Karbondioksida Terlarut dalam Media Kultivasi

4.4 Parameter Karbondioksida

4.4.1 Karbondioksida Terlarut dalam Media Kultivasi

Karbondioksida yang diberikan setiap harinya ke dalam media kultivasi, selain berasal dari gas karbondioksida yang diberikan sumber karbondioksida lainnya berasal dari hasil respirasi mikroalga Nannochloropsis sp.. Mikroalga Nannochloropsis sp. merupakan salah satu spesies mikroalga yang dapat tumbuh dengan baik pada kultur dengan pemberian gas karbondioksida Chiu et al., 2008 Nilai karbondioksida terlarut hanya diukur pada perlakuan pemberian gas karbondioksida saja. Nilai karbondioksida terlarut dalam media kultivasi dapat dilihat pada Gambar 6 : Gambar 6. Nilai karbondioksida terlarut selama penelitian Pada perlakuan P1 memiliki nilai karbondioksida terlarut berada pada rentang 11,31- 76 mgL. Ketika awal masa kultivasi nilai karbondioksida terlarut sebesar 11,31 mgL nilai tersebut cenderung mengalami kenaikan pada hari-hari berikutnya, hal tersebut dikarenakan pemberian gas karbondioksida dilakukan setiap hari, selain itu juga pengaruh dari hasil respirasi mikroalga menyebabkan nilai karbondioksida terlarut ikut bertambah setiap harinya. Nilai karbondioksida terlarut pada puncak kelimpahan sel berada pada konsentrasi 69,58 mgL, nilai tersebut masih dapat ditolerir bagi pertumbuhan organisme akuatik Boyd , 1988 dalam Effendi, 2003. Setelah mencapai puncak kelimpahan sel, nilai karbondioksida terlarut terus mengalami peningkatan. Hal tersebut diduga karena gas karbondioksida yang diberikan ke dalam media kultivasi tidak termanfaatkan seluruhnya dalam proses fotosintesis mikroalga, dikarenakan kelimpahan sel mikroalga yang mengalami penurunan selain itu juga nilai karbondioksida terlarut dipengaruhi oleh gas karbondioksida hasil respirasi mikroalga. Pada perlakuan P2, nilai karbondioksida terlarut berada pada rentang 29,43- 77 mgL Pada awal masa kultivasi nilai karbondioksida terlarut sebesar 29,43 mgL sama halnya dengan perlakuan pemberian gas karbondioksida dengan konsentrasi P1, nilai tersebut cenderung mengalami kenaikan pada hari-hari berikutnya. Hal tersebut dikarenakan pemberian gas karbondioksida dilakukan setiap hari, selain itu pengaruh dari hasil respirasi mikroalga menyebabkan nilai karbondioksida terlarut ikut bertambah setiap harinya. Nilai karbondioksida terlarut pada puncak kelimpahan sel berada pada konsentrasi 54,93 mgL, nilai tersebut masih dapat ditolerir bagi pertumbuhan organisme akuatik Boyd , 1988 dalam Effendi, 2003. Setelah mencapai puncak kelimpahan sel, nilai karbondioksida terlarut terus mengalami peningkatan. Hal tersebut memicu terjadinya penurunan kelimpahan sel karena karbondioksida terlarut yang berlebih dapat mengganggu proses metabolisme sel. Pada massa akhir kultivasi nilai karbondioksida terlarut sebesar 77 mgL, nilai tersebut sudah tidak dapat ditolerir bagi pertumbuhan organisme akuatik, konsentrasi sebesar itu dapat bersifat toksik bagi organisme akuatik.

4.4.2 Konsentrasi Karbondioksida Tersisa