lxii Godfrey Breusch-Godfrey Test, uji ARCH ARCH Test. Dalam
penelitian ini untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi akan digunakan uji B-G Test, yang dikembangkan oleh T.S Breusch dan
L.G Godfrey pada tahun 1978.
2. Hipotesis Kedua
Efisiensi teknis adalah besaran yang menunjukkan perbandingan nilai produksi sebenarnya dengan produksi maksimum. Sedangkan
efisiensi ekonomi adalah besaran yang menunjukkan perbandingan antara keuntungan yang sebenarnya dengan keuntungan maksimum.
Analisis terhadap tingkat efisiensi teknis dapat dilakukan dengan perhitungan sebagai berikut Mubyarto, 1995
: 80:
Ep =
X X
Y Y
atau
X Y
.
Y X
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3.6
Dimana Y = tambahan produksi output
Y = total produksi X = tambahan faktor produksi input
X = total input Efisiensi teknis dapat tercapai apabila elastisitas produksi Ep = 1
yaitu pada saat
X Y
MPP =
X Y
APP . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3.7 a. Jika MPP
APP sehingga Ep 1 maka penggunaan input faktor produksi belum mencapai efisiensi teknis.
b. Jika MPP APP sehingga Ep = 1 maka penggunaan input faktor
produksi sudah mencapai efisiensi teknis.
lxiii c. Jika MPP
APP sehingga Ep 1 maka penggunaan input faktor produksi tidak efisien secara teknis.
Dalam fungsi produksi Cobb-Douglas tinggi rendahnya efisiensi teknis dapat dilihat pada besarnya nilai konstanta, semakin besar nilai
konstantanya maka semakin tinggi pula tingkat efisiensi dalam penggunaan inputnya.
Analisis terhadap tingkat efisiensi ekonomis dapat dilakukan dengan perhitungan sebagai berikut Soekartawi, 2003 : 43:
Nilai Produk Marjinal NPM = Px atau
Px NPM
= 1 . . . . . . . . . . 3.8
Rumus NPM = MPx . Pq dimana MPx =
Pq Px
. . . . . . . . . . . . . . . . . 3.9 Keterangan
NPM= nilai produk marjinal MPx = marjinal produk dari faktor produksi
Px = harga faktor produksi Pq = harga output
a. Jika MPx
Pq Px
maka penggunaan faktor produksi belum mencapai
efisiensi ekonomis. b. Jika MPx =
Pq Px
maka penggunaan faktor produksi sudah efisien secara ekonomis.
lxiv c. Jika MPx
Pq Px
maka penggunaan faktor produksi tidak efisien secara
ekonomis. 3.
Hipotesis Ketiga
Analisis skala hasil adalah suatu ciri fungsi produksi yang menunjukkan hubungan antara perbandingan perubahan semua input dan perubahan output yang diakibatkannya, untuk mengetahui apakah
kegiatan dari suatu usaha yang diteliti tersebut mengikuti kaidah increasing, constant, atau decreasing return to scale
Soekartawi, 2003 : 162-163.
Dengan menjumlahkan besaran elastisitas b
1
, b
2
, b
3
, b
4
, b
5
, b
6
, maka : a. Jika faktor produksi naik proporsional sebesar x maka hasil
produksi akan naik lebih besar dari x b
1
+ b
2
+ b
3
+ b
4
+ b
5
+ b
6
1. Hal ini disebut dengan keadaan skala hasil balik yang menaik increasing return to scale.
b. Jika faktor produksi naik proporsional sebesar x maka hasil produksi akan naik sama dengan x b
1
+ b
2
+ b
3
+ b
4
+ b
5
+ b
6
= 1. Hal ini disebut dengan keadaan skala hasil balik yang konstan
constant return to scale. c. Jika faktor produksi naik proporsional sebesar x maka hasil
produksi akan turun sebesar x b
1
+ b
2
+ b
3
+ b
4
+ b
5
+ b
6
1. Hal ini disebut dengan keadaan skala hasil balik yang menurun decreasing
return to scale .
lxv
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN