Loxtech v Thaimapguide.com AM Records, Inc v Napster, Inc

73 konten berhak cipta dan memblokir pengguna dari men-download file tersebut, tetapi pengadilan tidak menganggap ini alasan pembenaran. Pengadilan menemukan bukti substansial bahwa LimeWire memiliki hak dan kemampuan untuk membatasi penggunaan produk untuk melanggar hukum, termasuk dengan menerapkan filtering, menolak akses, dan dengan mengawasi dan mengatur pengguna, dan hal tersebut tidak dilakukan oleh LimeWire. Selain itu, pengadilan menemukan bahwa LimeWire memiliki kepentingan keuangan langsung dalam kegiatan melanggar, bahwa pendapatan didasarkan pada iklan dan penjualan meningkat dari LimeWire Pro. Perintah permanen melarang LimeWire dari menyalin, mereproduksi, download, atau mendistribusikan rekaman suara, serta secara langsung atau tidak langsung memungkinkan atau membantu user untuk menggunakan sistem LimeWire untuk menyalin, mereproduksi atau mendistribusikan rekaman suara, atau menyediakan segala bentuk karya cipta. 92

2. Loxtech v Thaimapguide.com

Loxtech sebagai penggugat adalah suatu perusahaan anak yang sepenuhnya dimiliki oleh Loxley Plc., yaitu suatu perusahaan telekomunikasi Thailand dan Internet Service Provider . Loxtech mendaftarkan gugatan ke Pengadilan HKI Thailand Thailand’s Intellectual Property and Trade Court dengan dakwaan bahwa Thaimapguide.com melakukan pembajakan mapping products yang dikembangkan oleh Loxley Technology Ltd Loxtech. Di dalam gugatannya, Loxtech menuduh 92 Arista Records LLC v Lime Group LLC, http:en.wikipedia.orgwikiArista_Records_LLC_v._Lime_Group_LLC, diakses tanggal 10 Agustus 2012 Universitas Sumatera Utara 74 bahwa Thaimapguide.com telah mencuri mapping database yang dimilikinya dan menggunakannya seperti produknya sendiri. Loxtech menuntut bahwa mereka telah mengalami kerugian ekonomis yang besarnya antara US 405.000 dan US 1 juta. Thaimapguide.com telah menolak tuduhan tersebut. Loxtech mengemukakan bahwa perusahaan tersebut telah memproduksi digital mapping software, graphics, dan databases selama delapan tahun lamanya. Perusahaan tersebut telah memproduksi dan menjual produk digital mapping yang disebut Smart-MAP yang menyediakan peta lengkap dari kota Bangkok dengan memuat lebih dari 30.000 tempat lokasi yang patut dikunjungi. Thaimapguide.com berpendapat bahwa perusahaannya telah mengeluarkan uang sebanyak US 250.000 untuk mengembangkan mapping product tersebut dan produk itu telah dikembangkan dengan menggunakan mathematically based technology , sedangkan Loxtech menggunakan image based technology. 93

3. AM Records, Inc v Napster, Inc

Napster sebagai tergugat merupakan jaringan jasa penyedia musik yang menggunakan teknologi berbagi data peer-to-peer. Teknologinya memungkinkan netter untuk berbagi lagu dalam format MP3 dengan bebas dan mudah, yang menyebabkan terjadinya pelanggaran Hak Cipta dalam kasus antara AM Records, Inc. v Napster, Inc., 239 F.3d 1004 2001 yang berlangsung di Pengadilan Banding 9 th Circuit Amerika Serikat. Napster memfasilitasi pengiriman file MP3 di antara para penggunanya. Melalui proses yang biasa disebut peer-to-peer file sharing, Napster memungkinkan para pengguna untuk: 1 membuat file musik MP3 yang disimpan 93 Sutan Remy Syahdeini, Op.Cit, hal. 59-60 Universitas Sumatera Utara 75 pada hard drive komputer pribadi yang tersedia, 2 mencari file musik MP3 yang disimpan oleh pengguna Napster lain, dan 3 mentransfer isi salinan dari file MP3 pengguna lain dari satu komputer ke komputer lain melalui internet. Fungsi-fungsi ini dimungkinkan oleh software MusicShare Napster, dan tersedia gratis dari situs internet Napster. Napster juga menyediakan dukungan teknis untuk mengindeks dan mencari file MP3, serta untuk fungsi-fungsi lainnya, termasuk chat room di mana pengguna dapat bertemu untuk membahas musik, dan direktori di mana seniman yang berpartisipasi dapat memberikan informasi tentang musik mereka. 94 Dengan file yang didapat dari Napster, pengguna mampu menghasilkan album kompilasi CD-R mereka sendiri secara gratis dan pada dasarnya tidak perlu membayar satu sen royalti pun kepada penyanyi pencipta atau ahli warisnya. Sementara kasus AM Records Inc v Napster Inc bergulir, ada 18 perusahaan rekaman yang berada di bawah naungan Recording Industry Association of America yang juga menggugat Napster. Tetapi tidak sedikit pula kalangan pendukung Napster yang merasa heran karena kebebasan pertukaran file adalah salah satu ciri utama internet, dan tidak seharusnya ditujukan kepada Napster, karena Napster hanya bertindak sebagai mesin pencari search engine. Penggugat mengklaim bahwa Napster melanggar setidaknya dua dari hak eksklusif pemegang Hak Cipta: yaitu hak reproduksi pada Pasal 106 1 Undang-Undang Hak Cipta Amerika Serikat, dan hak distribusi pada Pasal 106 3 Undang-Undang Hak Cipta Amerika Serikat. Napster 94 AM Records,Inc v Napster,Inc http:www.law.cornell.educopyrightcases239_F3d_1004.htm, diakses tanggal 10 Agustus 2012. Universitas Sumatera Utara 76 yang meng-upload nama file ke indeks pencarian bagi user lain untuk menyalin dinyatakan melanggar hak distribusi penggugat. Napster yang men-download file yang mengandung Hak Cipta dinyatakan melanggar hak reproduksi penggugat. Pengadilan distrik menyatakan sebanyak 87 dari file yang tersedia di Napster dilindungi Hak Cipta dan lebih dari 70 dimiliki atau dikelola oleh penggugat. Pada bulan Juli 2001, hakim Pengadilan Banding Amerika Serikat telah mengeluarkan perintah agar Napster ditutup demi mengurangi pelanggaran Hak Cipta yang terjadi. Napster setuju untuk membayar pencipta lagu dan pemilik Hak Cipta sebesar US 26 juta sebagai ganti rugi penggunaan musik masa lalu, dan juga sebagai bayaran muka untuk lisensi royalti masa depan sebesar US 10 juta. Untuk membayar denda tersebut, Napster berusaha untuk mengganti layanan gratis mereka menjadi layanan dengan pembayaran langgangan. 95

4. Dodo Zakaria v Telkomsel