BAB IV PENYAJIAN DATA
Pada bab ini penulis menyajikan data-data yang di peroleh selama penelitian pada wilayah pemekaran Kecamatan Depati VII yang dijadikan lokasi penelitian, yaitu meliputi Desa Koto
Lanang, Desa Baru Kubang, Desa Koto Tuo, Desa Semumu, Desa Simpang Belui, Desa Tebat Ijuk, dan Desa Belui, Penyajian data ini terdiri dari pemekaran kecamatan, karakteristik
responden yang meliputi data pribadi responden berdasarkan jenis kelamin, jenis pekerjaan, dan tingkat pendidikan terakhir serta data variabel penelitian yang berupa jawaban responden
terhadap jawaban yang diajukan berdasarkan daftar pertanyaan pada kuisioner yang diuraikan dalam tabel distribusi frekuensi.
IV.1. PEMEKARAN KECAMATAN
Pemekaran kecamatan ini dilaksanakan sudah sesuai dengan prosedur yang berlaku yaitu mengikuti PP RI No. 129 tahun 2000 pasal 2 yang menyebutkan bahwa untuk pembentukan
daerah atau melakukan pemekaran bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dengan melalui:
a. Pengangkatan pelayanan terhadap masyarakat
b. Percepatan pertumbuhan kehidupan demokrasi
c. Percepatan pengelolaan potensi daerah
d. Percepatan pelaksanaan pembangunan perekonomian daerah
e. Pengangkatan kecamatan dan ketertiban.
Selain itu, UU No. 32 tahun 2004 juga menjadi acuan untuk melakukan pemekaran kecamatan ini. UU No 32 tahun 2004 memberikan wewenang kepada daerah untuk mengurusi
wilayahnya sendiri sesuai dengan kebutuhannya. Hal ini mengingat bahwa sebenarnya yang mengetahui permasalahan yang terjadi di daerah adalah pemerintahan daerah, bukan pemerintah
pusat. Oleh karena itu, para tokoh masyarakat yang terlibat dalam pemekaran Kecamatan Depati
Universitas Sumatera Utara
VII merasa mereka lebih tahu apa yang dingiinkan oleh masyarakatnya dan apa yang menjadi permasalahan dalam wilayahnya sehingga mereka sepakat untuk mengajukan permohonan
pemekaran kecamatan sebagai solusi dari persoalan pelayanan publik yang dikeluhkan oleh masyarakatnya.
Pemekaran kecamatan ini telah sesuai juga dengan PP 19 tahun 2008 tentang Kecamatan. Pada PP 19 tahun 2008 dikatakan bahwa untuk membentuk suatu kecamatan harus memenuhi
syarat adminsitratif, teknis, dan fisik kewilayahan. Syarat adminsitratifnya meliputi:
a. Batas usia penyelenggaraan pemerintahan minimal lima tahun, maksudnya disini adalah
minimal pemerintahan pada kecamatan sebelumnya sudah lebih dari 5 tahun. Sebelumnya Kecamatan Depati Tujuh bergabung dengan Kecamatan Air hangat. Masa pemerintahan
Kecamatan Air Hangat ini sudah lebih dari 5 tahun, jadi dengan demikian dapat diajukan pembentukan kecamatan baru.
b. Bata usia penyelenggaraan pemerintahan desa danatau kelurahan yang akan dibentuk
menjadi kecamatan minimal 5 lima tahun. Desa-desa yang tergabung didalam kecamatan Depati Tujuh ini sudah berumur lebih dari 5 tahun, jadi sudah dapat
digabungkan menjadi satu kecamatan. c.
Keputusan Badan Permusyawarahan Desa BPD atau nama lain untuk Desa dan Forum Komunikasi Kelurahan atau nama lain untuk kelurahan di seluruh wilayah kecamatan
baik yang menjadi calon cakupan wilayah kecamatan baru maupun kecamatan induk tentang persetujuan pembentukan kecamatan. Seperti yang telah diketahui, bahwa
pembentukan Kecamatan Depati VII ini memang atas dasar keinginan masyarakatnya. Melalui tokoh-tokoh masyarakat dan juga anggota BPD serta dengan dibentuknya Panitia
untuk mengajukan pemekaran kecamatan maka diajukan lah proposal untuk melakukan pemekaran kecamatan. Sehingga sudah pasti lah pada saat mengajukan pemekaran
Universitas Sumatera Utara
kecamatan ada persetujuan dari anggota BPD. Hal ini juga sesuai dengan hasil wawancara peneliti dengan bapak Wirnadi S.E selaku ketua panitia Pemekaran Kecamatan Depati VII
pada saat itu. d.
Keputusan Kepala Desa atau nama lain untuk desa dan Keputusan Lurah atau nama lain untuk kelurahan di seluruh wilayah kecamatan baik yang akan menjadi cakupan wilayah
kecamatan baru maupun kecamatan induk tentang persetujuan pembentukan kecamatan. Dalam pengajuan pemekaran kecamatan Depati VII ini, 14 Kepala desa pada saat itu
menyetujui dan sangat mendukung untuk diadakan pemekaran kecamatan. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara peneliti dengan bapak Wirnadi S.E
e. Rekomendasi Gubernur. Pemekaran Kecamatan Depati VII ini diajukan karena keinginan
dari masyarakatnya, bukan karena rekomendasi dari gubernur. Namun Gubernur mendukung adanya pemekaran kecamatan ini sehingga Kecamatan Depati VII dapat di
sahkan. Syarat fisik kewilayahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 PP No. 19 Th 2008
meliputi: a.
Cakupan wilayah, cakupan wilayah untuk kecamatan Depati depati VII ini meliputi 14 desa.
b. Lokasi calon ibukota, ibu kota dari Kecamatan Depati VII adalah desa Koto Tuo.
c. Sarana dan prasarana pemerintahan. Kecamatan Depati VII sudah memiliki kantor
Kecamatan beserta kelengkapan atau inventaris yang mendukung kegiatan para pegawai kecamatan untuk melakukan pekerjaannya seperti komputer.
Persyaratan teknis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 PP No. 19 Th 2008 meliputi: a.
Jumlah penduduk; jumlah penduduk pada saat akan dimekarkan adalah 14.856 jiwa. b.
Luas wilayah; luas wilayah Kecamatan Depati VII adalah 25,80 Km2 atau 2.580 Ha
Universitas Sumatera Utara
c. Rentang kendali penyelenggaraan pelayanan pemerintahan;
d. Aktivitas perekonomian; aktivitas perekonomian pada kecamatan Depati VII adalah
industri kecil dan berdagang. e.
Ketersediaan sarana dan prasarana. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, sarana dan prasarana sudah tersedia. Seperti kantor untuk kecamatan, komputer dan
perlengkapan lain yang dibutuhkam untuk menunjang kegiatan di kantor kecamatan depati VII. Untuk jaringan perhubungan, pada kecamatan depati VII sudah terdapat jalan
raya yang beraspal dengan sarana angkutan umum dan ojek.
IV.2. KARAKTERISTIK RESPONDEN