Korelasi antara Dimensi Pohon Penyusunan Persamaan Regresi Antar Dimensi Pohon

Gu = luas bidang dasar ujung seksi batang n = jumlah seksi batang L = panjang seksi batang

3.4. Analisis Data 1. Rasio Dimensi-Dimensi Pohon

Untuk mengetahui pola pertumbuhan perlu mendapatkan nilai rasio dimensi-dimensi pohon Pinus. Nilai rasio ini didapatkan dengan membandingkan dimensi yang satu dengan yang lain. Dimensi-dimensi yang dibandingkan itu sebagai berikut: a. Diameter pangkal Dp dengan Diameter setinggi dada Dbh b. Diameter pangkal Dp dengan Diameter tajuk Djuk c. Diameter bebas cabang Dbc dengan Diameter tajuk Djuk d. Diameter setinggi dada Dbh dengan Diameter tajuk Djuk e. Diameter bebas cabang Dbc dengan Diameter setinggi dada Dbh f. Diameter bebas cabang Dbc dengan Diameter pangkal Dp g. Tinggi tajuk Tjuk dengan Tinggi total Ttot h. Tinggi bebas cabang Tbc dengan Tinggi total Ttot i. Tinggi bebas cabang Tbc dengan Tinggi tajuk Tjuk

2. Korelasi antara Dimensi Pohon

Dimensi-dimensi yang diukur akan dicari korelasinya. Dimensi P. merkusii yang diukur berupa diameter setinggi dada, diameter pangkal, diameter bebas cabang, diameter tajuk, tinggi total serta tinggi bebas cabang . Tingkat keeratan hubungan antara dua peubah diukur dari besarnya nilai koefisien korelasi r dengan rumus : = ∑ − ∑ ∑ ∑ − ∑ ∑ − ∑ Keterangan: x i = Dimensi pohon ke-i y j = Dimensi pohon lainnya ke-j n = Jumlah pohon Nilai r berkisar antara -1 sampai +1. Jika nilai r = -1 maka hubungan diameter dengan dimensi lainnya merupakan korelasi negatif sempurna. Jika r = +1 maka hubungan diameter dengan dimensi pohon lainnya merupakan korelasi positif sempurna. Bila r mendekati -1 atau +1 maka hubungan antara peubah itu kuat dan terdapat korelasi yang tinggi antara kedua peubah itu Walpole, diacu dalam Baroroh 2006.

3. Penyusunan Persamaan Regresi Antar Dimensi Pohon

Pada penelitian ini, persamaan regresi yang dihasilkan mempunyai batasan bahwa variabel bebas dalam suatu persamaan merupakan dimensi pohon yang lebih mudah diukur di lapangan daripada variabel tak bebasnya. Jika terdapat suatu kondisi dimana ada variabel bebas yang tidak berpengaruh terhadap variabel tak bebasnya, hal itu tetap merupakan informasi yang harus dijelaskan. Model- model persamaan yang dibuat umumnya menggunakan hubungan variabel- variabel sebagai berikut : y = fx Dari persamaan tersebut dapat dibuat model persamaan regresi liniernya yaitu : y = βo + β 1 x i + e i. 4. Penyusunan Persamaan Taper Persamaan taper disusun berdasarkan hubungan fungsional antara diameter sepanjang batang d dengan panjang dari pangkal batang h, yang secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut : d = fh Kurva taper dari jenis yang sama tetapi berbeda ukuran dapat disusun dengan bantuan diameter relatif dan tinggi relatif Laasasenaho dalam Wijaksana 2008. Adapun persamaan yang akan dianalisis sebagai berikut : dD = f { hH } dD 2 = f { hH, hH 2 } dD 2 = f { hH } dD = f { hH, hH 2 , hH 3 } dD = f { hH, hH 2 } dD 2 = f { hH, hH 2 , hH 3 } 5. Penentuan Angka Bentuk Batang Pohon Angka bentuk batang f ditentukan dengan cara membandingkan volume aktual yang diperoleh dengan menggunakan rumus Smalian dengan volume silindernya, dimana : f = Keterangan : V a = Volume aktual pohon V sl = Volume silindris, dengan asumsi bahwa bentuk pohon silinder. Beberapa angka bentuk pohon yang akan dicari, yaitu : a. Angka Bentuk Setinggi Dada f bh = 0,25 ℎ b. Angka Bentuk Absolut f abs = 0,25 Keterangan : f bh = Angka bentuk setinggi dada f abs = Angka bentuk absolut Vp = Volume pohon sebenarnya T bc = Tinggi pohon bebas cabang dbh = Diameter setinggi dada dp = Diameter pangkal pohon Volume aktual dihitung dengan menjumlahkan volume tiap seksi batang pohon, dengan menggunakan rumus Smalian, sebagai berikut : V a = ∑ Keterangan: V a = Volume aktual V si = Volume seksi batang ke-i, dimana i = 1, 2, 3,..., n. Sedangkan untuk menghitung besarnya volume tiap seksi batang digunakan rumus Smalian, sebagai berikut : V s = . Keterangan : V s = Volume seksi batang G = Luas bidang dasar pangkal seksi batang g = Luas bidang dasar ujung seksi batang L = Panjang seksi batang Besarnya luas bidang dasar dihitung dengan rumus : Lbds = 0,25 π D 2 , dimana D = diameter yang diukur.

6. Penentuan Kusen Bentuk Batang Pohon