proses. Pemberdayaan sebagai suatu program, di mana pemberdayaan dilihat dari tahapan-tahapan kegiatan guna mencapai suatu tujuan, yang biasanya
sudah ditentukan jangka waktunya.
27
Sementara itu, pemberdayaan masyarakat sebagai suatu proses adalah suatu kegiatan yang berkesinambungan on-going sepanjang
komunitas itu masih ingin melakukan perubahan dan perbaikan, dan tidak hanya terpaku pada suatu program saja.
28
Menurut Hogan yang dikuti oleh Isbandi Rukminto Adi, meyakini bahwa proses pemberdayaan yang terjadi tidaklah berhenti pada suatu titik
tertentu, tetapi lebih merupakan sebagai upaya berkesinambungan untuk meningkatkan daya yang ada. Meskipun hogan memfokuskan tulisannya
pada pemberdayaan individu, tetapi model pemberdayaan yang bersifat on going process tersebut bukan berarti tidak dapat diterapkan pada level
komunitas.
29
C. Strategi Pemberdayaan Masyarakat
Parsons et. al, menyatakan bahwa proses pemberdayaan umumnya dilakukan secara kolektif. Menurutnya, tidak ada literatur yang menyatakan
bahwa proses pemberdayaan terjadi dalam relasi satu lawan satu antara pekerja sosial dan klien dalam setting pertolongan perseorangan. Meskipun
pemberdayaan seperti ini dapat meningkatkan rasa percaya diri dan kemampuan dari klien, hal ini bukanlah strategi utama pemberdayaan.
27
Ibid, h.211
28
Ibid, h.212
29
Ibid, h.213
Namun demikian, tidak semua intervensi pekerjaan sosial dapat dilakukan
melalui kolektivitas.
Dalam beberapa
situasi, strategi
pemberdayaan dapat saja dilakukan secara individual, meskipun pada gilirannya strategi ini pun tetap berkaitan dengan kolektivitas, dalam arti
mengkaitkan klien dengan sumber atau sistem lain diluar dirinya.
30
Dalam konteks pekerjaan sosial, pemberdayaan dapat dilakukan melalui tiga aras
atau matra pemberdayaan empowerment setting: mikro, mezzo, dan makro. 1.
Aras Mikro. Pemberdayaan dilakukan terhadap klien secara individu melalui bimbingan, konseling, stress management, crisis intervention.
Tujuan utamanya adalah membimbing atau melatih klien dalam menjalankan tugas-tugas kehidupannya. Model ini sering disebut
sebagai pendekatan yang Berpusat pada Tugas task centered approach.
2. Aras Mezzo. Pemberdayaan dilakukan terhadap sekelompok klien.
Pemberdayaan dilakukan dengan menggunakan kelompok sebagai media intervensi. Pendidikan dan pelatihan, dinamika kelompok,
biasanya digunakan sebagai strategi dalam meningkatkan kesadaran. Pengetahuan, keterampilan dan sikap-sikap klien agar memiliki
kemampuan memecahkan permasalahan yang dihadapinya. 3.
Aras Makro. Pendekatan ini disebut juga sebagai Startegi Besar large-system-strategy, karena sasaran perubahan diarahkan ada sistem
lingkungan yang lebih luas. Perumusan kebijakan, perencanaan sosila, kampanye, aksi sosial,
lobbying, pengorganisasian masyarakat,
30
Ibid, h.66
manajemen konflik, adalah beberapa strategi dalam pendekatan ini. Strategi Sistem Besar memandang klien sebagai orang yang memiliki
kompetensi untuk memahami situasi-situasi mereka sendiri, dan untuk memilih serta menentukan strategi yang tepat untuk bertindak.
31
Menurut Batten, pada dasarnya ada dua pendekatan dalam pengembangan masyarakat: yang pertama adalah pendekatan direktif dan
yang kedua adalah pendekatan non direktif. Pendekatan direktif directive approach dilakukan berlandaskan asumsi bahwa community worker tahu
apa yang dibutuhkan dan apa yang baik untuk masyarakat. Dalam pendekatan ini, peranan community worker bersifat lebih dominan karena
prakarsa kegiatan dan sumber daya yang dibutuhkan lebih banyak berasal dari community worker.
32
Sedangkan pendekatan
nondirektif partisipatif,
dilakukan berlandaskan asumsi bahwa masyarakat tahu apa yang sebenarnya mereka
butuhkan dan apa yang baik untuk mereka. Pada pendekatan ini, community worker tidak menempatkan diri sebagai orang yang menetapkan apa yang
baik atau buruk bagi suatu masyarakat. Pemeran utama dalam perubahan masyarakat adalah masyarakat itu sendiri, community worker lebih bersifat
menggali dan mengembangkan potensi masyarakat.
33
Jadi pengertian pemberdayaan masyarakat merupakan strategi untuk mewujudkan
kemampuan dan kemandirian masyarakat. Selain itu,
31
Ibid, h.67
32
Isbandi Rukminto Adi, Intervensi Komunitas Pengembangan Masyarakat sebagai upaya Pemberdayaan Masyarakat, Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada,2012, h.166
33
Ibid ,h.167
pemberdayaan masyarakat adalah suatu proses untuk meningkatkan kemampuan atau kapasitas masyarakat dalam memamfaatkan sumber daya
yang dimiliki, baik itu sumber daya manusia SDM maupun sumber daya alam SDA yang tersedia di lingkungannya agar dapat meningkatkan
kesejahteraan hidupnya. Namun upaya yang dilakukan tidak hanya sebatas untuk meningkatkan kemampuan atau kapasitas dari masyarakat untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya, tetapi juga untuk membangun jiwa kemandirian masyarakat agar berkembang dan mempunyai motivasi yang
kuat dalam berpartisipasi dalam proses pemberdayaan. Masyarakat dalam hal ini menjadi pelaku atau pusat proses pemberdayaan.
E. Pengertian Lingkungan.