46
BAB III PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KARYA CIPTA
DIGITAL DI INDONESIA
A. Konsep Dasar Perlindungan Hak Cipta
Hak Cipta melindungi suatu bidang luas dari karya-karya cipta dan telah berkembang pesat semenjak mulanya sebagai suatu bentuk pengawasan cetak pada
awal abad ke-16. Hak Cipta mempunyai suatu pendekatan pragmatis dan cakupannya meluas sampai segala jenis karya cipta tanpa memandang segi kualitas, tunduk
kepada beberapa persyaratan dasar, yang biasanya dipenuhi secara mudah.
62
Perkembangan praktis Hak Cipta tersebut telah ditunjang oleh para hakim yang umumnya menaruh simpati terhadap prinsip perlindungan suatu karya cipta,
keterampilan, dan usaha perorangan.
63
Penciptaan hak milik intelektual membutuhkan banyak waktu disamping bakat, pekerjaan, dan juga uang untuk membiayainya. Di semua bidang yang
berkaitan dengan penemuan baru sangat membutuhkan perlindungan. Apabila tidak ada perlindungan atas kreatifitas intelektual yang berlaku di segala bidang terutama
bidang teknologi digital, maka tiap orang dapat meniru dan membuat copy secara bebas serta mereproduksi tanpa batas. Jika begitu tidak ada insentif untuk
mengembangkan kreasi-kreasi
baru. Dengan
demikian perkembangan
dan pembangunan di segala bidang akan terganggu. Maka jelas bahwa dibutuhkan suatu
62
David I. Bainbridge, Komputer dan Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, 1993, hal. 15
63
Ibid.
46
Universitas Sumatera Utara
47
perlindungan hukum yang layak atas hak milik intelektual ini. Untuk dapat menjamin kelanjutan perkembangan hak milik intelektual, dan juga untuk menghindarkan
kompetisi yang tidak layak unfair competition, bahwa diperlukan suatu perlindungan yang layak walaupun dengan perlindungan ini diberikan suatu hak
monopoli tertentu kepada pihak pencipta.
64
Hal mendasar
dari Hak
Cipta sebagai
konsep kepemilikan,
yaitu memungkinkan adanya perlindungan bagi hasil karya seseorang. Dimana karya-karya
tersebut merupakan ekspresi dari gagasan yang diperkenalkan kepada publik. Oleh karena itu, Hak Cipta memberikan jaminan bahwa para pencipta tidak hanya menjaga
hasil karyanya di bawah pengawasan, dengan jalan mencegah terjadinya peng-copy- an atau perbanyakan tanpa izin, tetapi juga memberikan jaminan bahwa para pencipta
dapat memperoleh manfaat dari hasil karya intelektualnya tersebut. Hal ini merupakan sebuah insentif untuk mempublikasikan karyanya. Hak Cipta juga bekerja
sebagai sebuah kompensasi atas risiko keuangan dari penerimaan pemilik Hak Cipta dengan jalan mempublikasikan hasil karyanya. Tanpa adanya perlindungan Hak
Cipta, seorang pencipta mungkin saja akan menolak untuk mempublikasikan hasil karyanya, yang pada akhirnya publik juga tidak dapat menikmati karya tersebut.
Konsep dasar perlindungan Hak Cipta the basic concepts of copyright protection
dapat diuraikan sebagai berikut
65
: 1. Yang dilindungi Hak Cipta adalah ide yang telah berwujud dan asli.
64
Sudargo Gautama, Segi-Segi Hukum Hak Milik Intelektual Cet-2, Eresco, Bandung, 1995, hal. 7-8
65
Otto Hasibuan, Op.Cit, hal. 65
Universitas Sumatera Utara
48
Bahwa adanya suatu bentuk yang nyata dan berwujud expression dan sesuatu yang berwujud itu adalah asli original atau bukan hasil
plagiat merupakan
syarat yang
harus dipenuhi
untuk dapat
menikmati perlindungan hukum Hak Cipta.
2. Hak Cipta timbul dengan sendirinya. Suatu Hak Cipta eksis pada saat seorang pencipta mewujudkan idenya
dalam suatu bentuk yang berwujud yang dapat berupa lagu yang sudah direkam atau ditulis. Untuk memperoleh Hak Cipta lagu, tidak diperlukan
tindakan lanjutan apapun seperti merekamnya dalam kaset atau CD. Meskipun demikian adalah berguna jika pada waktu pengumuman lagu
dicantumkan atau disebutkan nama atau identitas pencipta pada ciptaannya dan dilakukan pendaftarannya pada lembaga yang berwenang.
3. Suatu ciptaan tidak selalu perlu diumumkan untuk memperoleh Hak Cipta. Dengan adanya wujud dari suatu ide, suatu ciptaa lahir. Ciptaan yang
dilahirkan dapat diumumkan dan dapat tidak diumumkan. Ciptaan yang diumumkan maupun ciptaan yang tidak diumumkan kedua- duanya
dapat memperoleh Hak Cipta. Misalnya seorang pencipta lagu, setelah merekam
lagunya dalam pita kaset, kemudian menyimpan pita kaset itu dilemari tanpa mengumumkan melalui produser rekaman suara. Walaupun tidak dumumkan,
Hak Cipta lagu itu ada pada pencipta. 4. Hak Cipta suatu ciptaan merupakan suatu hak yang diakui hukum yang harus
dipisahkan dan harus dibedakan dari penguasaan fisik suatu ciptaan. Misalnya
Universitas Sumatera Utara
49
seseorang yang membeli CD lagu, berarti orang tersebut adalah pemilik CD yang berisikan lagu-lagu itu, tetapi ia bukanlah pemilik Hak Cipta dari lagu-
lagu yang ada dalam CD tersebut.
66
Jika seseorang memperbanyak kaset atau CD lagu yang dibelinya untuk dijual kembali atau digunakandiperbanyak
untuk kepentingan pribadi dengan tidak memperhatikan kepentingan ekonomi yang wajar, orang tersebut telah melanggar Hak Cipta.
5. Hak Cipta bukan hak mutlak absolute. Secara konseptual Hak Cipta tidak mengenal konsep monopoli penuh
sehingga mungkin saja seorang pencipta menciptakan suatu ciptaan yang sama dengan ciptaan yang terdahulu dan dia tidak dianggap melanggar
Hak Cipta. Bahwa ciptaan yang muncul belakangan tidak merupakan
duplikasi atau penjiplakan murni dari ciptaan yang terdahulu. Kemajuan teknologi dan informasi boleh jadi tidak hanya memberikan
dampak positif bagi masyarakat tetapi juga segi negatifnya. Internet sebagai media penyampaian produk digital pada hakikatnya tidak mengenal teritorial, sedangkan
hukum konvensional masih saja terkungkung asas-asas teritorial sempit.
67
B. Sejarah Perlindungan Hak Cipta Di Indonesia