VI HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1.
Analisis Pendapatan Usaha Pembenihan Ikan Patin
Analisis usaha dilakukan dengan cara menganalisis keragaan usaha yang dilakukan oleh petani responden di Desa Tegal Waru, Kecamatan Ciampea,
Kabupaten Bogor. Analisis usaha tersebut dilakukan dengan cara mengidentifikasi teknik kegiatan usaha pembenihan, penggunaan sumber daya atau sarana produksi
yang digunakan, dan output yang dihasilkan. Setelah itu dilakukan perhitungan terhadap tingkat pendapatan dan rasio RC usaha.
6.1.1. Teknik Kegiatan Usaha Pembenihan
Ikan patin adalah salah satu ikan yang susah melakukan pemijahan sendiri kalau tidak berada pada habitat aslinya. Hal ini menyebabkan perlu dilakukan
pembenihan secara buatan melalui teknik kawin suntik yang menggunakan kelenjer hipofisa, sehingga benih dapat tersedia sepanjang waktu tanpa harus berada pada
habitat aslinya atau tergantung musim. Secara teknik, penelitian ini membahas pembenihan ikan patin dengan
jumlah indukan sebanyak 30 ekor patin yang terdiri dari 18 ekor induk betina dan 12 ekor induk jantan. Jumlah indukan sebanyak 30 ekor diperoleh dari rata-rata
indukan yang dimiliki oleh petani responden di Desa Tegal Waru. Setiap siklus produksi pada setiap bulannya dilakukan penyuntikan pada 5 ekor induk betina dan
5 ekor induk jantan. Kegiatan usaha ini meliputi beberapa kegiatan yang terdiri dari :
1. Pemeliharaan Calon Induk
Induk yang akan dipijahkan dipelihara terlebih dahulu di dalam kolam khusus. Kolam yang digunakan adalah kolam yang dibuat dari tiang-tiang bambu
yang lantainya dan didindingnya dilapisi dengan terpal. Kolam pemeliharaan induk ini dibuat dengan ukuran 2 meter x 4 meter x 1 meter. Selama dalam masa
pemeliharaan tersebut induk ikan diberi pakan makanan khusus yang banyak mengandung protein. Pakan tersebut berupa pakan buatan pelet yang diberikan pada
pagi dan sore hari setiap harinya. Gambar kolam pemeliharaan induk dapat dilihat pada Lampiran 2.
2. Pemilihan Induk
Setelah dipelihara, induk yang akan di pijah juga dipilih sesuai dengan syarat-syarat tertentu. Induk yang digunakan oleh petani responden adalah induk
yang berbobot 1,5 kg sampai 2 kg per ekornya. Induk betina akan matang kelamin pada umur tiga tahun sedangkan induk jantan akan matang kelamin pada umur dua
tahun. Induk ikan ini mempunyai umur ekonomis pemakaian selama tiga tahun. Hal ini terjadi karena telur yang dihasilkan sudah menurun kualitasnya sehingga setelah
tiga tahun induk ikan akan dijual sebagai ikan konsumsi. Gambar indukan ikan yang siap di pijah dapat dilihat pada Lampiran 2.
3.
Pemberokan Induk
Pemberokan adalah kegiatan yang dilakukan pada induk ikan patin dimana induk ikan tersebut dipuasakan selama satu hari atau 24 jam. Induk yang
dipuasakan sebaiknya diletakan pada hapa atau semacam wadah plastik untuk memudahkan pelaksanaan hipofisa dalam kegiatan penangkapan dan pemegangan.
4. Penyuntikan
Penyuntikan terhadap induk ikan patin dilakukan sebanyak dua kali dengan jeda waktu 12 jam. Masing-masing indukan ikan membutuhkan 2,5 ml ovaprim
untuk proses penyuntikan. Penyuntikan pertama dilakukan dengan menyuntikan sebanyak sepertiga dari kebutuhan indukan yaitu 0,8 ml per ekor indukan.
Penyuntikan kedua diberikan dosis sebanyak dua pertiga bagian dari bagian yang dibutuhkan yaitu 1,7 ml per ekor indukan. Gambar penyuntikan induk dapat dilihat
pada Lampiran 2.
5. Stripping