Analisis Kelayakan Finansial Analisis Sensitivitas

25 jumlah biaya variabel juga naik. Perhitunngan biaya variabel dilakukan dalam satuan Rpjam. Contoh biaya yang termasuk biaya variabel dalam suatu usaha penggilingan padi antara lain biaya bahan bakar dan pelumas, biaya pemeliharaan dan perbaikan dan upah operator. Biaya bahan bakar dan pelumas akan dikeluarkan jika mesin dioperasikan. Semakin lama dioperasikan maka semakin banyak bahan bakar yang dikonsumsi dan semakin sering dilakukan penggantian pelumas. Selama mesin-mesin penggilingan padi dipakai terdapat bagian-bagian yang aus dan perlu diganti, seperti rubber roll. Pramudya dan Dewi 1992 menyebutkan bahwa biaya perbaikan meliputi biaya penggantian barang yang aus, upah tenaga kerja terampil untuk perbaikan khusus, pengecatan, pembersihan, dan perbaikan karena faktor yang tidak terduga.

c. Biaya Total Rptahun

Untuk perhitungan biaya total diperlukan adanya nilai perkiraan jam kerja mesin per tahun. Jam kerja ini bisa didapatkan dari perkiraan jumlah gabah yang digiling per tahun. Persamaan untuk menghitung biaya total dapat dilihat pada persamaan 4.

d. Biaya Pokok

Biaya pokok produksi adalah jumlah biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi suatu barang, sehingga barang tersebut dapat digunakan Pramudya dan Dewi 1992. Pada penggilingan padi, biaya pokok merupakan biaya yang diperlukan untuk mengolah satu kilogram padi. Biaya pokok dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 6.

e. Analisis Titik Impas

Analisis titik impas dapat digunakan untuk mengetahui jumlah produksi dan penjualan minimal agar perusahaan tidak mengalami kerugian. Titik impas dapat terjadi jika penerimaan sama dengan jumlah biaya yang dikeluarkan atau suatu nilai jumlah produksi dimana keuntungan yang diperoleh sama dengan nol. Menurut Pramudya dan Dewi 1992, untuk menghitung titik impas produksi dapat digunakan persamaan 8 dan 9.

f. Analisis Kelayakan Finansial

Analisis kelayakan finansial dilakukan untuk kepentingan individu atau lembaga yang menanamkan modalnya dalam proyek tersebut. Penilaian kelayakan suatu proyek dapat digunakan sebagai alat ukur yang disebut kriteria investasi. Untuk menentukan kriteria investasi, pada tahap awal perlu melakukan penyusunan arus kas masuk dan keluar untuk setiap periode selama umur proyek. Dari arus kas tersebut nilai sekarang present value dapat dihitung dengan menggunakan discount factor yang dapat dihitung dengan persamaan 10. Beberapa kriteria untuk menilai kelayakan investasi yang sering digunakan antara lain: 1 Net Present Value NPV, 2 Internal Rate of Return IRR, 3 BC Ratio. NPV dapat dihitung dengan persamaan 11, IRR dapat dihitung dengan persamaan 12 dan BC Ratio dapat dihitung dengan persamaan 13. 26

g. Analisis Sensitivitas

Pengulangan perhitungan perlu dilakukan karena dalam analisis proyek umumnya didasarkan pada proyeksi-proyeksi yang mengandung banyak unsur ketidakpastian tentang apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Menurut Pramudya dan Dewi 1992, analisis sensitivitas dilakukan apabila : 1. Terjadi suatu kesalahan pendugaan suatu nilai biaya atau manfaat. 2. Kemungkinan terjadi perubahan suatu unsur harga pada saat proyek penelitian dilaksanakan, perubahan unsur harga dalam suatu usaha penggilingan padi misalnya perubahan harga terhadap kenaikan harga solar, kenaikan upah, dan penurunan jumlah giling tahunan. Analisis sensitivitas dilakukan untuk melihat sampai berapa persen peningkatan dan penurunan faktor-faktor tersebut dapat mengakibatkan perubahan dalam kriteria investasi yaitu dari layak menjadi tidak layak Gittinger, 1986. 27

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Keadaan Umum Lokasi Penelitian

Desa Cihideung Ilir merupakan salah satu desa dari 13 tiga belas desa yang terdapat di kecamatan Ciampea, dan wilayahnya masuk dalam Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Tiga belas Desa tersebut yaitu Desa Ciampea Udik, Desa Cinangka, Desa Cibuntu, Desa Cicadas, Desa Tegal Waru, Desa Bojong Jengkol, Desa Cihideung Udik, Desa Cihideung Ilir, Desa Cibanteng, Desa Bojong Rangkas, Desa Cibadak, Desa Benteng, dan Desa Ciampea. Desa Cihideung Ilir memiliki luas wilayah sekitar 192.5 ha dengan lahan sawah seluas 165 ha. Jumlah penduduk Cihideung Ilir pada tahun 2009 adalah 9,425 jiwa, yang terdiri atas 4,486 jiwa berjenis kelamin laki-laki dan 4,539 jiwa berjenis kelamin perempuan. Desa Cihideung Ilir terletak di kawasan dataran rendah 180-220 m dpl, dan memiliki suhu rata-rata 29- 30˚C. Batas-batas wilayah Desa Cihideung Ilir adalah sebagai berikut i sebelah utara berbatasan dengan Desa Cibanteng, ii sebelah selatan berbatasan dengan Desa Cihideung Udik, iii sebelah timur berbatasan dengan Desa Babakan, dan sebelah barat berbatasan dengan Desa Cihideung Udik dan Desa Cibanteng. Jarak Desa Cihideung Ilir dari ibu kota kecamatan adalah 1 km, dari ibu kota kabupaten adalah 35 km, dan dari ibu kota popinsi adalah 132 km. Pada tahun 2009, jumlah panen padi di Desa Cihideung Ilir dengan luas lahan panen ± 283 ha mencapai 1,694.19 ton GKP atau 10.6 dari total panen keseluruhan di Kecamatan Ciampea, dengan produktivitas rata-rata lahan 5.99 ton GKPha. Gambar 6. Fasilitas bangunan giling dan lantai jemur Di desa Cihedeung Ilir, hanya terdapat 1 satu unit penggilingan padi, yaitu unit penggilingan padi yang di miliki Bapak H. Sulaiman. Sistem penggilingan padi di Desa Cihideung Ilir tergolong sistem penggilingan padi kecil PPK sederhana. Tempat berdirinya penggilingan termasuk strategis, karena dekat dengan sawah sehingga mempermudah dalam hal transportasinya pada saat panen, dan letak penggilingan juga dekat dengan perumahan penduduk, sehingga memudahkan para konsumen datang ke penggilingan untuk menggiling gabahnya. Unit penggilingan padi yang dimiliki Bapak H. Sulaiman tergolong tua. Fasilitas yang dimiliki terdiri dari bangunan, lantai jemur lamporan, mesin penggilingan, timbangan duduk, dan alat pengangkut karung beras. Bangunan dibangun pada tahun 1984, dengan luas bangunan penggilingan 6x5 m 2 . Lantai jemur juga dibangun bersamaan dengan bangunan penggilingan. Untuk biaya awal pembangunan bangunan dan lantai jemur menghabiskan biaya Rp 5,000,000,-. Lantai jemur lamporan berukuran 10x7 m 2 yang dapat