Copyright Act 1987 di Malaysia

91 tidak ditempatkan pada posisi memilih antara pembatasan tanggung jawab dan menjaga privasi pelanggan mereka. Subsection m secara eksplisit menyatakan bahwa tidak ada dalam Section 512 bahwa service provider memonitor layanan atau akses material yang melanggar hukum. Dalam dunia virtual plagiarisme dan pelanggaran Hak Cipta sangat sulit dibedakan. Keduanya sangat berkaitan dengan doktrin fair use. Orang mungkin saja menggunakan doktrin fair use, terutama pada media internet asalkan memenuhi faktor yang menjadi pedoman suatu perbuatan dikatakan fair use. DMCA tidak menjelaskan mengenai faktor untuk menentukan apakah suatu perbuatan tergolong fair use atau tidak pada media internet karena pada dasarnya faktor yang digunakan adalah sama dengan faktor yang telah disebutkan pada US Copyright 1976 Section 107. DMCA lebih mengatur mengenai tindakan pelanggaran melalui media internet secara teknis, seperti tanggung jawab provider internet, kontrak dan lisensi para pihak di internet, atau bentuk tindakan transfer pada internet.

3. Copyright Act 1987 di Malaysia

Malaysia adalah negara yang meratifikasi perjanjian TRIPs. Karena kewajiban Malaysia untuk mematuhi perjanjian TRIPs maka Dewan Kekayaan Intelektual Malaysia banyak melakukan amandemen undang-undang sesuai dengan standar internasional. 113 Undang-Undang Hak Cipta atau The Copyright Act 1987 mengatur tentang Hak Cipta di Malaysia. Tidak seperti US Copyright Law, Undang-Undang Hak Cipta 113 Zaid Hamzah, Op.Cit, p. 83 Universitas Sumatera Utara 92 Malaysia 1987 Pasal 25 menyediakan seperangkat hak moral atribusi dan integritas untuk semua jenis karya seperti yang dipersyaratkan oleh Konvensi Berne Pasal 6. Dalam undang-undang tersebut terdapat juga beberapa katagori Hak Cipta yang dilindungi dalam Pasal 7, yaitu 114 : 1. Literatur 2. Karya Musik 3. Karya Seni 4. Film 5. Rekaman suara sound recording; dan 6. Broadcasting. Dalam kategori tersebut tercakup beberapa hal yaitu literatur karya sastra. Yang termasuk dalam karya sastra dalam Pasal 3 Undang-Undang Hak Cipta Malaysia 1987 ialah 115 : 1. novel, cerita. buku, risalah, manuskrip. karya syair dan penulisan lain; 2. lakonan, drama, arahan pentas. senario filem, skrip siaran, karya koreografi dan pantomim: 3. treatis, sejarah, biografi, karangan dan artikel: 4. ensiklopedia, kamus dan karya rujukan lain: 5. surat, laporan dan memorandum: 6. syarahan, ucapan, khutbah dan karya-karya lain yang sama sifatnya: 7. jadwal atau penyusunan yang dinyatakan dalam perkataan-perkataan, angka- angka atau simbol-simbol sama ada dalam bentuk yang boleh dilihat atau tidak; dan 8. program komputer atau penyusunan program komputer; Dari beberapa jenis karya sastra yang dilindungi oleh Hak Cipta, maka beberapa hal terkait dengan teknologi digital atau media internet diantaranya novel, cerita, karya syair yang banyak dijumpai dalam web maupun blog-blog pribadi, 114 WIPO Resources, “Copyright Act 1987”, http:www.wipo.intwipolexentext.jsp?file_id=195943, diakses tanggal 15 September 2012. 115 Ibid. Universitas Sumatera Utara 93 maupun beberapa katagori seperti ensiklopedi dan kamus. Ensiklopendi elektronik seperti sumber wikipedia saat ini juga sudah sangat familiar bagi pengguna internet. Termasuk juga program komputer.

4. Copyright Act 1968 Digital Agenda Act 2000 di Australia