Keadaan Geografis KEADAAN UMUM KABUPATEN KARO
yang ada, juga memberikan pengaruh positif bagi wilayah secara keseluruhan, serta mampu mengurangi kemungkinan terjadinya kebocoran wilayah.
Besarnya permintaan dari input antara menggambarkan permintaan yang terjadi antar sektor ekonomi. Secara umum komponen permintaan akhir seperti
konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap, perubahan stok menggambarkan transaksi domestik, sedangkan ekspor
menggambarkan kegiatan transaksi antar wilayah. Struktur Tabel I-O Kabupaten Karo tahun 2009 dapat dilihat pada Lampiran 1.
Semakin besar nilai persentase permintaan antara suatu wilayah maka semakin besar keterkaitan ekonomi domestik atau dengan kata lain semakin kecil
kemungkinan kebocoran wilayah yang terjadi. Berdasarkan tampilan output total setiap sektor pada Tabel I-O, lima sektor yang memiliki kontribusi terbesar
berturut-turut adalah: tanaman bahan makanan lainnya, pengangkutan, perdagangan besar dan eceran, pemerintahan umum, dan tanaman perkebunan.
Sektor sayur-sayuran memberikan kontribusi sebesar Rp 180.702,023 juta atau sebesar 4,246 dari pembentukan output total seluruh sektor perekonomian
sebesar Rp 4.256.211,599 juta. Sektor buah-buahan memberikan kontribusi sebesar Rp 55.715,643 juta atau sebesar 1,309 dari pembentukan output total
seluruh sektor perekonomian. Kontribusi paling tinggi diberikan oleh sektor tanaman bahan makanan lainnya lainnya sebesar Rp 1.503.960,453 juta atau
35,336 sedangkan sektor perikanan menempati urutan terakhir dengan output total sebesar 0,098 Tabel 16.
Berdasarkan nilai kontribusi terhadap PDRB dan output total yang terbentuk, terlihat bahwa dari 10 sektor penyumbang PDRB tertinggi, 9
diantaranya juga memberikan output total dalam peringkat 10 besar. Hal ini berarti bahwa besarnya sumbangan terhadap PDRB ditentukan oleh besarnya
output total. Sektor-sektor dengan peranan yang besar baik dalam PDRB maupun output total dapat dikelompokkan sebagai sektor kunci atau key sectors BPS
2000. Sektor sayur-sayuran menempati peringkat ke delapan dan sektor buah- buahan pada sektor ke sepuluh, baik dalam kontribusi terhadap PDRB maupun
output total, oleh karena itu sektor sayur-sayuran dan buah-buahan tergolong sebagai sektor utama dalam perekonomian di Kabupaten Karo. Sektor-sektor yang
merupakan sektor kunci selain sektor sayur-sayuran dan buah-buahan antara lain: sektor tanaman bahan makanan lainnya, pengangkutan, perdagangan besar dan
eceran, pemerintahan umum, tanaman perkebunan, konstruksi, peternakan dan hasil-hasilnya,serta sektor industri bukan migas.
Berdasarkan tabel input-output, sektor tanaman bahan makanan lainnya memiliki konstribusi terbesar 35,336 diikuti sektor pengangkutan 14,296.
Output sektor sayur-sayuran dan buah-buahan masih lebih rendah bila dibandingkan dengan sektor tanaman bahan makanan lainnya lainnya. Total
persentase konstribusi tanaman bahan makanan lainnya di dalam sektor pertanian masih lebih tinggi bila dibandingkan dengan sektor pertanian lainnya.
Tabel 16. Output total berdasarkan Tabel I-O Kabupaten Karo Tahun 2009
No. Sektor Perekonomian
Output Total Persentase
Juta rupiah 1 Tanaman bahan makanan lainnya
1.503.960,453 35,336
2 Pengangkutan 608.448,440
14,296 3 Perdagangan Besar dan Eceran
461.573,538 10,845
4 Pemerintahan Umum
292.040.000 6,862
5 Tanaman Perkebunan
291.973,032 6,860
6 Konstruksi 204.210,237
4,798 7 Peternakan dan Hasil-hasilnya
190.119,092 4,467
8 Sayur-sayuran 180.702,023
4,246 9 Industri bukan migas
179.882,138 4,226
10 Buah-buahan 55.715,643
1,309 11 Jasa Perorangan Rumah Tangga
49.558,734 1,164
12 Restoran 41.652,710
0,979 13 Bank
39.302,267 0,923
14 Swasta 37.467,551
0,880 15 Komunikasi
32.400,453 0,761
16 Real estate
20.007,538 0,470
17 Hotel 19.877,050
0,467 18 Minyak dan gas bumi
10.204,196 0,240
19 Listrik dan
gas 8.630,173
0,203 20 Jasa
Perusahaan 7.573,300
0,178 21 Kehutanan
6.354,012 0,149
22 Penggalian 6.049,730
0,142 23 Air
bersih 4.332,485
0,102 24 Perikanan
4.176,804 0,098
Jumlah 4.256.211,599
100,00