The Bern Convention Perlindungan Hukum Terhadap Hak Cipta Atas Karya Cipta Digital Di Indonesia

79 dan hak terkait dengan Hak Cipta atau lazin disebut neighbouring right yaitu WIPO Performances and Phonograms Treaty . 96 Indonesia saat ini baru meratifikasi The Bern Convention dan WIPO Performances and Phonograms Treaty . Sesungguhnya tidak ada kewajiban suatu negara untuk meratifikasi konvensi-konvensi internasional asalkan pengaturan mengenai HKI di negara yang bersangkutan memenuhi standar minimum yang dikehendaki oleh TRIPs. Akan tetapi adalah penting meratifikasi berbagai konvensi internasional untuk meningkatkan kerja sama timbal balik perlinduingan HKI dengan negara lain dan untuk menunjukkan adanya kemauan yang kuat untuk melindungi HKI, baik yang dimiliki negara sendiri maupun negara lain. Berikut akan diuraikan secara singkat pengaturan dalam konvensi internasional di atas: 97

1. The Bern Convention

Konvensi Bern sebagai Konvensi tertua di dunia di bidang Hak Cipta telah diterima di berbagai negara dan hingga 1 Januari 1996 telah memiliki 117 negara anggota atau negara yang meratifikasinya. Teks asli Konvensi Bern telah mengalami beberapa perubahan. Perubahan tersebut diperlukan untuk menyesuaikan Konvensi tersebut dengan perkembangan keadaan khususnya perkembangan teknologi di bidang penggunaan Hak Cipta. Perubahan yang penting sehubungan dengan 96 Otto Hasibuan, Op.Cit, hal. 36 97 Ibid., hal. 37 Universitas Sumatera Utara 80 kepentingan negara berkembang adalah perubahan tahun 1967 di Stockholm berkenaan dengan: 98 a. Hak melakukan penerjemahan right of translation b. Hak melakukan reproduksi right of reproduction. Kedua jenis hak diatas diberikan sebagai kemudahan kepada suatu negara berkembang dan merupakan pengecualian-pengecualian terhadap ketentuan umum yang berlaku seperti diatur dalam Konvensi Bern. Keikutsertaan suatu negara sebagai anggota Konvensi Bern menimbulkan kewajiban negara peserta untuk menerapkan tiga prinsip dasar yang dianut Konvensi Bern dalam perundang-undangan nasionalnya di bidang Hak Cipta yaitu: 99 a. Prinsip national treatment yaitu ciptaan yang berasal dari salah satu negara peserta perjanjian ciptaan seorang warga negara, negara peserta perjanjian, atau suatu ciptaan yang pertama kali diterbitkan di salah satu negara peserta perjanjian harus mendapat perlindungan hukum hak cipta yang sama seperti diperoleh ciptaan seorang pencipta warga negara sendiri. b. Prinsip automatic protection yaitu pemberian perlindungan hukum harus diberikan secara langsung tanpa harus memenuhi syarat apapun. c. Prinsip independence of protection 98 Ibid., hal 39 99 Ibid. Universitas Sumatera Utara 81 yaitu suatu perlindungan hukum diberikan tanpa harus bergantung kepada pengaturan perlindungan negara asal pencipta. 2 . Universal Copyright Convention UCC Universal Copyright Convention UCC ditandatangani pada tahun 1952 di Jenewa dan direvisi pada tanggal 24 Juli 1971 di Paris. Kategori Hak Cipta dalam UCC meliputi karya sastra, ilmu pengetahuan, dan karya seni, termasuk karya tulis, karya drama, sinematografi, lukisan ukiran dan seni pahat. Karya cipta yang diumumkan oleh warga negara peserta dan karya yang diumumkan pertama kali di negara itu mendapat perlindungan yang sama sebagaimana yang diberikan kepada warga negara yang pertama kali diumumkan di wilayahnya juga perlindungan yang diberikan secara khusus. Dan karya yang tidak diumumkan juga mendapat perlindungan yang sama. Dalam Konvensi Bern ditentukan bahwa Hak Cipta tidak tunduk dengan formalitas apapun, tetapi di dalam UCC ditentukan bahwa suatu negara yang menetukan formalitas seperti penyimpanan, pendaftaran, pemberitahuan, akta notaris, pembayaran biaya, harus memperhatikan ketentuan Pasal III Konvensi. Ketentuan ini tidak menghalangi peserta untuk menetapkan formalitas atau persyaratan lain untuk mendapatkan dan menikmati Hak Cipta atas karya warga negaranya dimanapun ia diumumkan. Dan juga tidak menghalangi peserta yang memohon keringanan hukum harus menyimpan deposit pada kantor pengadilan atau kantor administrasi, copy dari karyanya untuk keperluan litigasi. Tetapi kelalaian memenuhi ketentuan itu tidak mempengaruhi validitas Hak Cipta. Formalitas demikian hanya merupakan Universitas Sumatera Utara 82 persyaratan administratif, sebab pada dasarnya, pencipta suatu karya harus memberikan perlindungan tanpa formalitas terutama karya yang tidak diumumkan. 3 . The Rome Convention Pada konferensi internasional yang membahas revisi Konvensi Bern di Roma tahun 1928 muncul suatu rekomendasi dari negara-negara peserta Bern Union yang berkepentingan mengatur perlindungan hak-hak pelaku artis performing rights. Kemudian pada tahun 1961 ditandatangani suatu perjanjia internasional yaitu Convention for the Protection of Performers, Producers of Phonograms and Broadcasting Organization atau yang dikenal sebagai The Rome Convention. Maksud dan tujuan utama diadakannya Konvensi Roma adalah menetapkan pengaturan secara internasional perlindungan hukum tiga kelompok pemegang hak-hak yang berkaitan dengan Hak Cipta yang sampai sekarang ini terdiri dari tiga kelompok kemungkinan kelak berkembang lebih yang masing-masing mempunyai hak-hak tersendiri yang disebut hak-hak yang berkaitan related rights neighbouring rights. Tiga kelompok pemegang Hak Cipta dimaksud adalah: - Artis-artis pelaku performing artists, yang terdiri dari penyanyi, aktor, musisi, penari, dan lain-lain pelaku yang mempertunjukkan karya-karya sastra dan seni; - Produser-produser rekaman producers of phonograms; - Lembaga-lembaga penyiaran broadcasting organization.

4. The Geneva Phonogram Convention