5. Semua batang harus dilakukan pembagian sampai pada cabang-cabang
kecil Ø 10 sentimeter panjang 1 meter untuk kayu perkakas dan kemudian kayu bakar.
2.3. Cacat Kayu
Bearly 2001 membagi cacat kayu kedalam dua bagian, yakni pertama cacat yang ditimbulkan dari pengaruh lingkungan sepanjang pohon itu hidup
antara lain penyimpangan bentuk pohon, serat terpilin, kayu reaksi kayu tekan dan kayu tarik, pertumbuhan lingkar tahun yang abnormal, warna yang
abnormal dan lain-lain. Kelompok cacat kedua adalah cacat yang disebabkan oleh pertumbuhan alami seperti mata kayu dan empelur.
Karlinasari 2006, menyatakan bahwa penyimpangan atau abnormalitas dari struktur normal dalam kayu tidak diperhatikan apabila kayu dianggap
sebagai bagian dari organisme hidup dan sebagai subjek yang dipengaruhi oleh berbagai faktor sepanjang hidupnya. Namun ketika kayu dilihat dari sudut
pandang sebagai bahan baku maka abnormalitas dalam struktur kayu sangat diperhatikan karena dapat menurunkan nilai fungsinya. Abnormalitas tersebut
biasa dikenal dengan sebutan cacat kayu. Karlinasari 2006, menyatakan bahwa cacat kayu defect adalah
penyimpangan atau kelainan pada kayu yang dapat mempengaruhi mutu kayu. Berdasarkan penyebabnya cacat kayu dapat dibagi menjadi :
1. Cacat alami natural defects, karena lingkungan dan serangan makhluk
biologis. Contohnya mata kayu knots, kantung damar pitch poket, saluran damar resin streaks, cacat mineral, kayu reaksi, dan fungi.
2. Selain penyebab alami akibat pengolahan. Contohnya adalah twist,
cupping, bowing, wane, compression failure, cross breaks, dan cross
grain.
Berdasarkan kategorinya cacat terbagi atas : 1.
Cacat bentuk yaitu penyimpangan atau kelainan dalam pada kayu terhadap bentuknya yang normal. Contohnya membusur bowing, melengkung
crooking spring, melintang twisting dan lain-lain. 2.
Cacat badan yaitu penyimpangan atau kelainan yang terdapat pada keempat sisi kayu dan bukan merupakan cacat bentuk. Contonya adalah mata kayu
knots, retak checks, pecah shakes, dan lubang serangga 3.
Cacat bontos yaitu penyimpangan atau kelainan yang terdapat pada bagian bontos kayu dan bukan merupakan cacat bentuk dan cacat badan.
Contohnya adalah hati kayu. Persyaratan cacat adalah cara persyaratan mutu berdasarkan kepada jenis ,
jumlah , dan atau besarnya cacat maksimal yang diperkenankan, dengan memperhatikan lokasi dan hubungannya dengan cacat-cacat lain.
Beberapa deinisi cacat yang sesuai acuan normatif Standar Nasional Indonesia SNI 01-5007.1-2003, antara lain :
1. Alur adalah suatu lekukan pada permukaan batang kayu
2. Buncak-buncak Bc adalah cacat kayu berupa benjolan atau bukan
benjolan 3 titik pada badan kayu bundar tetapi tidak berupa mata kayu
yang mempengaruhi permukaan. 3.
Gabeng Gg merupakan keadaan kayu yang menyerupai rapuh yang dapat dilihat pada bontos kayu.
4. Gerowong Gr : lubang besar pada bontos kearah panjang kayu, baik
tembus maupun tidak tembus tanpa atau dengan tanda-tanda pembusukan. 5.
Gubal Gu adalah bagian dari kayu yang terdapat diantara kulit dan kayu teras, pada umumnya berwarna lebih terang dari kayu terasnya serta
kurang awet.
6. Kebundaran adalah bentuk kayu yang ditetapkan dengan cara
membandingkan diameter terkecil dengan diameter terbesar pada setiap bontosnya dalam persen.
7. Kesilindrisan merupakan bentuk kayu yang ditetapkan dengan cara
membandingkan selisih dp dan du dengan panjang kayu dalam persen. 8.
Kunus adalah cacat pada bontos kayu berupa cabang akibat dari kesalahan teknis menebang.
9. Lengar Lr adalah merupakan lekukan pada batang kayu yang umumnya
disebabkan oleh kebakaran atau sebab lainnya 10.
Mata kayu Mk adalah bekas cabang atau ranting pada permukaan kayu dengan penampang lintang berbentuk bulat atau lonjong.
11. Pakah : bontos kayu dipotong pada pertemuan antara 2 dua cabang
ditandai dengan adanya 2 dua hati dan terpisahnya lingkaran tumbuh. 12.
Pecah belah Pebe adalah terpisahnya serat kayu melebar sehingga merupakan celah dengan lebar 2 mm atau lebih dan menembus teras.
13. Pecah banting Pebt adalah pecah yang tidak beraturan terjadi pada
waktu penebangan. 14.
Pecah busur Pb adalah pecah yang sejajar dengan busur bontos kayu atau searah dengan lingkaran tumbuh sehingga merupakan busur
lingkaran ≤ setengah lingkaran.
15. Pecah gelang Pg adalah pecah yang sejajar dengan busur bontos kayu
atau searah dengan lingkaran tumbuh sehingga merupakan busur lingkaran setengah lingkaran.
16. Pecah hati adalah terpisahnya serat dimulai dari hati memotong terhadap
lingkaran tumbuh. 17.
Pecah lepas adalah akibat bagian dari badan kayu yang hilang lepas ke arah ke arah memanjang.
18. Pecah slemper adalah pecah sejajar pada bontos yang tidak menembus
badan kearah memanjang, tetapi sebagian kayunya masih menyatu.
2.4. Sertifikasi Ekolabel