METODE PENELITIAN DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN PENYAJIAN DATA ANALISA DATA PENUTUP DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

I.10. Sistematika Penulisan BAB I: PENDAHULUAN

Bab ini memuat latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori, defenisi konsep, defenisi operasional, dan sistematika penulisan.

BAB II: METODE PENELITIAN

Bab ini memuat bentuk penelitian, lokasi penelitian, populasi dan sampel penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisa data.

BAB III: DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Bab ini menguraikan tentang gambaran atau karakteristik lokasi penelitian.

BAB IV: PENYAJIAN DATA

Bab ini memuat hasil penelitian yang diperoleh dari lapangan dan dokumentasi yang akan dianalisa.

BAB V ANALISA DATA

Bab ini memuat pembahasan atau interprestasi dari data-data yang disajikan pada bab sebelumnya.

BAB VI: PENUTUP

Bab ini memuat kesimpulan dan saran atas hasil penelitian yang telah dilakukan. Universitas Sumatera Utara

BAB II METODE PENELITIAN

II. 1. Bentuk Penelitian

Bentuk peneltian ini adalah penelitian asosiatif dengan analisa Kuantitatif dengan maksud untuk mencari pengaruh antara variabel independent bebas dengan variabel dependen terikat. Dengan metode ini diharapkan dapat menjelaskan fenomena yang ada berdasarkan data dan informasi yang diperoleh.

II.2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Deapati VII Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi. II.3. Populasi dan Sampel II.3.1. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objeksubjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian diatarik kesimpulannya. Sugyono, 2006:55. Berdasarkan penjelasan diatas, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah Kecamatan Depati VII yang terdiri dari 14 desa dengan jumlah penduduknya adalah 16.275 jiwa.

II.3.2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sugyono, 2006:56. Dalam penentuan sampel yang akan dijadikan responden digunakan teknik cluster random sampling. Teknik sampling ini digunakan melalui dua tahap.Sugyono, 2006:59. Pada tahap pertama menentukan sampel daerah. Seperti yang telah dipaparkan diatas bahwa Universitas Sumatera Utara populasi daerah kecamatan Depati VII terdiri dari 14 Desa. Untuk sampel daerah peneliti menentukan secara acak desa yang akan diteliti yaitu: 1. Desa Koto Lanang, dengan jumlah penduduk 2.033 jiwa. 2. Desa Baru Kubang, dengan jumlah penduduk 580 jiwa. 3. Desa Koto Tuo, dengan jumlah penduduk 428 jiwa. 4. Desa Tebat Ijuk dengan jumlah penduduk 1.921 jiwa. 5. Desa Belui, dengan jumlah penduduk 1.737 jiwa. 6. Desa Simpang Belui, dengan jumlah penduduk 1.015 jiwa. 7. Desa Semumu, dengan jumlah penduduk 1.214 jiwa. Jadi, jumlah sampelnya adalah 8.928jiwa. Tahap kedua, peneliti menentukan orang-orang yang ada pada daerah itu secara acak juga. Untuk menentukan jumlah responden ini, digunakan Rumus Slovin Bambang Prasetyo, 2005:136 yaitu sebagai berikut: n = N 1+ N. e Dimana: n = Jumlah Sampel 2 N = Populasi e = Tingkat Kesalahan penarikan sampel sebesar 10 dan kepercayaan 90. Dengan menggunaan rumus tersebut, maka diperoleh jumlah responden sebagai berikut: n = 8928 1 + 8928 0.1 = 98,89 dibulatkan menjadi 99 2 Kemudian jumlah sampel yang diperoleh tersebut didistribusikan ke 7 desa dengan cara sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 1. Desa Koto Lanang = 2033 x 99 = 22,54 dibulatkan menjadi 23 8928 2. Desa Baru Kubang = 580 x 99 = 6,43 dibulatkan menjadi 6 8928 3. Desa Koto Tuo = 428 x 99 = 4,74 dibulatkan menjadi 5 8928 4. Desa Tebat Ijuk = 1921 x 99 = 21,30 dibulatkan menjadi 21 8928 5. Desa Belui = 1737 x 99 = 19,26 dibulatkan menjadi 19 8928 6. Desa Simpang Belui = 1015 x 99 = 11,25 dibulatkan menjadi 11 8928 7. Desa Semumu = 1214 x 99 = 13,46 dibulatkan menjadi 13 8928

II.4. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini penulis menggunkan dua macam data menurut klasifikasi jenis dan sumbernya, yaitu: 1. Pengumpulan data primer, adalah pengumpulan data yang dilakukan secara langsung pada lokasi penelitian. Pengumpulan data primer tersebut dilakukan dengan instrumen seagai berikut: a. Metode Angket kuisioner, yaitu pemberian daftar pertanyaan secara tertutup kepada responden yang dilengkapi dengan beberapa alternatif jawaban. Respondennya yaitu masyarakat yang pernah berurusan dengan pihak kecamatan. Universitas Sumatera Utara b. Metode wawancara interview, yaitu mengadakan tanya jawab langsung kepada pihak-pihak yang terkait dan memiliki relevansi terhadap masalah penelitian, yaitu kepada Tokoh masyarakat yang berkaitan dengan pemekaran kecamatan. c. Motode observasi, yaitu melakukan pengamatan secara langsung terhadap fenomena- fonemona yang berkaitan dengan fokus penelitian. Observasi dilakukan dengan melihat lagsung proses pemberian pelayanan oleh pemerintah kecamatan kepada masyarakat. 2. Pengumpulan data sekunder, yaitu kegiatan penelitian yang dilakukan dengan cara menelaah sejumlah buku, karya ilmiah, dan dokumenarsip yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

II.5. Teknik Penentuan Skor

Teknik penentuan skor oleh nilai yang digunakan dalam penelitian ini adalah memakai skala ordinal untuk menilai jawaban kuisioner yang disebarkan kepada responden Singarimbun, 1995:102. Kemudian menentukan kategori jawaban responden terhadap masing-masing alternatif jawaban, apakah tergolong tinggi, sedang, atau rendah, terlebih dahulu menentukan interval dengan cara sebagai berikut: banyak bilangan Skor tertinggi – Skor terendah Maka diperoleh: 3 – 1 3 = 0,66 Sehingga dengan demikian dapat ditentukan kategori jawaban responden masing-masing variabel, yaitu: Universitas Sumatera Utara a. Skor untuk kategori tertinggi = 2,34 – 3,00 b. Skor untuk kategori sedang = 1,67 – 2,33 c. Skor untuk kategori rendah = 1,00 – 1,66

II.6. Teknik Analisa Data

a. Untuk mengetahui adakah pengaruh variabel pemekaran kecamatan terhadap efektifitas pelayanan publik di Kecamatan Depati VII, maka digunakan rumus Product Moment. Teknik Korelasi ini digunakan untuk mencari hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan dua variabel tersebut. Sugyono, 2006:212 r xy } { } { 2 2 2 2 . . . i i i i i i i i y y n x x n y x y x n Σ − Σ Σ − Σ Σ Σ − Σ = Dimana: r xy n = Jumlah sampel uji coba = Indeks Validitas yang dihitung Σ X i Σ X = Jumlah produk skor butir i 2 Σ Y = Jumlah kuadrat produk skor butir i Σ Y = Jumlah skor butir total i 2 Σ X = Jumlah kuadrat produk skor butir total i Y i b. Untuk menghitung kontribusi seberapa besar pengaruh pemekaran kecamatan terhadap efektivitas pelayanan publik di Kecamatan Depati VII, digunakan perhitungan determinansi yaitu dengan mengkuadratkan hasil korelasi Product Moment lalu dikali seratus persen, seperti berikut: = Jumlah poduk skor X dikali dengan jumlah produk skor Y D = r xy 2 x 100 Universitas Sumatera Utara c. Untuk melihat hubungan bagaimana pengaruh antara variabel X dan Y digunakan rumus regresi linier sederhana. Y = a + bx Y = Subyek nilai dalam variabel dependen yang diprediksikan a = Harga Y bila X sama dengan 0 nol b = angka arah atau koefisien regresi yang menunjukkan angka peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel independen. Bila b + maka terjadi penaikkan terhadap kualitas pelayanan. Dan bila b - maka terjadi penurunan kualitas pelayanan. X = Subyek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertetntu. Nilai a dan b dapat dihitung dengan rums sebagai berikut: a = 2 2 2 2 ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ − − X X n Y X X Y b = 2 2 ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ − − n Y X XY Universitas Sumatera Utara

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

III.1. GAMBARAN UMUM KECAMATAN DEPATI VII III.1.1. Sejarah terbentuknya Kecamatan Depati VII Kecamatan Depati diresmikan pada tahun 2006 tepatnya pada tanggal 30 Juni. Kecamatan Depati VII ini terdiri atas 14 empat belas desa yaitu: 1. Desa Koto Lanang, 2. Desa Ladeh, 3. Desa Lubuk Suli, 4. Desa Baru Kubang, 5. Desa Kubang Gedang, 6. Desa Koto Panjang, 7. Desa Koto Payang, 8. Desa Koto Tuo, 9. Desa Tebat Ijuk, 10. Desa Belui, 11. Desa Simpang Belui, 12. Desa Belui Tingg i, 13. Desa Semumu, dan 14. Desa Sekungkung. Sejarah terbentuknya Kecamatan Depati VII ini peniliti dapatkan dari hasil wawancara dengan bapak Wirnadi S.E pada Tanggal 17 Juli tahun 2009. Sebelumnya 14 empat belas desa diatas bergabung dalam Kecamatan Air Hangat. Selama bergabung dengan Kecamatan Air Hangat, masyarakat merasa pelayanan yang diberikan oleh aparat kecamatan kurang begitu memuaskan. Karena terlalu banyak masyarakatnya dalam satu kecamatan ini jadi aparat terkesan Universitas Sumatera Utara lamban dan kurang begitu fokus dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Selain itu, ada masyarakat yang merasa kepentingannya diabaikan karena aparat sering mendahulukan kepentingan masyarakat yang berada disekitar kantor kecamatan itu berada. Ketika masih dalam Kecamatan Air hangat masyarakat juga mengeluhkan pembangunan yang dilakukan lebih fokus ke ibu kota kecamatan dan desa sekitar kantor kecamatan berada. Karena berbagai alasan tersebut, beberapa tokoh masyarakat dari beberapa desa ini sepakat mengadakan rapat unutuk merancang pengajuan pemekaran kecamatan. Rapat tersebut dinamakan dengan Rapat Besar Tokoh Masyarakat Depati VII yang diadakan pada tanggal 16 Maret 2003 di SD Koto Tuo. Hasil dari rapat tersebut adalah pembentukan panitia untuk pemekaran Kecamatan Depati VII. Nama Depati VII ini digunakan sebagai nama kecamatan yang baru karena masyarakat memiliki alasan ke-14 empat belas desa ini memiliki Satu Mendapo yang disebut dengan Depati VII. Istilah mendapo ini sama artinya dengan nenek moyang atau keturunan. Sebagai ketua Panitia pemekaran kecamatan tersebut dipilihlah Bapak Wirnadi S.E dan dibantu oleh kepala-kepala desa yang menjabat pada saat itu dan juga tokoh-tokoh masyarakat. Selama tiga tahun panitia pemekaran kecamatan Depati VII ini berjuang untuk dapat merealisasikan keinginan masyarakat. Mulai dari pembuatan proposal, mengajukan permohonan ke Pemerintahan Daerah Kabupaten Kerinci dan memenuhi segala sesuatu yang menjadi persyaratan agar pemekaran ini dapat dilaksanakan. Setelah tiga tahun diproses, akhirnya pada tanggal 30 Juni tahun 2006, pemekaran kecamatan ini disetujui dan disahkan dengan dikeluarkannya Perda No 9 tahun 2006. III.1.2. Lokasi dan Keadaan Geografis Kecamatan Depati VII merupakan salah satu pemerintahan kecamatan di Kabupaten Kerinci Propinsi Jambi. Berdasarkan Peraturan Daerah Perda Kabupaten Kerinci No 9 Tahun 2006 Kecamatan Depati VII beribukota di Koto Tuo. Jarak Kecamatan Depati VII dengan Universitas Sumatera Utara Ibukota Kabupaten Kerinci yakni Sungai Penuh adalah 5 Km. Kecamatan depati VII memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut: - Sebelah Utara : Kecamatan Air Hangat - Sebelah Selatan : Kecamatan Pesisir Bukit, Kecamatan Sungai Penuh, dan Kecamatan Hamparan Rawang - Sebelah Timur : Kecamatan Air Hangat Timur - Sebelah Barat : Kecamatan Siulak Berdasarkan letak geografisnya Kecamatan Depati VII memiliki iklim tropis dengan ketinggian wilayah 1000 meter dari permukaan laut. Suhu maksimum di Kecamatan Depati VII 24 o C dan suhu minimum 18 o - Datar sampai Berombak : 35 C. Curah hujan pada Kecamatan Depati VII berkisar 1200mmth. Topografi daerah Kecamatan Depati VII terbagi tiga, yakni: - Berombak sampai Berbukit : 20 - Berbukit sampai Bergunung : 45 III.1.3. Wilayah dan Pemerintahan Kecamatan Depati VII mempunyai luas 25,80Km 2 1. Desa Koto Lanang, atau 2.580Ha. secara administratif Kecamatan Depati VII terdiri dari 14 desa dengan jumlah penduduk 16.275 jiwa. 14 desa tersebut yaitu sebagai berikut: 2. Desa Ladeh, 3. Desa Lubuk Suli, 4. Desa Baru Kubang, 5. Desa Kubang Gedang, 6. Desa Koto Panjang, 7. Desa Koto Payang, Universitas Sumatera Utara 8. Desa Koto Tuo, 9. Desa Tebat Ijuk, 10. Desa Belui, 11. Desa Simpang Belui, 12. Desa Belui Tingg i, 13. Desa Semumu, dan 14. Desa Sekungkung. Sedangkan jumlah prasarana pemerintahan desa, kantor, instansi, sekolah se-kecamatan, di lingkungan Pemerintahan Kecamatan Depati VII adalah sebagai berikut: 1. Kantor kecamatan, yang dibangun tahun 2007 2. Balai desa, 1 buah yang terletak di Belui 3. Kantor desa, 10 buah 4. Instansi, 5 unit - Polsek - KUA Kecamatan - UPTD Pendidikan - BPP Pertanian - BPLKB 5. Sarana Perekonomian - Koperasi sebanyak 9 buah - Koperasi Unit Desa sebanyak 2 buah 6. Sarana sosial atau budaya - Taman Kanak-kanak sebanyak 7 buah - Sekolah Dasar Negeri sebanyak 15 buah - Sekolah Dasar Swasta Islam sebanyak 3 buah Universitas Sumatera Utara - SLTP Negeri sebanyak 3 buah 7. Tempat Ibadah - Mesjid sebanyak 16 buah - Mushola sebanyak 25 buah 8. Sarana Kesehatan - Puskesmas - Puskesmas pembantu III.2. MONOGRAFI DESA PENELITIAN Monografi desa tempat penelitian serta sarana dan prasarana desa tempat penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini: Universitas Sumatera Utara

BAB IV PENYAJIAN DATA

Dokumen yang terkait

DAMPAK PEMEKARAN WILAYAH KECAMATAN TERHADAP PELAYANAN PUBLIK (Kecamatan Pesanggrahan sebagai Kecamatan Induk dan Kecamatan Siliragung sebagai Pemekaran Wilayah di Kabupaten Banyuwangi)

0 5 2

DAMPAK PEMEKARAN KECAMATAN TERHADAP PELAYANAN PUBLIK (Studi Pada Kecamatan Kangayan, Sebagai Hasil Pemekaran Dari Kecamatan Arjasa Kabupaten Sumenep)

0 6 3

DAMPAK PEMEKARAN WILAYAH PADA PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN BINAKAL KABUPATEN BONDOWOSO

2 18 63

KUALITAS PELAYANAN PUBLIK PASCA PEMEKARAN KECAMATAN (Studi di Kecamatan Sukarame Kota Bandar Lampung)

5 36 94

PENGARUH PEMEKARAN KECAMATAN TERHADAP PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PELAYANAN PUBLIK DAN KESEJAHTERAAN Pengaruh Pemekaran Kecamatan Terhadap Persepsi Masyarakat Tentang Pelayanan Publik dan Kesejahteraan Masyarakat : Studi di Kecamatan Ngusikan Kabupaten J

0 4 19

PENGARUH PEMEKARAN KECAMATAN TERHADAP PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PELAYANAN PUBLIK Pengaruh Pemekaran Kecamatan Terhadap Persepsi Masyarakat Tentang Pelayanan Publik dan Kesejahteraan Masyarakat : Studi di Kecamatan Ngusikan Kabupaten Jombang Jawa Timur.

0 2 13

PENDAHULUAN Pengaruh Pemekaran Kecamatan Terhadap Persepsi Masyarakat Tentang Pelayanan Publik dan Kesejahteraan Masyarakat : Studi di Kecamatan Ngusikan Kabupaten Jombang Jawa Timur.

0 2 30

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA TENTANG PENENGANAN DIARE DI DESA KUBANG KECAMATAN DEPATI VII KABUPATEN KERINCI.

0 0 11

DAMPAK PEMEKARAN WILAYAH KECAMATAN TERHADAP PELAYANAN PUBLIK : STUDI KASUS PEMEKARAN KECAMATAN KRANGGAN KOTA MOJOKERTO Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 12

Telaah Hukum Kelayakan Pemekaran Kecamatan (Studi Kasus: Pemekaran Calon Kecamatan Danau Kerinci Barat Kabupaten Kerinci) - Repository Unja

0 0 21