BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Landasan teoritis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :
1. Konsep Cemas
1.1 Defenisi cemas
Kecemasan atau ansietas adalah gangguan alam perasaan yang ditandai dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan
berkelanjutan, tidak mengalami gangguan dalam menilai realitas, kepribadian masih utuh, perilaku dapat mengganggu tetapi masih dalam batas-batas normal
Hawari, 2010 Menurut Tomb 2003 cemas dapat ditemukan dimana-mana. Ansietas
adalah suatu perasaan takut yang tidak menyenangkan dan tidak dapat dibenarkan yang sering disertai dengan gejala fisiologis. Ansietas diperantarai
oleh suatu system kompleks yang melibatkan system limbic, thalamus, korteks, frontal secara anatomis dan norepinefrin, serotonin dan GABA reseptor GABA
berpasangan dengan reseptor benzodiazepine pada system neurokimia. Hingga saat ini belum diketahui jelas bagaimana kerja bagian-bagian tersebut dalam
menimbulkan ansietas. Menurut Gail 2006 cemas atau ansietas adalah kekhawatiran yang tidak
jelas dan menyebar, yang berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak
Universitas Sumatera Utara
perdaya. Keadaan emosi ini tidak memiliki objek yang spesifik. Ansietas dialami secara subjektif dan dikomunikasikan secara interpersonal.
Menurut Marilynn 2006 ansietas adalah suatu perasaan takut yang tidak menyenangkan dan tidak dapat dibenarkan yang sering disertai dengan gejala
fisiologis. Kecemasan adalah sinyal yang menyadarkan seseorang untuk
memperingatkan adanya bahaya yang mengancam dan memungkinkan seseorang mengambil tindakan guna mengatasi ancaman Ibrahim, 2007
Kecemasan merupakan suatu pengalaman subjektif mengenai ketegangan-ketegangan mental yang menggelisahkan sebagai reaksi umum dari
ketidakmampuan mengatasi suatu masalah, atau bisa juga muncul dari tidak adanya rasa aman Safaria, 2005
1.2 Bentuk kecemasan
Lazarus 1976 mengemukakan ada dua bentuk kecemasan Safaria, 2005, yaitu:
1.2.1 State Anxiety yaitu kecemasan sebagai suatu reaksi terhadap
situasi tertentu. Jika situasi itu tidak ada maka kecemasannya pun hilang. Misalnya cemas ketika melihat keributan antar warga, cemas ketika melewati
tempat yang sepi dan angker.
Universitas Sumatera Utara
1.2.2 Trait anxiety yaitu kecemasan yang menetap pada diri seseorang.
Kecemasan model ini merupakan kecemasan berupa disposisisifat dari individu itu sendiri yang pencemas, sehingga kadang-kadang pada situasi yang
sebenarnya tergolong biasa, dia bereaksi cemas. Kecemasan juga dapat dibedakan antara kecemasan yang normal dan
kecemasan yang abnormal Gilmer, 1978. Suatu kecemasan dianggap normal jika situasi yang sedang dihadapi oleh seseorang secara objektif memang
mengandung banyak bahaya seperti ancaman bom, adanya perang, atau kerusuhan antar kampung. Selain itu kecemasan dianggap sesuatu yang normal
jika derajatnya masih tergolong ringan sehingga tidak mengganggu aktivitas sehari-hari orang tersebut. Suatu kecemasan dianggap abnormal jika situasi yang
sedang dihadapi oleh seseorang secara objektif sebenarnya tidak mengandung bahaya yang besar, namun secara subjektif oleh orang itu dianggap berbahaya.
Misalnya cemas ketika akan mengikuti ujian semester sehingga menyebabkan orang tersebut tidak sanggup untuk berpikir lagi, dan mengalami serangan panik.
Selain itu dari sisi derajatnya kecemasan yang abnormal memiliki derajat yang besar serta kronis sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari orang tersebut
Safaria, 2005.
1.3 Tanda dan gejala cemas