Konsep Pendapatan Usahatani Kerangka Pemikiran Teoritis

3.1.2. Konsep Pendapatan Usahatani

Berhasilnya suatu usaha dapat dilihat dari besarnya pendapatan yang diperoleh petani dalam mengelola usahatani. Pendapatan secara harfiah dapat didefinisikan sebagai sisa dari pengurangan nilai penerimaan dan biaya yang dikeluarkan. Pendapatan yang diharapkan adalah pendapatan yang bernilai positif. Penerimaan usahatani adalah nilai produk total usahatani dalam jangka waktu tertentu, baik yang dijual maupun yang tidak dijual. Penerimaan ini mencangkup semua produk yang dijual, dikonsumsi rumah tangga petani, yang digunakan kembali untuk bibit atau yang disimpan digudang Soekarwati et al, 1986. Pengeluaran atau biaya usahatani merupakan nilai penggunaan sarana produksi dan lain-lain yang dibebankan pada produk yang bersangkutan. Biaya usahatani yang dikeluarkan berupa biaya tunai dan biaya yang diperhitungkan. Biaya yang diperhitungkan digunakan untuk menghitung pendapatan kerja petani kalau modal dan nilai kinerja diperhitungkan. Soeharjo dan Patong 1973 mengatakan bahwa pendapatan usahatani yang diterima seseorang petani dalam satu tahun berbeda dengan pendapatan yang diterima petani lainnya. Perbedaan pendapatan petani ini dipengaruhi oleh berbagai faktor. Diantaranya masih dapat berubah dalam batas-batas kemampuan petani, misalnya luas lahan usahatani, efisiensi kerja dan efisiensi produksi. Tetapi ada pula faktor-faktor yang tidak dapat berubah seperti iklim dan jenis lahan. Ukuran pendapatan dan keuntungan dapat dikemukakan dalam beberapa defenisi Soekarwati et al, 1986, yaitu : a. Penerimaan tunai usahatani farm receipt : nilai uang yang diterima dari penjualan produk usahatani. Penerimaan tunai usahatani tidak mencangkup pinjaman uang untuk keperluan usahatani. b. Pengeluaran usahatani farm payment : jumlah biaya yang dikeluarkan untuk pembelian barang dan jasa bagi usahatani dan tidak mencangkup bunga pinjaman dan jumlah pinjaman pokok. c. Pendapatan tunai usahatani farm net cash flow : selisih antara penerimaan tunai usahatani dengan pengeluaran tunai usahatani. d. Penerimaan total usahatani total farm revenue : penerimaan dari semua sumber usahatani yang meliputi jumlah penambahan inventaris, nilai penjualan hasil dan nilai penggunaan untuk konsumsi keluarga. e. Pengeluaran total usahatani total farm expensive : semua biaya-biaya operasional denga tanpa menghitung bunga dari modal usahatani dan nilai kerja dari pengelolaan usahatani. Pengeluaran ini meliputi pengeluaran tunai, penyusutan benda fisik, pengurangan nilai inventaris dan nilai tenaga kerja yang tidak dibayar atau tenaga kerja keluarga. f. Pendapatan total usahatani total farm income : merupakan selisih antara penerimaan total dengan pengeluaran total. Salah satu ukuran yang bisa dijadikan indikator untuk mengetahui keuntungan usahatani yang dilihat dari segi pendapatan adalah perbandingan antara penerimaan denga biaya atau RC. Jika nilai RC1 berarti penerimaan yang diperoleh akan lebih besar dari pada tiap unit biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh penerimaan tersebut sehingga kegiatan usahatani efisien untuk dilakukan. Sebaliknya, jika RC1 maka tiap unit biaya yang dikeluarkan akan lebih besar dari pada penerimaan yang diperoleh sehingga usaha yang dilakukan tidak efisien. Alat yang digunakan untuk menganalisis keuntungan usahatani adalah RC atas biaya tunai dan RC atas biaya total.

3.1.3. Konsep Pemasaran