Hidrologi Aksesibilitas LOKASI DAN KEADAAN UMUM

Tabel 9 Kondisi penutupan lahan di areal kerja IUPHHK PT. Inhutani I UMH Labanan No Penutupan Lahan Luas ha Daerah Penyangga Jumlah ha HPT HP 1 Hutan Primer 20.403 20.403 2 Hutan Bekas Tebangan 51.636 33.994 952 86.582 LOA 3 Non Hutan NH 8.479 13.950 22.429 4 Tertutup Awan TA 2.836 5.960 8.796 Jumlah 83.354 53.904 138.21 Sumber: RKUPHHK-HA PT Inhutani I Labanan 2010

2. Vegetasi

Hutan di areal IUPHHK PT. Inhutani I UMH Labanan termasuk tipe hutan tropika basah dataran tinggi yang dicirikan oleh dominasinya family Dipterocarpaceae kelompok meranti. Jenis-jenis dari family Dipterocarpaceae yang mendominasi areal antara lain adalah keruing, meranti merah, dan bangkirai. Jenis vegetasi dikelompokan menjadi 1 Kelompok kayu meranti, 2 Kelompok Kayu rimba campuran, 3 Kelompok kayu indah, dan 4 Kelompok kayu dilindungi. Berdasarkan data hasil survey lapangan dengan intensitas 1 , potensi tegakan untuk jenis boleh ditebang dengan diameter 40 cm up adalah sebesar 102,78 m3ha dengan kerapatan 33,06 pohonha sedangkan untuk diameter 50 cm up adalah sebesar 83,22 m3ha dengan kerapatan 20,86 pohonha.

i. Aksesibilitas

Untuk mencapai areal kerja IUPHHK PT. Inhutani I UMH Labanan dapat ditempuh melalui udara, darat dan sungai laut. Melalui udara ditempuh dari Bandara Sepingan Balikpapan ke Berau Bandara Kalimarau dengan pesawat udara jenis ATR 42, lama perjalanan ± 40 menit, kemudian dilanjutkan dengan menyeberang Sungai Segah, perjalanan dilanjutkan lewat darat dengan jarak tempuh ± 80 km ± 120 menit.

3.2.2 Kondisi Sosial Ekonomi a.

Administrasi Pemerintahan Berdasarkan administrasi pemerintahan, areal kerja IUPHHK PT. Inhutani I UMH Labanan masuk dalam 3 tiga wilayah kerja kecamatan, yaitu Kecamatan Sambaliung, Kecamatan Segah dan Teluk Bayur yang seluruhnya masuk dalam administrasi Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan timur. Kondisi sosial ekonomi masyarakat di sekitar IUPHHK PT. Inhutani I UMH Labanan sangat bervariatif, hal ini terkait dengan letak IUPHHK yang relatif dekat dengan kota kabupaten bahkan ada dua kota kecamatan berdampingan dengan areal IUPHHK Labanan. Di sekitar areal kerja Labanan memiliki lebih dari 10 sepuluh desa yaitu: Labanan Jaya, Labanan makmur, Labanan Makarti, Tumbit Melayu, Long Lanuk, Nyapa Indah, Merasak, Siduung, Bukit Makmur dan Gunung Sari. Atas kondisi tersebut diatas PT. Inhutani I UMH Labanan memiliki tantangan yang komplek terhadap pengusahaan hutan, terutama dalam hal perlindungan dan pengamanan hutan. Kondisi masyarakat yang relatif modern memiliki faktor resiko yang besar terhadap kegiatan pengamanan dan perlindungan terutama pencurian kayu, perambahan hutan dan konflik sosial.

b. Kependudukan

Penduduk Kabupaten Berau dari tahun ke tahun menunjukkan peningkatan yang cukup berarti. Jumlah penduduk pada tahun 2004 sebanyak 146.451 jiwa dan pada tahun 2005 meningkat menjadi 157.453 jiwa. Karakteristik penduduk Kabupaten Berau dapat dilihat dari angka sex ratio, yaitu perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki dan penduduk perempuan. Sex ratio pada tahun 2004 sebesar 122,41 dan pada tahun 2005 sex rasionya sebesar 122,08. Angka menunjukkan bahwa pada 100 orang penduduk perempuan akan terdapat 122 penduduk laki-laki. Tingkat kepadatan penduduk antar kecamatan di Kabupaten Berau sangat timbang. Hal ini karena tidak meratanya persebaran penduduk. Daerah pedalaman yang memiliki luas wilayah yang besar hanya dihuni oleh sedikit penduduk. Kepadatan terkecil terdapat di Kecamatan Kelay yaitu sebanyak 0,84 jiwakm 2 . 31 Berdasarkan data statistik kepadatan per rumah tangga penduduk Kabupaten Berau masih sangat rendah, dengan rata-rata hampir sama antar kecamatannya. Sedangkan kepadatan per kilometer persegi terdapat angka yang sangat mencolok yaitu kepadatan penduduk Kecamatan Tanjung Redeb sebanyak 2.105,30 jiwakm 2 . Hal ini wajar karena Kecamatan Tanjung Redeb merupakan Ibu kota Kabupaten Berau. Laju pertumbuhan penduduk pada tahun 2005 sebesar 7.51 meningkat dari 6,85 pada tahun 2004. Pertumbuhan ini merupakan pertumbuhan total yang meliputi pertumbuhan alami karena kelahiran dan kematian serta migrasi netto yang diperoleh dari pengurangan migrasi ke luar dengan migrasi masuk ke Kabupaten Berau selama kurun waktu satu tahun. Penduduk berusia 10 tahun keatas dibagi dalam dua kelompok yaitu penduduk yang termasuk angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Penduduk yang termasuk angkatan keja terbagi menjadi penduduk yang bekerja dan yang mencari kerja. Sedangkan yang termasuk bukan angkatan kerja adalah penduduk yang mengurus rumah tangga, bersekolah dan melakukan aktivitas lainnya.

c. Kondisi Sosial Ekonomi Sekitar Areal kerja

Tipologi areal kerja IUPHHK PT. Inhutani I UMH Labanan tergolong berat dalam aspek sosial. Hal ini dikarenakan lokasi areal kerja yang berbatsan langsung dengan pemukiman masyarakat bahkan dengan lokasi transmigrasi. Disamping itu tingkat aksesibilitas yang sangat tinggi. Bahkan di dalam areal kerja terdapat jalan kabupaten yang menghubungkan Tanjung Redeb ke Samarinda dan jalan kecamatan yang menghubungkan Kecamatan Tepian Buah ke Tanjung Redeb. Kondisi ini menyebabkan areal kerja IUPHHK ini sangat rentan terhadap konflik kepemilikan lahan dan perambahan. Beberapa Desa dan Pemukiman Transmigrasi serta jumlah penduduk yang ada di sekitar areal kerja IUPHHK PT. Inhutani I UMH Labanan disajikan pada Tabel 10. 32