xxxvi
Sumber : Sadono Sukirno, 2002
Dalam fungsi produksi terdapat tiga tahap yang masing-masing mempunyai sifat-sifat khusus Sri Adiningsih, 1998 : 18 yang dapat
digunakan untuk melihat tingkat efisiensi penggunaan faktor produksi.
1. Tahap I
Yaitu tahap yang dibatasi oleh titik asal sampai titik maksimum rata-rata yaitu pada saat produksi marginal MP sama dengan produksi rata-rata AP. Pada tahap ini dikatakan produksi belum efisien karena
produksi rata-rata masih dapat naik, penambahan faktor produksi masih menyebabkan kenaikan produksi total.
2. Tahap II
Yaitu tahap yang dibatasi oleh titik pada saat produksi rata-rata AP mencapai titik maksimum sampai dengan pada saat produksi total TP mencapai maksimum. Tahap ini adalah tahap yang rasional untuk
berproduksi karena penambahan faktor produksi masih menyebabkan kenaikan produksi total.
3. Tahap III
Yaitu tahap dimana produksi total TP terus menurun dan produksi marginal MP mulai negatif. Tahap ini dikatakan tidak rasional
bagi produsen untuk berproduksi karena pada tahap ini penambahan faktor produksi yang bersifat variable tidak lagi menaikkan produksi tetapi justru
menurunkan total produksi TP.
Hubungan antara TP, AP dan MP serta tahap-tahap produksi dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.5 Hubungan Antara TP, AP dan MP
Y C
B
xxxvii
TP A
AP
MP Faktor Produksi
Tahap I Tahap II Tahap III
Sumber : Sadono Sukirno, 2002
Dari gambar diatas dapat dijelaskan bahwa pada tingkat permulaan penggunaan faktor produksi bentuk TP cekung ke atas. Hal ini
dikarenakan faktor produksi atau input variabel yang digunakan masih sedikit atau masih kurang jika dibandingkan dengan input lain yang
dianggap konstan. Dalam keadaan ini MP bertambah tinggi atau naik. Kurva MP lebih tinggi daripada kurva AP, bahkan pada titik A, MP
mencapai tingkat maksimum. Pada titik A, TP masih terus naik akan tetapi kenaikan produksinya
dengan tingkat yang semakin menurun. Ini terlihat pada nilai kemiringan garis singgung di kurva TP yang semakin kecil. Kurva AP bergerak naik
ke atas yang menggambarkan produksi rata-rata bertambah tinggi. Pada titik B, kurva MP memotong kurva AP pada tingkat produksi yang paling
tinggi. Pada titik ini, kurva TP mulai berbentuk cembung ke atas. Setelah berpotongan dengan AP, MP mulai menurun, memotong
sumbu datar dan sesudahnya kurva tersebut di bawah sumbu datar. Ini berarti bahwa produksi marginal mencapai angka yang negatif. Kurva AP
mulai menurun, kurva TP mencapai tingkat maksimum pada titik C. Setelah mencapai titik C, kurva TP mulai menurun yang menggambarkan
xxxviii bahwa produksi total semakin berkurang apabila lebih banyak input
variable yang digunakan. MP negatif dan AP terus menerus mendekati sumbu datar.
Hubungan istimewa antara TP, MP, dan AP dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Penggunaan input variabel X sampai pada titik dimana TP cekung terhadap titik origin, maka MP naik demikian pula AP.
b. Pada titik A, MP mencapai nilai maksimum, kurva TP telah berubah bentuk dari cekung menjadi cembung terhadap titik origin, dimana
titik ini disebut titik infeksi. c. Pada titik B, AP mencapai nilai maksimum, kurva MP memotong AP
dari atas MP=AP, dan kurva TP bersinggungan dengan garis lurus dari titik origin dengan slope terbesar.
d. Pada titik C, TP mencapai maksimum dan MP bernilai nol. Gambar ini menunjukkan berlakunya Law of Diminishing Return atau hukum
hasil lebih yang semakin berkurang.
4. Elastisitas Produksi