Analisis Regresi Linear Berganda

62 Pada Gambar 4.3 uji heteroskedastisitas terlihat titik-titik menyebar secara acar, dan tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas, serta tersebar baik di atas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk prediksi pengaruh struktur modal berdasarkan masukan dari variabel independennya Santoso.

4.4.4 Analisis Regresi Linear Berganda

Untuk mengetahui pengaruh atau hubungan variabel bebas X1,X2,X3 berupa variabel kepemimpinan melalui dimensi kecerdasan, hubungan social dan motivasi diri dan variabel terikat Y berupa kinerja guru pada SMA Negeri 2 Lhokseumawe, maka untuk memperoleh hasil yang lebih akurat, penulis menggunakan bantuan program software SPSS statistics product and service solution versi 17,0 dari tabel coefficient maka dihasilkan output sebagai berikut : Tabel 4.12 Uji Regresi Berganda Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 9.179 1.506 6.094 .000 Kecerdasan .307 .138 .301 2.230 .029 Hubungan Sosial .361 .117 .395 3.084 .003 Motivasi Diri .338 .148 .334 2.256 .009 a . Dependent Variable: Kinerja Para guru Dari Tabel 4.12 diperoleh persamaan linear sebagai berikut : Y = 9.179 + 0.361 X 1 + 0.338 X 2 + 0.307 X 3 + e Dimana : Y = Kinerja Para guru Universitas Sumatera Utara 63 X 1 = Kecerdasan X 2 = Hubungan Sosial X 3 = Motivasi Diri Berdasarkan persamaan diatas dapat digambarkan sebagai berikut : a. Konstanta a sebesar 9,179 ini mempunyai arti bahwa variabel kepemimpinan wanita dianggap konstan maka kinerja guru Y sebesar 9,179. b. Koefisien variabel kecerdasan sebesar 0.361 dengan tanda positif menunjukkan bahwa apabila koefisien variabel lainnya tetap, maka kenaikan kecerdasan sebesar 1 satuan akan meningkatkan kinerja guru sebesar 0.361 satuan berpengaruh positif pada SMA Negeri 2 Lhokseumawe. c. Koefisien variabel hubungan sosial sebesar 0.338 dengan tanda positif menunjukkan bahwa apabila koefisien variabel lainnya tetap, maka kenaikan hubungan sosial sebesar 1 satuan akan meningkatkan kinerja guru sebesar 0.338 satuan berpengaruh positif pada SMA Negeri 2 Lhokseumawe. d. Koefisien variabel motivasi diri sebesar 0.307 dengan tanda positif menunjukkan bahwa apabila koefisien variabel lainnya tetap, maka kenaikan motivasi diri sebesar 1 satuan akan meningkatkan kinerja guru sebesar 0.361 satuan berpengaruh positif pada SMA Negeri 2 Lhokseumawe. 4.4.4.1 Koefisien Determinan Adjusted R Square Tabel 4.13 Koefisien Determinan Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .679 a .461 .420 1.06671 Universitas Sumatera Utara 64 Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .679 a .461 .420 1.06671 a. Predictors: Constant, MotivasiDiri, HubunganSosial, Kecerdasan Berdasarkan hasil regresi pada Tabel 4.13, besarnya koefisien determinan yaitu Adjusted R Square antara variabel-variabel independen terhadap variabel dependen adalah sebesar 0.420. Hal ini menunjukkan bahwa variabel kecerdasan, hubungan sosial dan motivasi diri dapat menjelaskan variabel kinerja para guru sebesar 42,0 , sedangkan sisanya 58,0 dapat dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini, seperti variabel sikap, persepsi, kepribadian dan sebagainya. Nilai R sebesar 0.679 menunjukkan bahwa hubungan variabel independen yaitu kecerdasan, hubungan sosial dan motivasi diri terhadap kinerja para guru sebesar 67.9. Artinya hubungan erat antara variabel independen dengan dependen. Semakin besar R maka hubungan semakin erat.

4.4.4.2 Uji Signifikan Simultan Uji F

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas secara serentak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat. Bentuk pengujian: H : b 1 = b 2 = 0, Artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama dari variabel bebas X 1 terhadap variabel terikat Y 1 ,Y 2 . H : b 1 = b 2 ≠ 0, Artinya terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama- sama dari variabel bebas X terhadap variabel terikat Y,Z. Universitas Sumatera Utara 65 Pada penelitian ini nilai F hitung akan dibandingkan dengan F tabel pada tingkat signifikansi α = 5 . Kriteria penilaian hipotesis pada uji F ini adalah: Terima H bila F hitung ≤ F tabel , tolak H terima H 1 bila Fhitung F tabel. Tabel 4.14 Uji Pengaruh Serempak Uji F Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 38.917 3 12.972 11.401 .000 a Residual 45.515 40 1.138 Total 84.432 43 a. Predictors: Constant, Motivasi Diri, Hubungan Sosial, Kecerdasan b. Dependent Variable: Kepemimpinan Dari tabel 4.14 berikut ini diperoleh Fhitung = 11.401. dari Ftabel dengan df1=3 dan df2=40 dengan α = 0.05 diperoleh Ftabel = 2.84. Karena Fhitung 12.816 Ftabel 2.84 maka tolak Ho dan terima Hi. Hal ini berarti bahwa variabel-variabel independen yaitu kecerdasan, hubungan sosial dan motivasi diri pada α = 0.05 secara serempak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepemimpinan wanita pada SMA Negeri 2 Lhokseumawe.

4.4.4.3 Uji Signifikan Parsial Uji t

Uji t dilakukan untuk mengetahui apakah antara variabel bebas independent dengan variabel terikat dependent mempunyai pengaruh yang signifikan atau tidak.Nilai t hitung dapat diperoleh dengan menggunakan bantuan SPSS 16.0 for windows. Nilai t hitung selanjutnya akan dibandingkan dengan t tabel dengan tingkat kesalahan alpha 5 dan derajat kebebasan df = n–k. Universitas Sumatera Utara 66 H o : b 1 = 0 kecerdasan, hubungan sosial dan motivasi diri tidak memiliki pengaruh secara parsial terhadap kinerja guru pada SMA Negeri 2 Lhokseumawe H a : b 1 ≠ 0 kecerdasan, hubungan sosial dan motivasi diri memiliki pengaruh secara parsial terhadap komitmen organisasi SMA Negeri 2 Lhokseumawe Kriteria pengambilan keputusan: H o diterima jika t hitung t tabel pada α = 5 , H a diterima jika t hitung t tabel pada α = 5 . Tabel 4.15 Uji Pengaruh Parsial Uji t Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 9.179 1.506 6.094 .000 Kecerdasan .307 .138 .301 2.230 .029 Hubungan Sosial .361 .117 .395 3.084 .003 Motivasi Diri .338 .148 .334 2.256 .009 a. Dependent Variable: Kinerja Para guru Berdasarkan Tabel 4.15 terlihat bahwa : 1. Pada variabel kecerdasan diperoleh t hitung = 2,230 dan t tabel dengan df1 = 40 dan α = 0.05 diperoleh t tabel = 1.99. karena t hitung 2,230 t tabel 1.99 maka tolak Ho terima Hi. Artinya terdapat pengaruh yang signifikan kecerdasan terhadap kinerja guru. Nilai signifikansi 0.05 maka ada pegaruh yang signifikan positif variabel kecerdasan terhadap kinerja guru pada SMA Negeri 2 Lhokseumawe. Universitas Sumatera Utara 67 2. Pada variabel hubungan sosial diperoleh t hitung = 3.084 dan t tabel dengan df1 = 40 dan α = 0.05 diperoleh t tabel = 1.99. karena t hitung 3.084 t tabel 1.99 maka tolak Ho terima Hi. Artinya terdapat pengaruh yang signifikan hubungan sosial terhadap kinerja guru. Nilai signifikansi 0.05 maka ada pegaruh yang signifikan positif variabel hubungan sosial terhadap kinerja guru pada SMA Negeri 2 Lhokseumawe. 3. Pada variabel motivasi diri diperoleh t hitung = 2,256 dan t tabel dengan df1 = 40 dan α = 0.05 diperoleh t tabel = 1,99. karena t hitung 2,256 t tabel 1,99 maka tolak Ho terima Hi. Artinya terdapat pengaruh yang signifikan motivasi diri terhadap kinerja guru. Nilai signifikansi 0.05 maka ada pegaruh yang signifikan positif variabel motivasi diri terhadap kinerja guru pada SMA Negeri 2 Lhokseumawe.

4.5 Pembahasan