Pembahasan Kecerdasan terhadap kinerja guru

67 2. Pada variabel hubungan sosial diperoleh t hitung = 3.084 dan t tabel dengan df1 = 40 dan α = 0.05 diperoleh t tabel = 1.99. karena t hitung 3.084 t tabel 1.99 maka tolak Ho terima Hi. Artinya terdapat pengaruh yang signifikan hubungan sosial terhadap kinerja guru. Nilai signifikansi 0.05 maka ada pegaruh yang signifikan positif variabel hubungan sosial terhadap kinerja guru pada SMA Negeri 2 Lhokseumawe. 3. Pada variabel motivasi diri diperoleh t hitung = 2,256 dan t tabel dengan df1 = 40 dan α = 0.05 diperoleh t tabel = 1,99. karena t hitung 2,256 t tabel 1,99 maka tolak Ho terima Hi. Artinya terdapat pengaruh yang signifikan motivasi diri terhadap kinerja guru. Nilai signifikansi 0.05 maka ada pegaruh yang signifikan positif variabel motivasi diri terhadap kinerja guru pada SMA Negeri 2 Lhokseumawe.

4.5 Pembahasan

Pada penelitian ini, karakteristik guru menunjukkan bahwa mayoritas jenis kelamin adalah perempuan sebanyak 49 orang, sedangkan laki-laki sebanyak 25 orang. Dilihat dari usia rata-rata guru berusia diantara 31-45 tahun sebanyak 39 atau sebesar 52,7. Sekolah lebih banyak menggunakan tenaga kerja yang berada pada usia produktif, sehingga dalam mencapai tujuan akan lebih maksimal. Pendidikan guru pada sekolah ini juga telah memadai, terlihat dari jenjang pendidikan terakhir S1S2 sebanyak 62 orang atau sebesar 83,8. Sedangkan jumlah guru dengan masa selama 6-10 tahun merupakan jumlah guru terbanyak dengan jumlah 38 orang atau sebesar 51,4. Semakin lama seseorang bekerja bisa Universitas Sumatera Utara 68 berbagi dengan para guru lain baik pengalaman maupun kedewasaan dalam bekerja.

a. Kecerdasan terhadap kinerja guru

Pengembangan potensi pemimpin organisasi dapat dilakukan melalui berbagai ragam pendidikan. Pendidikan yang dimaksud biasanya dilakukan dengan melalui dua cara. Pertama, seseorang dapat diubah sehingga ia menampilkan sifat-sifat yang dikehendaki dalam kadar yang lebih tinggi. Misalnya pemimpin dirubah sikapnya menjadi lebih percaya diri, tegas, mampu mengadakan hubungan antar pribadi dengan menyenangkan. Kedua, kepada seseorang dapat ditunjukkan cara mengubah lingkungan kerja sehingga lebih serasi dengan harapan atau kebutuhan orang tersebut pada manajemen. Berdasarkan hasil peneltian, para guru berpendapat bahwa ibu Hj. Ulya Maksum Hasan mampu memberikan ide-ide kreatif menyangkut permasalahan yang timbul. Hal ini disebabkan para guru merasa kepala sekolah dapat memberikan ide kreatif dalam memecahkan masalah. Beliau juga dianggap dapat mengidentifikasi penyebab terjadinya masalah. Para guru merasa ibu Hj. Ulya Maksum Hasan mempunyai kemampuan melihat akar dari permasahan yang muncul, tetapi masih ada sebagian kecil para guru yang merasa belum mampu. Selain itu, kepala sekolah juga mampu memberi bimbingan yang diperlukan kepada para para guru untuk melakukan pekerjaan yang ditugaskan. Para guru merasa ibu Hj. Ulya Maksum Hasan telah berperan dalam memberikan bimbingan dan arahan kepada mereka. Universitas Sumatera Utara 69 Berdasarkan hasil penelitian ini juga, kecerdasan memiliki berpengaruh positif dan signifikan terrhadap kinerja guru. Kemampuan ibu Hj. Ulya Maksum Hasan dalam mengatasi masalah yang timbul memberikan dampak terhadap kemauan guru untuk terus bekerja dengan baik. Perasaan ini timbul karena guru menganggap bahwa mereka memiliki pemimpin yang mampu memimpin layaknya laki-laki. Hal ini didukung oleh penelitian Sugeng 2004 melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Sikap Guru Terhadap Pekerjaan dengan Kompetensi Profesional Guru Matematika SMP Negeri di Kabupaten Pandeglang” bertujuan untuk memperoleh informasi tentang hubungan antara kepemimpinan kepala sekolah dan sikap guru terhadap pekerjaan dengan kompetensi profesional guru. Dari penelitian Sugeng 2004 tersebut menunjukkan bahwa kecerdasan pemimpin memberikan pengaruh terhadap sikap guru dalam bekerja dengan tingkat kepercayaan yang tinggi.

b. Hubungan sosial terhadap kinerja guru