Suhu Derajat Keasaman pH

Perlakuan P1 memiliki rentang nilai salinitas 32-36 psu dengan nilai salinitas di awal kultivasi sebesar 33 psu dan terus mengalami peningkatan nilai salinitas hingga hari ke-5 kultivasi sebesar 36 psu, hal ini diduga mendukung pertumbuhan mikroalga. Hal tersebut terbukti dengan adanya peningkatan kelimpahan sel hingga hari ke-5 kultivasi. Nilai salinitas optimum bagi pertumbuhan mikroalga berada pada kisaran 31 psu dan dapat terus menerus berkembang hingga kisaran salinitas 22-49 psu Hu dan Gao, 2006. Kultivasi mikroalga dengan perlakuan P2 memiliki rentang nilai salinitas 33-36 psu dengan nilai salinitas di awal kultivasi sebesar 35 psu dan mengalami kenaikan pada hari pertama kultivasi yaitu menjadi 36 psu, setelah itu nilai salinitas mengalami penurunan. Secara keseluruhan pada penelitian ini menunjukkan bahwa mikroalga Nannochloropsis sp mampu hidup pada nilai salinitas yang berfluktuatif. Fluktuatif nilai salinitas pada media kultivasi mikroalga dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya proses metabolisme sel, pengendapan garam dan nutrient dalam media kultivasi Rostini, 2007.

4.3.2 Suhu

Besaran nilai suhu di dalam kultivasi mikroalga pada skala outdoor salah satunya dipengaruhi oleh radiasi yang berasal dari sinar matahari. Perlakuan aerasi yang bersifat sebagai kontrol memiliki nilai suhu sebesar 29 o C sejak awal kultivasi hingga hari ke-5, setelah itu nilai suhu mengalami penurunan suhu pada hari ke-6 kultivasi menjadi 26 o C, pada hari selanjutnya suhu menjadi 29 o C dan selanjutnya suhu mengalami penurunan hingga hari terakhir kultivasi besarnya suhu sebesar 27 o C. Fluktuatifnya nilai suhu pada perlakuan kontrol dikarenakan selama masa kultivasi perlakuan kontrol kondisi cuaca tidak menentu. Secara umum fluktuasi nilai suhu pada media kultivasi selama penelitian dapat dilihat pada Gambar 5. Gambar 5. Nilai suhu media kultivasi selama penelitian Perlakuan P1 memiliki nilai suhu pada kisaran 27-30 o C, secara rata-rata suhu pada perlakuan ini selama kultivasi sebesar 29 o C. Hal tersebut dikarenakan sinar matahari pada berlangsungnya perlakuan dengan perlakuan P1 cukup terik di siang hari. Suhu selama kultivasi pada perlakuan P2 berada pada kisaran 25-30 o C, secara rata-rata suhu pada perlakuan ini selama kultivasi sebesar 28 o C. Sama halnya dengan perlakuan kontrol pada kultivasi dengan perlakuan ini kondisi cuaca tidak menentu, hal ini tentunya menyebabkan nilai suhu memiliki kisaran yang cukup besar. Secara kesuluruhan kisaran suhu pada media kultivasi Nannochloropsis sp. berada pada kisaran suhu optimum bagi pertumbuhan Nannochloropsis sp.. Menurut Rocha et al. 2003 kisaran suhu optimal dalam proses kultivasi mikroalga Nannochloropsis sp. adalah 25 ± 5 °C.

4.3.3 Derajat Keasaman pH

Selama proses kultivasi perlakuan aerasi memiliki kisaran nilai pH pada kisaran 8,2-8,9, nilai tersebut menunjukkan bahwa nilai pH berada dalam kondisi basa. Nilai pH pada kisaran tersebut mendukung bagi pertumbuhan mikroalga, nilai pH optimum pada bagi pertumbuhan Nannochloropsis sp berada pada kisaran 8,5-9,5 Anon, 2009. Nilai pH selama kultivasi mikroalga dapat dilihat pada Tabel 4. Keterangan : K : Perlakuan kontrol dengan pemberian aerasi P1 : Pemberian gas karbondioksida sebesar 1 cc x 100menit selama 120 menit hari P2 : Pemberian gas karbondioksida sebesar 1,5 cc x 100menit selama 120 menit hari Perlakuan dengan pemberian gas karbondioksida pada media kultivasi menyebabkan terbentuknya asam karbonat setelah gas karbondioksida diberikan. Hal tersebut terbukti dengan kondisi pH pada perlakuan pemberian gas karbondioksida, secara umum pH berada dalam kondisi asam pada rentang 5,6 – 7,3. Nilai pH akan kembali normal kembali di pagi hari sebelum gas karbondioksida diberikan pada rentang nilai pH 7,90 – 8,37. P1 P2 Hari Kontrol Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah ke- Diberi CO 2 Diberi CO 2 Diberi CO 2 Diberi CO 2 8,47 7,90 7,27 8,07 6,53 1 8,40 7,93 6,53 7,90 6,43 2 8,90 8,00 6,10 8,3 6,60 3 8,50 7,93 6,70 8,10 6,50 4 8,20 8,00 7,10 8,25 6,40 5 8,63 8,13 7,40 8,15 6,77 6 8,57 8,27 6,77 8,30 6,63 7 8,80 8,27 6,43 8,23 6,40 8 8,50 8,37 6,53 8,27 6,23 Tabel 4. Nilai pH pada seluruh perlakuan kultivasi Nannochloropsis sp Nilai pH setelah diberikan gas karbondioksida pada perlakuan P1 terdapat pada rentang 6,1-7,3. Sedangkan nilai pH sebelum diberikan gas karbondioksida berada pada rentang 7,9-8,3. Fluktuasi nilai pH setelah diberikan gas karbondioksida dipengaruhi oleh karbondioksida yang dienjeksikan pada media kultivasi. Semakin banyak konsentrasi karbondioksida terlarut yang digunakan dalam proses fotosintesis mikroalga, maka nilai pH akan mengalami kenaikan Sze, 1993 dalam Prihantini et al., 2005. Pada saat mikroalga Nannochloropsis sp. mencapai puncak kelimpahan sel, kondisi pH berada dalam kondisi netral sebesar 7,4 setelah diberikan gas karbondioksida, dan berada pada nilai pH 8,13 sebelum gas karbondioksida diberikan. Perlakuan P2 memiliki nilai pH media kultivasi sebelum diberi gas karbondioksida berada pada rentang 7,9-8,3 selanjutnya setelah diberikan gas karbondioksida berada pada kisaran 5,6- 6,8. Nilai kisaran pH setelah diberikan gas karbondioksida pada perlakuan ini secara umum berada dalam kondisi yang jauh lebih asam jika dibandingkan dengan perlakuan P1. Hal tersebut dikarenakan konsentrasi gas karbondioksida yang diberikan lebih besar, sehingga pH media kultivasi lebih asam dibandingkan dengan perlakuan P1. Kondisi pH asam mengakibatkan proses metabolisme sel terganggu sehingga mempengaruhi kelimpahan sel Lane, 1981 dalam Prihantini et al., 2005. Hal tersebut diduga sebagai penyebab kelimpahan sel pada perlakuan P2 tidak lebih baik dibandingkan perlakuan P1.

4.4 Parameter Karbondioksida