Keteguhan Patah Modulus of Rupture

Berdasarkan hasil analisis sidik ragam yang telah dilakukan diketahui bahwa posisi kayu dan interaksi keduanya berpengaruh nyata terhadap MOE papan partikel, sedangkan kadar perekat tidak berpengaruh nyata terhadap MOE papan partikel. Hasil analisis sidik ragam MOE dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9 Analisis sidik ragam MOE papan partikel Sumber Keragaman DB Jumlah Kuadrat Kuadrat Tengah F-Hitung Pr F Posisi kayu 2 118098271.0 59049135.5 17.86 .0001 ⁿ Kadar perekat 2 14906612.0 7453306.0 2.25 0.1338 ⁿ Posisi kayu kadar perekat 4 77655975.5 19413993.9 5.87 0.0033 ⁿ Keterangan : = interaksi, n = nyata, tn = tidak nyata Hasil uji lanjut Duncan menunjukkan bahwa posisi kayu dan interaksi keduanya memberikan berpengaruh nyata terhadap MOE papan partikel yang dihasilkan. Hasil pengujian menghasilkan nilai MOE terbaik yaitu cabang dengan kadar perekat 4 dan cabang dengan kadar perekat 3, namun cabang dengan kadar perekat 3 memiliki nilai yang optimal terhadap MOE papan partikel yang dihasilkan yaitu 12854,03 kgcm² hal ini karena nilai MOE yang dihasilkan lebih tinggi dibandingkan dengan kombinasi lainnya serta secara ekonomis lebih mengefisienkan penggunaan perekat.

4.2.2 Keteguhan Patah Modulus of Rupture

Modulus of Rupture atau modulus patah merupakan kemampuan papan untuk menahan beban hingga batas maksimum. Nilai rata-rata MOR papan partikel yang dihasilkan berkisar antara 63,04 kgcm 2 sampai 109,06 kgcm². Nilai MOR papan partikel tertinggi terdapat pada papan partikel cabang dengan kadar perekat 4 sebesar 109,06 kgcm², sedangkan nilai MOR terendah terdapat pada papan partikel batang atas dengan kadar perekat 4 sebesar 63,04 kgcm². Nilai rata-rata hasil pengujian MOR papan partikel dapat dilihat pada Gambar 11. Gambar 11 Histogram Modulus of Rupture papan partikel Gambar 11 menunjukkan bahwa nilai rata-rata keteguhan patah papan partikel yang dihasilkan sebagian besar telah memenuhi standar JIS A 5908-2003 yang mensyaratkan nilai keteguhan patah papan partikel minimal 82 kgcm². Hanya terdapat 4 buah papan yang tidak memenuhi standar yaitu batang bawah 3, batang atas 3 dan batang atas 4 serta cabang 5 dengan nilai keteguhan patah masing-masing sebesar 64,09 kgcm², 66,73 kgcm² dan 63,04 kgcm² serta 77,64 kgcm². Hal ini diduga disebabkan kerapatan yang dihasilkan lebih rendah bila dibandingkan dengan papan partikel lainnya. Semakin tinggi kerapatan papan partikel yang dihasilkan maka sifat keteguhan patah papan partikel juga akan semakin tinggi Haygreen dan Bowyer 1996. Faktor yang mempengaruhi keteguhan patah papan partikel adalah berat jenis kayu, geometri partikel, kadar perekat, kadar air lapik, prosedur kempa Koch 1972 dalam Nurywan 2007. Berdasarkan hasil analisis sidik ragam yang telah dilakukan diketahui bahwa posisi kayu, kadar perekat dan interaksi keduanya tidak berpengaruh nyata terhadap MOR papan partikel yang dihasilkan. Hasil analisis sidik ragam MOR dapat dilihat pada Tabel 10. 64,09 66,73 85,76 88,46 63,04 109,06 95,21 83,40 77,64 0,00 20,00 40,00 60,00 80,00 100,00 120,00 B. Bawah A1 B. Atas A2 Cabang A3 M OR k gcm ² Posisi kayu dalam pohon Kadar Perekat 3 Kadar perekat 4 Kadar Perekat 5 JIS A 5908-2003 82 kgcm² Tabel 10 Analisis sidik ragam MOR papan partikel. Sumber keragaman DB Jumlah Kuadrat Kuadrat Tengah F -Value Pr F Posisi kayu 2 1856.932274 928.466137 3.28 0.0611 ⁿ Kadar perekat 2 1211.535741 605.767870 2.14 0.1467 ⁿ Posisi kayu kadar perekat 4 2587.392281 646.848070 2.28 0.1002 ⁿ Keterangan : = interaksi, n = nyata, tn = tidak nyata

4.2.3 Keteguhan Rekat Internal Internal Bond