Konsentrasi Karbondioksida Tersisa Parameter Karbondioksida

ditolerir bagi pertumbuhan organisme akuatik, konsentrasi sebesar itu dapat bersifat toksik bagi organisme akuatik.

4.4.2 Konsentrasi Karbondioksida Tersisa

Konsentrasi gas karbondioksida yang diberikan dalam kultivasi mikroalga Nannochloropsis sp berasal dari tabung gas karbondioksida, tidak semua konsentrasi gas karbondioksida yang diberikan terserap, dikarenakan beberapa konsentrasi gas karbondioksida akan kembali difusi ke udara sehingga tidak terlarut di dalam media kultivasi. Konsentrasi karbondioksida yang tersisa dalam kultivasi mikroalga dapat dilihat pada Gambar 7: Gambar 7. Konsentrasi karbondioksida tersisa Pada perlakuan P1 menunjukkan bahwa konsentrasi gas karbondioksida yang tersisa berfluktuatif. Nilai konsentrasi gas karbondioksida yang tersisa berada pada kisaran 2 - 5 dari total konsentrasi gas karbondioksida yang 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 K a r b o n d io k si d a te r si sa Hari Ke- Pemberian gas karbondioksida sebesar 1 cc x 100menit selama 120 menithari P1 Pemberian gas karbondioksida sebesar 1,5 cc x 100menit selama 120 menithari P2 diberikan pada kultivasi mikroalga. Nilai rata-rata karbondioksida yang tersisa selama kultivasi berada pada konsentrasi 3 . Semakin sedikit gas karbondioksida berarti semakin banyak gas karbondioksida yang terserap. Konsentrasi nilai gas karbondioksida yang terserap dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor eksternal meliputi suhu, sedangkan faktor internal meliputi kondisi fisiologis organisme dan jumlah substrat yang dapat teroksidasi Salisbury, 1995. Perlakuan P1 memiliki suhu rata-rata pada media kultivasi sebesar 28,87 o C lebih tinggi dibandingkan dengan suhu rata-rata pada perlakuan P2. Hal tersebut berdampak kepada proses respirasi yang dilakukan oleh mikroalga, dimana pada suhu yang lebih tinggi proses respirasi berjalan lebih cepat. Hal itu dapat dilihat pada Gambar 11, bahwa pada perlakuan P1 memiliki gas karbondioksida yang tersisa lebih sedikit dibandingkan dengan perlakuan P2. Perlakuan P2 memiliki nilai gas karbondioksida yang tersisa pada rentang 2 - 8 dari total gas karbondioksida yang diberikan setiap harinya. Nilai rata- rata konsentrasi gas karbondioksida yang tersisa sebesar 5 selama proses kultivasi berlangsung. Pada perlakuan P2 memiliki nilai karbondioksida yang tersisa lebih tinggi dibandingkan dengan nilai karbondioksida tersisa pada perlakuan P1, hal ini terjadi diduga karena suhu rata-rata selama kultivasi lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan P1. Nilai suhu rata-rata selama proses kultivasi pada perlakuan ini sebesar 27,93 o C sehingga hal tersebut menyebabkan rendahnya proses respirasi yang dilakukan oleh mikroalga tersebut jika dibandingkan dengan perlakuan P1 yang memiliki suhu media kultivasi lebih besar.

5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Kultivasi mikroalga Nannochloropsis sp. dengan perlakuan dengan pemberian gas karbondioksida sebesar 1 cc x 100 menit selama 120 menithari P1 memiliki laju pertumbuhan kelimpahan sel dan biomassa terbaik dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Perlakuan P1 memiliki puncak kelimpahan sel 14,52 x 10 6 dan puncak biomassa sebesar 0,45 gL pada hari ke-5. Nilai karbondioksida terlarut pada kultivasi menggunakan karbondioksida pada awal kultivasi hingga puncak pertumbuhan kelimpahan sel dan biomassa masih berada pada kisaran yang cukup baik bagi kehidupan biota perairan. Konsentrasi gas karbondioksida tersisa pada perlakuan P1 sebesar 3 dan konsentrasi gas karbondioksida pada perlakuan P2 sebesar 5. Penggunaan karbondioksida pada kultivasi mikroalga memberikan pengaruh yang baik bagi pertumbuhan kelimpahan sel dan pertumbuhan biomassa mikroalga.

5.2 Saran

Saran untuk penelitian selanjutnya agar kondisi kelimpahan sel dan biomassa pada seluruh perlakuan di awal massa kultivasi dalam kondisi yang sama selain itu perlu dilakukan pengamatan terhadap konsentrasi kandungan gas karbondioksida terlarut pada perlakuan kontrol