negara yang dibentuk atau disebut dalam UUD 1945 karena itu tidak pula memiliki kewenangan yang diberikan oleh UUD 1945. Demikian pula Termohon bukanlah
lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh UUD 1945. Dengan demikian berdasarkan Pasal 24C ayat 1 UUD 1945 dan Pasal 61 ayat 1 UU MK,
Mahkamah tidak berwenang mengadili permohonan a quo; oleh karena Mahkamah tidak berwenang mengadili permohonan a quo dan sekaligus para pihak tidak
memiliki kedudukan hukum untuk mengajukan permohonan sengketa a quo maka pokok permohonan tidak dipertimbangkan dan menyatakan permohonan para
Pemohon tidak dapat diterima.
IV. Putusan yang tidak diterima karena Objectum Litis
1. Putusan No. 2SKLN-IX2011 pada sengketa di wewenang antara Andi
Harahap Bupati dari Penajam Paser Utara dan Nanang Ali Ketua dari Penajam Paser Utara vs Menteri Kehutanan Republik Indonesia
Masalah utama adalah pemohon berpendapat bahwa mereka memiliki otoritas dalam mengelola kekayaan daerah. Namun mereka tidak dapat
melaksanakan kewenangannya karena Menteri kehutanan telah mencegah menghambat, mengurangi dan mengabaikan. Menteri kehutanan dianggap
sebagai wakil dari pemerintah pusat telah mengabaikan keberadaan kawasan yang baru, Penajam Paser Utara dalam menentukan zona khusus untuk hutan Tanaman.
Menteri kehutanan telah memutuskan melalui keputusannya menyatakan bahwa Taman Raya Hutan Bukit Soeharto yang terletak di Kabupaten Penajam Paser
Utara, Kalimantan Timur sebagai hutan lindung. Namun, Gubernur telah menetapkan kawasan tersebut sebagai kawasan perumahan untuk program
transmigrasi. Mahkamah Konstitusi menyatakan bahwa permohonan pemohon tidak
dapat diterima niet ontvankelijkverklaard. Meskipun pemohon dianggap sebagai litis subjectum di mahkamah, mahkamah berpendapat bahwa tidak ada sengketa
konstitusional antara pemohon dan Menteri kehutanan karena didasarkan pada UUD 1945 dan undang-undang Nomor 41 tahun 1999, Pemerintah Pusat dalam
hal ini sebagai Menteri kehutanan memiliki wewenang untuk mengelola dan menjelajahi sumber daya alam untuk kesejahteraan masyarakat.
Dalam keputusan ini, mahkamah telah menetapkan suatu hal yang penting dalam konsolidasi demokrasi yaitu mahkamah telah menerima posisi
pemerintahan setempat sebagai subjectum litis dalam kasus sengketa yurisdiksi antara lembaga-lembaga negara. Mengakui kedudukan subjectum litis Pemda
membawa kasus ke mahkamah penting dalam cara membuat kebijakan lebih demokratis, akuntabel, dan transparan antara pemerintah pusat dan pemerintah
daerah.
2. Putusan Nomor 27SKLN-VI2008,