Pemberdayaan Masyarakat Melalui Kegiatan Gangku Hijau Dalam Melestarikan Lingkungan: Studi Kasus Rw Hijau 16 Baktijaya Depok

(1)

MELESTARIKAN LINGKUNGAN: STUDI KASUS RW

HIJAU 16 BAKTIJAYA DEPOK

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana

Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh:

NUR HANDAYANI

NIM.1110054000019

JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1437 H / 2016 M


(2)

LINGKUNGAN: STUDI KASUS RW HIJAU 16

BAKTIJAYA DEPOK

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh: Nur Handayani NIM. 1110054000019

Menyetujui Pembimbing Skripsi

Nurul Hidayati, S.Ag., M.Pd. NIP. 19690322 199603 2 001

JURUSAN PENGEMBANGAN MASYRAKAT ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1437 H / 2016 M


(3)

Skripsi berjudul PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI KEGIATAN GANGKU HIJAU DALAM MELESTARIKAN LINGKUNGAN: STUDI KASUS RW HIJAU 16 BAKTIJAYA DEPOK telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada hari rabu, 3 agustus 2016. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) pada Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam.

Jakarta, 3 Agustus 2016 Sidang Munaqasyah

Ketua Merangkap Anggota Sekertaris Merangkap Anggota

Dr. Suparto, S.Ag., M.Ed Ahmad Fatoni, S.Sos.I

NIP. 19710330 199803 1 004

Anggota

Penguji I Penguji II

Muhtadi, M.Si M.Hudri, M.Ag

NIP. 19750601 201411 1 001 NIP.19720606 199803 1 003

Pembimbing

Nurul Hidayati, S.Ag., M.Pd NIP.19690322 199603 2 001


(4)

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 8 Juni 2016


(5)

i Nur Handayani

Pemberdayaan Masyarakat Melalui Kegiatan Gangku Hijau dalam Melestarikan Lingkungan: Studi Kasus RW Hijau 16 Baktijaya Depok

Gangku hijau adalah kegiatan masyarakat untuk membangun dan membudayakan perilaku hijau, bersih, sehat dan bermanfaat di lingkungan RW 16 Baktijaya Depok mengantarkan sebuah konsep baru penataan lingkungan. Saat ini, penataan yang berlaku generik berubah bersama sosok-sosok penggerak yang terus konsisten mentata lingkungan masing-masing RT yang berada pada setiap Gang. Setiap gang dengan sendirinya menegaskan suatu tema tertentu yang menonjol berdasarkan jenis tanamannya. Kegiatan ini sudah berlangsung selama dua belas tahun lamanya.

Masyarakat merupakan pemeran utama dalam strategi pemberdayaan masyarakat, karena masyarakat itulah yang paling mengerti apa yang mereka butuhkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana strategi pemberdayaan masyarakat yang digunakan untuk melakukan kegiatan gangku hijau dan manfaat yang didapatkan setelah mengikuti kegiatan gangku hijau. Melalui proses wawancara dan observasi, dapat diketahui bahwa strategi pemberdayaan masyarakat menggunakan aras mikro dan aras mezzo, sedangkan untuk aras makro strategi belum terarah yang lebih luas jangkauannya, dan strategi ini menggunakan pendekatan non-direktif (partisipatif).

Penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif, yaitu pengamatan, wawancara, atau penelaahan dokumen, guna untuk melihat sejauh mana strategi yang dilakukan RW Hijau 16 Baktijaya Depok dalam melakukan strategi kegiatan gangku hijau dalam melestarikan lingkungan dan mengetahui sejauh mana pemanfaatannya dalam kegiatan tersebut.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan gangku hijau di RW Hijau 16 Baktijaya Depok telah berhasil membuat masyarakat RW 16 sadar akan pentingnya penghijauan di lingkungan tersebut. Dengan timbulnya kesadaran masyarakat mengenai penghijauan lingkungan tersebut menjadi asri, sejuk dan nyaman. Warga masyarakatnya sekarang rajin untuk menanam pepohonan di rumah masing-masing dan saling bergotong royong memperindah gang mereka masing-masing dengan penghijauan. Manfaat yang mereka alami adalah banyak tanaman yang bermanfaat untuk keperluan sehari-hari seperti tanaman cabe, tanaman sayur-mayur dan lain-lain. Banyak manfaat masih yang mereka dapatkan yaitu, tanaman TOGA juga mereka bisa jadikan obat.


(6)

ii Assalamu’alaikum Wr. Wb

Alhamdulillahirabbil ‘alamin. Segala puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan kasih sayang-Nya, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW.

Penulisan karya ilmiah dalam bentuk skripsi merupakan salah satu persyaratan untuk menyelesaikan studi strata satu (S1) guna memperoleh gelar Sarjana Komunikasi Islam di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Kebahagian yang tidak ternilai bagi penulis secara pribadi adalah dapat mempersembahkan hasil yang terbaik kepada kedua orang tua, seluruh keluarga dan pihak-pihak yang telah ikut andil dalam menyelesaikan karya ilmiah ini.

Sebagai bentuk penghargaan yang tidak tertuliskan, penulis sampaikan ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A , selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Arief Subhan, M.A. , selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.


(7)

iii

Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

5. Nurul Hidayati, S.Ag., M.Pd, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktunya memberikan bimbingan dan pengarahan serta membantu literatur dalam proses penyelesaian tugas akhir ini.

6. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi beserta jajarannya, yang senantiasa memberikan ilmu, membimbing, dan memberikan pengarahan selama perkuliahan.

7. Bapak dan Mama tercinta, H. Joko Susanto dan Hj. Aminah terima kasih atas segala perhatian, kasih sayang, semangat, motivasi, do’a, dukungan moril dan materil terhadap penulis dalam menempuh studi.

8. Abang dan adikku tercinta, Nurdin Prio Utomo dan Nur Fitri Marwah yang selalu memberikan semangat dan do’a kepada penulis.

9. Bapak IR. Teguh Hari Widodo selaku Bapak RW 16 Baktijaya yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian.

10. Ibu Hj. Sri Toti dan Ibu Dwi Hastuti yang telah banyak membantu dalam memperoleh data dan informasi yang penulis butuhkan dalam penyusunan skripsi dan seluruh warga RW Hijau 16 Baktijaya Depok.

11. Ustad Muhammad Zuhron bin Djama Ilyas yang telah memberikan nasihat-nasihat dan do’a kepada penulis.


(8)

iv

proses bimbingan. Serta Mia, Nurul, Resa, Badzlia, Sri Rahmayani, Vivih, Yusi, Maya, Desia, Ika, Tiflah, Arya, Taufik, Ujang, Iqbal, Wawan, Heri, Viqih, Fikri, Rendi, Irfan, Anfal, Ade, Adiatma dan lain-lain.

Semua pihak yang tidak bisa disebutkan namanya satu persatu dengan iringan do’a kepada Allah SWT, semoga Allah SWT akan selalu melimpahkan rahmat dan balasan yang tiada tara kepada semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya penulisan skripsi ini. Akhirnya, dengan harapan semoga penyusunan skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Jakarta, 8 Juni 2016

Nur Handayani NIM.1110054000019


(9)

v

ABSTRAK... i

KATA PENGANTAR... ii

DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR GAMBAR... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah... 10

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian... 11

D. Metodologi Penlitian... 11

E. Tinjauan Pustaka... 17

F. Sistematika Penulisan... 20

BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Pengertian Strategi... 22

B. Pengertian Pemberdayaan Masyarakat... 26

C. Strategi Pemberdayaan Masyarakat... 31

D. Pengertian Lingkungan... 34

BAB III GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum RW Hijau 16 Baktijaya Depok... 38


(10)

vi

4. Program Kegiatan... 43

5. Sumber Dana... 46

B. Gambaran Umum Kelurahan Baktijaya Depok... 47

1. Profil Kelurahan Baktijaya dan Geografis Kelurahan Baktijaya... 47

2. Visi dan Misi... 49

3. Struktur Organisasi Kelurahan Baktijaya... 49

4. Demografi Kelurahan Baktijaya... 50

BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS PENELITIAN A. Analisis Pemberdayaan Masyarakat melalui Kegiatan Gangku Hijau dalam Melestraikan Lingkungan di Rukun Warga (RW) 16 Hijau, Baktijaya Depok... 55

B. Manfaat yang diperoleh setelah melaksanakan kegiatan Gangku Hijau dalam Melestarikan Lingkungan... 64

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan... 68

B. Saran... 69

DAFTAR PUSTAKA 71


(11)

vii

1. Tabel 1 Jumlah penduduk menurut Usia... 50

2. Tabel 2 Jumlah penduduk berdasarkan Usia Bekerja... 51

3. Tabel 3 Jumlah penduduk berdasarkan Pendidikan... 52

4. Tabel 4 Jumlah penduduk menurut Mata Pencaharian... 53

5. Tabel 5 Jumlah penduduk menurut Agama... 53


(12)

viii

1. Gambar 1 Struktur Organisasi Rukun Warga 16 Kelurahan Baktijaya Kecamatan Sukmajaya Kota Depok... 40 2. Gambar 2 Struktur Organisasi PKK RW 16 Kelurahan Baktijaya Kecamatan

Sukmajaya Kota Depok... 42 3. Gambar 3 Struktur Organisasi Kelurahan Baktijaya... 49


(13)

1 A. Latar Belakang

Manusia hidup di bumi tidak sendirian, melainkan bersama makhluk lain, yaitu tumbuhan, dan hewan. Makhluk hidup yang lain itu bukanlah sekedar kawan hidup yang hidup bersama secara netral atau pasif terhadap manusia, melainkan hidup manusia itu terkait erat pada mereka. Tanpa mereka manusia tidaklah dapat hidup. Kenyataan ini dengan mudah dapat kita lihat dengan mengandaikan di bumi ini tidak ada tumbuhan dan hewan. Manusia tidak akan mendapatkan oksigen dan makanan. Sebaliknya seandainya tidak ada manusia, tumbuhan, dan hewan akan dapat melangsungkan kehidupannya, seperti terlihat dari sejarah bumi sebelum ada manusia.1

Manusia hidup dari unsur-unsur lingkungan hidupnya, udara untuk pernafasannya, air untuk minum, keperluan rumah tangga dan kebutuhan lain, tumbuhan dan hewan untuk makanan, tenaga dan kesenangan, serta lahan untuk tempat tinggal dan produksi pertanian. Jelas manusia adalah bagian integral lingkungan hidupnya. Ia tak dapat terpisahkan daripadanya. Manusia tanpa lingkungan hidupnya adalah suatu abstraksi belaka.2

Berdasarkan perspektif Islam, manusia diciptakan atas dasar kesia-siaan atau tanpa makna, bahkan hukum-hukum sosial Islam pun dirancang

1

Otto Soemarwoto, Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan, (Jakarta: PT. Djambatan,2004), h. 51

2


(14)

berdasarkan pada tujuan dan filosofi penciptanya, tentunya hukun dan aturan-aturan ini kadang kala muncul dalam bentuk dorongan, ajakan ataupun nasihat-nasihat yang hanya memiliki dimensi etika di mana terdapat hukuman ukhrawi atasnya, akan tetapi kadang kala ketika berhadapan dengan ketiadaan perhatian terhadap aturan dan hukum-hukum ini, maka yang akan berbicara ialah hukuman duniawi.

Karena perlindungan terhadap lingkungan hidup, memerhatikan kesehatan lingkungan hidup, dan menghindarkannya dari pencemaran merupakan sebuah usaha dalam rangka menyelamatkan manusia dari kehancuran dan memberikan kenyamanan pada mereka, maka tindakan seperti ini memiliki keistimewaan (sehingga diletakkan dalam kedudukan wajib atau mustahab/dianjurkan).3

Sikap ramah lingkungan yang diajarkan oleh agama Islam kepada manusia, yaitu agar manusia menjadi pelaku aktif dalam mengolah lingkungan serta melestarikannya.4 Dalam ayat 9 pada suratar-Ruum:

                                  

“Dan apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di muka Bumi dan 3

Ibid,h.282

4

Arif Sumantri,Kesehatan Lingkungan,(Jakarta: PT Fajar Interpratama Mandiri, 2010). Hal.285


(15)

memerhatikan bagaimana akibat (yang diderita) oleh orang-orang sebelum mereka? Orang-orang itu adalah lebih kuat dari mereka (sendiri) dan telah mengolah bumi (tanah) serta memakmurkan lebih banyak dari apa yang telah mereka makmurkan. Dan telah datang kepada mereka rasul-rasul mereka dengan bukti-bukti yang nyata. Maka Allah sekali-kali tidak berlaku zalim kepada mereka, akan tetapi merekallah yang berlaku zalim kepada diri sendiri.”

Maksud yang disampaikan dalam surat ar-Rum ayat 9 di atas menggambarkan agar manusia tidak mengeksploitasi sumber daya alam secara berlebihan yang dikhawatirkan terjadinya kerusakan serta kepunahan sumber daya alam, sehingga tidak memberika sisa sedikit pun untuk generasi mendatang. Untuk itu Islam mewajibkan agar manusia menjadi pelaku aktif dalam mengolah lingkungan serta melestarikannya. Mengolah serta melestarikan lingkungan tercermin secara sederhana dari tempat tinggal (rumah) seorang muslim.

Demikian pula, mengusahakan penghijauan di sekitar tempat tinggal dengan menanam pepohonan yang bermanfaat untuk kepentingan ekonomi dan kesehatan, di samping juga dapat memelihara peredaran udara yang kita hirup agar selalu besih, bebas dari pencemaran. Dalam sebuah hadits yang artinya disebutkan:5

”Tiga hal yang menjernihkan pandangan, yaitu menyaksikan pandangan pada yang hijau lagi asri, pada air yang mengalir, serta pada wajah yang rupawan.” (HR.Ahmad)

Keadaan lingkungan dapat mempengaruhi kondisi kesehatan masyarakat.

5


(16)

Banyak aspek kesejahteraan manusia dipengaruhi oleh lingkungan, dan banyak penyakit dapat dimulai, didukung, ditopang atau dirangsang oleh faktor-faktor lingkungan.6

Salah satu yang mempengaruhi kondisi kesehatan masyarakat adalah sampah. Yang dimaksud dengan sampah ialah segala sesuatu yang tidak lagi dikehendaki oleh yang punya dan bersifat padat. Sampah ini ada yang mudah membusuk dan ada pula yang tidak mudah membusuk. Yang membusuk terutama terdiri atas zat-zat organik seperti sisa sayuran, sisa daging, daun dan lain-lain, sedangkan yang tidak membusuk dapat berupa plastik, kertas, karet, logam, atau pun abu, bahan bangunan bekas, dan lain-lain.7

Sampah merupakan salah satu penyebab kerusakan alam dan lingkungan yang menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat yaitu kesehatan dan lingkungan hidup. Timbunan sampah di lahan-lahan kosong pun dapat menimbulkan bau busuk dan mengundang lalat-lalat yang kemudian dapat menjadi faktor penyakit pencernaan. Terlebih lagi apabila musim hujan, sampah yang di buang atau dihanyutkan ke sungai dapat menghambat aliran air sungai sehingga bila musim hujan datang bisa menyebabkan banjir.

Masalah sampah yang timbul di kota-kota besar adalah karena sulitnya pengumpulan, pengangkutan, pembuangan, pemanfaatan dan pemusnahan sampah, baik sampah yang berasal dari rumah tangga, pasar, industri maupun sampah kantor. Sulitnya penanganan sampah kaitanya dengan buruknya kondisi

6

Ricki M.Mulia,Kesehatan lingkungan,(Yogyakarta: Graha Ilmu,2005), h.1

7

Juli Soemirat Slamet,Kesehatan Lingkungan, (Yogyakarta:Gadjah Mada Univesity Press,2009), h.152


(17)

pemukiman penduduk, karena pertumbuhan permukiman yang padat mempersulit proses pengumpulan dan pengangkutan sampah sehingga akhirnya menumpuk.

Di Indonesia penanganan sampah rumah tangga yang umum dilakukan oleh pemerintah daerah adalah pengelolaan sampah berbasis Tempat Pembungan Akhir (TPA) dimana pengelolaannya masih menggunakan paradigma lama yaitu kumpul-angkut-buang. Untuk itu, perlu dilakukan upaya pengurangan volume sampah mulai dari sumbernya.

Pemilahan sampah tidak pernah berjalan dengan baik. Meskipun telah ada upaya pengomposan dan daur ulang, tapi masih terbatas dan tidak sustainable. Berkaitan dengan sistem pengelolaan persampahan, dasar pengelolaan harus mengedepankan pada minimasi sampah dan pemanfaatan sampah. Keberhasilan penanganan sampah tersebut juga harus didukung oleh tingkat kesadaran masyarakat yang tinggi.

Jakarta sebagai salah satu kota terbesar di Indonesia, pada tahun 1983 setiap harinya menghasilkan sampah tidak kurang dari 17.500 m³, sedangkan yang bisa diangkut dan ditangani oleh pemerintah daerah dengan armada sampahnya hanya seperempat dari jumlah tersebut, sehingga tidak mengherankan bila sampah menumpuk dimana-mana. Cara yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah khusus Ibukota Jakarta untuk menangani sampah adalah dengan membuangnya ke tempat-tempat penimbunan. Pada kota-kota lainnya di Indonesia permasalahannya hampir sama dengan di Jakarta dan setiap harinya


(18)

diperkirakan menghasilkan sampah 5.000 sampah 10.000 m³.8 Jika pada tahun 1983 volume sampah saja sudah mencapai 17.500 m³ setiap harinya, bagaimana dengan sekarang pastinya lebih banyak volume sampah yang dihasilkan setiap harinya.

Itulah sampah salah satu faktor yang mempengaruhi kesehatan lingkungan. Lingkungan yang mendukung gaya hidup bersih juga berperan dalam meningkatkan derajat kesehatan. Dalam kehidupan disekitar kita dapat kita rasakan, daerah yang kumuh dan tidak dirawat biasanya banyak penduduknya yang mengidap penyakit seperti: gatal-gatal, infeksi saluran pernafasan, dan infeksi saluran pencernaan. Penyakit demam berdarah juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan.

Akan tetapi, faktor tidak terciptanya penghijauan lingkungan mempengaruhi juga kesehatan lingkungan. Penghijauan adalah salah satu kegiatan penting yang harus dilaksanakan secara konseptual dalam menangani krisis lingkungan. Begitu pentingnya sehingga penghijauan sudah merupakan program nasional yang dilaksanakan di seluruh Indonesia.

Penghijauan dalam arti luas adalah segala daya untuk memulihkan, memelihara dan meningkatkan kondisi lahan agar dapat berproduksi dan berfungsi secara optimal, baik sebagai pengatur tata air atau pelindung lingkungan. Ada pula yang mengatakan bahwa penghijauan kota adalah suatu usaha untuk menghijaukan kota dengan melaksanakan pengelolaan

8

Yul Harry Bahar,Teknologi penanganan dan pemanfaatan sampah,(Jakarta: PT.Waca Utama Pramesti, 1986), h.4


(19)

Taman-taman kota, taman-taman lingkungan, jalur hijau dan sebagainya.

Dalam hal ini penghijauan perkotaan merupakan kegiatan pengisian ruang terbuka di perkotaan. Penghijuan sebenarnya hampir mirip dengan reboisasi. Jadi penghijauan itu usaha menanam pohon dan tumbuhan di tempat yang dianggap bisa menjadi tumbuh kembang tumbuhan tersebut. Gerakan penghijauan bisa dimulai dari rumah kita sendiri.9

Disamping itu berbagai proses metabolisme tumbuhan hijau dapat memberikan berbagai fungsi untuk kebutuhan makhluk hidup yang dapat meningkatkan kualitas lingkungan. Begitu pentingnya peranan tumbuhan di bumi ini dalarn menangani krisis lingkungan terutama di perkotaan, sangat tepat jika keberadaan tumbuhan mendapat perhatian serius dalam pelaksanaan penghijauan perkotaan sebagai unsur hutan kota.

Dalam hal penghijauan dan pengelolaan sampah ada salah satu perkotaan yang menjalani kegiatan sadar akan kesehatan lingkungan. Salah satu perkotaan tersebut ada di Depok Timur tepatnya di kampung Juanda Baktijaya RW 16. Kampung ini sudah disebut sebagai kampung hijau Juanda karena kampung ini sudah memiliki program penghijauan dilingkungannya. Dalam kegiatan tersebut di namakan RW Hijau 16. RW Hijau 16 adalah sebuah penamaan yang merujuk pada aksi sosial warga yang mengedepankan perilaku hijau dan bersih di lingkungan RW 16. Warga masyarakat di RW 16 ini mempunyai berbagai program dan aksi kegaiatan. Diantaranya program dan aksi Gangku Hijau, Bank

9

Yasri,Manfaat dan pengertian reboisasi dan penghijauan,artikel diakses pada 2 September 2016 dari http://genggaminternet.com/manfaat-dan-pengertian-reboisasi-dan-penghijauan/.


(20)

Sampah dan RW Wisata.

Seiring waktu membangun dan membudayakan perilaku hijau, bersih, sehat dan bermanfaat di lingkungan RW 16 mengantarkan sebuah konsep baru penataan lingkungan. Ketika kriteria penilaian disusun dalam setiap lomba dan kemudian diberlakukan umum, maka secara tidak langsung seluruh Gang dilingkungan RW 16 menjadi hijau, bersih, sehat namun tidak menunjukkan sebuah kekhasan serta memiliki keunikan tertentu.

Saat ini, penataan yang berlaku generik berubah bersama sosok-sosok penggerak yang terus konsisten mentata lingkungan masing-masing RT yang berada pada setiap Gang. Setiap gang dengan sendirinya menegaskan suatu tema tertentu yang menonjol berdasarkan jenis tanamannya. Dalam program dan aksi ini di namakan Gangku Hijau. Gangku Hijau merupakan kegiatan menanam tanaman hias, tanaman obat keluarga (TOGA), dan beraneka ragam tanaman.

Selain program dan aksi Gangku Hijau RW Hijau 16 ini mempunyai program Bank Sampah “Binar”. Bank Sampah yang merupakan kegiatan bersifatsocial engineeringyang mengajarkan masyarakat untuk memilah sampah serta menumbuhkan kesadaran masyarakat dalam pengolahan sampah secara bijak dan pada gilirannya akan mengurangi sampah yang diangkut ke TPA.

Oleh karenanya di RW Hijau16 meluncurkan bank sampah ‘BINAR’ ini sebagai momentum awal membina kesadaran kolektif masyarakat untuk memulai memilah, mendaur-ulang, dan memanfaatkan sampah, karena sampah


(21)

mempunyai nilai jual yang cukup baik, sehingga pengelolaan sampah yang berwawasan lingkungan menjadi budaya baru Indonesia. Beberapa pengelolaan yang telah dilakukan Bank Sampah “BINAR” diantaranya menghasilkan kerajinan dari sampah bekas bungkus plastik/kemasan kopi, pewangi pakaian, susu, dan lain-lain menjadi beragam produk seperti Tas, Tempat Pensil, Dompet, Sarung HP, dan lain-lain.

Dalam program dan aksi ini merupakan kegiatan pemberdayaan masyarakat. Menurut Ife dalam buku Sosiologi Pedesaan dituliskan bahwa pemberdayaan adalah upaya menyediakan sumber daya, peluang, pengetahuan, dan keterampilan bagi masyarakat untuk meningkatkan kapasitas mereka sendiri dan untuk mengambil bagian dan mempengaruhi kehidupan masyarakat mereka.10

Pemberdayaan menunjuk pada keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah perubahan sosial, yaitu masyarakat yang berdaya, meimiliki kekuasaan atau mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik yang bersifat fisik, ekonomi, maupun sosial seperti memiliki kepercayaan diri, mampu menyampaikan aspirasi, mempunyai mata pencaharian, berpartisipasi dalam kegiatan sosial, dan mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupannya.11

Pemberdayaan dan partisipasi merupakan hal yang menjadi pusat

10

Syamsir Salam dan Amir Fadhilah,Sosiologi Pedesaan,(Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2008), h.238.

11

Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, kajian startegi pembangunan kesejahteraan sosial dan pekerjaan sosial, (PT Refika Aditama, 2005), h.59


(22)

perhatian dalam proses pembangunan belakangan ini di berbagai negara. Kemiskinan yang terus melanda dan menggerus kehidupan umat manusia akibat resesi internasional, serta negara-negara setempat menunjukkan perhatian yang sangat besar terhadap startegi partisipasi masyarakat sebagai sarana percepatan proses pembangunan. Karena itu, perlu ditekankan pendekatan pembangunan yang diawali oleh proses pemberdayaan masyarakat lokal.12

Oleh karena itu penulis mengambil judul penelitian “Pemberdayaan

Masyarakat melalui Kegiatan Aksi Gangku Hijau dalam Melestarikan

Lingkungan, Studi Kasus RW Hijau 16, Baktijaya Depok”

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari meluasnya pembahasan, penulis membatasi konsep-konsep yang tercantum dalam judul agar dapat menghasilkan pembahasan yang sistematis, terarah, jelas dan fokus. Penulis membuat batasan masalah yang akan dibahas mengenai strategi pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan aksi gangku hijau dalam melestarikan lingkungan.

2. Perumusan Masalah

Dari pokok pembatasan masalah tersebut, penulis merumuskan beberapa rincian masalah yang jawabannya akan dicari dalam penulisan skripsi ini. Adapun rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:

12

Harry Hikmat, Startegi Pemberdayaan Masyarakat, (Bandung: Humaniora Utama Press, 2004), h.17


(23)

a. Bagaimana pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan Gangku Hijau dalam melestarikan lingkungan di RW hijau 16 Baktijaya Depok?

b. Bagaimana manfaat yang diperoleh setelah melaksanakan kegiatan gangku hijau di RW Hijau 16?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Untuk memperoleh gambaran tentang:

a. Bagaimana pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan aksi Gangku Hijau dalam melestarikan lingkungan di RW Hijau 16 Baktijaya Depok

b. Bagaimana manfaat yang diperoleh setelah melaksanakan kegiatan Gangku Hijau di RW Hijau 16

2. Manfaat Penelitian

a. Untuk menambah ilmu dan wawasan bagi penulis dalam masalah ini, di samping itu juga sebagai bahan pemahaman dari semua ilmu yang di dapat selama di bangku perkuliahan.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan menjadi bahan masukan bagi masyarakat secara umum.

D. Metodologi Penelitian 1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan penulis dalam mengadakan penelitian adalah Pendekatan Penelitian Kualitatif. Menurut Bodgan dan Taylor dalam buku


(24)

metodologi penelitian kualitatif menjelaskan bahwa Metodologi Kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.13

Oleh sebab itu, penulis menggunakan pendekatan Kualitatif untuk menggambarkan dan menganalisis pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan Gangku Hijau dalam melestarikan lingkungan di RW Hijau 16 Baktijaya Depok.

2. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi dua macam, yaitu data primer dan data sekunder;

a. Data Primer

Data primer yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh peneltian (atau petugas-petugasnya) dari sumber pertamanya.14 Data diambil dari pengurus kegiatan RW Hijau 16 yang terdiri dari ketua RW, ketua PKK RW dan data dari masyarakat RW 16 Baktijaya Depok yang mengikuti kegiatan Gangku Hijau.

b. Data Sekunder

Data Sekunder itu biasanya telah tersusun dalam bentuk dokumen-dokumen, misalnya data mengenai keadaan demografis suatu daerah, data mengenai produktivitas suatu perguruan tinggi, data mengenai

13

Lexy J. Moleong. Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000). Cet.13, h.3

14

Sumadi Suryabrata,Metodologi penelitian,(Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2012) hal.39


(25)

persedian pangan disuatu daerah, dan sebagainya.15 Data sekunder penulis peroleh dari Kantor RW Hijau 16, media massa, jurnal, buku-buku dan lain-lain.

3. Penentuan Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian mengambil di Baktijaya RW 16 Kota Depok. Disana penulis melakukan penelitian untuk mendapatkan informasi dari pengurus RW Hijau 16 dengan observasi terlebuh dahulu, wawancara langsung dan untuk mendapatkan data tertulis seperti dokumen, dan data-data yang mendukung penelitian, untuk mengetahui bagaimana pemberdayaan masyarakat melalaui kegiatan Gangku hijau dalam melestarikan lingkungan dan bagaimana respon masyarakat terhadap program RW Hijau 16. Dalam hal ini melakukan interview dengan warga dan mencatat data yang ditemukan di lapangan dan mencocokan dengan data yang didapat dari ketua pelaksana.

Alasan peneliti memilih lokasi Baktijaya RW 16 karena tempat ini menarik sekali untuk diteliti. Lokasi ini mempunyai kegiatan pemberdayaan yang menarik mengenai lingkungan. Hal ini yang membuat peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian di Baktijaya RW 16 Kota Depok tersebut. 4. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Patton terdapat tiga jenis data dalam penelitian kualitatif, yaitu: a. Observasi

Deskripsi kerja lapangan kegiatan, perilaku, tindakan, percakapan, interaksi interpersonal, organisasi atau proses masyarakat, atau aspek lain

15


(26)

dari pengalaman manusia yang dapat diamati. Data terdiri dari catatan lapangan: deskripsi rinci, termasuk konteks dimana pengamatan dilakukan.16

Teknik pengumpulan data yang ditujukan pada kegiatan secara akurat dan mengamati terhadap fenomena lingkungan di RW 16 Baktijaya Depok. b. Wawancara

Pertanyaan terbuka dan teliti hasil tanggapan mendalam tentang pengalaman, persepsi, pendapat, perasaan, dan pengetahuan orang. Data terdiri dari kutipan yang sama persis dengan konteks yang cukup untuk dapat diinterpretasi.17

Penulis juga melakukan wawancara dengan pihak yang bersangkutan dengan RW hijau 16, ketua pendiri Gangku Hijau, pengurus Gangku Hijau dan masyarakat sekitar RW 16 Baktijaya Depok. Informan yang diwawancarai sebanyak 8 orang.

c. Dokumen

Bahan dan dokumen tulis lainnya dari memorandum organisasi, klinis, atau catatan program, memoranda dan coinformance, publikasi dan laporan resmi, catatan harian pribadi, surat-surat, karya-karya artistik, foto, dan memorabilia dan tanggapan tertulis untuk survei terbuka. Data terdiri dari kutipan dari dokumen-dokumen yang di ambil dengan cara mencatat dan

16

Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012). Cet.3, h.65

17


(27)

mempertahankan konteks.18

Penulis juga melakukan dokumentasi cara untuk mengumpulkan data atau informasi. Pengumpulan data atau informasi dengan melihat artikel-artikel tentang RW Hijau 16, foto-foto serta dokumen-dokumen lain yang didapatkan.

5. Analisa Data

Analisa data kualitatif menurut Bogdan dan Biklen adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. Di pihak lain, menurut Saiddel proses berjalannya analisa data kualitatif adalah sebagai berikut:19

a. Mencatat yang menghasilkan catatan lapangan, dengan hal itu diberi kode agar sumber datanya dapat ditelusuri

b. Mengumpulkan, memilah-milah, mengklasifikasikan, mensisntesiskan, membuat ikhtisar, dan membuat indeksnya

c. Berpikir dengan jalan membuat agar kategori data itu mempunyai makna, mencari dan menemukan pola hubungan-hubungan, dan membuat temuan-temuan umum.

Dalam menganalisa data ini, penulis menggunakan analisis deskriptif,

18

Ibid, h.66

19

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Edisi revisi), (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), Cet.23, h.248


(28)

yaitu mengembangkan objek penelitian apa adanya sesuai dengan kenyataan berdasarkan teori yang ada. Pada saat menganalisa data hasil observasi, peneliti menginterpretasikan catatan lapangan yang ada kemudian menyimpulkan. Setelah itu peneleti menganalisa kategori-kategorinya.

6. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Untuk menjaga keabsahan data dan validitas data dalam penelitian, tentunya diperlukan pemeriksaan data untuk menjaga keabsahan data dan validitas data. Dalam hal ini penulis menggunakan langkah Kredibilitas (derajat kepercayaan) dengan menggunakan teknik triangulasi. Menurut Patton dalam buku Lexy J. moleong Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif.20 Teknik triangulasi yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain, hal itu dapat dicapai dengan jalan:21

a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara, misalnya peneliti membandingkan hasil wawancara subjek penelitian dengan hasil temuan pengamatan lapangan tentang program Gangku Hijau di RW 16 Baktijaya Depok.

b. Membandingkan keadaan dan perspektif seorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang lain, misalnya peneliti membandingkan jawaban yang diberikan oleh ketua RW Hijau 16 dengan jawaban

20

Ibid,Hal.330

21


(29)

anggota atau pengurus RW hijau 16.

c. Membandingkan hasil wawancara dengan hasil dokumen yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Penelitian memanfaatkan dokumen atau data sebagai perbandingan.

7. Pedoman Penulisan Skripsi

Untuk penulisan dan penyusunan skripsi, penulis mengacu pada buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiyah Skripsi, Tesis, dan Disertasi UIN Jakarta yang diterbitkan oleh CeQDA (Center for Quality Development and Assurance)UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Cetakan I tahun 2007.

E. Tinjauan Pustaka

Dalam penyusunan skripsi ini sebelum peneliti mengadakan penelitian lebih lanjut kemudian menyusunnya menjadi satu karya ilmiah, maka langkah awal yang peneliti tempuh adalah merangkai terlebih dahulu beberapa karya tulis penelitian yang memiliki tema yang sama dengan yang akan peneliti teliti. Maksud pengkajian ini adalah agar dapat diketahui bahwa apa yang peneliti teliti sekarang tidak sama dengan peneliti sebelumnya.

Adapun setelah peneliti mengadakan suatu kajian kepustakaan peneliti akhirnya menemukan beberapa karya tulis hasil penelitian yang memiliki tema sama dengan yang akan peneliti teliti. Judul-judul tersebut antara lain adalah 1. Dalam skripsi yang berjudul: Strategi Pemberdayaan Masyarakat melalui


(30)

Semper Barat Jakarta Utara, disusun oleh: Erniyati/104054002083, Fak/Jur: Dakwah dan Komunikasi/Pengembangan Masyarakat Islam, lulus: 2010M. Skripsi ini menjelaskan tentang strategi pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan komputer dan bergulir. Strategi pemberdayaan masyarakat untuk peserta pelatihan komputer diberikan bimbingan berupa teori dan praktek. Sedangkan strategi pemberdayaan masyarakat untuk dana bergulir yaitu memberikan pinjaman modal kepada masyarakat untuk mengembangkan usahanya atau memulai usaha baru.22

2. Dalam skripsi yang berjudul: Strategi pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan kelompok wanita tani mina maju bersama dalam pembuatan abon lele di perung poncol rw 02 kelurahan duren mekar, disusun oleh : Irfan Aziz/109054000016, Fak/jur: dakwah dan komunikasi/pengembangan masyarakat islam, lulus: 2014M. Skripsi ini menjelaskan tentang strategi pemberdayaan masayrakat melalui kegaiatan kelompok wanita tani bahwasannya telah membuat para petani atau budidaya ikan lele tidak perlu khawatir apabila ada ikan lele tersebut telah menjadi besar dan tidak dipasarkan, karena ikan lele yang sudah besar tersebut bisa dikelola untuk membuat abon lele. Kelompok wanita tani telah berhasil membangun kepercayaan, potensi, kreatifitas masyarakat.23

22

Erniyati, “Strategi Pemberdayaan Masyarakat melalui Program Pemberdayaan Masyarakat (PPMK) di Kelurahan Semper Barat Jakarta Utara”, (Skripsi SI Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta ,2010).

23

Irfan Aziz, “Strategi Pemberdayaan Masyarakat melalui kegiatan Kelompok Wanita Tani Maju Bersama dalam Pembuatan Abon Lele di Parung Poncol RW02 Kelurahan Duren Mekar”, (Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam


(31)

3. Dalam skripsi yang berjudul: Strategi empiris rasional pemberdayaan perempuan eks penderita kusta melalui program kewirausahaan sosial oleh komunitas nalacity di kampung sitanala tangerang, disusun oleh: Sri Rahmayani/ 1110054000015, Fak/ Jur: Dakwah dan komunikasi/ pengembangan masyarakat islam, lulus:2015M. Skripisi ini menjelaskan tentang program kewirausahaan sosial pada perempuan mantan penderita kusta.24

4. Dalam skripsi yang berjudul: Strategi perlindungan an pemberdayaan anak terlantar melalui program rumah belajar anak lembaga kemanusiaan aksi cepat tanggap (ACT) di kampung muka ancol pademangan jakarta utara, disusun oleh: Amy Habibul Hadi/ 1110054100016, Fak/Jur: dakwah dan komunkasi/ kesejahteraan sosial, lulus: 2015 M. Skripsi menjelaskan tentang program rumah belajar anak fokus pada sasaran anak-anak di kampung muka untuk dibina dan dididik dengan ilmu pengetahuan sekolah secara non formal dan keterampilanlife skill.25

5. Dalam skripsi yang berjudul: Strategi pemberdayaan keluarga melalui program ekstrakurikuler posdaya bina mandiri yayasan bina mulya kelurahan pasir putih sawangan depok, disusun oleh: Mochammad

Negeri Jakarta, 2014).

24

Sri Rahmayani, “Strategi Empiris Rasional Pemberdayaan Perempuan eks penderita Kusta melalui Program Kewirausahaan Sosial oleh Komunitas Nalacity di Kampung Sitanala Tangerang”, (Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2015)

25

Amy Habibul Hadi, “Strategi Perlindungan dan Pemberdayaan Anak Terlantar melalui Program Rumah Belajar Anak Lembaga Kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) di kampung Muka Ancol Pademangan Jakarta Utara”, (Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunkasi, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2015).


(32)

Fadly/105054002049, Fak/jur: dakwah dan komunikasi/ pengembangan masyarakat islam, lulus: 2012 M. Skripsi menjelaskan tentang pemberdayaan yang diterapkan Posdaya Bina Mandiri Yayasan Bina Mulya Pasir Putih Depok menggunakan program pembinaan melalui pemberian pendidikan formal secara gratis kepada setiap anak dari kader Posdaya. Pembinaan dalam bidang ekonomi menggunakan pembinaan dengan bentuk pelatihan-pelatihan berbasis kelompok.26

Adapun perbedaan skripsi peneliti dengan lima skripsi yang diatas jelas berbeda. Skripsi peneliti mengenai strategi pemberdayaan masyarakat melalaui kegiatan gangku hijau dalam melestarikan lingkungan di RW hijau 16 Baktijaya Depok. Skripsi ini menjelaskan pemberdayaan di RW Hijau 16 Baktijaya tentang penghijauan di lingkungan. Kegiatannya dinamakan gangku hijau dengan maksud setiap gang atau RT harus ada penghijauan di lingkungannya. Setiap rumah harus memiliki minimal 20 pot tanaman. Dari penjelasan ini jelas berbeda dengan lima skripsi referensi untuk tinjauan pustaka peneliti.

F. Sistematika Penulisan

Penyajian dalam skripsi ini dijabarkan atas lima bab, dimana antara bab yang satu dengan yang lainnya saling berkaitan dengan masing-masing bab terdiri dari sub-sub, untuk lebih jelas berikut adalah sitematikanya:

26

Mochammady Fadly, “Srategi Pemberdayaan Keluarga melalui Program Ekstrakurikuler Posdaya Bina Mandiri Yayasan Bina Mulya Kelurahan Pasir Putih Sawangan Depok”, (Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan Ilmu komunikasi, Universitas Islam Negeri, 2012).


(33)

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini peneliti akan menjabarkan latar belakang, rumusan dan batasan masalah, tujuan dan manfaat penlitian, metode penelitian (pendekatan penelitian, sumber data, penentuan lokasi penelitian, teknik pengumpulan data, analisa data, keabsahan data dan pedoman penulisan skripsi), tinjauan pustaka dana sistematika penulisan. BAB II : TINJAUAN TEORITIS

Bab ini akan menguraikan kajian teoritis mengenai Pengertian Strategi, Pemberdayaan Masyarakat, Strategi Pemberdayaan Masyarakat, Pendekatan Pemberdayaan Masyarakat dan Lingkungan

BAB III : GAMBARAN UMUM

Pada bab ini terdapat dua sub yang akan peneliti paparkan. Sub pertama akan di paparkan Gambaran Umum RW Hijau 16 terdiri dari profil RW hijau 16, Visi dan Misi RW Hijau 16, Struktur organisasi, Program kegiatan, Sumber dana dan kerja sama. Sub kedua akan di paparkan gambaran umum Kelurahan Baktijaya terdiri dari Profil Kelurahan Baktijaya, Visi dan Misi Kelurahan Baktijaya, dan Demografi Kelurahan Baktijaya.

BAB IV : TEMUAN DAN ANALISIS PENELITIAN

Bab ini berisikan tentang temuan dan analisis mengenai Stretegi pemberdayaan Masyarakat melalui kegiatan gangku hijau dalam


(34)

melestarikan lingkungan di RW hijau 16, Baktijaya Depok dan analisa mengenai manfaat yang diperoleh setelah melaksanakan kegiata aksi gangku hijau.

BAB V : PENUTUP


(35)

23 A. Pengertian Strategi

Di tinjau secara segi etimologi, kata strategi berasal dari Yunani yaitu Strategos yang diambil dari kata Stratos yang berarti militer dan ego yang berarti memimpin. Pada konteks awalnya, startegis diartikan sebagai generalship atau sesat yang dilakukan oleh para jenderal dalam membuat rencana untuk menaklukan musuh dan memenangkan perang.1

Sedangkan arti lain dari kata strategi yang masih sama Negara asal katanya yaitu Yunani, bahwa strategi yaitu strategos yang berarti jenderal.2 Strategi pada mulanya berasal dari peristiwa peperangan, yaitu sebagai suatu siasat untuk mengalahkan musuh. Namun pada akhirnya strategi berkembang untuk semua kegiatan organisasi termasuk keperluan ekonomi, sosial, budaya, dan agama.3

Dalam kamus bahasa Indonesia disebutkan bahwa istilah startegi adalah suatu ilmu yang menggunakan sumber daya untuk melaksanakan kebijakan tertentu.4

Menurut Sondang Siagian, Strategi adalah cara terbaik untuk mempergunakan dana, daya tenaga yang tersedia sesuai dengan tuntunan

1

Setiawan Hari Purnomo dan Zulkiflimansyah, Manajemen Strategi: Sebuah Konsep Pengantar,(Jakarta: LPEE UI, 1999), h.8

2

George Steiner dan John Minner,Manajemen Strategi,(Jakarta: Erlangga), h.20

3

Rafi’udin dan Maman Abdul Djalil, Prinsip dan Strategi Dakwah, (Bandung: Pustaka Setia), h.76

4


(36)

perubahan lingkungan.5 Menurut Chandler, strategi adalah penuntun dasar goals jangka panjang dan tujuan pemberdayaan masyarakat serta pemakaian cara bertindak dan alokasi sumber-sumber yang diperlukan untuk mecarancapai tujuan.6 Kemudian menurut Onong Uchjana, Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan dan manajemen untuk mencapai suatu tujuan. 7 Sedangkan Strategi menurut Steinner dan Minner adalah penempatan misi, penempatan sasaran organisasi, dengan mengingat kekuatan eksternal dan internal dalam perumusan kebijakan tertentu untuk mencapai sasaran dan memastikan implementasinya secara tepat, sehingga tujuan dan sasaran utama organisasi akan tercapai.8

Sementara Lawrence R. Jauch dan William F. Glueck menyatakan bahwa startegi adalah rencana yang disatukan, menyeluruh dan terpadu yang mengaitkan keunggulan strategi perusahaan dengan tantangan lingkungan dan yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh perusahaan.9

Strategi adalah cara terbaik untuk mencapai beberapa sasaran. Untuk menentukan mana yang terbaik menuju sasaran tersebut. Strategi yang digunakan akan tergantung dari kriteria yang digunakan.

Strategi tidak berhenti pada dokumen saja. Ia harus diwujudkan

5

Sondang Siagian, Analysis Serta Perumusan Kebijaksanaan dan Strategi Organisasi,(Jakarta: PT. Gunung Agung, 1986), cet.ke-1, h.17

6

Supriyono, Manajemen Strategi dan Kebijaksanaan Bisnis, (Yogtakarta: BPFC,1985), h.9

7

Onong Uchjana Efendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 1999), h.32

8

George Stainner dan John Minner,Manajemen Stratejik,(Jakarta: Erlangga, 2002), h.20

9

Lawrrence R. Jauch dan William F. Glueck, Manajemen Strategi dan Kebijakan Perusahaan,Edisi ke-3 (Jakarta: Erlangga, 1998), h.12


(37)

dengan pelaksanaan atau implementasinya. Para praktisi sering juga menyebut dengan istilah eksekusi. Strategi tidak ada artinya tanpa eksekusi. Bagaimana aspek pengimplementasian ini dijalankan oleh organisasi demi kesuksesan startegi perusahaan.

Implementasi strategi merupakan rangkaian aktivitas dan pekerjaan yang dibutuhkan untuk mengeksekusi perencanaan startegik. Artinya apa yang kita rumuskan pada strategi dan kebijakan kita terapkan dalam berbagai program kerja, anggaran dan prosedur-prosedur. Untuk memulai proses implementasi, para perencanaan strategik perlu hal berikut:10

1. Siapa yang akan menjalankan perencanaan startegis (yang mengimplemntasikan). Tentang siapa yang mengimplementasikan strategi yang sudah ada dirumuskan biasanya tergantung skala organisasi dan bagaimana struktur yang ada. Namun, secara umum, implementasi sebagian besar dilakukan oleh para manajer dan supervisor.11

2. Apa yang harus dilakukan untuk mencapai arah yang ditentukan. Untuk mengimplementasikan strategi, perusahaan memerlukan rumusan program, anggaran yang akan membiayai pelaksanaan program, dan prosedur untuk memastikan program berjalan seperti yang diharapkan. Rumusan apa yang harus dilakukan yaitu:12

a) Program: program yang dibuat, pertama-tama, harus terkait dengan rumusan strategi yang sudah dibuat. Kemudian, sedapat mungkin

10

M.Taufiq Amir,Manajemen Strategik konsep dan aplikasi,(Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2012), hal. 192

11

Ibid,hal.193

12


(38)

sebuah program bersifat Action-oriented. Karena itulah, dalam dokumen program kerja dianjurkan untuk menuliskan item programnya dengan kata kerja.13

b) Anggaran: begitu kita selesai menyiapkan program, maka sekaligus kita menyiapkan anggaran. Anggaran adalah “program dalam bentuk uang” sehingga, program yang “canggih” jika tidak ada anggaran yang mendukungnya tidak bisa “berbicara” apa-apa. Karena itu, anggaran sering kali disebut juga sebagai darahnya program.14

c) Prosedur: prosedur ini adalah urutan-urutan aktivitas yang harus diselesaikan untuk menyelesaikan sebuah bagian pekerjaan dalam program. Dengan adanya prosedur, maka kita dapat menjamin sebuah pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik, dan hasilnya sesuai dengan harapan kita.15

3. Bagaimana orang-orang yang terlibat bisa bekerja dengan sukses. Agar semua pekerjaan dalam implementasi dapat berjalan mulus, perusahaan perlu mengorganisasi semuanya dengan tepat. Siapa orang yang digunakan untuk pekerjaan tertentu, dan bagaimana cara mengkoordinasikan antarpekerjaan.16

B. Pengertian Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan adalah mengembangkan diri dari keadaan tidak atau kurang berdaya menjadi berdaya, guna mencapai kehidupan yang lebih baik.

13

Ibid,hal.193

14

Ibid,Hal.195

15

Ibid,Hal.196

16


(39)

Pemberdayaan pada intinya membahas bagaimana individu, kelompok, ataupun komunitas berusaha mengontrol kehidupan mereka sendiri dengan keinginan mereka. Pemberdayaan juga dapat diartikan sebagai suatu proses yang relatif terus berjalan untuk meningkatkan kepada perubahan.17

Secara konseptual, pemberdayaan atau pemberkuasaan (empowerment), berasal dari kata power (kekuasaan atau keberdayaan). Karenanya, ide utama pemberdayaan bersentuhan dengan konsep mengenai kekuasaan.18

Pemberdayaan juga menunjuk pada kemampuan orang, khususnya kelompok rentan dan lemah sehingga mereka memiliki kekuatan atau kemampuan dalam (a) memenuhi kebutuhan dasarnya sehingga mereka memiliki kebebasan (freedom), dalam arti bukan saja bebas mengemukakan pendapat, melainkan bebas dari kelaparan, bebas dari kebodohan, bebas dari kesakitan, (b) menjangkau sumber-sumber produktif yang memungkinkan mereka dapat meningkatkan pendapatannya dan memperoleh barang-barang dan jasa-jasa yang mereka perlukan, dan (c) berpartisipasi dalam proses pembangunan dan keputusan-keputusan yang mempengaruhi mereka.19

Secara teknis istilah pemberdayaan dapat disamakan dengan istilah pengembangan. Menurut Imang Mansur Burhan sebagimana dikutip oleh Nanih machendrawaty dan Agus Achmad Syafei mendifinisikan pemberdayaan umat atau masyarakat sebagai upaya untuk membangkitkan potensi umat islam ke arah yang lebih baik, baik dalam kehidupan sosial,

17

Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan Pengembangan Masyarakat dan Intervensi Komunitas,(Jakarta: Fakultas Ekonomi UI, 2000), cet.ke-1, h.32-33

18

Suharto Ph. D,Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat,h.57

19


(40)

politik, maupun ekonomi.20

Amrullah Ahmad mengatakan bahwa “Pengembangan Masyarakat Islam adalah sistem tindakan nyata yang menawarkan alternatif model pemecahan masalah umat dalam bidang sosial, ekonomi dan lingkungan dalam prespektif Islam.21

Pada dasarnya Islam adalah agama pemberdayaan. Dalam pandangan Islam, pemberdayaan harus merupakan gerakan tanpa henti. Hal ini sejalan dengan paradigma Islam sendiri sebagai agama gerakan atau perubahan. Dalam konteks Indonesia, masyarakat Islam sebagai penghuni mayoritas bangsa masih terlalu jauh dari segala keunggulan bila dibandingkan dengan sesama umat manusia dari negara-negara lain. Fakta ini menuntut adanya upaya-upaya pemberdayaan yang sistematis dan terus-menerus untuk melahirkan masyarakat Islam yang berkualitas.22

Sementara itu, menurut Ife sebagaimana dikutip oleh Isbandi Rukminto melihat pemberdayaan secara ringkas sebagai upaya untuk meningkatkan daya (power) dari kelompok yang kurang beruntung (disadvantaged).23

Dengan demikian, pemberdayaan adalah sebuah proses dan tujuan. Sebagai proses, pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk memperkuat kekuasaan atau keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat, termasuk individu-individu yang mengalami masalah

20

Nanih Machendrawaty dan Agus Achmad Syafei,Pengembangan Masyarakat Islam,(Bandung: Rosda Karya,2001), cet. Ke-1, h.42

21

Machendrawaty dan Achmad Syafei,Pengembangan Masyarakat Islam,h.42

22

Ibid, h.41

23

Isbandi Rukminto Adi, Intervensi komunitas & Pengembangan Masyarakat sebagai upaya pemberdayaan masyarakat, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012), h.206, Edisi Revisi


(41)

kemiskinan. Sebagai tujuan, maka pemberdayaan menunjuk pada keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah perubahan sosial, yaitu masyarakat yang berdaya, memiliki kekuasaan atau mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik bersifat fisik, ekonomi, maupun sosial seperti memiliki kepercayaan diri, mampu menyampaikan aspirasi, mempunyai mata pencaharian, berpartisipasi dalam kegiatan sosial, dan mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupannya. Pengertian pemberdayaan sebagai tujuan seringkali digunakan sebagai indikator keberhasilan pemberdayaan sebagai sebuah proses.24

Menurut Parson et.al sebagimana dikutip oleh Edi Suharto Ph.D mengajukan tiga dimensi pemberdayaan yang merujuk pada:

a. Sebuah proses pembangunan yang bermula dari pertumbuhan individual yang kemudian berkembang menjadi sebuah perubahan sosial yang lebih besar

b. Sebuah keadaan psikologis yang ditandai oleh rasa percaya diri, berguna dan mampu mengendalikan diri dan orang lain

c. Pembebasan yang dihasilkan dari sebuah gerakan sosial, yang dimulai dari pendidikan dan politisasi orang-orang lemah dan kemudian melibatkan upaya-upaya kolektif dari orang-orang lemah tersebut untuk memperoleh kekuasaan dan mengubah struktur-struktur yang masih menekan. 25

Berbagai macam bentuk pemberdayaan dipadukan dan saling melengkapi guna menciptakan kesejahteraan masyarakat. Hal yang sering

24

Ibid,h.59-60

25


(42)

kali menjadi masalah adalah bagaimana menyinergikan berbagai macam upaya pemberdayaan masyarakat yang dilakukan berbagai bidang dengan melibatkan berbagai lembaga yang ada, baik itu lembaga pemerintah maupun non pemerintah, ataupun menyinergikan pemberdayaan yang dilakukan berdasarkan bidang yang berbeda. Masalah menyinergikan berbagai upaya pemberdayaan antarbidang yang ada inilah salah satu hal yang paling sulit dalam pelaksanaan pemberdayaan masyarakat.

Salah satu contoh upaya pemberdayaan yang mencoba menyinergikan pemberdayaan ekologi, ekonomi, sosial, dan spritual adalah seperti apa yang dilakukan oleh salah satu komunitas India dalam mengelola sampah dengan proses pembuatan kompos. Salah satu yang dikembangkan adalah memanfaatkan sampah warga guna proses pembuatan pupuk yang dikumpulkan dua sampai tiga kali seminggu kendaraan roda tiga seperti modifikasi becak.26

Upaya yang dilakukan ini, bukan saja bernilai dalam pemberdayaan ekologi di mana mencoba menciptakan lingkungan yang lebih asri, tetapi juga dapat memberikan penghasilan bagi warga dari kelas ekonomi yang kurang beruntung. Di samping itu, juga membantu mereka yang kurang beruntung agar tidak melakukan tindak kejahatan dan mau berbuat baik untuk sesama (mempunyai nilai sosial dan spiritual).

Bila dapat dilihat dari bidang-bidang yang terlibat dalam suatu pemberdayaan masyarakat, upaya pemberdayaan masyarakat juga dapat dilihat dari sisi keberadaannya sebagai suatu program ataupun sebagai suatu

26


(43)

proses. Pemberdayaan sebagai suatu program, di mana pemberdayaan dilihat dari tahapan-tahapan kegiatan guna mencapai suatu tujuan, yang biasanya sudah ditentukan jangka waktunya.27

Sementara itu, pemberdayaan masyarakat sebagai suatu proses adalah suatu kegiatan yang berkesinambungan (on-going) sepanjang komunitas itu masih ingin melakukan perubahan dan perbaikan, dan tidak hanya terpaku pada suatu program saja.28

Menurut Hogan yang dikuti oleh Isbandi Rukminto Adi, meyakini bahwa proses pemberdayaan yang terjadi tidaklah berhenti pada suatu titik tertentu, tetapi lebih merupakan sebagai upaya berkesinambungan untuk meningkatkan daya yang ada. Meskipun hogan memfokuskan tulisannya pada pemberdayaan individu, tetapi model pemberdayaan yang bersifat on going process tersebut bukan berarti tidak dapat diterapkan pada level komunitas.29

C. Strategi Pemberdayaan Masyarakat

Parsons et. al, menyatakan bahwa proses pemberdayaan umumnya dilakukan secara kolektif. Menurutnya, tidak ada literatur yang menyatakan bahwa proses pemberdayaan terjadi dalam relasi satu lawan satu antara pekerja sosial dan klien dalam setting pertolongan perseorangan. Meskipun pemberdayaan seperti ini dapat meningkatkan rasa percaya diri dan kemampuan dari klien, hal ini bukanlah strategi utama pemberdayaan.

27

Ibid, h.211

28

Ibid, h.212

29


(44)

Namun demikian, tidak semua intervensi pekerjaan sosial dapat dilakukan melalui kolektivitas. Dalam beberapa situasi, strategi pemberdayaan dapat saja dilakukan secara individual, meskipun pada gilirannya strategi ini pun tetap berkaitan dengan kolektivitas, dalam arti mengkaitkan klien dengan sumber atau sistem lain diluar dirinya.30 Dalam konteks pekerjaan sosial, pemberdayaan dapat dilakukan melalui tiga aras atau matra pemberdayaan (empowerment setting):mikro, mezzo, dan makro. 1. Aras Mikro. Pemberdayaan dilakukan terhadap klien secara individu melalui bimbingan, konseling, stress management, crisis intervention. Tujuan utamanya adalah membimbing atau melatih klien dalam menjalankan tugas-tugas kehidupannya. Model ini sering disebut sebagai pendekatan yang Berpusat pada Tugas (task centered approach).

2. Aras Mezzo. Pemberdayaan dilakukan terhadap sekelompok klien. Pemberdayaan dilakukan dengan menggunakan kelompok sebagai media intervensi. Pendidikan dan pelatihan, dinamika kelompok, biasanya digunakan sebagai strategi dalam meningkatkan kesadaran. Pengetahuan, keterampilan dan sikap-sikap klien agar memiliki kemampuan memecahkan permasalahan yang dihadapinya.

3. Aras Makro. Pendekatan ini disebut juga sebagai Startegi Besar (large-system-strategy),karena sasaran perubahan diarahkan ada sistem lingkungan yang lebih luas. Perumusan kebijakan, perencanaan sosila, kampanye, aksi sosial, lobbying, pengorganisasian masyarakat,

30


(45)

manajemen konflik, adalah beberapa strategi dalam pendekatan ini. Strategi Sistem Besar memandang klien sebagai orang yang memiliki kompetensi untuk memahami situasi-situasi mereka sendiri, dan untuk memilih serta menentukan strategi yang tepat untuk bertindak.31

Menurut Batten, pada dasarnya ada dua pendekatan dalam pengembangan masyarakat: yang pertama adalah pendekatan direktif dan yang kedua adalah pendekatan non direktif. Pendekatan direktif (directive approach) dilakukan berlandaskan asumsi bahwa community worker tahu apa yang dibutuhkan dan apa yang baik untuk masyarakat. Dalam pendekatan ini, peranan community worker bersifat lebih dominan karena prakarsa kegiatan dan sumber daya yang dibutuhkan lebih banyak berasal daricommunity worker.32

Sedangkan pendekatan nondirektif (partisipatif), dilakukan berlandaskan asumsi bahwa masyarakat tahu apa yang sebenarnya mereka butuhkan dan apa yang baik untuk mereka. Pada pendekatan ini, community worker tidak menempatkan diri sebagai orang yang menetapkan apa yang baik atau buruk bagi suatu masyarakat. Pemeran utama dalam perubahan masyarakat adalah masyarakat itu sendiri, community worker lebih bersifat menggali dan mengembangkan potensi masyarakat.33

Jadi pengertian pemberdayaan masyarakat merupakan strategi untuk mewujudkan kemampuan dan kemandirian masyarakat. Selain itu,

31

Ibid, h.67

32

Isbandi Rukminto Adi,Intervensi Komunitas & Pengembangan Masyarakat (sebagai upaya Pemberdayaan Masyarakat),(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2012), h.166

33


(46)

pemberdayaan masyarakat adalah suatu proses untuk meningkatkan kemampuan atau kapasitas masyarakat dalam memamfaatkan sumber daya yang dimiliki, baik itu sumber daya manusia (SDM) maupun sumber daya alam (SDA) yang tersedia di lingkungannya agar dapat meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Namun upaya yang dilakukan tidak hanya sebatas untuk meningkatkan kemampuan atau kapasitas dari masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, tetapi juga untuk membangun jiwa kemandirian masyarakat agar berkembang dan mempunyai motivasi yang kuat dalam berpartisipasi dalam proses pemberdayaan. Masyarakat dalam hal ini menjadi pelaku atau pusat proses pemberdayaan.

E. Pengertian Lingkungan.

Bagi manusia, lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitarnya, baik berupa benda hidup, benda mati, benda nyata ataupun abstrak, termasuk manusia lainnya, serta suasana yang terbentuk karena terjadinya interaksi diantara elemen-elemen di alam tersebut.

Lingkungan dapat diklasifikasikan dengan berbagai cara sebagai berikut:

a. Lingkungan yang hidup (biotis) dan lingkungan tidak hidup (abiotis) b. Lingkungan alamiah dan lingkungan buatan (manusia)

c. Lingkungan prenatal dan lingkungan postnatal d. Lingkungan biofisis dan lingkungan psikososial

e. Lingkungan air (hydrosfir), lingkungan udara (atmosfir), lingkungan tanah (litosfir), lingkungan biologis (biosfir), dan lingkungan sosial


(47)

(sosiosfir).34

Dalam Undang-undang R.I No. 23 tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup pasal 1 ayat (1) menyebutkan:

Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraaan manusia serta makhluk hidup lainnya”.35

Interaksi manusia dengan lingkungan hidupnya merupakan suatu proses yang wajar dan terlaksana sejak manusia dilahirkan sampai ia meninggal dunia. Hal ini disebabkan karena manusia memerlukan daya dukung unsur-unsur lingkungan untuk kelangsungan hidupnya. Udara, air, makanan, sandang, papan, dan seluruh kebutuhan manusia harus diambil dari lingkungan hidupnya.

Kemampuan lingkungan untuk mendukung kehidupan yang ada di dalamnya sering diistilahkan dengan daya dukung lingkungan, daya toleransi, dan daya tegang, yang dalam istilah asing disebut carrying capacity. Lingkungan tidak dapat mendukung jumlah kehidupan yang tanpa batas apabila daya dukungan lingkungan itu terlampaui, maka manusia akan mengalami berbagai kesulitan.36

Interaksi antar makhluk hidup dengan lingkungan abiotik dalam suatu komunitas yang didasarkan pada pola makan, keanekaragaman biota,

34

Juli Soemirat Slamet, Kesehatan Lingkungan, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press,2004), h.36

35

Bahri Ghazali, Lingkungan hidup dalam pemahaman Islam, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), h.11 cet.1

36

Arif Sumantri, Kesehatan Lingkungan,(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013), h.183


(48)

dan daur ulang demi keanekaragaman biota, dan daur ulang demi kelangsungan hidup disebut ekosistem. Lingkungan hidup pada manusia maupun makhluk hidup lainnya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu;

a. Lingkungan hidup Internal

Lingkugan hidup internal adalah proses fisiologis dan biokimia yang berlangsung dalam tubuh manusia pada saat tertentu yang juga mampu menyesuaikan diri dengan perubahan dan keadaan yang terjadi di luar tubuh untuk kelangsungan hidupnya atau disebut juga bersifat hemeostatis.

b. Lingkungan hidup eksternal

Lingkungan hidup eksternal adalah segala sesuatu yang berupa benda hidup atau mati, ruang energi, keadaan sosial, ekonomi maupun budaya yang dapat membawa pengaruh terhadap perikehidupan manusia di permukaan bumi ini.37

Berdasarkan perspektif Islam, manusia diciptakan atas dasar kesia-siaan atau tanpa makna, bahkan hukum-hukum sosial Islam pun dirancang berdasarkan pada tujuan dan filosofi penciptanya, tentunya hukun dan aturan-aturan ini kadang kala muncul dalam bentuk dorongan, ajakan ataupun nasihat-nasihat yang hanya memiliki dimensi etika di mana terdapat hukuman ukhrawi atasnya, akan tetapi kadang kala ketika berhadapan dengan ketiadaan perhatian terhadap aturan dan hukum-hukum ini, maka yang akan berbicara ialah hukuman duniawi.

Terdapat prinsip-prinsip universal dalam Islam yang dapat menjadi

37


(49)

sebuah kewajiban bagi seorang warga muslim, seperti: dalam Islam, memberantas dan memusnahkan segala sesuatu yang menjadi kebergantungan generasi manusia, akan dianggap sebagai sebuah tindakan yang haram, seperti menganiaya sesama dan tidak mengkufuri nikmat-Nya. Demikian pula dalam prespektif Islam, kegiatan yang memberikan kenyamanan masyarakat dan dalam rangka menjaga keselamatan mereka, dianggap sebagai sebuah pengabdian dalam keridhaan-Nya, serta ibadah dan penghambaan kepada-Nya, karena seseungguhnya tidak ada tujuan lain dalam penciptaan manusia selain ibadah.38

Karena perlindungan terhadap lingkungan hidup, memerhatikan kesehatan lingkungan hidup, dan menghindarkannya dari pencemaran merupakan sebuah usaha dalam rangka menyelamatkan manusia dari kehancuran dan memberikan kenyamanan pada mereka, maka tindakan seperti ini memiliki keistimewaan (sehingga diletakkan dalam kedudukan wajib atau mustahab/dianjurkan).39

38

Ibid, h.281

39


(50)

38

A. Gambaran umum RW Hijau 16 Baktijaya depok 1. Profil RW 16 Baktijaya Depok

Rukun Warga 16 (RW 16) adalah bagian dari Kelurahan Baktijaya, Kecamatan Sukmajaya, Depok. RW 16 terdiri 10 RT dengan luas area kurang lebih 4,25 Hektar, sampai saat ini dihuni oleh 2046 jiwa terdiri dari laki-laki: 1067 jiwa, perempuan: 989 jiwa dengan jumlah kepala keluarga: 551.1

RW Hijau 16 adalah sebuah penamaan yang merujuk pada aksi sosial warga yang mengedepankan perilaku hijau dan bersih dilingkungan RW 16. Aksi sosial warga ini telah mengantarkan RW 16 mencapai prestasi ditingkat kota Depok sebagai RW Hijau,Bersih dan Teduh. Propinsi Jawa Barat selaku Juara 2 Lomba HATINYA PKK serta Nasional mewakili Kota Depok dalam penilaian Adipura, Kota Sehat dan Kampung Iklim.2

Berbagai upaya yang dilakukan untuk membangun komitmen sebagai syarat keberhasilan konsep ini , adalah :3

a. Menjaga kebersihan lingkungan dengan pendekatan Lomba K-3 antar lingkungan RT.

b. Memilah sampah organik dan mengolahnya menjadi kompos oleh PKK dan kelompok Ibu-ibu Dasawisma

1

Profil RW 16 Baktijaya Depok

2

Wawancara pribadi dengan Ibu Dwihastuti selaku bendahara RT6, Depok 24 Juni 2015

3


(51)

c. Membuat lubang biopori disekitar rumah untuk membantu resapan air sehingga tidak semua air terbuang

d. Menata dan menjaga saluran air agar bersih tidak tergenang

e. Aksi tanam pohon dengan berbagai media tanam dengan target memperindah lingkungan

f. Menjaga ketahan pangan dari halaman rumah dan pekarangan 2. Visi dan Misi

a. Visi

“Terwujudnya RW 16 yang mandiri dalam mengelola lingkungan di bidang ekonomi, pembangunan, sosial, dan budaya serta memberikan pelayanan administrasi warga/masyarakat yang ramah, cepat dan akurat.”4

b. Misi

1) Memberikan pelayanan administrasi kependudukan yang ramah, cepat dan akurat kepada warga/masyarakat

2) Mengelola keuangan yang dapat memberikan konstribusi terhadap pembangunan dan kegiatan lingkungan

3) Memberikan pelayanan dan pembinaan serta memelihara ketentraman dan ketertiban lingkungan RW 16

4) Meningkatkan kesejahteraan warga/masyarakat dengan memberdayakan unit-unit binaan RW 16 melalui swadaya warga/masyarakat dan santunan pemerintah

4


(52)

5) Menyelenggarakan usaha perekonomian di segala kegiatan yang dapat meningkatkan nilai ekonomi warga/masyarakat.5

3. Struktur Organisasi

Susunan organisasi merupakan elemen yang penting untuk mencapai tujuan bersama. Di mana dalam struktur itu ada sebuah mekanisme kepengurusan yang disusun atau dibangun secara teratur untuk mencapai tujuan bersama. Karena aspek ini akan menjadi dasar dari bagian dan mekanisme tugas dan tanggung jawab para pengurus yang terlibat, selanjutnya akan berpengaruh terhadap kualitas dan kuantitas program.

Gambar 1

Srtuktur Organisasi Rukun Warga 16 Kelurahan Baktijaya Kecamatan Sukamajaya

Kota Depok

Sumber: Profil RW 16 Baktijaya Depok tahun 2011-2014 5

Ibid

Pembina Lurah Baktijaya

Ketua RW 16 IR. Teguh Hari Widodo Penasehat

Drs. Tri Prianggono, MM H. Muchayar Saputra

Wakil Ketua RW 16 M. Sidik Sofyan

Bendahara Budi Widodo

Sekertaris Drs. Kasimin Hadi, MSI


(53)

a. Koordinator RW 16:

1) Koord. Trantib : N.I Hardini

2) Koord. Kessos : Kandar Sutarman dan Sumidjan 3) Koord. PPL : Sutito dan Herri Setiawan, ST

4) Koord. Ekonomi : Nasikhudin dan Lewi Octaviano, A.md. Ak 5) Koord. Poseni : Sumarno dan Imam Prasetyo

6) Humas : Drs. Yonnie Eko. M dan Suyono, SE 7) Koord. RTP : Cekwi Azis dan Paino

b. Pengurus RT:

1) Rukun Tetangga 01 : Triyono, Rizki Chaironi, S.Ag , dan Garmayana Yudihi

2) Rukun Tetangga 02 : Mudiyanto, Sarjupri, S.Pd , dan Sugiyono 3) Rukun Tetangga 03 : Amirullah, Soleh Mansyur dan H. Sariman 4) Rukun Tetangga 04 : Marsigit, Aries Susanto dan Ardian. G 5) Rukun Tetangga 05 : M.Fitah Lailani, Sumrahadi, dan Muchtadi 6) Rukun Tetangga 06 : Hardjito, Lewi Octaviano, dan Siful Bakri 7) Rukun Tetangga 07 : Sardjono, Syahril Rahman, dan Dadan Budiman 8) Rukun Tetangga 08 : Drs. Ridwan, Imam Prasetyo, dan Edi Nugroho,

S.Sos

9) Rukun Tetangga 09 : Tjasmudi, Indranela.D, dan Herry Yanto 10) Rukun Tetangga 10 : M.Ali Irwan, Hadian Iman. S, dan Satri Said


(54)

Gambar 2

Struktur Organisasi PKK RW 16

Kelurahan Baktijaya Kecamatan Sukmajaya Kota Depok

Sumber: Profil RW 16 Baktijaya Depok tahun 2011-2014 a. Dasa Wisma:

1) Dasa Wisma RT1 : Ratwan 2) Dasa Wisma RT2 : S.Sumarsini 3) Dasa Wisma RT3 : Shita.M 4) Dasa Wisma RT4 : Maryati 5) Dasa Wisma RT5 : Ira

6) Dasa Wisma RT6 : Renni.CH 7) Dasa Wisma RT7 : SW.Alwani 8) Dasa Wisma RT8 : Dini. N

Ketua PKK RW 16 Hj. Sri Toti. R

Sek.I Turmini

Sek.II Triyani

Wakil Ketua PKK RW Nur Aini

Bendahara Hj. Tati DJ

Ketua PKK RT 1

Gadari. Y

Ketua PKK RT 2

Djumiati

Ketua PKK RT 3

Scholatika

Ketua PKK RT 4

Ramsiah

Ketua PKK RT 5 Tuti Heryani

Ketua PKK RT 6

Elfina

Ketua PKK RT 7

Sri Teteki

Ketua PKK RT 8 Wahyuniningsih

Ketua PKK RT 9 HJ. SW Marhaeni

Ketua PKK RT 10


(55)

9) Dasa Wisma RT9 : Ely.ST.A 10) Dasa Wisma RT10 : Kuswati b. SUB.Bidang:

1) Rohani Islam : Sumiati E.Z dan Nur Amalia 2) Kesra/Sosial : Mulyati dan T.Sri Indrayati 3) Koprasi : Hj. Henni dan Indranella

4) Rohani non Islam : Nining Kadarini dan Martha C.P 5) Kesehatan : Hj.Dr. Sumarti dan Atikah.S 6) Olahraga : Djumiati dan Mulyaningsih

7) Kesenian : Siti Choiriyah dan R.Nursariningsih 8) Keterampilan : Hera dan Evi

9) Arisan : Sri .M

4. Program Kegiatan

Program-program dan kegiatan yang dilakukan di RW Hijau 16 merujuk pada aksi warga yang mengedepankan perilaku hijau dan bersih dilingkungan tersebut. Adapun program yang dimiliki RW Hijau 16, yaitu:6

6

Wawancara Pribadi dengan ibu Dwihastuti selaku Bendahara RT 6, Depok 24 Juni 2015


(56)

a. Program Gang Ku Hijau

Seiring waktu membangun dan membudayakan perilaku hijau, bersih, sehat dan bermanfaat di lingkungan RW 16 mengantarkan sebuah konsep baru penataan lingkungan. Program ini awalnya dari perlombaan dan sekarang menjadi budaya di RW hijau 16 ini.

Ketika kriteria penilaian disusun dalam setiap lomba dan kemudian diberlakukan umum, maka secara tidak langsung seluruh Gang di lingkungan RW 16 menjadi hijau, bersih, sehat namun tidak menunjukkan sebuah kekhasan serta memiliki keunikan tertentu. Tanaman yang ditanam tidak ditanam ditanah lahan kosong karena sangat minim sekali tanah kosong di RW Hijau 16 ini. Akan tetapi warga menanam tanaman dengan menggunakan pot. 7

Saat ini, penataan yang berlaku generik berubah bersama sosok-sosok penggerak yang terus konsisten mentata lingkungan masing-masing RT yang berada pada setiap Gang. Setiap gang dengan sendirinya menegaskan suatu tema tertentu yang menonjol berdasarkan jenis tanamannya. 8

Gang RT 06 yang sangat kaya dengan berbagai fariasi tanaman obat makin menegaskan bahwa Gang ini adalah Gang Tanaman Obat Keluarga (TOGA) lebih dari 100 jenis taman Toga ada disetiap halaman dan pot-pot sepanjang jalan di gang tersebut.

7

RW Hijau 16,Satu Gang Satu tema,data ini diakses pada hari senin tanggal 25 januari 2016, https://rwhijau16.wordpress.com/2013/07/01/satu-gang-satu-tema/

8


(57)

Sedangkan di gang RT 08 menjadi gang dengan model tanaman buah dalam pot yang paling produktif. Berbagai jenis tanaman buah berjejer sepanjang jalan gang tersebut.9

Gang RT 01, pergola Bougenville menjadi lorong indah gang ini. Tanaman hias mendominasi sepanjang halaman depan rumah-rumah warga, kembang dan bunga serta bentuk tanaman hias lainnya menambah warna dan bentuk. Sedangkan di gang RT 05, Gang yang akan dikonsep menjadi kawasan tanaman pangan berbasis halaman rumah dengan jenis tanaman beragam seperti Jagung, Terong, Bayam, Bawang, Tomat. 10

Dalam program tersebut setiap gang terdapat lubang biopori. Lubang biopori ini tidak dibuat di lahan kosong karena memang sangat minim sekali lahan kosong di RW hijau 16. Akan tetapi lubang biopori tersebut dibuat di got atau selokan air. 11

b. Bank Sampah

Bank sampah adalah suatu institusi yang di dirikan dengan tujuan mengurangi jumlah sampah yang masih memiliki jumlah ekonomi, sehingga menghasilkan ekonomi. Bank sampah ini juga mendaur ulang sampah yang mempunyai pengertian sebagai proses menjadikan bahan bekas atau sampah menjadi bahan baru yang dapat digunakan kembali, dan dijual ke pengepul dimana bisa bermanfaat penambahan ekonomi warga. 12

9

Ibid

10

Ibid

11

Ibid

12


(58)

Dengan proses daur ulang, sampah dapat menjadi sesuatu yang berguna sehingga bermanfaat untuk mengurangi penggunanaan bahan baku yang baru. Manfaat lainnya adalah menghemat energi, mengurangi kerusakan lahan, dan emisis gas rumah kaca dari pada proses pembuatan barang baru.13

Bank Sampah yang merupakan kegiatan bersifatsocial engineeringyang mengajarkan masyarakat untuk memilah sampah serta menumbuhkan kesadaran masyarakat dalam pengolahan sampah secara bijak dan pada gilirannya akan mengurangi sampah yang diangkut ke TPA.14

Beberapa pengelolaan yang telah dilakukan Bank Sampah diantaranya menghasilkan kerajinan dari sampah bekas bungkus plastik/kemasan kopi, pewangi pakaian, susu,dan lain-lain, menjadi beragam produk seperti Tas, Tempat Pensil, Dompet, Sarung HP, dan lain-lain.

5. Sumber Dana

Dana yang menunjang kegiatan RW Hijau 16 berasal dari swadaya atau masyarakat sendiri. Dana bantuan berupa uang tunai dari pemerintah, kelurahan dan lain-lain belum mendapatkannya. Jadi jika ada kegiatan RW hijau 16 masyarakat sendiri yang mengumpulkan dana dengan bantuan seikhlasnya.15

http://banksampahgreenhouse.com

13

Ibid

14

RW Hijau 16, Bank Sampah Depok Binar,data ini diakses pada hari senin tanggal 25 Januari 2016, https://rwhijau16.wordpress.com/2013/03/05/bank-sampah-depok-binar/

15

Wawancara pribadi dengan ibu H.Sri Toti selaku ketua PKK RW, Depok 13 September 2015


(59)

B. Gambaran Umum Kelurahan Baktijaya

1. Profil Kelurahan Baktijaya dan Geografis Kelurahan Baktijaya Kelurahan : Baktijaya

Kecamatan : Sukmajaya

Kota : Depok

Berdasarkan ketentuan pasal 45 ayat (3) Peraturan Daerah Kota Depok Nomor: 8 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah, Lurah bertanggungjawan kepada Walikota Depok melalui Camat. Selanjutnya peraturan Walikota Nomor 49 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Kelurahan yang terdapat dalam ketentuan pasal 3 ayat (2) hurup (1), yang menyatakan bahwa “Lurah mempunyai fungsi pengkoordinasian penyusunan Laporan Tahunan Kelurahan”.16

Kelurahan Baktijaya merupakan salah satu kelurahan yang berada pada wilayah Kecamatan Sukmajaya Kota Depok dengan luas wilayah ±295 Ha, dengan batasan wilayah:17

Sebelah Utara : Kelurahan Tugu Sebelah Timur : Kelurahan Cisalak Sebelah Selatan : Kelurahan Abadijaya Sebelah Barat : Kelurahan Mekarjaya

Pemanfaatan dan penggunaan lahan di Kelurahan Baktijaya adalah sebagai beikut:18

16

Profil Kelurahan Baktijaya Tahun 2014

17


(60)

Perumahan, Pemukiman : 189 Ha

Perusahaan : - Ha

Pertanian : - Ha

Sarana Olahraga : 2 Ha

Sarana Ibadah : 15Ha

Sarana Umum/Jalan : 45Ha

Lainnya : 4 Ha

Lembaga Kemasyarakatan yang ada di Kelurahan Baktijaya, yaitu:19 a. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Baktijaya

b. Tim Penggerak PKK Masyarakat Baktijaya c. Badan Keswadayaan Masyarakat Baktijaya d. Karang Taruna Tingkat Kelurahan Baktijaya e. POKDAR Kamtibmas Baktijaya

f. UPZ Kelurahan Baktijaya g. UPS Kelurahan Baktijaya h. Satgas Kelurahan Siaga i. Satgas RW Siaga

j. Kota Sehat Kelurahan Baktijaya k. Satlakar Kelurahan Baktijaya

18

Ibid

19


(61)

2. Visi dan Misi a. Visi

“Terwujudnya pelayanan pemerintah Kelurahan yang ramah, cepat, tepat, dan transparan”.20

b. Misi

1. Meningkatkan tatakelola Administrasi pemerintah Kelurahan 2. Meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat21 3. Struktur Organisasi Kelurahan Baktijaya

Berdasarkan Perda 08 Tahun 2008 Kelurahan dipimpin oleh seorang Lurah, dibantu oleh 1 (satu) orang Sekretaris Kelurahan, dan 1 (satu) orang Kepada Seksi serta 3 (tiga) pelaksana (6 orang PNS dan 8 Orang tenaga sukwan).

Gambar 3

Struktur Organisasi Kelurahan Baktijaya

Sumber: Laporan Tahunan Kelurahan Baktijaya, 2014

20

Ibid

21

Ibid

LURAH

H.M.Saiun AM. S.Sos JABATAN FUNGSIONAL

SEKRETARIS M.Ishak Wahyudi Lala

KASI PEMERINTAHAN, KETENTRAMAN DAN

KETERTIBAN

a. Ismet Sutisna, S.Sos. M.si b. Suratman Jayadi

KASI PEMBANGUNAN DAN PEREKONOMIAN a. Sueni, S.Sos

b. Syamsudin

KASI

KEMASYARAKATAN a. Heny Maulina, S.Sos b. Atills Tatuil


(1)

Jawab:Yang paling kita utamakan program yang disenangi oleh kota depok setelah gang hijau,RW hijau kami ada hatinya pkk halaman tertib, indah dan nyaman dan kita nominasi juara

14. Apakah bapak/ibu setuju dengan adanya program kegiatan gangku hijau? Jawab:Setuju ibu pelaku

15. Kenapa bapak/ibu tertarik mengikuti kegaiatan gangku hijau? Jawab:Teratrik sekali ini merupakan kegiatan yang positif.

16. Bagaimana keadaan lingkungan sebelum ada program kegiatan gangku hijau? Jawab: Kayanya lingkungan kami ini memang dari awal sudah nyaman walaupun memang tidak ada program pemerintah penghijauan dan sebagaianya kami semua sudah melaksanakan secara kemauan sendiri,swadaya.

17. Bagaimana keadaan lingkungan setelah ada program kegiatan gangku hijau? Jawab:sekarang tambah asri dan nyaman lingkungan kami.

18. Apakah ada manfaat dalam menjalankan kegiatan gangku hijau?

Jawab: saya rasa manfaatnya banyak ya. Selain kita merasakan lingkungan yang hijau, asri dan nyaman, kita juga bisa memanfaatkan tanaman yang kita tanam sendiri. Seperti tanaman toga untuk obat, terus yang sayuran bisa buat kita masak sendiri gitu.

19. Apakah ada kendala dalam menjalankan program kegiatan gangku hijau? Jawab: Kecil ya sekian persen kalo bicara kendala tapi lebih banyak kompakannya di bandingkan kendalanya


(2)

untuk mengetahui tata cara menanam dan memelihara tanaman?

Jawab: kita saling menularkan saja mba. Ini ibu ini bisa ini, terus kalo nanam ini harus begini kita punya bibit ini kita kasih jadi bertukaran saja. Tidak latihan secara bagaimana gag ada. Saling menukarkan apa yang kita bisa.

21. Apakah ada bantuan/sumbangan yang diberikan oleh pemerintah setempat untuk melakukan program kegiatan gangku hijau?


(3)

TABEL JAWABAN RESPONDEN

No

Pertanyaan

RESPONDEN

Ibu Hj. Sri Toti Ibu Tini Rusdi

Ibu Heni Ibu Turmini Ibu Tuti Indrawati

Ibu Kuswati Ibu Sumarti wahyuni Rumusan Masalah: a.Bagaimana strategi

pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan aksi gangku hijau dalam melestarikan lingkungan di RW hijau 16 Baktijaya Depok?

Rumusan masalah pertama

1 Apakah ibu mengetahui dengan adanya program gangku hijau di wilayah RW 16?

Tahu, penghijaun lomba K3

Tahu, penghijauan lingkungan

Tahu, penghijauan setiap gang

Tahu, penghijaua n

Tahu,setiap gang ada penghijaun

Tahu, penghijauan lomba K3

Tahu, minimal penghijauan depan rumah sendiri 2 Apakah ibu mengetahui mengapa program

ini di namakan gangku hijau?

Untuk penghijauan lingkungan

Untuk penghijauan

Karena suka mengadakan lomba 17-an untuk lingkungan hijau

Lomba K3 penghijaua n untuk per-RT atau pergang

Karena tanaman banyak manfaat membuat lingkungan hijau

Karena adanya lomba K3

Karena setiap RT harus memiliki tanaman hijau, maka dari sini di namakan gangku hijau

3 Siapa Pelopor awalnya dalam menamakan program kegiatan gangku hijau?

Bapak Drs Trianggono

Masyarakat RW sendiri Ketua PKK Kurang tahu Masyarakat Masyarakat 4 Sejak kapankah program gangku hijau ini

berdiri?

Sekitar 1982 atau 1983

Kurang lebih 11 tahun yang lalu

10 tahuanan yang lalu

10 tahun yang lalu

Sudah dari dulu sekali

10-11 tahun yang lalu


(4)

5 Bagaimana proses kegiatan gangku hijau dilaksanakan? Awal dari pribadi setlah itu kerja bakti bareng di RT masing-masi ng untuk penghijauan Awal dari Warga membantu penghijauan Setiap RT ikut serta mengadakan penghijaun Setiap Ketua PKK RT bertanggun g jawab untu penghijaua n di gang tersebut Masing-mas ing RT mempunyai kesadaran sendiri untuk menhijaukan lingkungan Masing-masi ng RT menushakan sehijau mungkin Masing-masing RT mempunyai tanaman hias, sayuran dan lain-lain

6 Apa tujuan dari program kegiatan gangku hijau? Lingkungan asri dan memperbany ak O2 Penghijauan Lingkungan yang nyaman Keindahan lingkungan Untuk penghijaua n lingkungan Untuk penghijuan dan kesehatan lingkungan Keindahan lingkungan Menyadarkan masyarakat pentingnya penghijauan untuk diri sendiri dan lingkungan 7 Adakah kriteria untuk kegiatan gangku

hijau? Mempunyai tanaman TOGA, Warung hidup, dan lingkungan hidup Pot yang besar minimal 5 pot, yang kecil 10 pot unruk penghijauan Kriteria untuk kesehatan Supaya Hijau saja lingkungan Tanaman Toga, Lumbung hidup, dan tanaman hias Lumbung hidup, Toga, warung hidup, bank hidup dan biopori Tanaman toga, lumbung hidup, dan minimal

mempunyai 20 pot

8 Menurut ibu dimana sajakah gang yang sudah termasuk ke dalam kriteria gangku hijau?

RT 6 RT 6 RT 6 RT 6 RT6 dan

RT3

RT 6 RT6, RT3, RT8 dan RT 1

9 Apakah program kegiatan gangku hijau ini kelompk atau individu?

Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok Per-RT Kelompok Awal kesadaran individu sekarang kelompok

10 Bagaimana respon warga RW 16 dalam melaksanakan kegiatan gangku hijau?

Merespon sekali

Respon baik Masih ada yang Pro dan

Sangat baik

Baik Sangat

senang


(5)

Kontra

11 Bagaimana strateginya dalam melaksanakan kegiatan gangku hijau?

Menanam dan menanam

Gotong-royon g saling mengingatkan mengenai penghijauan

Kerja bakti di hari jum’at

Mengajak masyarakat menjaga lingkungan tetap hijau

Kesadaran sendiri

Srateginya memakai pot

Mengadakan gotong-royong pada hari jum’at dan minggu 12 Apakah program kegiatan gangku hijau ini

merupakan program dari kelurahan atau program dari RW saja?

RW sendiri RW Rw sendiri RW RW RW RW

13 Apakah ada program lain selain gangku hijau di RW 16?

Kawasan wisata kesehatan

KWT pilah-pilih sampah dan pengajian

Hanya RW hijau saja

Hatinya PKK

Bank sampah,dan KWT PKK Poswindu

Kota Sehat Hatinya PKK

14 Apakah ibu setuju dengan adanya program kegiatan gangku hijau?

Setuju Sangat Setuju Setuju Setuju sekali

Setuju sekali Setuju Setuju Rumusan Masalah : b. Bagaimana manfaat

yang diperoleh setelah melaksanakan kegiatan gangku hijau di RW hijau 16?

Rumusan Masalah Ke dua 15 Kenapa ibu tertarik mengikuti kegiatan

gangku hijau?

Suka menanam

Tertarik sekali, karena

penghijaun penting

Tertarik, karena untuk kesehatan sendiri

Teratrik karena kegiatan positif

Tertarik mengikuti kegiatan yang ada

Tertarik karena postif

Tertarik karena postif kegiatanya

16 Bagaimana keadaan lingkungan sebelum ada program kegiatan gangku hijau?

Gersang Warga acuh dengan tanaman

Gersang Gersang Lingkungan gersang

Kurang tahu, datang tahun 2006 ke

Awalnya sudah nyaman walaupun tidak banyak


(6)

lingkungan sudah hijau

penghijauan

17 Bagaimana keadaan lingkungan setelah ada program kegiatan gangku hijau?

Lingkungan asri, nyaman dan sejuk

Berlomba-lom ba supaya gang hijau

Masih ada bebrapa RT kurang penghijauan

Lingkunga n asri

Lingkungan baik dan lebih maju

Sangat Asri, Hijau, dan segar

Tambah asri dan nyaman lingkungan

18 Apakah ada manfaat dalam menjalankan kegiatan gangku hijau?

Banyak, Tanaman TOGA dan Tanaman Sayur-mayur untuk sendiri di rumah

Tanaman Toga untuk obat sakit perut

Dari Kita untuk kita

Sayur-may ur dan Toga selalu ada

manfaatny a

Banyak selain menjaga lingkungan

Manfaat banyak

Banyak, bisa memnafaatkan tanaman yang ditanam sendiri

19 Apakah ada kendala dalam menjalankan program kegiatan gangku hijau?

Masih Adanya Warga yang belum mau merespon

Masih malas menyiram tanaman dan bersihkan pot

Mencari tanaman yang ditentukan Ketua

Berjalan dengan baik

Ada tetapi tidak terlalu besar

Belum semua sadar dengan adanya penghijauan

Kendalanya kecil sekian persen

20 Apakah dalam program kegiatan Gangku hijau ada pelatihan terlebih dahulu unruk mengetahui tata cara menanam dan memelihara tanaman?

Sesama Teman Saja saling membagi ilmu

6 Tahun yang lalu pelatihan menanam cabe

Tidak ada Tidak ada Pelatihan suka diberi tahu cara menanam tanaman

Pernah dengan anak UI pelatihan sayur-mayur warung hidup

Tidak ada, saling menularkan ilmu

21 Apakah ada bantuan/sumbangan yang diberikan oleh pemerintah setempat untuk melakukan program kegiatan gangku hijau?

Swadaya saja