Transformasi Data Pemuatan Data
Gambar 5 Arsitektur spatio-temporal data warehouse. 1.
Lapisan bawah Lapisan bawah merupakan tempat pengolahan sumber data warehouse,
sekaligus sebagai data source pada Geoserver dalam melakukan query layer. Dalam penelitian ini digunakan Database Management System DBMS
PostgreSQL dengan library PostGIS untuk mengelola data spasial dan nonspasial menjadi sebuah kubus data.
2. Lapisan Tengah
Lapisan ini terdiri atas spatial OLAP SOLAP server dan web map server. Penelitian ini menggunakan Geomondrian sebagai spatial OLAP server yang
berfungsi menyimpan struktur kubus data dalam bentuk multidimensi dan Geoserver sebagai tempat penyimpanan data geospasial yang berfungsi
menghasilkan layer-layer berdasarkan query yang dapat memberikan bentuk penyajian data dalam bentuk peta. Geomondrian dan Geoserver merupakan
teknologi open source yang dibangun dalam platform Java. Geomondrian menggunakan MultiDimensional eXpression MDX sebagai bahasa yang mampu
menangani struktur data multidimensi. Geomondrian dilengkapi OLAP dan XML for analysis XMLA sebagai Aplication Programming Interface API yang
mendukung fungsi OLAP.
3. Lapisan Atas
Lapisan atas merupakan lapisan untuk end-user berupa hasil query yang dapat menampilkan informasi ataupun ringkasan. Query yang diuji pada Spatial
OLAP SOLAP berupa query dalam bentuk fungsi MDX yang dapat digunakan sebagai model multidimensi. Informasi disajikan dalam bentuk tabel pivot dan
grafik menggunakan Jpivot. Hasil query MDX memiliki kemungkinan dapat disinkronisasikan dengan tampilan peta yang disajikan menggunakan library
Open Layers ataupun GeoExt. Namun, pada penelitian ini, sinkronisasi hasil query dengan tampilan peta tersebut belum berhasil dilakukan. Hal ini disebabkan
karena tool Geomondrian yang belum stabil dan belum mampu melakukan konfigurasi fungsi yang dapat menyinkronisasikan Jpivot dengan library
OpenLayers ataupun GeoExt. Meskipun demikian, penelitian ini sudah dapat menampilkan peta ke dalam sistem Geomondrian. Bentuk visualisasi peta yang
telah diintegrasikan ke dalam sistem ini menggunakan query yang berbeda tidak menggunakan MDX query pada peta, yakni menggunakan filter berupa CQL
Common Query Language. Query tersebut dapat digunakan untuk menyeleksi wilayah atau lokasi yang diinginkan pada peta dan dapat menyeleksi pula letak
hotspot pada waktu tertentu pada wilayah tersebut.