Jadi walaupun Badan Arbitrase Nasional Indonesia ini memiliki sifat, ruang lingkup keberadaan serta hanya meliputi kawasan Indonesia, namun bukan
berarti Badan Arbitrase Nasional Indonesia ini hanya dapat menyelesaikan sengketa nasional saja, tetapi juga dapat menyelesaikan sengketa yang bebobot
internasional, asalkan hal tersebut diajukan atau diminta serta disepakati oleh para pihak.
Badan Arbitrase Nasional Indonesia terdiri dari susunan seorang Ketua, seorang Wakil Ketua, beberapa orang anggota tetap, beberapa orang anggota tidak
tetap, dan sebuah sekretariat yang dipimpin oleh seorang sekretaris. Ketua, Wakil Ketua, anggota, dan sekretariat tersebut diangkat dan diberhentikan atas
pengusulan Badan Arbitrase Nasional Indonesia oleh Kamar Dagang dan Industri Indonesia. Untuk pertama kali mereka diangkat atas pengusulan Team Inti Pendiri
BANI. Jangka waktu pemangkuan jabatan tersebut adalah untuk waktu lima tahun, setelah mana mereka dapat diangkat kembali. Ketua, Wakil Ketua, dan para
anggota tetap merupakan pengurus Board of Managing Directors Badan Arbitrase Nasional Indonesia.
55
C. Kelebihan dan Kekurangan Arbitrase 1.
Kelebihan Arbitrase
Arbitrase sebagai salah satu bentuk penyelesaian sengketa mempunyai kelebihan-kelebihan sehingga dipilih atau digunakan oleh pihak-pihak yang
sedang berada atau mengalami sengketa.
55
Ibid. hlm.105
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan penjelasan umum yang terdapat di dalam Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999, pada umumnya lembaga arbitrase mempunyai kelebihan
dibandingkan dengan lembaga peradilan. Kelebihan tersebut antara lain : a.
Dijamin kerahasiaan sengketa para pihak b.
Dapat dihindari kelambatan yang diakibatkan karena hal prosedural dan administratif
c. Para pihak dapat memilih arbiter yang menurut keyakinannya
mempunyai pengetahuan, pengalaman, serta latar belakang yang cukup mengenai masalah yang disengketakan, jujur, dan adil
d. Para pihak dapat menentukan pilihan hukum untuk menyelesaikan
masalahnya serta proses dan tempat penyelenggaraan arbitrase e.
Putusan arbiter merupakan putusan yang mengikat para pihak dan dengan melalui tata cara prosedur sederhana saja ataupun
langsung dapat dilaksanakan. HMN Purwosutjipto juga mengemukakan kelebihan-kelebihan peradilan
wasit arbitrase yaitu : 1.
Penyelesaian sengketa dapat dilaksanakan dengan cepat 2.
Para wasit terdiri dari orang-orang ahli dalam bidang yang dipersengketakan, yang diharapkan mampu membuat putusan yang
memuaskan para pihak 3.
Putusan akan lebih sesuai dengan perasaan keadilan para pihak 4.
Putusan peradilan wasit dirahasiakan, sehingga umum tidak mengetahui tentang kelemahan-kelemahan perusahaan yang bersangkutan. Sifat
Universitas Sumatera Utara
rahasia pada putusan perwasitan inilah yang dikehendaki oleh para pengusaha.
56
Michael B. Metzger mengemukakan pendapat keuntungan penyelesaian
sengketa melalui arbitrase adalah “As compared with the court system, the main
advantages clained for arbitration are :
1. Quicker resolution of disputes penyelesaian sengketa secara cepat
2. Lower costs in time and money to the parties biaya yang rendah
3. The availability of professional who are often expert in the subject matter
of dispute” kemampuan para pihak yang ahli dalam sengketa.
57
Menurut Prof. Subekti, bahwa bagi dunia perdagangan atau bisnis, penyelesaian sengketa lewat arbitrase atau perwasitan, mempunyai beberapa
keuntungan yaitu bahwa dapat dilakukan dengan cepat, oleh para ahli, dan secara rahasia.
Gary Goodpaster, Felix O. Soebagjo, Fatmah Jatim, dalam “Tinjauan terhadap Arbitrase Dagang Secara Umum dan Arbitrase Dagang Indonesia”
menyebutkan keuntungan arbitrase yang menyebabkan arbitrase disebut di pilih dalam menyelesaikan sengketa, yaitu :
a. Kebebasan, kepercayaan, dan keamanan
b. Keahlian
c. Cepat, dan hemat biaya
56
Budhy Budiman, “Mencari Model Ideal penyelesaian Sengketa, Kajian Terhadap Praktik Peradilan
Perdata Dan undang‐Undang Nomor 30 Tahun 1999”, dalam http:jdih.bpk.go.idwp‐
contentuploads201103Arbitrase.pdf diakses 15 Februari 2014
57
http:fikrimuhammad17.blogspot.com201103arbitrase.html , artikel, diakses 15 Februari 2014
Universitas Sumatera Utara
d. Bersifat rahasia
e. Bersifat non-preseden
f. Kepekaan arbiter pelaksanaan keputusan
g. Kecenderungan yang modern
Hampir sama dengan hal tersebut, Sudargo Gautama juga menyebutkan alasan arbitrase digunakan sebagai metode penyelesaian sengketa dalam bukunya
yang berjudul “Arbitrase Dagang Internasional” adalah : a.
Dihindarkannya publisitas b.
Tidak banyak formalitas c.
Bantuan pengadilan hanya pada taraf eksekusi d.
Baik untuk pedagang-pedagang bonafide e.
Ada jaminan dari perkumpulan-perkumpulan pengusaha f.
Lebih murah dan cepat Dari berbagai pendapat yang dikemukakan ahli-ahli diatas, dapat
disimpulkan bahwa kelebihan atau keunggulan arbitrase adalah sebagai berikut : Pertama, para pihak mempunyai kebebasan dalam menentukan pilihan
hukum, proses serta tempat penyelenggaraan arbitrase, dan tidak terikat dalam bentuk formal peradilan seperti hal nya di dalam proses litigasi. Fleksibilitas
arbitrase ini menjadi daya tarik yang sangat besar karena para pihak yang besengketa dapat dengan langsung membahas hal-hal yang menjadi persengketaan
mereka tanpa perlu diwakili oleh kuasa hukum seperti beracara di pengadilan. Kedua, pada umumnya arbitrase dilakukan secara tertutup atau bersifat
rahasia. Dalam hal ini pemeriksaan ataupun penyelesaian sengketa hanya dihadiri
Universitas Sumatera Utara
oleh para pihak yang bersengketa saja. Artinya tidak ada pihak lain yang mengetahui permasalahan-permasalahan yang menjadi sengketa sengketa para
pihak seperti hal nya penyelesaian sengketa melalui litigasi sehingga kegiatan usaha tidak menjadi terganggu. Hal ini juga menjadi dasar sehingga para pihak
memilih arbitrase, karena mereka tidak menginginkan masalah yang dihadapi diketahui oleh orang lain ataupun dipublikasikan kepada media.
Ketiga, pihak yang bersengketa dapat memilih sendiri arbiter atau orang yang ahli untuk menyelesaikan sengketa mereka. Hal ini dimaksudkan agar orang
yang ahli tersebut dengan ilmunya dapat memberikan putusan yang cepat dan adil serta dapat dipertanggungjawabkan sesuai pengetahuan yang dimilikinya terhadap
sengketa yang tengah dihadapi para pihak. Keempat, arbitrase merupakan proses penyelesaian sengketa yang tidak
memakan banyak waktu dan dilaksanakan dengan biaya yang murah dibandingkan dengan proses berperkara di pengadilan atau litigasi.
2. Kelemahan Arbitrase
Sebagai salah satu cara penyelesaian sengketa, arbitrase tidak hanya memiliki kelebihan-kelebihan namun juga memiliki kelemahan-kelemahan yang
perlu diketahui oleh pengguna metode arbitrase. Kelemahannya terletak pada masih sulitnya upaya eksekusi dari suatu
putusan arbitrase, padahal pengaturan untuk eksekusi putusan arbitrase nasional maupun internasional sudah cukup jelas, ini khususnya terjadi di Indonesia dari
praktek arbitrase yang sudah berjalan selama ini. Selain itu, di negara-negara tertentu proses peradilan dapat lebih cepat dari pada proses arbitrase.
Universitas Sumatera Utara
Beberapa kelemahan arbitrase yang lainnya adalah : 1.
Arbitrase belum dikenal secara luas, baik oleh masyarakat awam, maupun masyarakat bisnis, bahkan oleh masyarakat akademis sendiri.
Sebagai contoh masyarakat masih banyak yang belum mengetahui keberadaan dan kiprah dari lembaga-lembaga seperti BANI.
2. Masyarakat belum menaruh kepercayaan yang memadai, sehingga enggan
memasukkan perkaranya kepada lembaga-lembaga arbitrase. Hal ini dapat dilihat dari sedikitnya perkara yang diajukan dan diselesaikan melalui
lembaga-lembaga arbitrase yang ada. 3.
Lembaga Arbitrase tidak mempunyai daya paksa atau kewenangan melakukan eksekusi putusannya.
4. Kurangnya kepatuhan para pihak terhadap hasil-hasil penyelesaian yang
dicapai dalam Arbitrase, sehingga mereka seringkali mengingkari dengan berbagai cara, baik dengan teknik mengulur-ulur waktu, perlawanan, gugatan
pembatalan dan sebagainya. 5.
Kurangnya para pihak memegang etika bisnis. Sebagai suatu mekanisme extra judicial, arbitrase hanya dapat bertumpu di atas etika bisnis, seperti kejujuran
dan kewajaran.
58
D. Faktor-Faktor yang Mendorong Para Pihak Memberdayakan Arbitrase dalam Menyelesaikan Sengketa