Keadaan Umum Lokasi Penelitian

27

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Keadaan Umum Lokasi Penelitian

Desa Cihideung Ilir merupakan salah satu desa dari 13 tiga belas desa yang terdapat di kecamatan Ciampea, dan wilayahnya masuk dalam Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Tiga belas Desa tersebut yaitu Desa Ciampea Udik, Desa Cinangka, Desa Cibuntu, Desa Cicadas, Desa Tegal Waru, Desa Bojong Jengkol, Desa Cihideung Udik, Desa Cihideung Ilir, Desa Cibanteng, Desa Bojong Rangkas, Desa Cibadak, Desa Benteng, dan Desa Ciampea. Desa Cihideung Ilir memiliki luas wilayah sekitar 192.5 ha dengan lahan sawah seluas 165 ha. Jumlah penduduk Cihideung Ilir pada tahun 2009 adalah 9,425 jiwa, yang terdiri atas 4,486 jiwa berjenis kelamin laki-laki dan 4,539 jiwa berjenis kelamin perempuan. Desa Cihideung Ilir terletak di kawasan dataran rendah 180-220 m dpl, dan memiliki suhu rata-rata 29- 30˚C. Batas-batas wilayah Desa Cihideung Ilir adalah sebagai berikut i sebelah utara berbatasan dengan Desa Cibanteng, ii sebelah selatan berbatasan dengan Desa Cihideung Udik, iii sebelah timur berbatasan dengan Desa Babakan, dan sebelah barat berbatasan dengan Desa Cihideung Udik dan Desa Cibanteng. Jarak Desa Cihideung Ilir dari ibu kota kecamatan adalah 1 km, dari ibu kota kabupaten adalah 35 km, dan dari ibu kota popinsi adalah 132 km. Pada tahun 2009, jumlah panen padi di Desa Cihideung Ilir dengan luas lahan panen ± 283 ha mencapai 1,694.19 ton GKP atau 10.6 dari total panen keseluruhan di Kecamatan Ciampea, dengan produktivitas rata-rata lahan 5.99 ton GKPha. Gambar 6. Fasilitas bangunan giling dan lantai jemur Di desa Cihedeung Ilir, hanya terdapat 1 satu unit penggilingan padi, yaitu unit penggilingan padi yang di miliki Bapak H. Sulaiman. Sistem penggilingan padi di Desa Cihideung Ilir tergolong sistem penggilingan padi kecil PPK sederhana. Tempat berdirinya penggilingan termasuk strategis, karena dekat dengan sawah sehingga mempermudah dalam hal transportasinya pada saat panen, dan letak penggilingan juga dekat dengan perumahan penduduk, sehingga memudahkan para konsumen datang ke penggilingan untuk menggiling gabahnya. Unit penggilingan padi yang dimiliki Bapak H. Sulaiman tergolong tua. Fasilitas yang dimiliki terdiri dari bangunan, lantai jemur lamporan, mesin penggilingan, timbangan duduk, dan alat pengangkut karung beras. Bangunan dibangun pada tahun 1984, dengan luas bangunan penggilingan 6x5 m 2 . Lantai jemur juga dibangun bersamaan dengan bangunan penggilingan. Untuk biaya awal pembangunan bangunan dan lantai jemur menghabiskan biaya Rp 5,000,000,-. Lantai jemur lamporan berukuran 10x7 m 2 yang dapat 28 menampung sekitar 800-900 kg GKP untuk dijemur. Untuk menjemur biasanya tidak dikenai biaya karena petani yang menjemur di penjemuran ini akan menggiling padinya di penggilingan ini. Selama penggilingan beroperasi pada awal berdirinya tahun 1984, telah berganti mesin penggilingan huller, polisher, dan 1 motor penggerak sebanyak 1 kali. Mesin penggilingan huller, polisher, dan 1 motor penggerak di beli pada tahun 2000 seluruhnya senilai Rp 14,700,000,- dan telah beroperasi selama 10 tahun. Unit penggilingan terdiri dari 1 unit huller, 1 unit polisher, dan 1 motor penggerak yaitu motor diesel KUBOTA 22 PK untuk menggerakkan huller merk RM tipe LM24-2CH dan polisher merk ICHI tipe N-70. Untuk menjemur biasanya tidak dikenai biaya karena petani yang menjemur padinya di penjemuran ini akan menggiling padinya di penggilingan ini juga. Namun ada juga petani yang membawa gabah yang sudah siap untuk digiling menjadi beras. Namun tidak terlalu banyak dibandingkan dengan petani yang menjemurkan padi terlebih dahulu di penggilingan ini. a b c Huller Polisher Motor diesel merk RM tipe LM24-2CH merk ICHI tipe N-70 KUBOTA 22 PK Gambar 7. Fasilitas mesin penggilingan padi Proses pemecahan kulit sekam pada penggilingan padi ini menggunakan mesin pemecah kulit kelompok friksional, tipe rubber roll husker karena memecahkan sekam dengan dua buah rol karet yang dipasang berdekatan. Kedua rol karet tersebut diputar dengan kecepatan yang berbeda dan arah yang berlawanan. Agar lebih ekonomis setelah rol utama mengalami keausan, maka akan ditukar posisinya dengan rol pembantu. Setelah kedua rol itu mengalami keausan, maka baru dibeli rol yang baru. Di penggilingan ini penggantian rol dilakukan setelah kira-kira melakukan giling padi sebanyak 35 ton GKG. Setelah gabah mengalami proses pecah kulit, maka beras yang keluar masih belum bersih, belum mengkilap, dan cenderung masih berwarna kecoklatan. Untuk menghasilkan beras yang putih dan mengkilap, maka setelah digiling, beras di sosoh di polisher. Prinsip pemisahan sekam sangat sederhana, yaitu memisahkan sekam dari beras pecah kulit dan gabah utuh berdasarkan perbedaan berat jenisnya. Pada umumnya mesin pemisah sekam dilengkapi dengan kipas untuk menghisap sekam dan debu. Beras pecah kulit dan gabah akan tetap mengalir ke bawah karena tidak terisap oleh kipas akibat daya beratnya. Polisher juga dilengkapi ayakan untuk memisahkan beras pecah kulit dan dedak kasar sebelum proses pemisahan sekam. Hal ini perlu dilakukan karena beras patah dan dedak kasar memiliki nilai ekonomis. Ayakan polisher merupakan bagian dari polisher yang sering diganti 29 agar kualitas hasil ayakan menjadi semakin baik. Di penggilingan padi ini ayakan polisher diganti pada saat telah menggiling sekitar 30 ton GKG. Hasil limbah sisa dari penggilingan yaitu sekam dan dedak bekatul. Sekam boleh diambil secara gratis oleh masyarakat sekitar dan dimanfaatkan sendiri oleh pemilik penggilingan, biasanya dipakai untuk media tanam, abu gosok, dan sebagainya. Jika tertumpuk sekam dibuang dan dibakar. Proses dihasilkannya dedak bekatul yaitu, dimulai dari beras pecah kulit yang dimasukkan ke dalam mesin penyosoh polisher untuk diputihkan, kemudian menghasilkan beras sosoh dan dedak. Dedak tersebut diambil oleh pemilik untuk pakan ternak, dan sisanya jika ada yang menginginkan biasanya diambil secara gratis di penggilingan, dan jika dijual dihargai Rp 1500,-kg, tetapi itupun tidak tentu, tergantung dari musim ternak, atau ada tidaknya peternak ayam yang ingin membelinya. Di penggilingan padi juga selain mempunyai fasilitas seperti bangunan giling, lantai jemur, mesin giling huller, mesin sosoh polisher, dan motor penggerak. Penggilingan juga mempunyai fasilitas penunjang lainnya, diantaranya timbangan duduk merk : Nam Wo Batavia dan alat penangkut karung beras. Timbangan duduk ini berguna sekali untuk mengetahui berat gabah yang akan digiling dan berat beras yang dihasilkan. Alat pengangkut karung beras berfungsi untuk mengangkut karung dengan prinsip mendorong alat tersebut, agar mempermudah dalam memindahkan karung beras tanpa menggunakan banyak tenaga. a b Timbangan duduk Alat pengangkut karung beras Merk : Nam Wo Batavia Gambar 8. Fasilitas penunjang penggilingan Musim tanam di Desa Cihideung Ilir tidak tentu, umumnya petani menanam padi 2-3 musim dalam setahun dan digilir dengan menanam tanaman palawija. Biasanya padi yang dijemur tidak semuanya digiling, karena sebagian disimpan dan digiling jika perlu. Penggilingan beroperasi selama 6 enam bulan selama 1 tahun dengan perkiraan hari kerja 26 hari dalam satu bulan . Pada saat penelitian, jumlah panen yang tinggi biasanya pada musim panen diantaranya bulan Juli, Agustus, dan mendekati lebaran karena masyarakat sekitar membutuhkan beras untuk zakat dan persiapan lebaran karena harga kebutuhan bahan pokok, khususnya beras meningkat harganya menjelang lebaran. Jadi masyarakat mempersiapkan gabah yang telah disimpan sebelumnya untuk digiling menjelang lebaran karena harganya lebih terjangkau masyarakat. Jenis padi yang biasanya digiling di penggilingan ini yaitu Ciherang dan IR 64. 30

B. Performansi Teknis Mesin Penggilingan Padi