Tempat dan Waktu Bahan dan Alat

Berikut ialah formula fluks untuk metode cross-flow: 22 ...........................5 5 J : fluks cairan ΔP : beda tekanan yang melewati membran R m : Hambatan mekanik membran R c : Hambatan mekanika fluidapada saat fouling µ: kekentalan cairan Cros- flow mikrofiltrasi normalnya digunakan pada saat padatan pada larutan sukar untuk disentrifugasi atau untuk dilakukan penyaringan dengan metode dead-end. Padatan tidak dapat disentrifugasi dan disaring dengan metode dead-end, karena punya ukuran yang sangat kecil dan memiliki densitas yang hampir mendekati dengan densitas larutan. Pada metode penyaringan cross-flow mudah terjadi fouling. Selain untuk filtrasi metode cros-flow juga digunakan untuk pembangkit energi . 21

2.9 Flux Air

Fluks didefinisikan sebagai banyaknya volume air yang melewati satu satuan luas per satuan waktu. Makin besar fluks maka debitnya makin besar. Persamaan fluks Nernst-Planck secara luas diaplikasikan untuk menjelaskan pertukaran ion pada membran dan sistem larutan. Saat ion i terdifusi melewati membran penukar ion, fluks, Ji molcm -2 s -1 , dinyatakan oleh sebuah produk dengan gradien potensial kimia, -dµidx, dan konsentrasi dari i dan a sebuah konstanta, = − dµi dx 6 = − d ln ai dx 7 Dimana Di adalah koefisien difusi dari ion i , R adalah konstanta gas, T suhu mutlak, ai aktivitas ion i ai = C i γi : Ci konsentrasi dari i dan γi adalah koefisien aktivitas i. 23 = − d ln Ci d x + d ln γ dx 8 = − d dx + d ln γi dx 9 Saat sebuah gradien potensial listrik, mempengaruhi sebuah potensial difusi, sebuah fluks ion i , Ji setara terhadap gradien potensial listrik, dψ dx , konsentrasi Ci, dan valensi z i dari ion i dan sebuah pergerakan elektrokimia i, = − d ψ dx 10 Atau secara sederhana menjadi: = 11 dimana J = fluks mjam V = Volume permeat m 3 A = Luas permukaan membran m 2 t = waktu jam.

BAB III BAHAN DAN METODE

3.1. Tempat dan Waktu

Penelitian dilakukan di Laboraturium Biofisika, Departemen Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor. Penelitian akan dilaksanakan selama 9 bulan yaitu pada bulan Maret 2011- November 2011.

3.2. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain membran yang terbuat dari teflon ,selulosa asetat 12, dan tentunya air limbah. Alat yang digunakan antara lain alat penyaringan, botol, gelas ukur, kompresor, stop wacth, mistar, gelas piala, preasure meter. Tabel 4. Analisa Fisik Awal Air Sungai Ciliwung Kedung Halang Variabel Karakter Hasil Suhu 25,3 C Warna Keruh hijau kecoklatan pH 5 Bau Anyir Sungai ciliwung memiliki dasar sungai berupa batuan vulkanik, pasir, dan kerikil kecil. Dilihat dari aktivitas di sekitar pengambilan sampel terdapat aktivitas industri. Kegiatan industri yang berada di sekitar sungai cukup beragam. Selain kawasan industri di tempat pengambilan sampel juga ada pemukiman warga. Limbah domestik dari warga di sekitar bantaran sungai dibuang ke Sungai Ciliwung. Hal yang paling terlihat ialah aktivitas kakus di Sungai Ciliwung. Selain itu beberapa warga juga menggunakan air sungai untuk aktivitas cuci. Aktivitas warga lainnya yang dilakukan di Sungai Ciliwung ialah aktivitas penambangan. Penambangan yang ada di sungai ialah tambang pasir yang dilakukan oleh warga sekitar. Kegiatan penambangan ini masih dilakukan secara tradisional, dan mengunakan alat yang sederhana. Tapi akibat aktivitas tambang ini ada butiran granula tanah dan pasir yang larut dalam air. Butiran tanah dan pasir akan menjadi pengotor dalam air. Butiran tanah, pasir, dan liat yang akan meningkatkan nilai kekeruhan air. Penyebab lain tercemarnya air Sungai Ciliwung ialah pembuangan sampah oleh warga ke dalam sungai. Jika dilihat dari analisa fisik awal dan aktivitas warga di sekitar sungai, air Sungai Ciliwung di daerah Kedung Halang sudah tidak layak konsumsi. Pengukuran keasaman digunakan kertas lakmus. Untuk pengukuran suhu digunakan termometer digital. Untuk pengamatan warna air digunakan pengamatan secara kasat mata. Sedangkan untuk bau dicium dan sedikit dirasakan dengan lidah. Warna yang keruh dan agak kecoklatan dimungkinkan karena adanya butiran tanah yang terlarut dalam air karena aktivitas tersebut. Pencemaran air dapat merupakan masalah, regional maupun lingkungan global, dan sangat berhubungan dengan pencemaran udara serta penggunaan lahan tanah atau daratan. Sekitar 69 air yang masuk ke sungai berasal dari hujan, pencairan es atau salju, dan sisanya berasal dari air tanah. Suhu perairan dipengaruhi oleh intensitas cahaya yang masuk kedalam air. Suhu selain berpengaruh terhadap berat jenis, viskositas dan densitas air, juga berpengaruh terhadap kelarutan gas dan unsur- unsur dalam air. 19

3.3. Metode Penelitian