Prestasi MK dalam Penyelesaian Sengketa Kewenangan Lembaga Negara

23. Kesatuan Masyarakat Hukum Adat. Definisi khusus terhadap lembaga-lembaga negara, dengan begitu, sulit untuk pemohon untuk memenuhi dasar hukum di MK. Zainal Arifin Mochtar menambahkan bahwa batasan lembaga negara yang dibuat oleh mahkamah telah menghasilkan penurunan jumlah kasus yang dibawa ke mahkamah. Bahkan, dia lebih lanjut berpendapat bahwa setelah reformasi politik pada tahun 1998, ada banyak lembaga negara baruyang dinyatakan dalam UUD yang ada dan pengujian kepentingan warga seperti Komisi Pemberantasan Korupsi, Komisi HAM, Komisi Penyiaran. Oleh karena itu, Zainal menegaskan bahwa dalam menyelesaikan perselisihan mengenai kewenangan lembaga negara, mahkamahbelum mengambil peranan penting dalam konsolidasi demokrasi di Indonesia. 94 Berdasarkan diskusi di atas, dapat disimpulkan bahwa Mahkamah Konstitusi telah mengambil peran sebatas mengkonsolidasikan demokrasi melalui pengujian sengketa kewenangan dalam menyelesaikan perselisihan mengenai yurisdiksi antar lembaga-lembaga negara. Namun, beberapa prestasi harus dihargai.

C. Prestasi MK dalam Penyelesaian Sengketa Kewenangan Lembaga Negara

Berdasarkan uraian terdahulu dan putusan-putusan di atas, maka dapat ditarik beberapa poin yang relevan bahwa Mahkamah Konstitusi telah memberikan kontribusi untuk konsolidasi demokrasi melalui putusan-putusannya. Namun, karena sejumlah kecil kasus yang terdaftar, Mahkamah Konstitusi tidak berperan maksimal dalam penampungan sengketa antara negara organ. Beberapa prestasi bisa dicantumkan sebagai berikut: a. MK telah berhasil berperan sebagai mediator negara atau untuk setiap sengketa mengenai yurisdiksi negara organ. Beberapa keputusan yang telah dibuat dalam menyelesaikan perselisihan mengenai yurisdiksi antara lembaga-lembaga negara. Fungsi ini sangat penting karena anggota DPR adalah kadang-kadang diundangkan undang-undang yang menyebabkan konflik di antara lembaga- 94 Dari wawancara dengan Dr. Zainal Arifin Mochtar, seorang Pakar Hukum Tata Negara, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Indonesia, 2 Juni 2014. lembaga negara. Selain itu, organ negara yang juga dapat mengeluarkan keputusan yang mengganggu organ negara lain yang berwenang. b. keputusan Mahkamah telah memberikan arah yang jelas pada perselisihan tentang yurisdiksi otoritas negara. Oleh karena itu, keputusan Mahkamah Konstitusi, melalui itu, telah memberikan kontribusinya dalam menciptakan aturan hukum tradisi di antara lembaga-lembaga negara. Dengan kata lain, keputusan Mahkamah telah diarahkan lembaga-lembaga negara berperilaku dalam mematuhi aturan hukum. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa Mahkamah Konstitusi telah memberikan kontribusi kerja demokrasi di Indonesia. c. berdasarkan keputusan tersebut, dapat dicatat bahwa Mahkamah Konstitusi telah memberikan kontribusinya dalam menjaga keseimbangan kekuasaan antara Presiden dan DPR. Dalam kasus ini, pengadilan berpendapat bahwa persetujuan DPR wajib karena jenis pemeriksaan dan menyeimbangkan mekanisme yang berlaku di negara demokrasi konstitusional. Dengan kata lain, melalui keputusan ini, Mahkamah Konstitusi memiliki peranan penting dalam konsolidasi demokrasi di Indonesia. d. MK, melalui keputusannya, juga telah memainkan peran penting dalam menciptakan lingkungan politik yang kondusif dalam proses Pilkada Gubernur di beberapa daerah seperti Papua, Aceh dan Depok. Itu merupakan benar-benar bagian dari kontribusi yang signifikan dalam konsolidasi demokrasi di tingkat Pilkada di beberapa daerah. Melalui keputusan, Mahkamah telah diberikan peran yang penting dalam menciptakan kepastian hukum hasil Pilkada di Depok, Indonesia. Dengan memiliki keputusan, pengadilan telah menyelesaikan sengketa panjang antara dua kandidat Walikota Depok yang mengancam stabilitas politik di wilayah itu. Sekali lagi, pengadilan telah memainkan kontribusi positif dalam konsolidasi demokrasi di kotamadya Depok. Mahkamah juga telah menetapkan suatu hal yang penting dalam konsolidasi demokrasi yaitu dengan telah menerima posisi pemerintahan setempat sebagai litis subjectum dalam kasus sengketa yurisdiksi antara organ negara seperti yang terjadi dalam Keputusan No. 2SKLN-IX2011 sengketa di wewenang antara Andi Harahap Bupati dari Penajam Paser Utara dan Nanang Ali Ketua dari Penajam Paser Utara vs Menteri Kehutanan Republik Indonesia. Dengan mengakui Pemda sebagai litis subjectum dan membawa kasus ke pengadilan penting dalam upaya membuat kebijakan lebih demokratis, akuntabel, dan transparan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah. 95

D. Masalah-Masalah dalam Penyelesaian SKLN di Mahkamah Konstitusi