Definisi dan Pengertian Kawasan Konservasi Laut

84 berpindah spill over ke areal sekitarnya. Masyarakat dapat menangkap ikan diluar zona inti TN Bunaken dan di sekitar DPL Blongko dengan menggunakan alat penangkapan yang selektif seperti pancing, set net dan sejenisnya. Oleh karena itu menjadi penting agar kawasan konservasi laut di rancang dalam kerangka pengelolaan sumberdaya perikanan yang berkelanjutan.

6.2 Definisi dan Pengertian Kawasan Konservasi Laut

Merujuk uraian pada tinjauan pustaka, saat ini belum ada definisi KKL yang dikeluarkan secara resmi oleh peraturan perundang-undangan Republik Indonesia. Istilah yang digunakan menurut Undang Undang Nomor 5 Tahun 1990 adalah kawasan suaka alam KSA dan kawasan pelestarian alam KPA, dijabarkan lebih lanjut dengan status kawasan dalam bentuk cagar alam, suaka margasatwa, taman nasional, taman hutan raya dan taman wisata alam. Undang Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan menggunakan istilah taman nasional perairan, taman wisata perairan, suaka alam perairan, dan suaka perikanan. Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990 menggunakan istilah kawasan lindung. Masyarakat pesisir menggunakan istilah daerah perlindungan laut untuk tujuan perlindungan habitat ikan berupa mangrove, lamun maupun terumbu karang. IUCN mendefinisikan KKL dengan pengertian spesifik, yaitu sebagai sebuah areal yang berada di wilayah pasang surut atau diatasnya, termasuk air yang melingkupinya beserta berbagai flora, fauna serta peninggalan sejarah dan berbagai bentuk kebudayaan, yang telah ditetapkan oleh aturan hukum yang berlaku maupun oleh cara-cara lain yang efektif, dilindungi baik sebagian maupun keseluruhannya. Berdasarkan definisi KKL tersebut, pembentukan kawasan konservasi laut dapat mencakup berbagai tujuan atau kepentingan, seperti ilmu pengetahuan, perlindungan peninggalansitus sejarah, perlindungan jenis-jenis biota perairan dan ekosistemnya bahkan kepentingan perikanan. Ukuran KKL bervariasi, dari kawasan sangat luas seperti taman nasional sampai dengan ukuran yang relatif kecil seperti daerah perlindungan laut desa. Definisi kawasan konservasi laut yang dirumuskan melalui Focus Group Discussion FGD dengan melibatkan pakar Komnasko-Laut lebih berorientasi 85 kepada pemahaman wilayah pesisir coastal zone. Ruang lingkup dan batasan kawasan konservasi laut sangat terbatas pada wilayah pasang surut, walaupun didalamnya termasuk kawasan pesisir dan pulau pulau kecil. Batasan ini dapat menimbulkan perbedaan interpretasi pengertian KKL. Pertama, pengertian KKL dimaksud sangat sempit, hanya mencakup wilayah pasang surut intertidal zone. Kedua, definisi di atas belum mengakomodasikan pengertian KKL untuk perairan di dalam dan di luar 12 mil laut serta perairan laut dalam high seas. Saat ini sedang dibahas inisiasi pembentukan KKL di perairan laut dalam oleh para pakar konservasi dunia melalui forum pertemuan internasional, sehingga definisi yang dirumuskan FGD belum mengantisipasi wacana yang berkembang. Sejalan dengan pengertian KKL menurut IUCN dan rumusan tim pakar, serta mengantisipasi perkembangan KKL ke depan, maka penulis menyampaikan gagasan definisi KKL sebagai kawasan pesisir dan lautan tertentu, termasuk tumbuhan dan hewan di dalamnya, serta bukti peninggalan sejarah dan sosial budaya dibawahnya, yang dilindungi secara hukum atau cara-cara lain yang efektif, baik sebagian maupun seluruh lingkungan alamnya . Pengertian kawasan pesisir mengacu pada kesepakatan umum di dunia yang dikemukakan Dahuri et al. 2001 dengan memodifikasi kata wilayah menjadi kawasan, definisi kawasan pesisir adalah suatu kawasan peralihan antara daratan dan lautan. Penggunaan istilah kawasan konservasi laut KKL disepakati pula sebagai terjemahan resmi dari marine mrotected area MPA. KKL dapat mencakup areal yang cukup luas seperti taman nasional 1 juta ha, maupun kawasan konservasi laut yang berskala kecil seperti daerah perlindungan laut 10 ha. Dengan demikian pengertian KKL di Indonesia antara lain meliputi KSA, KPA, kawasan konservasi laut daerah KKLD serta daerah perlindungan laut DPL pada skala desa. Penulis menyarankan pula penggunaan satuan ukuran luas KKL dari hektar menjadi satuan luas km2 dengan satuan jarak mil laut. Penggunaan satuan luas hektar umumnya digunakan di daratan.

6.3 Dukungan Peraturan Perundang-undangan dan Kelembagaan