55
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS PENELITIAN
A. Analisis Pemberdayaan Masyarakat melalui Kegiatan Gangku Hijau dalam Melestraikan Lingkungan di Rukun Warga RW Hijau 16, Baktijaya
Depok
RW Hijau 16 adalah sebuah penamaan yang merujuk pada aksi sosial warga yang mengedepankan perilaku hijau dan bersih dilingkungan RW 16.
Kegiatan Gangku Hijau merupakan kegiatan penghijauan untuk setiap gang atau setiap RT di RW hijau 16. Seiring waktu membangun dan membudayakan
perilaku hijau, bersih, sehat dan bermanfaat di lingkungan RW 16 mengantarkan sebuah konsep baru penataan lingkungan. Setiap gang atau setiap RT mengikuti
perlombaan K3 kebersihan, keindahan dan ketertiban, yang teridiri dari 10 RT dan sekarang rutin setiap tahun mengadakan perlombaan gangku hijau. Strategi
kegiatan Gangku Hijau dalam menjalankan program pemberdayaan dilakukan dengan cara sosialisasi mengenai tujuan diadakan perlombaan gangku hijau.
Mengadakan kegiatan tersebut tidak gampang hanya sebagaian masyarakat saja yang ingin berpartisipasi untuk tahap awal.
Setelah diadakan perlombaan masyarakat telah terbiasa untuk melakukan penghijauan lingkungan, yang awalnya hanya sebagian masyarakat
saja dan semakin lama masyarakat yang tidak berpartisipasi jadi mau melakukan penghijauan lingkungan. Melakukan penghijauan ini dengan
menanam tanaman apa saja di rumah masing-masing dengan menggunakan pot. Sebelumnya hanya menanam beberapa pot saja, sekarang sudah dianjurkan
untuk menanam tanaman minimal 20 pot tanaman dalam setiap rumah. Masyarakat saling tolong-menolong dalam memberikan pengetahuan mereka
mengenai tanaman dan bibit tanaman. Peranan yang ikut terlibat antara lain ibu-ibu PKK.
Proses implementasi yang dilakukan untuk kegiatan Gangku Hijau dalam perencanaan:
1. Siapa yang
akan menjalankan
perencanaan startegis
yang mengimplementasikan.
Dalam kegiatan
Gangku Hijau
yang mengimplementasikan kegiatan gangku hijua ini adalah ketua PKK dari RW
16 tersebut. Dalam hal ini ketua PKK RW ibu Hj. Sri Toti ini sangat berperan penting dalam kegiatan Gangku Hijau.
2. Apa yang harus dilakukan untuk mencapai arah yang ditentukan. Untuk mengimplementasikan strategi, lembaga memerlukan rumusan program,
anggaran yang akan membiayai pelaksanaan program, dan prosedur untuk memastikan program berjalan seperti yang diharapkan. Rumusan apa yang
harus dilakukan yaitu: a Program
Program yang dilaksanakan pada saat ini adalah program Gangku Hijau. Program yang mengedepankan perilaku hijau, bersih sehat dan
bermanfaat di lingkungan RW Hijau 16 Baktijaya Depok. Dengan cara
menghijaukan masing-masing gang atau setiap RT untuk melakukan penghijauan dengan menggunakan pot untuk tanaman. Mengapa
menggunakan pot, karena daerah RW16 Baktijaya ini tidak mempunyai lahan atau tanah yang kosong untuk menanam tanaman. Minimal 10
sampai 20 pot dalam setiap rumah. Hal ini diungkapkan oleh ibu Dwi Hastuti sebagai berikut: “Cara
penghijauan yang kami lakukan adalah dengan menanam tanamanan menggunakan pot minimal 10 sampai 20 pot di setiap rumah. Kami
membiasakan melakukan perawatan tanaman secara rutin dengan diadakan kerja bakti seminggu sekali atau sebulan sekali, tergantung masing-masing
kebijakan RT itu sendiri.”
1
b Anggaran Kegiatan Gangku Hijau tidak memiliki anggaran khusus. Akan tetapi,
agar kegiatan ini tetap berjalan anggaran atau keuangan dilakukan dengan cara swadaya. Setiap rumah mempunyai tabungan bulanan RT yang setiap
bulannya dikumpulkan dan digabung dari masing-masing rumah. Hasil dari tabungan bulanan tersebut digunakan untuk kegiatan yang ada, bukan
hanya untuk kegiatan Gangku Hijau saja seperti kegiatan perlombaan anak-anak.
Hal ini diungkapkan oleh ibu Hj.Sri Toti sebagai berikut: “Kalau anggaran kami tidak mempunyai anggaran khusus. Kami sumbangan
pribadi saja, dengan menggunakan tabungan bulanan RT berbentuk kaleng. Jadi setiap bulannya kami kumpulkan dari masing-masing rumah dan kami
gabungkan. Uangnya tidak untuk kegiatan Gangku Hijau saja, tetapi bisa buat kegiatan yang lainnya, seperti perlombaan anak-anak. Kami
melakukannya dengan swadaya saja.”
2
1
Wawancara dengan ibu Dwi Hastuti, 24 Maret 2016, Rumah Ibu Dwi Hastuti.
2
Wawancara dengan ibu Hj. Sri Toti, 25 Maret 2016, Ruangan RW 16 Baktijaya Depok
c Prosedur Prosedur ini adalah urutan-urutan aktivitas yang harus diselesaikan
untuk menyelesaikan sebuah bagian pekerjaan dalam program. Kegiatan Gangku Hijau untuk prosedurnya menanam dengan menggunakan pot
minimal 10 sampai 20 pot, membiasakan perawatan tanaman secara rutin, dan menjaga penghijauan menjadi budaya bagi warga. Tanaman yang
ditanaman seperti warung hidup, apotik hidup dan tabulapot. Warung hidup adalah perkarangan yang ditanami sayur-mayur untuk keperluan
seharai-hari, sedangkan apotik hidup adalah tanaman obat-obatan, dan tabulapot yaitu tanaman dalam pot.
Hal ini diungkapkan oleh ibu Kuswati sebagai berikut: “Penghijauan yang dilakukan setiap RT harus mempunyai tanaman TOGA, warung
hidup, apotik hidup, dan tabulapot. Warung hidup itu tanaman sayur-mayur, kalau apotik hidup tanaman obat, dan tabulapot itu tanaman dalam pot.”
3
3. Bagaimana cara mengkoordinasikan antar pekerjaan agar semua pekerjaan dalam implementasi dapat berjalan mulus, lembaga perlu mengorganisasi
semuanya dengan tepat. Jika dikatakan kegiataan Gangku Hijau berjalan mulus atau tidak. Kegiatan Gangku Hijau ini bisa disebut tidak berjalan
dengan mulus. Karena, masih ada beberapa warga yang masih acuh dengan kegiatan Gangku Hijau atau tidak peduli dengan penghijauan dan ada juga
yang peduli tetapi masih males-malesan. Masing-masing RT mempunyai cara tersendiri untuk menggerakan warganya. Warga yang peduli dengan
lingkungannya memberi contoh dengan turun langsung untuk melakukan
3
Wawancara dengan ibu Kuswati, 25 maret 2016, lapangan PAUD
kerja bakti. Dengan itu, warga jadi ikut untuk turun langsung melakukan kerja bakti, tetapi walaupun sudah memberi contoh beberapa warga masih
ada yang tidak peduli. Karena kegiatan ini sosial, tidak memaksa untuk turun langsung melakukan kegiatan Gangku Hijau ini.
Hal ini diungkapkan oleh ibu Sumarti Wahyuni sebagai berikut: “Proses masing-masing RT mempunyai kesadaran sendiri minimal ketua PKK RT
meningkatkan kesadaran masyarakat. Tujuannya untuk menyadarkan masyarakat betapa pentingnya penghijauan
untuk diri sendiri dan lingkungan.”
4
Penghijauan adalah salah satu kegiatan penting yang harus dilaksanakan secara konseptual dalam menangani krisis lingkungan. Begitu pentingnya
sehingga penghijauan sudah merupakan program nasional yang dilaksanakan di seluruh Indonesia. Keadaan lingkungan dapat mempengaruhi kondisi kesehatan
masyarakat. Banyak aspek kesejahteraan manusia dipengaruhi oleh lingkungan, dan banyak penyakit dapat dimulai, didukung, ditopang atau dirangsang oleh
faktor-faktor lingkungan. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti, maka bahwasannya
peneliti menemukan strategi pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan Gangku Hijau ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Edi Suharto
yaitu strategi aras mikro dan strategi aras mezzo. Aras mikro ialah pemberdayaan dilakukan klien secara individu melalui bimbingan, konseling,
stress management, crisis intervention. Kegiatan Gangku Hijau menggunakan aras mikro karena jika ada warga yang tertarik dengan kegiatan tersebut dan
4
Wawancara dengan ibu Sumarti Wahyuni, 25 Maret 2016, lapangan PAUD.
ingin mengetahui bagaimana bertanam tanaman. Salah satu warga yang sudah terbiasa melakukan penghijaun akan membantu untuk membimbing bagaimana
cara menanam yang baik. Dengan memberikan beberapa bibit tanaman kepada salah satu warga yang ingin belajar dengan secara ikhlas.
Hal ini diungkapkan oleh ibu Sumarti Wahyuni sebagai berikut: “Kami saling menularkan saja. Kalau mau mengikuti penghijauan kami kasih bibit
yang kita punya secara ikhlas saja dan kami akan siap membantu.”
5
Aras Mezzo adalah pemberdayaan dilakukan sekelompok klien. Pemberdayaan dilakukan dengan menggunakan kelompok sebagai media
intervensi. Pendidikan dan pelatihan, dinamika kelompok, biasanya digunakan sebagai strategi dalam meningkatkan kesadaran, pengetahuan, keterampilan dan
sikap-sikap klien agar memiliki kemampuan memecahkan permasalahan yang dihadapinya secara mandiri. Kegiatan Gangku Hijau memakai aras mezzo, yaitu
menggunakan kelompok sebagai media intervensi yaitu kelompok RT. Aras mezzo ini untuk meningkatkan kesadaran kepada warga agar mau melakukan
penghijaunnya di rumahnya sendiri. Pendidikan yang dilakukan dalam strategi ini beberapa warga ada yang membeli buku tentang tanaman. Setelah membaca
buku itu warga saling menularkan ilmu yang didapat. Pelatihan yang dilakukan strategi ini terkadang ada instansi dari luar yang melakukan pelatihan, seperti
mahasiswa dari UI melakukan pelatihan cara menanam, tanaman yang terkena serangan hama diberitahu memakai pestisida organik, dan jika tanaman terdapat
kutu-kutu tanaman diberitahu untuk menyemprotnya dengan air cabe.
5
Ibid
Hal ini diungkapkan oleh ibu Kuswati sebagai berikut: “Waktu itu ada pelatihan dari anak-anak UI memberi tahu tentang cara menanam dengan kasih
pelajarannya seperti, jika tanaman ke serang hama dikasih pestisida tetapi pestisida organik, didalam rumah jika ada kutu tanaman diberi semprotan air
cabe.”
6
Sedangkan untuk aras makro dalam kegiatan ini belum terarah strategi yang lebih luas. Karena kegiatan ini masih dalam lingkungan RW 16 Baktijaya
Depok saja. Menurut Parsons pemberdayaan menekankan bahwa orang memperoleh
keterampilan, pengetahuan, dan kekuasaan yang cukup untuk mempengaruhi kehidupannya dan kehidupan orang lain yang menjadi perhatiannya.
7
Menurut peneliti strategi yang digunakan di kegiatan Gangku Hijau dalam pemberdayaan
masyarakat di RW Hijau 16 adalah dengan menggunakan pendekatan non-direktif yaitu bahwa masyarakat tahu apa yang sebenarnya mereka
butuhkan dan apa yang baik untuk mereka. Peran ibu-ibu PKK adalah membantu mempercepat perubahan terjadi.
Dalam menjalankan kegiatan pemberdayaan, kegiatan Gangku Hijau menggunakan teknik non-direktif, oleh karena itu tujuan pendekatan ini dalam
upaya pengembangan masyarakat ialah agar masyarakat memperoleh pengalaman belajar untuk mengembangkan dirinya masyarakat tersebut
melalui pemikiran dan tindakan yang dirumuskan oleh mereka. Pendekatan non-direktif ini sering juga dianggap sebagai pendekatan yang bersifat
6
Wawancara dengan ibu Kuswati, 25 maret 2016, lapangan PAUD.
7
Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat Kajian Strategi Pembangunan Kesejahteraan sosial dan Pekerjaan Sosial, Bandung: PT Refika
Aditama, 2005, h.59
partisipatif. Dalam penerapan di lapangan, pemilihan antara pendekatan direktif dan
non-direktif perlu disesuaikan dengan tingkat perkembangan masyarakatnya. Perkembangan pada masyarakat RW 16 Baktijaya Depok dalam melakukan
kegiatan pemberdayaan sudah mampu memilih apa yang mereka butuhkan. Lingkungan RW Hijau 16 Baktijaya Depok sudah menjadi kampung
percontohan di daerah Depok itu sendiri. Untuk warga masyarakat di RW 16 hampir semua masyarakat berpartisipasi dalam kegiatan Gangku Hijau,
membuat gang dan rumah mereka sejuk dan nyaman dengan penghijauan. Gang yang lebih asri dan sejuk dari pada gang yang lainnya adalah gang di RT 6.
Bukan berarti gang yang lain tidak asri dan sejuk dikarenakan di gang RT 6 luas jalan tidak terlalu luas hanya motor saja yang bisa melintasi dan tidak ada
lalu-lalang mobil. Di gang RT 6 melakukan pengecatan jalanannya diberi cat hijau, tanaman pot berjajar dari depan gang sampai belakang gang RT 6. Gang
tersebut terlihat lebih rapi, bersih, dan hijau sekali, sedangkan saluran air Got di depan rumah mereka dibuat dari keramik sehingga mudah sekali untuk
dibersihkan. Akan tetapi tidak memutuskan semangat masyarakat di RT yang lainnya, mereka tetap menanam tanaman mereka di halaman rumah saja. Justru
gang RT 6 dijadikan motivasi mereka untuk tetap menjaga dan merawat penghijauan di rumah mereka masing-masing atau di gang mereka. Karena
mereka sadar penghijauan sangat dibutuh sekali untuk diri mereka sendiri dan membuat lingkungan menjadi lebih sejuk dengan adanya penghijauan
dibandingkan sebelumnya yang tidak ada penghijauan sama sekali menjadikan lingkungan mereka terasa panas dan tidak sejuk.
Akan tetapi masih ada kendala dalam melakukan kegiatan Gangku Hijau ini yaitu masih susah memotivasi warganya terutama warga yang masih kurang
kesadarannya terhadap lingkungan. Menurut penuturan Ibu Dwi Hastuti mengenai kendala dalam melakukan kegiatan Gangku Hijau ini adalah:
“ Jika ditanya kendala yang jelas biaya, karena semakin banyak program, akan tetapi kendala yang utama adalah sulitnya memotivasi warga terutama
warga yang kesadarannya kurang terhadap lingkungan. Caranya supaya gampang kami yang memberi contoh keteladanan, keteladanan itu penting.
Jadi sebagai pengurus jangan asal memberi perintah saja untuk kerja bakti, misalnya besok kerja bakti ya bapak-bapak lalu warganya tidur, lebih baik
turun saja langsung. Jadi bapak RT dan beberapa orang yang kerja bakti akan ditanya sedang kerjain apa pak? Setelah itu warganya jadi ikut turun
langsung. Jadi keteladananlah contoh dari itu semua.”
8
Keberhasilan pemberdayaan masyarakat dapat dilihat dari keberdayaan mereka menyangkut kemampuan ekonomi, kemampuan mengakses manfaat
kesejahteraan, dan kemampuan kultural dan politis. Tujuan pemberdayaan menunjukkan keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah perubahan
sosial, yaitu masyarakat yang berdaya, memiliki kekuasaan atau mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik yang
bersifat fisik, ekonomi, maupun sosial seperti kepercayaan diri, mampu menyampaikan aspirasi, mempunyai mata pencaharian, berpartisipasi dalam
kegiatan sosial, dan mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupannya.
8
Wawancara Pribadi dengan Ibu Dwi Hastuti, di depan halaman PAUD, tanggal 15 desember 2015
Hasil penelitian ini memang tidak menghasil perekonomian masyarakat di RW hijau 16 meningkat. Akan tetapi dengan adanya kegiatan Gangku Hijau
ini masyarakat sadar betapa pentingnya penghijaun di lingkungan sendiri. Seperti yang diungkapkan oleh ibu Dwi Hastuti:
9
“Secara materi tidak ada, akan tetapi yang pertama kenyamanan, kesegaran tinggal ditempat gang yang hijau, kalau saya pribadi bisa kenal
orang banyak dari mana-mana jadi pergaulan. Hasil berikutnya pengalaman yaitu megikuti lomba, jadi itu hasil yang tidak terukur dengan
uang”.
Jadi pemberdayaaan dalam kegiatan Gangku Hijau di RW Hijau 16 ini merupakan staretgi aras mikro dan aras mezzo pemberdayaan dengan
menggunakan bimbingan terhadap kilen secara individu dan pemberdayaan menggunakan kelompok sebagai media intervensi melalui pendidikan sebagai
startegi untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat. Pendidikan dengan cara saling memberitahu bagaimana menjaga dan merawat
penghijauan di rumah masing-masing dengan baik dan benar. Bukan hanya saat diadakan lomba saja, akan tetapi dalam kesehariannya.
B. Manfaat yang diperoleh setelah melaksanakan kegiatan Gangku Hijau dalam Melestarikan Lingkungan
Dalam prosesnya, pemberdayaan harus memiliki strategi untuk menjalankan program-programnya. Strategi dalam program lingkungan
diperlukan agar dalam penerapan program tersebut dapat bermanfaat. Hasil dari melaksanakan kegiatan gangku hijau ini didapat oleh warga
9
Wawancara Pribadi dengan Ibu Dwi Hastuti.
masyarakat yang mengikuti kegiatan Gangku Hijau, manfaatnya bisa dirasakan untuk mereka sendiri, mereka yang melaksanakan kegiatan Gangku Hijau
mendapatkan manfaat pentingnya penghijauan di rumah sendiri. Menurut salah satu penuturan warga yang melaksanakan kegiatan
Gangku Hijau yang peneliti wawancarai bahwa manfaat yang didapatkan setelah mengikuti kegiatan Gangku Hijau.
Menurut ibu Tini Rusdi, “Manfaatnya ada, yang untuk tanaman toga bisa kita pakai, untuk obat kita sendiri yang bisa di pakai saja seperti sakit perut,
kita bisa ambil pucuknya jambu biji, dan manfaatnya untuk sendiri ada”.
10
Begitu juga dengan ibu Turmini, “iya ada manfaatnya juga, dengan selain hijau lingkungan, tanaman sayur-mayur bisa kita manfaatkan untuk masak
dan tanaman toga juga bisa obat untuk kita sendiri”.
11
Sedangkan menurut penuturan Ibu Hj. Sri Toti Ketua PKK RW bahwa manfaat kegiatan Gangku Hijau yang di dapatkan oleh masyarakat RW 16
Baktijaya adalah: “Dengan mendapatkan penanaman gang yang hijau. Kita bisa mendapatkan
O2 yang banyak, jadi udara kita semakin segar, semakin hijau, semakin teduh bahkan semakin asrilah ya. Jadi selain asri, keindahan, kita
mendapatkan udara yang segar dengan adanya pohon-pohon”.
12
Sedangkan menurut ibu Heni manfaat kegiatan Gangku Hijau adalah: “Lingkungan menjadi teduh dan sejuh dan manfaat itu dari kita untuk kita
juga”
13
10
Wawancara Pribadi dengan Ibu Tini Rusdi, di depan halaman PAUD, tanggal 15 Desember 2015
11
Wawancara Pribadi dengan Ibu Turmini, di depan halam PAUD, tanggal 15 Desember 2015
12
Wawancara Pribadi dengan Ibu Hj. Sri Toti di ruangan RW, tanggal 13 September 2015
13
Wawancara Pribadi dengan Ibu Heni, di ruangan PAUD, tanggal 15 September 2015
Dari pemaparan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa manfaat yang mereka peroleh dalam mengikuti kegiatan Gangku Hijau, lingkungan mereka
menajdi asri dan nyaman. Rumah mereka masing-masing menjadi indah dengan adanya tanaman-tanaman di depan rumah, bahkan tanaman yang mereka
tanaman bisa menjadi obat. Jika dibandingkan dahulu sebelum adanya penghijauan lingkungan RW
16 ini terasa gersang dan panas. Akan tetapi, setelah adanya penghijauan di lingkungan tersebut suasana lingkungan menjadi sejuk, nyaman dan asri.
Menurut ibu tuti mengatakan: “Sebelumnya lingkungan gersang dan kalau sekarang lebih baiklah
lingkungan, sekarang lebih maju lagi”.
14
Sedangkan menurut ibu Sumarti Wahyuni: “Kayanya lingkungan kami ini memang dari awal sudah nyaman walaupun
memang tidak ada program pemerintahan penghijauan dan sebagainya kami semua sudah melaksanakan secara kemauan sendiri atau swadaya.
Kalau sekarang tambah asri dan nyaman lingkungan kami”.
15
Jadi peneliti simpulkan bahwa hasil yang mereka peroleh dari kegiatan Gangku Hijau tersebut mereka merasakan hasil manfaatnya baik untuk diri
mereka sendiri dan untuk orang banyak. Baik untuk mereka sendiri adalah mereka merasakan aman, nyaman dan sejuk tinggal dirumah mereka sendiri dan
tidak merasa lingkungan menjadi gersang atau panas. Mereka juga jadi menyukai penghijauan, bahkan mereka menjadi hobi dalam penghijauan
14
Wawancara pribadi dengan Ibu Tuti Indrawati, dilapangan PAUD, tanggal 15 September 2015
15
Wawancara pribadi dengan Ibu Sumarti Wahyuni, dilapangan PAUD, tanggal 15 Desember 2015
tanaman di lingkungannya sendiri. Sedangkan hasil baik untuk orang banyak adalah warga yang tidak
tinggal di daerah RW 16 Baktijaya merasakan kesejukan jika berkunjung di daerah tersebut. Jadi masyarakat lain jadi ingin mengetahui penghijaun yang
seperti apa dan bagaimana merawat tanaman yang baik dan benar. RW hijau 16 ini sudah menjadi kampung percontohan untuk RW yang lainnya.
68
BAB V PENUTUP