Fungsi Hutan LOKASI DAN KEADAAN UMUM

Tabel 5 Fungsi kawasan hutan areal kerja IUPHHK PT Inhutani I UMH Labanan No Fungsi Hutan Luas ha 1 Hutan Produksi Terbatas HPT 84.306 39,00 2 Hutan Produksi HP 53.904 61,00 Jumlah 138.210 100,00 Sumber: RKUPHHK-HA PT Inhutani I Labanan 2010

c. Iklim

Informasi tentang iklim sangat diperlukan dalam perencanaan kegiatan IUPHHK. Kegiatan pemanenan, khususnya dalam pengangkutan kayu dilakukan pada saat musim kemarau curah hujan rendah. Hal ini terkait dengan kondisi jalan dan laju erosi yang akan ditimbulkan, sebaliknya kegiatan penanaman dan pengayaan dilakukan menjelang musim hujan. Informasi tentang karakteristik iklim di areal disajikan melalui karakterisasi curah hujan dan unsur-unsur iklim lainnya, seperti suhu udara, kelembaban udara, penyinaran matahari dan kecepatan angin. Untuk tujuan tersebut telah dikumpulkan data iklim dari Stasiun Meteorologi dan Geofisika Bandara Kalimarau Tanjung Redeb. Letak geografis Kabupaten Berau yang dekat dengan garis Khatulistiwa menjadikan daerah ini memiliki iklim tropis yang akan memiliki curah hujan dengan hari hujan merata sepanjang tahun. Intensitas penyinaran matahari yang tinggi menjadikan suhu udara relatif tinggi sepanjang tahun dengan kelembaban yang tinggi pula. Sebagai daerah dengan iklim tropis, Kabupaten Berau memiliki dua musim yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Kedua musim tersebut diselingi dengan masa peralihan yang umumnya disebut masa pancaroba. Pada musim peralihan tersebut curah hujan relatif banyak. Namun demikian kondisi alam Kabupaten Berau yang masih dikelilingi oleh hutan tropis yang masih lebat menjadikan daerah ini menunjukkan sifat sebagai daerah hutan hujan tropis dengan curah hujan yang relatif rata sepanjang tahun. Dengan hari hujan yang hampir sama setiap bulannya. Hal ini didorong dengan kelembaban udara yang tinggi dan daerah perairan yang masih luas.

d. Topografi dan Kelerengan

Areal IUPHHK PT. Inhutani UMH Labanan pada daerah hulu Sungai Segah sampai Sungai Siduung memiliki topografi curam, sedangkan darah bagian timur memiliki topografi sedang sampai curam dengan ketinggian antara 100 sampai dengan 300 meter di atas permukaan laut. Secara umum pengelompokan kelas lereng areal kerja IUPHHK PT. Inhutani I UMH Labanan disajikan pada Tabel 6. Tabel 6 Kondisi topografikelerengan areal kerja IUPHHK PT. Inhutani I UMH Labanan No Konfigurasi Lahan Kelas Lereng Ha 1. Datar A 0 – 8 37.635 27,23 2. Landai B 8 – 15 2.303 1,67 3. Agak Curam C 15 – 25 53.350 38,60 4. Curam D 25 – 40 44.922 32,50 5. Sangat Curam E 40 - - Jumlah 138.210 100,00 Sumber: RKUPHHK-HA PT Inhutani I Labanan 2010 Berdasarkan tabel di atas, tampak bahwa kondisi fisiografi areal kerja ini didominasi oleh kelas lereng D curam. Dengan kondisi lereng yang umumnya curam, akan berdampak terhadap kemampuan kerja alat berat serta kemungkinan munculnya bahaya erosi. Untuk itu diperlukan perencanaan yang matang dan penerapan RIL Reduce Impact Logging.

e. Geologi

Berdasarkan Peta Geologi Bersistem Indonesia Kalimantan, wilayah Tanjung Redeb skala 1 : 250.000 yang diterbitkan oleh Pusat penelitian dan Pengembangan Geologi Bandung Tahun 1995, formasi geologi di wilayah Kabupaten Berau terdiri dari formasi batuan yang berumur antara Pratersier sampai Kwarter. Sedangkan formasi geologi di wilayah IUPHHK PT. Inhutani I UMH Labanan tersusun oleh 10 sepuluh formasi geologi, namun yang paling menonjol adalah formasi Mentarang 26,35 yang merupakan batu lempung, batu lanau dan batu pasir di bagian bawah, batu pasir kuarsa, batu gamping pasiran, rijang dan tuf dibagian atas mengandung fosil. Formasi Jelai Volcanic Rock 18,68 merupakan formasi perselingan rupal, batu gamping dan tuf