pemberdayaan masyarakat adalah suatu proses untuk meningkatkan kemampuan atau kapasitas masyarakat dalam memamfaatkan sumber daya
yang dimiliki, baik itu sumber daya manusia SDM maupun sumber daya alam SDA yang tersedia di lingkungannya agar dapat meningkatkan
kesejahteraan hidupnya. Namun upaya yang dilakukan tidak hanya sebatas untuk meningkatkan kemampuan atau kapasitas dari masyarakat untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya, tetapi juga untuk membangun jiwa kemandirian masyarakat agar berkembang dan mempunyai motivasi yang
kuat dalam berpartisipasi dalam proses pemberdayaan. Masyarakat dalam hal ini menjadi pelaku atau pusat proses pemberdayaan.
E. Pengertian Lingkungan.
Bagi manusia, lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitarnya, baik berupa benda hidup, benda mati, benda nyata ataupun
abstrak, termasuk manusia lainnya, serta suasana yang terbentuk karena terjadinya interaksi diantara elemen-elemen di alam tersebut.
Lingkungan dapat diklasifikasikan dengan berbagai cara sebagai berikut:
a. Lingkungan yang hidup biotis dan lingkungan tidak hidup abiotis
b. Lingkungan alamiah dan lingkungan buatan manusia
c. Lingkungan prenatal dan lingkungan postnatal
d. Lingkungan biofisis dan lingkungan psikososial
e. Lingkungan air hydrosfir, lingkungan udara atmosfir, lingkungan
tanah litosfir, lingkungan biologis biosfir, dan lingkungan sosial
sosiosfir.
34
Dalam Undang-undang R.I No. 23 tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup pasal 1 ayat 1 menyebutkan:
“Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang
mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraaan manusia serta makhluk hidup lainnya”.
35
Interaksi manusia dengan lingkungan hidupnya merupakan suatu proses yang wajar dan terlaksana sejak manusia dilahirkan sampai ia
meninggal dunia. Hal ini disebabkan karena manusia memerlukan daya dukung unsur-unsur lingkungan untuk kelangsungan hidupnya. Udara, air,
makanan, sandang, papan, dan seluruh kebutuhan manusia harus diambil dari lingkungan hidupnya.
Kemampuan lingkungan untuk mendukung kehidupan yang ada di dalamnya sering diistilahkan dengan daya dukung lingkungan, daya
toleransi, dan daya tegang, yang dalam istilah asing disebut carrying capacity. Lingkungan tidak dapat mendukung jumlah kehidupan yang tanpa
batas apabila daya dukungan lingkungan itu terlampaui, maka manusia akan mengalami berbagai kesulitan.
36
Interaksi antar makhluk hidup dengan lingkungan abiotik dalam suatu komunitas yang didasarkan pada pola makan, keanekaragaman biota,
34
Juli Soemirat Slamet, Kesehatan Lingkungan, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press,2004, h.36
35
Bahri Ghazali, Lingkungan hidup dalam pemahaman Islam, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996, h.11 cet.1
36
Arif Sumantri, Kesehatan Lingkungan, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013, h.183
dan daur ulang demi keanekaragaman biota, dan daur ulang demi kelangsungan hidup disebut ekosistem. Lingkungan hidup pada manusia
maupun makhluk hidup lainnya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu; a.
Lingkungan hidup Internal Lingkugan hidup internal adalah proses fisiologis dan biokimia yang
berlangsung dalam tubuh manusia pada saat tertentu yang juga mampu menyesuaikan diri dengan perubahan dan keadaan yang terjadi di luar
tubuh untuk kelangsungan hidupnya atau disebut juga bersifat hemeostatis.
b. Lingkungan hidup eksternal
Lingkungan hidup eksternal adalah segala sesuatu yang berupa benda hidup atau mati, ruang energi, keadaan sosial, ekonomi maupun budaya
yang dapat membawa pengaruh terhadap perikehidupan manusia di permukaan bumi ini.
37
Berdasarkan perspektif Islam, manusia diciptakan atas dasar kesia-siaan atau tanpa makna, bahkan hukum-hukum sosial Islam pun
dirancang berdasarkan pada tujuan dan filosofi penciptanya, tentunya hukun dan aturan-aturan ini kadang kala muncul dalam bentuk dorongan, ajakan
ataupun nasihat-nasihat yang hanya memiliki dimensi etika di mana terdapat hukuman ukhrawi atasnya, akan tetapi kadang kala ketika berhadapan
dengan ketiadaan perhatian terhadap aturan dan hukum-hukum ini, maka yang akan berbicara ialah hukuman duniawi.
Terdapat prinsip-prinsip universal dalam Islam yang dapat menjadi
37
Ibid, h.7
sebuah kewajiban bagi seorang warga muslim, seperti: dalam Islam, memberantas
dan memusnahkan
segala sesuatu
yang menjadi
kebergantungan generasi manusia, akan dianggap sebagai sebuah tindakan yang haram, seperti menganiaya sesama dan tidak mengkufuri nikmat-Nya.
Demikian pula dalam prespektif Islam, kegiatan yang memberikan kenyamanan masyarakat dan dalam rangka menjaga keselamatan mereka,
dianggap sebagai sebuah pengabdian dalam keridhaan-Nya, serta ibadah dan penghambaan kepada-Nya, karena seseungguhnya tidak ada tujuan lain
dalam penciptaan manusia selain ibadah.
38
Karena perlindungan terhadap lingkungan hidup, memerhatikan kesehatan lingkungan hidup, dan menghindarkannya dari pencemaran
merupakan sebuah usaha dalam rangka menyelamatkan manusia dari kehancuran dan memberikan kenyamanan pada mereka, maka tindakan
seperti ini memiliki keistimewaan sehingga diletakkan dalam kedudukan wajib atau mustahabdianjurkan.
39
38
Ibid, h.281
39
Ibid, h.282
38
BAB III GAMBARAN UMUM