap desa. Selain
transparansi ini bisa juga dilihat dari terbukanya pihak pemerintah kecamatan adalam menyalurkan bantuan dari pemerintah pusat.
Dari akuntabilitas, dapat dilihat bahwasanya para responden meraskan bahwa rincian tarifbiaya yang diberikan oleh pihak pemerintah kecamatan kepada masyarakat yang ingin
berurusan jelas besarnya biayanya dan peruntukkannya bahkan. Bahkan masyarakat tidak dikenakan biaya untuk mengurus surat-surat keterangan tertentu seperti surat pindah penduduk,
keterangan kematian dll.Lisnawati, 10 Juli 2009 10.45 WIB Masalah penguluran waktu dalam penyelesaian tugas pelayana publik pun hampir tidak pernah dilakukan oleh pihak kecamatan dan
juga sikap mereka dalam memberikan pelayanan dirasakan sopan dan ramah oleh masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwasanya pihak pemerintah kecamatan sudah memposisikan diri sebagai
seorang publik server. Kondisi seperti inilah yang memang diharapkan dari seorang birokrat.
Universitas Sumatera Utara
Melalui indikator kondisional dapat dinilai kemampuan pelayanan yang diberikan oleh pihak pemerintah kecamatan dalam menyesuaikan dengan kondisi yang ada pada saat itu
misalnya dalam kondisi tanggap darurat juga tergolong kategori tinggi, artinya pihak pihak kecamatan sudah bisa bertindak memberikan pelayanan dengan menyesuaikan kondisi yang ada
pada saat itu. Misalnya ada warga yang ingin meminta surat keterangan miskin untuk kebutuhan anaknya agar bisa segera dirawat di rumah sakit karena terkena penyakit demam berdarah, maka
pihak kecamatan pun mendahulukan pembuatan surat keterangan tersebut karena hal ini menyangkut nyawa seorang manusia.
Dari indikator kesamaan hak yang diwujudkan dalam ketiadaan tindak diskriminasi yang dilakukan oleh pihak kecamatan diperoleh hasil bahwasanya hampir tidak pernah melakuakan
tindak diskriminasi terhadap masyarakat, baik ketika mereka melakukan urusan di kantor kecamatan maupun pada saat pembagian jatah bantuan-bantuan.
Pada indikator keseimbangan hak dan kewajiban diperoleh hasil bahwa warga selalu memenuhi persyaratan adminsitratif yang ditetapkan oleh pihak kecamatan sebelum melakukan
urusan di kantor kecamatan, sehingga tidak menghambat waktu penyelesaian. Karena sebelum meminta haknya agar urusannya cepat diselesaikan pada pihak kecamatan, maka warga terlebih
dahulu harus memenuhi kewajibannya dalam memenuhi persyaratannya terlebih dahulu, sehingga hak dan kewajiban kedua belah pihak seimbang. Selain itu, masyarakat juga meyatakan
bahwasanya pihak kecamatan sudah mampu memberikan pelayanan sesuai dengan kebutuhan masyarakat seperti dalam hal penyaluran ASKESKIN, RASKIN dll.
Ketika mengadakan observasi dilapangan, diketahui bahwa Kecamatan Depati VII tidak memiliki Standar Pelayanan Minimum SPM. Standar Pelayanan Minimum merupakan konsep
yang baik untuk dibawa ke koteks pembangunan berpola pelayanan publik. Berdasarkan PP No 65 Tahun 2005, Standar Pelayanan Minimum adalah ketentuan dan mutu pelayanan dasar yang
merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh tiap warga secara minimal. Indikator SPM
Universitas Sumatera Utara
adalah tolak ukur prestasi kuantitatif dan kualitatif yang digunakan akan menggambarkan besar sasaran yang hendak dipenuhi dalam pencapaian suatu SPM tertentu berupa masukan proses,
hasil,danatau manfaat pelayanan. Untuk mengukur pemberian pelayanan publik kepada masyarakat, dapat juga digunakan
indeks kepuasan masyarakat. Dari hasil pengukuran indeks kepuasan masyarakat terhadap
efektifitas pelayanan publik tabel 4.24 diketahui bahwasanya masyarakat merasa puas terhadap pelayanan yang diberikan oleh aparat Kecamatan Depati VII. Nilai rata-rata dari unsur pelayanan
yang peneliti gunakan untuk melihat efektifitas pelayanan publik menunjukkan kategori baik. Sedangkan untuk mutu pelayanannya, akreditasinya adalah A. Dengan demikian, efektifitas
pelayanan publik pada Kecamatan Depati VII sudah dapat dikatakan baik.
V.3. Pengaruh Pemekaran Kecamatan Terhadap Efektifitas Pelayanan Publik di Kecamatan Depati VII Kabupaten Kerinci
Untuk melihat apakah ada pengaruhnya variabel pemekaran kecamatan x terhadap efektifitas pelayanan publik y seperti yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini,
maka dapat dilihat melalui rumus korelasi product moment, untuk melihat seberapa besar pengaruh yang diberikan oleh variabel pemekaran kecamatan x terhadap variabel efektifitas
pelayanan publik y, maka digunakan rumus koefisien determinan, sedangkan untuk melihat bagaimana hubungan diantara variabel tersebut, maka digunkan analisa regresi linear sederhana.
a. Untuk mengetahui adakah pengaruh pemekaran kecamatan terhadap efektifitas
pelayanan publik di Kecamatan Depati VII, maka digunakan rumus Product Moment Sugiyono, 2005:212 untuk mencari kefisien korelasi antara kedua variabel tersebut.
r
xy
}
{ }
{
2 2
2 2
. .
.
i i
i i
i i
i i
y y
n x
x n
y x
y x
n Σ
− Σ
Σ −
Σ Σ
Σ −
Σ
=
Universitas Sumatera Utara
r
xy
}
{ }
{
2 2
2472 63604
. 98
2831 82245
. 98
2472 2831
71937 .
98 −
− −
=
r
xy
}{ }
{
6110784 6233192
8014561 8060010
6998232 7049826
− −
−
=
r
xy
5563321192 51594
=
r
xy
Hasil perhitungan korelasi tersebut yaitu 0,691 bernilai positif, berarti ada hubungan
antara pemekaran kecamatan dengan efektifitas pelayanan publik di Kecamatan Depati VII.
=
0,69
Untuk mengetahui kadar lemah kuatnya koefisien korelasi, maka diperlukan interprestasi sebagai berikut Sugiyono, 2005:214 :
Tabel 5.1 Interprestasi Koefisien Korelasi
INTERVAL KOEFISIEN TINGKAT HUBUNGAN
0,00 – 0,199 Sangat lemah
0,20 – 0,399 Lemah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat kuat
Berdasarkan pedoman diatas, dapat dinyatakan bahwa koefisien korelasi adalah sebesar
0,69 yang berarti korelasi tingkat hubungan antara kedua variabel adalah KUAT. Kemudian
untuk menguji apakah harga tersebut signifikan, maka hasil penghitungan korelasi sebelumnya perlu dikonsultasikan dengan nilai tabel. Dari perhitungan korelasi diatas diperoleh nilai r
hitung
0,69, bila dikonsultasikan dengan nilai r
tabel
untuk n = 98 dan kesalahan 5, maka r
tabel
adalah
Universitas Sumatera Utara
0,195. Berarti r
hitung
lebih besar dari r
tabel
Dengan demikian hipotesis dalam penelitian ini menyatakan “TERDAPAT PENGARUH YANG POSITIF DAN SIGNIFIKAN ANTARA PEMEKARAN KECAMATAN DENGAN
EFEKTIFITAS PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN DEPATI VII” DAPAT DITERIMA
, artinya hipotesis diterima. Dengan demikian korelasi
0,69 itu signifikan.
b. Untuk menghitung kontribusi seberapa besar pengaruh pemekaran kecamatan