Analisis Margin Tata Niaga

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hal-hal yang akan diuraikan dalam pembahasan dibagi dalam tiga bagian yakni bagian 1 penelaahan terhadap perekonomian Kabupaten Karo secara makro, yang dibahas adalah mengenai peran agribisnis hortikultura terhadap perekonomian wilayah, bagian 2 penelaahan secara mikro pada tiga kecamatan yang dipilih, hal yang dibahas adalah tingkat perkembangan subsistem-subsistem agribisnis hortikultura, kondisi dan kelengkapan sarana prasarana wilayah dan sistem agribisnis, dan tata niaga hortikultura, bagian 3 sintesis hasil analisis.

5.1. Penelaahan Makro 5. 1. 1. Peranan Hortikultura dalam Perekonomian Kabupaten Karo

Peranan sektor hortikultura sayur-sayuran dan buah-buahan dalam perekonomian wilayah Kabupaten Karo dapat diketahui melalui analisis Produk Domestik Regional Bruto PDRB dan analisis Input-Output I-O. Analisis PDRB digunakan untuk mengetahui struktur perekonomian Kabupaten Karo tahun 2009 sedangkan analisis I-O digunakan untuk mengetahui keterkaitan sektoral dan multiplier effect.

5.1.1.1. Struktur Perekonomian Kabupaten Karo

Salah satu indikator yang dapat menggambarkan perekonomian wilayah adalah PDRB. PDRB didefinisikan sebagai seluruh nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu wilayah tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi. Tabel 13 menampilkan nilai PDRB sektor-sektor perekonomian menurut lapangan usaha Kabupaten Karo Tahun 2000- 2009 berdasarkan harga konstan tahun 2000. Berdasarkan tabel tersebut tiga sektor penyumbang PDRB tertinggi berturut-turut adalah; sektor pertanian 63,87, jasa-jasa 11,50, perdagangan, hotel dan restoran 9,80. Kontribusi PDRB ke tiga sektor tersebut mencapai 85,17 dari total PDRB. Sektor pertanian menempati peringkat tertinggi. Sektor ini merupakan agregat dari tujuh subsektor pertanian menurut klasifikasi 24 sektor perekonomian Kabupaten Karo, yaitu: 1 tanaman bahan makanan lainnya; 2 sayur-sayuran; 3 buah-buahan 4 tanaman perkebunan; 5 perternakan dan hasil-hasilnya; 6 Kehutanan dan 7 perikanan. Seluruh sektor tersebut sangat erat kaitannya dengan sektor-sektor primer dalam perekonomian. Agregasi dilakukan untuk menyesuaikan sektor-sektor perekonomian penyusun PDRB dengan sektor-sektor dalam Tabel I-O. Adapun enam sektor lainnya yang memberikan sumbangan paling rendah terhadap PDRB adalah sekor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan persewaan dan jasa perusahaan, sektor bangunan, sektor industri, sektor pertambangan dan penggalian dan sektor listrik, gas dan air bersih. Tabel 13 Produk Domestik Regional Kabupaten Karo Tahun 2009. Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 Jutaan Rupiah No. Lapangan Usaha Tahun 2009 Rata-Rata 1. Pertanian 2.030.151,507 63,887 2. Pertambangan dan Penggalian 7.909,467 0,249 3. Industri 89.941,069 2,830 4. Listrik, Gas dan Air Bersih 4.444,863 0,140 5. Bangunan 172.274,533 5,421 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 311.507,531 9,803 7. Pengangkutan dan Komunikasi 166.113,542 5,227 8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 29.851,784 0,939 9. Jasa-jasa 365.521,707 11,503 PDRB Kabupaten Karo 3.177.716,003 100 Keterangan : = Angka Sementara Sumber : BPS Kabupaten Karo 2009 data diolah Kecenderungan perubahan struktur ekonomi Kabupaten Karo antara tahun 2000 hingga 2009 ditampilkan pada Tabel 14. Berdasarkan tabel tersebut, sektor pertanian memiliki tingkat pertumbuhan PDRB rata-rata sebesar 4,11 tahun peringkat ke-9. Sektor-sektor yang memiliki pertumbuhan PDRB rata-rata di atas 5,00tahun berjumlah 7 sektor dari 9 sektor perekonomian yang ada di Kabupaten Karo, yaitu sektor pertambangan dan penggalian, sektor industri, sektor bangunan, sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa.